Anda di halaman 1dari 3

metro banjar � serambi ummah � spirit kalsel � diafragma � pasar

berita cetak
home
berita utama
nusantara
banjarmasin bungas
bisnis
sport vaganza
local sport
opini
hot line
kalimantan selatan
kalimantan timur
kalimantan tengah
hiburan-gaya hidup
internasional
berita kemarin
info data & media
banjarmasin post
susunan redaksi
pasang iklan
order cetak
berlangganan
supporting by
thursday, 02 august 2007 01:19
"menantang" bpost oleh: rasyid ridho
sekretaris yayasan ukhuwah banjarmasin

dalam salah satu catatan hariannya yang terangkum dan diterbitkan dalam catatan
harian seorang demonstran, aktivis tahun 60-an soe hok gie menulis; pers
seharusnya tidak menulis apa-apa yang diinginkan publik, melainkan menulis apa
yang diperlukan publik, memiliki fungsi edukatif.

apa yang ditulis oleh gie di atas sepertinya masih berlaku untuk fungsi pers
dewasa ini. karena saat ini dan dalam beberapa tahun terakhir, banyak
bermunculan media, baik cetak maupun elektronik tanpa dapat terbendung oleh
pemerintah. hal ini terutama terjadi pascaruntuhnya pemerintahan soeharto.

akibat euforia reformasi itulah akhirnya fungsi pers tidak terkontrol dengan
baik, sehingga yang terjadi pers bukanlah wadah sarana untuk kebutuhan informasi
masyarakat, melainkan lebih menjurus kepada kepentingan golongan tertentu.
misalnya saja, ada seseorang yang telah atau akan menjadi kepala daerah, maka
dibangunlah sebuah perusahaan media (kebanyakan media cetak) untuk
kepentingannya melaju ke kursi nomor satu.

ada juga media yang terbitnya tanpa waktu yang jelas, apakah minggu ini atau
akhir tahun nanti. yang pasti. koran ini pasti terbit di hari jadi kabupaten,
kota atau provinsi, karena momen tersebut merupakan "tambang" bagi media seperti
ini untuk mengeruk keuntungan dari �ucapan selamat� yang iklannya dipasang oleh
pengusaha atau pejabat.

bukan hanya itu, koran jenis ini juga terus harus bekerja keras, sehingga tidak
ada lagi batas antara atasan dan bawahan. soalnya, masing-masing bergerilya
mencari pelanggan secara door to door agar dapat bertahan untuk penerbitan
berikutnya.

yang saya paparkan di atas merupakan gambaran keadaan dunia pers kita saat ini
sekaligus merupakan tantangan pertama untuk hut banjarmasin post yang ke-36 kali
ini. terutama yang paling ditekankan adalah fungsi edukatif. alhamdulillah
selama ini saya telah melihat adanya fungsi edukatif di bpost, seperti adanya
kolom untuk warga mengungkapkan uneg-uneg mereka melalui sms dan �surat pembaca�.
pemberitaan yang disuguhkan mulai berorientasi kepada mencerdaskan masyarakat.

hanya yang menjadi catatan saya adalah pada kolom berita kriminal. di sini
sepertinya harus ekstra hati-hati, jangan sampai pemberitaan yang diekspos malah
mendidik masyarakat berperilaku kriminal. kita justru berharap berita itu
membuat masyarakat semakin menjauhi tindak kriminalitas.

tantangan kedua yang ingin saya berikan kepada bpost adalah apa yang terjadi di
dunia pers saat ini sungguh memprihatinkan. saya tahu akan hal ini, karena
pernah bergelut di dunia jurnalistik beberapa tahun. sehingga mengerti bahwa di
balik dunia kewartawanan, selain dunia putih juga terdapat dunia kelam.

dunia putihnya adalah keinginan wartawan mengungkap kebenaran kepada publik,


namun hal itu kerap dan bahkan sering terhalang dengan yang namanya �amplop�.
amplop di sini bukan hanya sekadar amplop, namun berisi benda dengan simbol
�rupiah�
yang di belakangnya terletak angka yang nol-nya kadang mencapai di atas enam.
bukankah menerima pemberian dalam bentuk apa pun merupakan pelanggaran terhadap
kode etik jurnalistik?

ini bukanlah tantangan yang mudah. karena untuk menolak pemberian, terutama dari
narasumber dengan alasan transportasi, tergantung iman jurnalis atau wartawan.
perusahaan akan sangat kesulitan melakukan pengawasan mengingat yang dilakukan
atasan hanya sebatas mengingatkan. namun filter dapat dilakukan, salah satunya
meningkatkan kesejahteraan wartawan. salah satu alasan utama si jurnalis mengapa
menerima amplop karena gaji yang rendah dan ini yang kerap menggerus
independensi dan profesionalisme wartawan yang sebenarnya memiliki niat suci.

tapi untuk bpost saya harus bersyukur, karena (kalau tidak salah) pada hut bpost
ke-34 lalu, pimpinan umum bpost group hg. rusdi effendy, ar tegas menyatakan
wartawan yang menggunakan profesinya untuk kepentingan pribadi akan
diberhentikan. namun, pernyataan satu orang ini tidaklah cukup jika tidak dikuti
pengawasan ketat, konsistensi dan evaluasi yang terus menerus.

tantangan ketiga yang harus dilakukan di hut bpost yang ke 36 ini adalah
merealisasikan dua tantangan yang saya tulis di atas. ini bukanlah menggurui
apalagi mendikte koran banua yang sudah besar ini. mungkin lebih tepat sebagai
wahana saling mengingatkan, sehingga bpost benar-benar menjadi the real
korannnya urang banjar.

rasanya cukup ini yang saya persembahkan sebagai "hadiah" di hut bpost yang ke-36
tahun ini. di luar ini pasti masih banyak tantangan yang harus dihadapi. namun
dengan semangat yang ditanamkan oleh almarhum djok mentaja dan rekan, berbagai
tantangan itu pasti akan dapat dilalui denga mudah. akhirnya tidak ada kata lain
yang saya ucapkan untuk bpost selain; bravo, bpost..!

e-mail: rasyid_ridho12@yahoo.com
copyright � 2003 banjarmasin post

opini & tajuk


"menantang" bpost

tajuk - gunakan kekayaan untuk memakmurkan rakyat


suara rekan - kartu merah bagi kepala daerah

mereka bicara

gedung hj djok mentaya, jl as musyaffa no16 banjarmasin 70111 phone: +62-511-


3354370
fax: +62-511-4366123

Anda mungkin juga menyukai