(EPDERMS DAN DERVAT-DERVATNYA ~ GABUS) Epidermis merupakan jaringan paling luar pada setiap organ tumbuhan, misal : batang, akar, daun, dan sebagainya. Juga pada bunga, buah, biji sebelum mengalami penebalan sekunder. Epidermis melindungi bagian dalam organ tumbuhan, sehingga disebut jaringan pelindung. Fungsi epidermis : _ Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan _ Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik _ Sebagai pelindung terhadap perubahan toC _ Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan Epidermis akar disebut juga epiblem/rhizodermis; hanya dijumpai pada akar yang masih muda. Pada akar dan batang yang telah mengalami penebalan sekunder, fungsi epidermis diambil alih oleh jaringan di bawahnya yaitu periderm ~ jaringan gabus. Epidermis Spermatophyta biasanya hanya terdiri 1 lapis sel. Tetapi pada beberapa tumbuhan tertentu terdapat beberapa lapis sel epidermis, yang secara morfologi dan fisiologi berbeda dengan jaringan dasar bagian dalam. Lapisan ini secara ontogeni berkembang dari 2 jaringan meristem yang berbeda. - Lapisan epidermis dari protoderm ~ 1 lapisan terluar - Lapisan hipodermis/hidrodermis, dari meristem dasar terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan epidermis dan hipodermis tersebut bersama-sama sering disebut sebagai multiseriate epidermis/multiple epidermis/epidermis ganda. Epidermis seperti ini dapat dijumpai pada beberapa tumbuhan tertentu. Misal : Moraceae (Ficus elastica), Begoniaceae, Piperaceae, Chenopodiaceae. Velamen pada tanaman anggrek juga merupakan epidermis multiseriate. Hipodermis sel-selnya sering untuk menyimpan air disebut jaringan air/hidrodermis. Derivat epidermis : Adalah suatu bangunan/alat tambahan pada epidermis yang berasal dari sel inisial yang sama dengan epidermis tertentu mempunyai struktur dan fungsi yang berlainan dengan epidermis itu sendiri. Macam-macam derivat epidermis : - Stoma(ta) - sel kipas - sel kersik - trikoma(ta) - velamen - litokis, dll Bentuk-bentuk sel epidermis, bermacam-macam, misalnya : - seperti kubus/prisma, tidak teratur dari permukaan merupakan segi banyak, ada yang dindingnya berkelok-kelok tidak teratur, memanjang pada Monokotil. Sifat-sifat sel epidermis : _ Selnya masih hidup, susunan rapat satu sama lain, tanpa ruang antar sel. _ Plasma sel merupakan selaput, melekat pada dinding sel dengan sebuah vakuola yang besar di pusat yang berisi cairan sel. Kadang-kadang berisi antosian pada mahkota bunga dan daun Zebrina pendula dan kol merah _ Plastida umumnya berupa leukoplas, hanya pada beberapa tumbuhan tertentu beberapa Pteridophyta dan tumbuhan air dan tumbuhan yang hidup di tempat teduh dapat dijumpai kloroplas. _ Dinding luar yang berbatasan dengan udara luar relatif lebih tebal daripada dinding sel sebelah dalam Dinding luar epidermis biasanya mengandung kutin (senyawa lemak) terdapat di antara / dalam ruang inter fibrilar / inter miselar selulosa. Di sebelah luar dinding luar biasanya dilapisi dengan kutikula. Biasanya kutikula tidak dijumpai pada akar yang tumbuh aktif. Tebalnya kutikula tidak sama pada semua tumbuhan, umumnya lebih tebal pada tumbuhan yang hidup pada habitat kering. Pada permukaan kutikula sering dijumpai endapan lilin yang menyebabkan daun dan buah menjadi berkilat. Dijumpai ada tanaman : Brassica, Dianthus, Saccharum, daun Musa untuk menjaga kelembaban permukaan Keterangan mengenai beberapa derivat epidermis : 1. STOMATA Fungsi stomata : _ Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis _ Sebagai jalan penguapan (transpirasi) _ Sebagai jalan pernafasan (respirasi) Susunan anatomi sebuah stoma dilihat pada penampang lintang : 1. sel penutup 2. sel tetangga 3. porus 4. dinding perut 5. dinding punggung 6. dinding luar 7. dinding dalam 8. rigi luar 9. rigi dalam TPE-TPE STOMA : ditinjau dari berbagai sudut : Ditinjau dari bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah membukanya sel penutup. a) Tipe Amaryllidaceae b) Tipe Gramineae c) Tipe Mnium d) Tipe Heleborus Menurut jumlah dan letak sel tetangga pada Dicotyledoneae a) Tipe Ranunculaceae / anomositik / irregular celled - jumlah sel tetangga tdak tertentu - sel tetangga = epidermis - terdapat : Ranunculaceae, Sambucus sp, Heleborus sp dan Cucurbita sp b) Tipe Caryophyllaceae/Labiatae/diasitik/cross-celled - 2 sel tetangga - dinding pemisah tegak lurus panjang stoma - terdapat : Labiatae, misa : Orthosiphon stamineus c) Tipe Rubiaceae/parasitik/paralel-celled - 2 sel tetangga - dinding pemisah searah poros panjang stoma - terdapat : Rubiaceae, Erythroxylon coca, Phaseolus sp d) Tipe Cruciferae/Solanaceae/anisositik/unequal-celled - umumnya 3 sel tetangga - salah satu lebih kecil/lebih besar dari yanglain - terdapat : Solanaceae, misal : Datura metel, Nicotiana tabacum e) Tipe aktinositik/radiate celled - 4 atau lebih sel tetangga - tersusun radier - terdapat : Proteaceae f) Tipe siklositik modifikasi tipe aktinositik - 4 atau lebih sel tetangga - tersusun teratur membentuk lingkaran mengelilingi stoma - terdapat : Proteaceae Stebbins & Khush (dalam Fahn, 1991) mengemukakan tipe-tipe stoma pada Monokotil. 1. Sel penutup / sel penjaga dikelilingi oleh 4-6 sel tetangga Umumnya dijumpai pada anggota Araceae, Commelinaceae, Musaceae, Cannaceae, Zingibraceae. 2. Sel penutup stoma dikelilingi oleh 4-6 sel tetangga, yang 2 bentuknya bundar, lebih kecil dan terdapat di ujung sel penutup stoma. Umumnya dijumpai pada anggota Palmae, Pandanaceae, Cyclantaceae. 3. Sel penutup dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang sama dengannya, 1 setiap sisi. Contoh pada anggota Pontederiaceae, Flagellariaceae, Butomales, Alismatales, Potamogetonales, Cyperales, Graminales, Juncales, dan lain-lain. 4. Sel penjaga tidak bergabung dengan sel sel tambahan yang manapun. Contoh pada Liliales (kecuali Pontederiaceae) Dioscoreales, Amaryllidales, ridales, Orchidales, dll. Menurut letak sel-sel penutup terhadap permukaan epidermis : a) Tipe paneropor Mesophyta b) Tipe kriptopor Xerophyta, Pinus sp, Ficus sp c) Tipe yang menonjol di atas permukaan helaian daun tumbuhan air yang daunnya terapung (misal : Teratai) Menurut sejarah terjadinya : a) Mesogenus : sel penutup dan sel tetangga berasal dari sel induk yang sama b) Perigenus : sel induk tidak sama, sel tetangga berasal dari sel yang terletak di sekitar sel induk penutup stoma c) Mesoperigenus : sel penutup dan salah satu sel tetangga sel induknya sama, sel tetangga yang lain dari sel induk di sekitar s.i. penutup stoma 2. TRKOMA(TA) (Rambut Daun) _ Trikoma adalah alat tambahan pada epidermis yang berupa tonjolan/rambutrambut _ Dijumpai pada seluruh organ : daun, batang, bunga, buah, akar; tetapi terutama terdapat pada daun disebut rambut daun. Berdasar jumlah sel penyusunnya, dibedakan menjadi : - Trikoma uniseluler (tunggal) : berupa sebuah sel, umumnya tidak bercabang tetapi kadang-kadang bercabang. - Trikoma multiseluler (bersel banyak) : merupakan 1 deretan sel/beberapa lapis (deretan) sel. Ada yang terdiri dari bagian tangkai + bagian kepala; bercabang seperti pohon (dendroid) atau dapat juga mempunyai cabang yang memanjang dan mendatar (stellate hairs) Berdasar ada tidaknya fungsi sekresi, dibedakan menjadi : a) Trikoma non glanduler (tanpa kelenjar) : sering disebut " rambut biasa " (rambut pelindung) : - bila sel-selnya tidk berfungsi sebagai jaringan sekretoris Contoh : _ Papillae (papila) : terdapat pada corolla/perhiasan bunga _ Rambut uniseluler sederhana / multiseluler uniseriat : umumnya dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Hordeum, Gossypium (rambut biji), Ceiba pentandra (rambut buah). _ Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih secara nyata sekali - tidak bertangkai duduk disebut sisik - bertangkai rambut berbentuk perisai (peltata) _ Rambut multiseluler yang berbentuk bintang (stelata) atau berbentuk seperti tepat lilin (kandelabrum) - Rambut bintang : pada Styrax officinalis, Hibiscus tiliaceus (Fahn Gb. 89 2,3 287) - Rambut kandelabrum : Verbasum (Fahn Gb 89 1 / hal 287) _ Rambut kasar multiseriat : pada pangkal tangkai daun Portulaca oleracea pada Schizanthus dan spesies-spesies tertentu dari Compositae (Fahn Gb 89 4 / hal 287) _ Rambut uniseluler pada tembakau (Nicotiana tabacum) _ Rambut-rambut pada akar (rambut akar) ~ adalah sel epidermis berbentuk tabung memanjang, umumnya tidak bercabang, dinding tipis, vakuola lebar, umumnya uniseluler kecuali pada Kalanchoe fedschenkoi pada akar udara ditemukan rambut akar yang bercabang. Dihasilkan oleh sel epidermis tertentu yang disebut trikoblast / sel berambut / sel pilifer. Sel ini umumnya kurang memanjang dibandingkan sel epidermis yang lain. Rambut akar dibentuk pada akar muda, di luar daerah meristematik. Umumnya umur rambut akar singkat (beberapa hari). Dengan kematian rambut akar dan bila sel tidak mengelupas dinding sel epidermis menjadi bergabus dan berlignin. b) trikoma glanduler /rambut kelenjar Apabila selnya atau salah satu selnya mempunyai fungsi sekresi sebagai sel/ jaringan sekretoris. Trikom yang terdiri dari bagian tangkai dan kepala, umumnya fungsi sekresi di bagian kepala. Contoh : _ Trikom sekresi garam : rambut seperti gelembung yang terdiri atas sel sekresi yang besar di ujung tangkai yang terdiri atas 1 atau beberapa sel. Misal : pada Atriplex portulacoides _ Kelenjar multiseluler terdiri atas beberapa sel sekresi dan sel pengumpul di pangkal. Misal : - Kelenjar kapur pada Plumbago capensis - Kelenjar garam pada Limonium, Avicenia dan Tamarix _ Hidatoda trikom : Trikom yang mengeluarkan larutan encer yang berisi beberapa bahan organik dan anorganik Misal : pada daun muda dan batang Cicer arientinum : terdiri dari tangkai uniseriat dan kepala lonjong yang bersel banyak. _ Trikoma sekresi nektar / klj madu : misal pada Abutilon, corolla Lonicera yaponica, Trapaeolum majus (Lihat Fahn / Gb. 257 & 258) _ Trikoma sekresi getah : misal pada ochrea Rumex dan Rheum getah terutama polisakarida _ Rambut sengat : misal pada Urtica, Fleurya interupta (lateng) - terdiri sel tunggal, panjang, pangkal melebar seperi kandung kemih, bagian atas menyempit seperti jarum, ujung mengalami penebalan (silika, agak ke bawah dengan kalsium). Di dalam sel berisi cairan : Histamin, Acetil cholin & Na-formiat yang menyebabkan rasa gatal. _ Koleter : trikom yang menghsilkan bahan lengket disebut rambut pere kat. Berbentuk seperti gelembung, terdiri dari bagian kepala dan tangkai, baik uniseluler maupun muli seluler. Tangkai kadang-kadang tidak ada. Misal daun dan tunas-tunas Rosa, Aesculus, Coffea dan lainlain. _ Pada Ortosiphon stamineus : 1 sel tangkai dan 4 sel kepala Mentha piperita : sel kepala : 8 sel kepala Di dalam sel trikoma umumnya tipis dan mengandung selulosa, tetapi ada yang mengalami lignifikasi sehingga dindingnya tebal. Fungsi trikoma pada masing-masing organ : _ Pada akar : untuk memperluas bidang penyerapan air dan unsur-unsur hara _ Pada daun : untuk mengurangi besarnya penguapan, mengurangi gangguan hewan/manusia, meneruskan rangsang (trikoma kaya akan plasma) _ Pada bunga : nectaria mengeluarkan madu untuk menarik serangga membantu penyerbukan. Pada kepala putik mengeluarkan zat perekat ss mudah melekat terjadi penyerbukan pembuahan _ Pada biji : biji menjadi ringan mudah diterbangkan oleh angin membantu penyebaran - mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji menyerap air biji lekas berkecambah dan tumbuh _ Pada batang : untuk mengurangi penguapan dan untuk memanjat (Kaktus, Rotan) KEGUNAAN TRKOMA bagi manusia, antara lain : _ Rambut biji kapas (Gossypium sp) bahan penting untuk tekstil _ Rambut buah kapok (Ceiba pentandra) bahan kasur _ Rambut kelenjar daun Mentha piperita bahan obat mengandung minyak permen _ Rambut kelenjar daun teh (Camellia sinensis) aroma pada air teh Beda antara Trikoma, Emergensia dan Spina _ Trikoma : tonjolan pada permukaan organ yang dibentuk oleh sel epidermis mudah lepas _ Emergensia : tonjolan pada permukaan organ yang tidak hanya dibentuk oleh sel-sel epitelium tetapi juga dibentuk oleh sel-sel sub epidermal, yaitu sel-sel atau jaringan-jaringan yang terdapat di daerah cortex. Contoh : - tonjolan-tonjolan pada buah kecubung (Datura metel) - rambut-rambut pada kulit buah rambutan - duri tempel pada tanaman mawar masih agak mudah lepas _ Spina : adalah duri dalam arti yang sebenarnya. Tonjolan pada permukaan epidermis yang dibentuk oleh sel-sel atau jaringan di daerah stele. Contoh : duri pada batang Bougainviella spectabilis 3. SEL KPAS/BULLFORM CELL : Dijumpai pada Gramineae dan anggota Monocotyledoneae yang lain, kecuali Helobiae, berupa sel-sel berdinding tipis dengan vakuola yang besar, ukuran sel lebih besar dibandingkan sel-sel epidermis. Sel-sel ini dapat terdapat di seluruh permukaan adaksial daun/berupa deretan sejajar yang terpisah di antara tulang-tulang daun. Sel-sel ini tersusun seperti kipas dan sel pusatnya adalah yang paling tinggi. Sel kipas mengandung banyak ar dan tanpa/hampir tidak mengandung kloroplas. Fungsi sel kipas : Berfungsi dalam proses pembukaan gulungan daun dalam tunas dan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan 4. SEL KERSK DAN SEL GABUS Pada Gramineae, terdapat di antara sel-sel epidermis. Yang memanjang yang disebut sel panjang terdapat juga yang dinamakan sel pendek. Sel pendek ini terdiri atas 2 tipe sel, yaitu : sel silika dan sel gabus. Kedua macam sel ini sering dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun. Sel silika : mengandung badan-badan silika (SiO2) yang berbentuk bulatan, elips, halter/pelana. Dijumpai juga pada tanaman Cyperaceae, Equisetinae dan Ficus dan beberapa Monocotyledoneae lainnya. Kandungan silikon dalam sel muda rendah, akumulasinya tinggi pada sel yang mengalami proses menua. Sel gabus : dinding selnya disisipi suberin (gabus). Fungsi sel gabus dan sel silika : memperkuat batang, kulit batang menjadi keras. 5. LTOKS Dijumpai pada daun Ficus sp (beringin), di antara sel-sel ep ada yang mengalami penebalan secara centripetal yang tersusun oleh tangkai selulosa dengan deposisi/endapan Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti sarang lebah dan disebut sistolit. BAHAN PRAKTKUM UNT 8 Preparat 1 : Epidermis batang Sacchharum officinarum (dalam air) Familia : Gramineae/Poaceae Perbesaran : Kuat Keterangan : 1. Sel silika 2. Sel gabus 3. Sel panjang 4. Sel pendek Preparat 2 : risan epidermis bawah daun Nicotiana tabacum (dalam air) Familia : Solanaceae Perbesaran : Kuat Keterangan : 1. Sel epidermis 2. Sel apikal 3. Sel medial 4. Sel basal 5. Trikoma Preparat 3 : risan epidermis bawah daun Zea mays (dalam air) Familia : Gramineae/Poaceae Perbesaran : Kuat Keterangan : 1. Sel epidermis 2. Sel tetangga 3. Sel penutup stoma 4. Porus Preparat 4 : risan epidermis bawah daun Orthosiphon stamineus (dalam air) Familia : Labiatae/Labiatae Perbesaran : Kuat Keterangan : 1. Stoma 2. Sel tetangga SOAL-SOAL LATHAN 1. Sebutkan minimal 4 macam derivat epidermis. 2. Apa fungsi stoma ? 3. Sebutkan dan gambarkan 2 macam bentuk sel penutup stoma. 4. Sebutkan tipe stoma pada daun tembakau. 5. Apakah tipe stoma pada daun jagung ? 6. Apakah beda antara trikoma glanduler dan non glanduler ? 7. Sebutkan fungsi trikoma bagi tumbuhan. 8. Sebutkan derivat epidermis yang terdapat pada kulit batang tebu 1. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan 11.1 Daftar isi sembunylkan A Sel dan !arlngan 1umbuhan 4 !arlngan MerlsLem ( !arlngan Lmbrlonal ) 4 2 2 !arlngan ermanen ( !arlngan uewasa ) 2 a !arlngan Lpldermls 22 b !arlngan arenklm ( !arlngan uasar) 22 ) arenklm Aslmllasl 222 2) arenklm enlmbun 223 3) arenklm Alr 224 4) arenklm udara 23 C !arlngan enyokong 23 ) kolenklm 232 2) Sklerenklm 24 d !arlngan engangkuL 24 ) xllem 242 2) lloem 23 8 Crgan ada 1umbuhan 23 Akar 232 2 8aLang 233 3 uaun 234 4 8unga 26 C roses engangkuLan ada 1umbuhan 26 roses engangkuLan Alr dan Caram Mlneral 26 a engangkuLan LksLravaskuler 262 b engangkuLan melalul berkas pengangkuLan (pengangkuLan lnLravaskuler) 262 2 lakLor lakLor ?ang Mempengaruhl engangkuLan Alr 262 a uaya Plsap uaun (1arlkan 1ransplrasl) 2622 b kapllarlLas 8aLang 2623 c 1ekanan Akar 263 3 engangkuLan Pasll loLoslnLesls 27 u embudldayaan 1anaman uengan 1eknlk Cangkk dan SLek A. Sel dan Jaringan Tumbuhan Secara evolusi, tumbuhan berbiji merupakan organisme yang telah teradaptasi dengan lingkungan di daratan. Tumbuhan memiliki karakteristik dalam struktur dan fungsi khusus untuk menunjang kehidupannya di daratan tersebut. Pola struktur jaringan tumbuhan bervariasi dalam setiap jenis tumbuhan yang tergantung pada tahap pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan itu sendiri. Umumnya, tumbuhan berbiji memiliki struktur dasar organ yang sama, yaitu terdiri atas: akar, batang, dan daun. Namun, ketiga struktur organ tersebut memiliki variasi dalam hal ukuran, bentuk, dan fungsi pada setiap jenis tumbuhan. Adanya variasi dari ketiga struktur dasar tersebut memungkinkan tumbuhan dapat melangsungkan kehidupannya dalam lingkungan yang beragam, seperti di daerah perairan dun gurun pasir yang tandus. semua jenis tumbuhan memiliki dasar persoalan yang sama yaitu bagaimana mereka dapat memperoleh air dari dalam tanah, melalui batang dan membawanya hingga sampai di daun untuk bahan dasar fotosisntesis dengan bantuan sinar matahari. secara umum, tumbuhan memiliki dua sistem organ, yaitu: sistem pucuk-(shoot system) yang terletak di bagian atas tanah yang membentuk organ batang, daun, tunas, bunga, buah, dan biji; sistem akai (root systen), yang terletak di bawah tanah membentuk organ akar umbi, dan akar rimpang (rizoma). Semua organisme tersusun oleh sel yang memiliki variasi dalam bentuk, ukuran, dan fungsi. sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan karena memiliki struktur khusus, di antaranya sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang nyata dan bersifat kaku sehingga tumbuhan tidak dapat bebas berpindah tempat sebagaimana hewan. Di samping itu, sel tumbuhan memiliki organel khusus untuk fotosintesis, yaitu kloroplas (plastida). Kloroplas mengandung pigmen klorofil yang dapat mengabsorpsi energi matahari dan dapat mengubah senyawa anorganik (CO, dan-air) menjadi senyawa karbohidrat yang dapat digunakan oleh makhluk hidup lain sebagai makanan. Dengan struktur demikian, maka tumbuhan hijau merupakan produsen bagi organisme lain dan bersifat fotoautotrof. Bentuk sel tumbuhan bermacam-macam. Ada yang berbentuk seperti kubus, prisma, kotak, elips, poligonal, memanjang seperti serabut dan ada yang seperti pipa. ukuran rata-rata sel tumbuhan berkisar antara 10 - 100 m. Beberapa sel tumbuhan memiliki diameter sampai 1 mm atau lebih, sehingga dapat dilihat langsung dengan mata biasa. pada dasarnya, tumbuhan mempunyai dua bagian utama, yaitu protoplas dan dinding sel. Protoplas terdiri atas bagian-bagian yang bersifat hidup dan tidak hidup. Sedangkan, dinding sel bersifat tidak hidup. Ciri khas yang lain dari sel tumbuhan adalah memiliki vakuola yang besar yang berperan sebagai tempat cadangan makanan dan memelihara kekakuan dinding sel dari cengkraman stress lingkungan. Kelompok sel tumbuhan tertentu membentuk suatu kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama dan disebut jiringan. jaringan pada tumbuhan berasal dari pembelahan sel embrional yang berdiferensiasi menjadi bermacam-macam bentuk vang memiliki fungsi khusus. Berdasarkan aktivitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa (permanen). Berikut akan diuraikan karakateristik dari kedua macam jaringan tersebut secara rinci. 1. Jaringan Meristem ( Jaringan Embrional ) Meristem adalah jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus (bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada tumbuhan. Berdasarkan Ietaknya, meristem dibedakan atas: a) meristem apikaI (meristem ujung) terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta ujung akar, b) meristem interkaIar/aksiIar (meristem antara), terdapat di antara jaringan dewasa, misaInya pada pangkaI ruas batang, c) meristem IateraI (meristem samping), terIetak sejajar dengan permukaan organ, misaInya kambium dan kambium gabus. Pada umumnya, sel-sel penyusun jaringan meristem berdinding tipis, isodiametris, dan relatif kaya akan protoplasma. Vakuola sel meristem sangat kecil dan tersebar di seluruh protoplasma. Jaringan ini terdiri atas sel- sel yang belum terdiferensiasi. Kemampuan jaringan meristem untuk bermitosis secara terus- menerus menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi dan besar. Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem digolongkan menjadi dua, yaitu meristem primer dan meristem skunder. Meristem primer berasal dari jaringan embrional (embrio/lembaga) yang membelah secara mitosis dan menghasilkan pertumbuhan primer pada tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi. Meristem primer biasanya terdapat pada ujung (pucuk) batang dan ujung akar. Meristem sekunder berasal dari jaringan dewasa yang selselnya telah berkembang lebih lanjut (terdiferensiasi), biasanya pada tumbuhan dikotil. Dari jaringan meristem sekunder akan menghasilkan pertumbuhan sekunder yang menyebabkan batang menjadi bertambah besat misalnya aktivitas kambium pada batang tumbuhan clikotil akan menghasilkan pembuluh kayu (xilem) ke bagian dalam dan pembuluh tapis (floem) ke bagian luar. Selain itu, terdapat kambium gabus (felogen) yang juga merupakan bagian dari pertumbuhan sekunder yang disebut periderm. Kambium gabus terdiri atas tiga bagian yaitu: 1) feIem, yaitu jaringan gabus itu sendiri yang tersusun atas seI - seI mati 2) feIogen, yaitu bagian kambium gabus yang mengarah ke Iuar membentuk feIem 3) feIoderm, yaitu bagian vang dibentuk feIogen kearah daIam dan merupakan jaringan yang sifatnva serupa parenkim dan terdiri atas seI-seI hidup. 2. Jaringan Permanen ( Jaringan Dewasa ) Jaringan dewasa merupakan kelompok sel tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel - sel meristem dan telah mengalami pengubahan bentuk yang disesuaikan dengan fungsinya (Diferensiasi). Jaringan dewasa ada yang sudah tidak bersifat meristematik lagi (sel penyusunnya sudah tidak membelah lagi) sehingga disebut jaringan permanen. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat macam jaringan yaitu: a. Jaringan Epiderm b. Jaringan Dasar (Parenkim) c. Jaringan Penyokong d. Jaringan Pengangkut.
a. Jaringan Epidermis Epidermis rnerupakan jaringan paling luar vang menutupi permukaan organ tumbuhan, seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. Bentuk, ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Ciri khas sel epidermis adalah sel-- selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin. Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus. Dinding luar sel epidermis biasanva mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap di antara selulosa penvusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar kutikula kadangkala kita temukan lapisan lilin vang kedap air untuk mengurangi penguapan air. Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang telah berubah struktur dan f ungsinva diantaranya adalah: stomata (mulut daun) yang berperan sebagai tempat pertukaran gas dan uap air, trikoma yang berupa tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami penebalan sekunder. Trikoma ini berperan sebagai kelenjar yang mengeluarkan zat seperti terpen, garam, dan gula; rambut akar merupakan tonjolan epidermis akar yang memiliki dinding sel tipis dengan vakuola besar. ]aringan epidermis tetap ada sepanjang hidup organ tertentu vang tidak mengalami penebalan sekunder. Pada beberapa tumbuhan vang berumur panjang, epidermis digantikan oleh jaringan gabus, bila batangnya menua.
b. Jaringan Parenkim ( Jaringan Dasar) Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur. Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel- selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat. Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. si sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan. Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar. Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu: 1) Parenkim Asimilasi Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis,
2) Parenkim Penimbun Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akaL umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein,
3) Parenkim Air Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya, 4) Parenkim Udara Ruang antar selnva besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok . Jaringan Penyokong Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas seI-seI koIenkim dan skIerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena seI-seI penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe seI
1) Kolenkim Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut dengan ujung tumpul. Berdasarkan bagian seI yang mengaIami penebaIan, seI koIenkim dibedakan atas: 1. koIenkim anguIar (koIenkim sudut), merupakan jaringan koIenkim dengan penebaIan dinding seI pada bagian sudut seI; 2. koIenkim IameIaI, merupakan jaringan koIenkim yang penebaIan dinding seInya membujur; 3. koIenkim anuIar, merupakan koIenkim yang penebaIan dinding seInya merata pada bagian dinding seI sehinggi berbentuk pipa.
2) Sklerenkim Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek, sedangkan serabut sel selnya. panjangsklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
d. Jaringan Pengangkut Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
1) Xilem Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang. Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya. Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala. 2) Floem Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
B. Organ Pada Tumbuhan Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai alat hara (orgnna nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat pada bunga.
1. Akar Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang. Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama. Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk meristem) kedepan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona pematangan, sel sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya. Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan jaringan penyusun akar, berturut turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele (silinder pusat). Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel sel yang tersusun rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya satu lapis. PErmukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa rambut atau bulu akar. Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relative renggang dan sedikit jaringan penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung suberin dan lignin. Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya. Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari korteks oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun atas sel-sel parenki berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan floem letaknya berselang-seling. 2. Batang Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat cambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil. Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder. Dua macam kambium yang menghasiIkan jaringan sekunder tumbuhan dikotiI, yaitu: a) kambium pembuIuh (vascuIar cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar, b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada batang dan akar. Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun. 3. Daun Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai, jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik). Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut. Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel sel fotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air. Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel sel yang memanjang di sel sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung. Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun. 4. Bunga Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi. Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari). Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).
. Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel - sel akar. Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler. Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan.
a. Pengangkutan Ekstravaskuler Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1. Pengangkutan ApopIas Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
2. Pengangkutan SimpIas Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar menuju sel - sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.
b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler) Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel - sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel - sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.
2. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air. a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi) Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan. Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun, yaitu: 1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi. 2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi. 3) KeIembaban udara 4) Kandungan air tanah. Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata. b. Kapilaritas Batang Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan. c. Tekanan Akar Akar tumbuhan menyerap air dan Ctaram mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion - ion ini keluar dari stele. Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun. Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung- ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.
3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh xylem yang berjalan satu arah dari akar kedaun, pengengkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya. Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang berlaianan. Untuk masing masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut. D. Pembudidayaan Tanaman Dengan Teknik angkk dan Stek Untuk pernbudidayaan tanaman dapat dilakukan dengan cara menyetek dan mencangkok. Kedua teknik ini merupakan teknik yang telah banyak digunakan untuk rnemperbanyak tanamin secara vegetative. Banyak keuntungan dari teknik ini, selain caranya mudah, juga dapat diperoleh keturunan yang banvak dalam waktu yang relatif cepat sehingga cara ini juga efektif untuk membudidayakan tanaman yang tergolong langka. Mencangkok merupakan salah sattu cara memperoleh perakaran dari suatu cabang tanaman tanpa mcmotong cabang tersebut dari induknya. 'Ada dua cara mencangkok yang sering dilakukan di Indonesia, yaitu 'cangkok kerat dan cangkok beIah. Cangkok kerat dilakukan terhadap tanaman vang kulitnya mudah untuk dilepas, sedangkan cangkok belah dilakukan untuk tanaman-tanaman yang kulitnya sukar dilepaskan. Waktu mencangkok sebaiknva dilakukan pada musim hujan. Bila dilakukan pada musim kemarau, cangkokan sebaiknya harus selalu disiram untuk mencegah kekeringan. Adapun cara mencangkok adalah? 1) Tentukan satu jenis tanaman yang akan dicangkok. Biasanya dipilih dari tanaman yang berkualitas unggul, seperti rasa, ukuran buah, ukuran batang dan perawatan tanaman. 2) Pilihlah satu atau dua cabang yang masih sehat, tidak terlalu tua, dan tidak terlalu muda. 3) Buatlah dua buah keratan melingkar pada daerah pangkal cabang. Jarak antara keratan yang satu dengan yang berikutnya berkisar antara 2-5 cm tergantung besarnya diameter cabang tanaman. 4) Lepaskan kulit di antara dua keratan tadi dan buanglah lapisan kambium yang masih melekat pada kayu dengan cara mengeriknya hingga lapisan kambium yang berupa lendir hilang. 5) Tutup bagian cabang vang telah dilepaskan kulitnya dengan media yang berupa bubuk sabut kelapa, pupuk kandang, kompos atau mos (akar pakis sararrg) r'arrg banyak tersedia di toko bibit tanaman dan buah-buahan. 6) Rungkus media c.rngkokan dengan sabut kelapa, ijuk, atau plastic yang dilubangi. 7) Basahilah cangkokan tersgb11t1ia p hari dengan air agar tetap lembab. 8) Biarkan beberapa n'aktu l.rmanva sampai terlihat adanya pertumbuhan akar di sekitar tanah penutup luka cabang tanamin yang dicangkok tersebut. 9) Potonglah cabang tadi di sebelah barvah keratan atau akar untuk di tanam terpisah dari induknva. Stek merupakan salah satu cara memperoleh perakaran tanaman dari suatu bagian tanaman (cabang, pucuk, daun, atau akar) dengan memotong bagian tanaman tersebut dari induknya dan menanamnya dalam suatu media persemaian. Media persemaian untuk stek yang biasa digunakan adalah pasir atau campuran pasir dengan humus. salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan stek adalah mencegah terjadinya penguapan yang terlalu tinggi pada stek tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah daun dan mempertinggi kelembaban udara di sekitar media. Berikut ini adalah langkah menyetek cabang tanaman: 1) Siapkan wadah persemaian yang telah berisi media berupa campuran pasir dan humus dengan perbandingan 3 : 1. 2) Tentukan satu atau beberapa bagian tanaman yang akan distek. 3) Pilihlah satu bagian cabang taniman yang sehat dari tanaman yang akan distek. 4)Buatlah beberapa potongan cabang yang telah dipilih tadi, masingmasing panjangnya sekitar 10-20 cm tergantung panjang ruas pada cabang tersebut. Bagian bawah dari potongan dibuat runcing untuk memperluas tempat tumbuhnya akar. Setiap potongan cabang dapat disertai dengan daun atau tidak. Potongan cabang yang disertii daun, jumlah daunnya diusahakan tidak terlampau banyak. 5) Tanamkan potongan-potongan cabang tadi pada baki persemaian yang telah disediakan, kemudian tutuplah baki tersebut dengan kaca atau plastik bening untuk menjaga kelembaban di sekitar persemaian. (untuk stek daun dan pucuk, pengerjaannya hampir mirip dengan angkah di atas)
Alut Respirusi pudu tombohun terdiri duri:
1. $9omu9u, BerIungsI sebuguI 9empu9 per9ukurun gus pudu 9umbuIun . en9IseI , merupukun Iubung- Iubung yung 9erdupu9 dI bu9ung yung memungkInkun seI- seI 9e9up IIdup dI duIum bu9ung meIuIuI permukuun gus dengun uduru Iuur . Rumbu9 ukur , berIungsI un9uk mengIIsup uIr dun gurum- gurum mIneruI, ser9u berIungsI sebuguI uIu9 pernuIusun q. AIu9 penuIusun kIusus , mIsuInyu 9erdupu9 pudu 9umbuIun bukuu yg IIdup dI IIngkungun uIr Iuu9 mempunyuI ukur yg 9umbuI ke u9us permukuun 9unuI un9uk memperoIeI oksIgen dun mengeIuurkun kurbondIoksIdu, dun ukur 9ersebu9 dInumukun ukur nupus. Fungsi 1aringan Permanen
Jaringan permanen pada tumbuhan berIungsi antara lain :
1. Jaringan epidermis, melindungi jaringan yang berada didalamnya. 2. Jaringan parenkim palisade, tempat penyelenggara Iotosintesis. 3. Jaringan parenkim spons, selain sebagai tempat Iotosintesis juga tempat penyimpan hasil Iotosintesis. 4. Jaringan kolenkim, jaringan penguat pada organ tubuh tumbuhan yang muda. 5. Berkas pembuluh atau berkas vaskuler daun yaitu Iloem dan xilem terdapat pada ibu tulang daun. 6. Xilem , mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar sampai daun. 7. Floem, mengangkut hasil Iotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
Seperti yang dijabarkan sebelumnya, adapun penjelasn tentang jaringan yanng Termasuk ]aringan Permanen adalah: 1. ]aringan Epidermis
1aringan epidermis yaitu jaringan yang
terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan ( akar, batang dan daun, bunga, buah, dan biji ). Ciri-ciri jaringan epidermis adalah: 1ersusun darl selsel hldup 2 1erdlrl aLas saLu lapls sel Lunggal 3 8eragam benLuk ukuran dan susunannya LeLapl blasanya Lersusun rapaL Lldak ada ruang anLar sel 4 1ldak memlllkl klorofll 3 ulndlng sel [arlngan epldermls baglan luar yang berbaLasan dengan udara mengalaml penebalan sedangkan dlndlng sel [arlngan epldermls baglan dalam yang berbaLasan dengan [arlngan laln dlndlng selnya LeLap
1aringan Parenkim merupakan jaringan dasar yang terdapat diseluruh
organ tumbuhan. Disebut sebagi jaringan dasar karena sebagai penyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Ciri-ciri jaringan parenkim adalah : O 1erdlrl darl selsel hldup yang berukuran besar dan berdlndlng Llpls O 8enLuk sel parenklm segl enam O Memlllkl banyak vakuola O Mampu berslfaL merlsLemaLlk O Memlllkl ruang anLar sel sehlngga leLaknya Lldak rapaL erdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain: arenklm aslmllasl (klorenklm) 2 arenklm penlmbun 3 arenklm alr 4 arenklm penylmpan udara (aerenklm)
9arenk|m as|m||as| (k|orenk|m) adalah sel parenklm yang
mengandung klorofll dan berfungsl unLuk foLoslnLesls 2 9arenk|m pen|mbun adalah sel parenklm lnl dapaL menylmpan cadangan makanan yang berbeda sebagal laruLan dl dalam vakuola benLuk parLlkel padaL aLau calran dl dalam slLoplasma 3 9arenk|m a|r adalah sel parenklm yang mampu menylmpan alr umumnya LerdapaL pada Lumbuhan yang hldup dldaerah kerlng (xeroflL) Lumbuhan eplflL dan Lumbuhan sukulen 4 9arenk|m udara (aerenk|m) adalah [arlngan parenklm yang mampu menylmpan udara karena mempunyal ruang anLar sel yang besar Aerenklm banyak LerdapaL pada baLang dan daun Lumbuhan hldroflL
3. ]aringan Penyokong
1aringan penyokong merupakan jaringan yang
berperan untuk menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Disebut juga jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuat serta sel-selnya yang telah mengalami spesialisasi. Jaringan penyokong terdiri dari jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. 1aringan kolenkim yaitu jaringan penyokong atau penguat pada organ tubuh muda. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma yang aktiI. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas, makin sederhana deIerensiasinya makin banyak kloroplasnya, sehingga menyerupai parenkim.
1aringan Sklerenkim merupakan jaringan penyokong
yang terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh eel-sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat memanjang. Sel sklerenkim dibedakan menjadi dua bentuk yaitu serat (Iiber) dan sklereid.
4. ]aringan Pengangkut
1aringan pengangkut atau berkas
vaskuler merupakan jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai daun, serta mengangkut hasil Iotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan. Berdasarkan Iungsinya jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xilem dan Iloem. Xilem atau pembuluh kayu adalah jaringan kompleks yang terdiri atas beberapa tipe sel yang dindingnnya mengalami penebalan dari zat kayu. Xilem tersusun oleh parenkim xilem, serabut xilem, trakeid, dan unsur pembuluh.
Floem atau pembuluh tapis merupakan jaringan yang
tersusun oleh sel-sel hidup dengan tipe yang berbeda. Floem tersusun oleh parenkim Iloem, serabut Iloem, pembuluh tapis, sel pengiring (hanya terdapat pada Angiospermae ).
S. ]aringan Cabus
ar|ngan gabus merupakan [arlngan yang Lersusun darl selsel
parenklm gabus ada Lumbuhan dlkoLll [arlngan gabus dlbenLuk oleh kamb|um gabus atau fe|ogen dan LerleLak dlsebelah bawah darl [arlngan epldermls !arlngan gabus yang dlbenLuk ke arah dalam dlsebuL fe|oderm yang merupakan selsel hldup sedangkan sel gabus yang dlbenLuk ke arah luar dlsebuL fe|em dan merupakan selsel maLl dengan benLuk sel koLak dlndlng selnya mengalaml penebalan oleh suberln serLa berslfaL lmpermeabel (Lldak Lembus alr )