Anda di halaman 1dari 42

STANDAR LAYER KOMUNIKASI DATA PADA JARINGAN KOMPUTER

Oleh :

DAVID
David_liauw@yahoo.com

Dipublikasikan dan didedikasikan untuk perkembangan pendidikan di Indonesia melalui

MateriKuliah.Com
Lisensi Pemakaian Artikel:
Seluruh artikel di MateriKuliah.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut Penulis. Hak Atas Kekayaan Intelektual setiap artikel di MateriKuliah.Com adalah milik Penulis masing-masing, dan mereka bersedia membagikan karya mereka sematamata untuk perkembangan pendidikan di Indonesia. MateriKuliah.Com sangat berterima kasih untuk setiap artikel yang sudah Penulis kirimkan.

OSI (Open System Interconnection)


Pada awal perkembangan komputer pada tahun 1950an, komputer dengan berfungsi sendiri-sendiri tanpa dapat berhubungan satu Baru pada akhir tahun 1960an, Departemen

lainnya.

Pertahanan Amerika (Deparment of Defence atau disingkat DOD) mengadakan riset mengenai jaringan komputer. Jaringan komputer yang dibangun ini menggunakan metode yang mirip dengan

hubungan telepon dimana komputer dapat berhubungan satu dengan lain, bahkan ke suatu tempat atau negara berjauhan. Jaringan Area lokal atau Local Area Network (LAN) baru mendapatkan perhatian seiring dengan semakin berkembangnya PC di tahun 1980an, Potensi untuk saling menghubungkan komputer satu dengan lainnya melalui penggunaan hardisk dan printer secara bersama-sama dapat dilaksanaka. Jaringan LAN ini kemudian

dihubungkan dengan jaringan LAN lain yang berjauhan satu dengan yang lain yang kini dikenal sebagai Wide Area Network (WAN). Untuk mempermudah pengertian, penggunaan dan desain dari proses pengolahan data ini agar terdapat keseragaman diantara perusahaan pembuat peralatan jaringan, Internastional Standard Organization (ISO) mengeluaran suatu model lapisan jaringan yang disebut Referensi Model Open System Interconection (OSI). Didalam model OSI ini, proses pengolahan data dibagi dalam 7 lapisan layer. Dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi sendiri-sendiri. Oleh sebab itu model OSI sering juga disebut arsitektur laisan. Berikut ini diperlihatkan lapisan-lapisan model OSI beserta fungsi dan protokolnya yang meayani masing-masing apisan

tersebut.
Lapisan 7 Nama Application Fungsi Menyediakan pelayanan yang langsung mendukung pemakai Pelayanan/Protokol File Transfer, e-mail, dan akses ke

aplikasi

6 5

Presentation Session

Transport

3 2

Network Data Link

Menerjemahkan kompresi dan enkripsi data Mengkoordinasikan komunikasi antar sistem Memungkinkan paket data dikirim tanpa kesalahan dan tanpa duplikat Menentukan jalur pengiriman dan meneruskan paket ke alamat peralatan yang lain yang berjauhan Mengatur data biner (0 dan 1) menjadi logical group Transmisi data biner melalui jalur komunikasi

database ASCII, EBCDIC, MIDI, MPEG, TIFF, JPEG, PICT, Quick Time SQL, NETBEUI, RPC, XWINDOWS

TCP, UDP, SPX IP, IPX, ARP, RARP, ICMP, RIP, OSFT, BGP SLIP, PPP, MTU 10BaseT, 100BaseTX, HSSI, V.35, X.21

Psysical

Dalam menjelaskan lapisan-lapisan model OSI ini, penjelasan akan dimulai dari level tertinggi (lapisan ke 7) ke lapisan yang lebih rendah (lapisan ke 1). Hal ini disebabkan karena dalam praktek secara umumpembahasan biasanya di mulai dari aplikasi-aplikasi pemakai, baru kemudian ke pembahasan topik lainnya. 1. Lapisan Application Lapisan ini merupakan lapisan ke-7 model OSI, bertugas memberikan saran-sarana pelayanan pada jaringan

komputer untuk aplikasi=aplikasi pemakai dan mengadakan komunikasi dari program ke program. 2. Lapisan Presentation Lapisan ini merupakan lapisan ke-6 model OSI, bertanggung jawab untuk presentasi grafik dan visual image. Lapisan ini memberikan sarana-sarana pelayanan untuk konversi,

format dan enkripsi data-data. Lapisan presentatian bekerja dengan file format seperti : ASCII, EBCDIC, JPEG, MPEG, TIFF, PICT, MIDI, dan Quick Time.

3. Lapisan Session Lapisan ini membuka, mengatur dan menutup suatu session antara aplikasi-aplikasi. Protokol yang berfungsi pada lapisan ini antara lain adalah : NFS, NETBEUI, RPC, SQL, X Windows System, Apple Talk Session Protocol (ASP), dan Digital Network Architecture Session Control Program (DNASCP). 4. Lapisan Transport Lapisan transport bertanggung jawab atas keutuhan dari transmisi data. Lapisan ini sangat penting karena bertugas memisahkan lapisan tingkat atas dengan lapisan bawah. Pada lapisan ini data diubah menjadi segmen atau data stream. 5. Lapisan Network Lapisan network ini berfungsi meneruskan paket-paket dari satu node ke node lain dalam jaringan komputer. Lapisan ini juga berguna untuk pengaturan pemberian alamat untuk peralatan jaringan dan memilih jalur yang terbaik dalam meneruskan paket di jaringan. Pada lapisan ini segmensegmen diubah menjadi paket-paket dengan menambah informasi alamat logika atau IP address yang dituju, dan alamat asal dari paket. Router bekerja pada lapisan ini. 6. Lapisan Data Link Lapisan ini menatur topologi jaringan, eror notifikation dan flow control. Switch dan bridge bekerja dilapisan data link ini. Lapisan in mengolah paket dari lapisan diatasnya menjadi frame, dengan menambahkan informasi tentang alamat hardware atau MAC address yang dituju serta alamat asal.

7. Lapisan Physical. Lapisan ini bertanggung jawab untuk mengaktifkan dan mengatur physical interface jaringan komputer. Pada lapisan ini hubungan antar interface=interface dari perangkat keras diatur seperti hubungan antara DTE dan DCE. Interfaceinterface yang didefinisikan pada lapisan ini antara lain 10BaseT, 100BaseTX, V.35, X.21 dan Speed Serial Interface (HSSI).

TCP/IP
TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Dengan kata lain bahwa TCP/IP ini adalah sekelompok protocol yang mengatur komunikasi data computer di Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini dan computer-komputer yang terhubung ke Internet berkomunikasi dengan protocol ini. Karena menggunakan bahasa yang sama, yaitu protocol TCP/IP, perbedaan jenis komputer dan system operasi tidak menjadi masalah. Computer PC dengan system Windows dapat berkomunikasi dengan computer Macintosh atau dengan Sun SPARC yang menjalankan Solaris. Jadi, jika sebuah komputer menggunakan protocol TCP/IP dan terhubung langsung ke Internet, maka komputer tersebutdapat berhubungan dengan komputer di belahan dunia manapun yang juga terhubung ke Internet.

Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk

menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen. Protokol mengingat TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, jaringan

semakin

banyaknya

kebutuhan

terhadap

komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macammacam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF. Sekumpulan protocol TCP/IP dimodelkan dalam bentuk layer. Ada beberapa bentuk model layer, yaitu : model OSI dengan 7 layer, model Internet dengan 5 layer, model group layer dengan 3 layer. Adapun standard layer yang dipakai adalah menggunakan 5 layer. Karena tidak ada perjanjian umum tentang bagaimana melukiskan

TCP/IP dengan model layer, biasanya TCP/IP didefinisikan dalam 3 5 level fungsi dalam arsitektur protocol. Dibawah ini merupakan layer dari protocol TCP/IP, yaitu :
Application Layer Transport Layer Internet Layer Network Access Layer

Physical Layer

Jika suatu protocol menerima data dari protocol lain di layer atasnya, ia akan menambahkan. Informasi tambahan miliknya ke data tersebut, Informasi ini memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi protocol tersebut. Setelah itu, data ini diteruskan lagi ke protocol pada layer di bawahnya. Hal yang sebaliknya terjadi jika suatu protocol menerima data dari protocol lain yang berada pada layer di bawahnya. Jika data ini dianggap valid, protocol akan melepas informasi tambahan tersebut untuk kemudian meneruskan data itu ke protocol lain yang berada pada layer di atasnya.
Data

IP Header

Data

TCP Header Network Interface Header TCP Header IP Header

Data

IP Header

Data

Device penguhubung jaringan ini secara umum dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu: 1. Repeater : Menerima sinyal dari satu segmen kabel LAN dan memancarkannya kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen kabel LAN yang lain. 2. Bridge : Mirip Repeater namun lebih cerdas, karena bridge mempelajari setiap alamat Ethernet yang terhubung dengannya.

3. Router : Memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya.

Jika referensi model OSI terdiri dari tujuh lapisan, referensi model TCP/IP hanya terdiri dari empat lapisan yang dapat kita bandingkan dengan model OSI, dimana ada kesamaan dan perbedaan dalam fungsi-fungsinya. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat table berikut :

Lapisan-Lapisan Model TCP/IP


Model TCP Process/Application Host to host Internet Network Access Model OSI Application Presentation Session Transport Network Data Link Physical Protokol Telnet, FTP, SMTP, Kerberos, DNS, TFTP, SNMP, NFS, X Windows UDP, TCP IP, ARP, RARP, ICMP, BootP Ethernet, Token Ring, FDDI

Protokol TCP/IP: 1. Physical layer. Pertukaran data secara fisik terjadi pada lapis fisik. Deretan bit pembentuk data diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang akan melewati media transmisi. Diperlukan sinyal yang cocok untuk lewat dimedia transmisi tertentu. Dikenal tiga macam media transmisi yaitu: Kabel logam. Kabel optik. Gelombang radio.

2. Data link layer. Protokol pada layer ini menyediakan media bagi system untuk mengirimkan data ke device lain yang terhubung secara langsung. Dalam literatur yang digunakan dalam tulisan ini, Network Access

Layer merupakan gabungan antara Network, Data Link dan Physical layer. Fungsi Network Access Layer dalam TCP/IP

disembunyikan, dan protocol yang lebih umum dikenal (IP, TCP, UDP, dll) digunakan sebagai protocol-level yang lebih

tinggi..Fungsi dalam layer ini adalah mengubah IP datagram ke frame yang ditransmisikan oleh network, dan memetakan IP Address ke physical address yang digunakan dalam jaringan. IP Address ini harus diubah ke alamat apapun yang diperlukan untuk physical layer untuk mentransmisikan datagram.

3. Network layer. Dalam layer ini terdapat empat buah protocol yaitu : IP (Internet Protocol) delivery service Protokol IP merupakan inti dari protocol TCP/IP. Seluruh data yang berasal dari protocol pada layer di atas IP harus dilewatkan, iolah oleh protocol IP, dan dipancarkan sebagai paket IP, agar sampai ke tujuan. Dalam melakukan pengiriman data, IP memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery service. Unreliable berarti bahwa Protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti akan sampai ke tempat tujuan. Protokol IP hanya berjanji ia akan melakukan usaaha sebaik-baiknya (best effort delivery service), agar paket yang dikirim tersebut sampai ke tujuan. Jika di perjalanan terjadi hal-hal yang diinginkan (salah satu jalur putus, router down, atau host/network tujuan sedang down), protocol IP hanya memberitahukan ke pengirim paket melalui protocol ICMP, unreliable, connectionless, datagram

bahwa terjadi masalah dalam pengiriman paket IP ke tujuan. Jika diinginkan keandalan yang lebih baik, keandalan itu harus disediakan oleh protocol yang berada diatas layer IP ini (yaitu TCP dan application layer). Connectionless berarti dalam mengirim paket dari tempat asal ke tujuan, pihak pengirim dan penerima paket IP sama sekali tidak mengadakan perjanjian (handshake) terlebih dahulu. Datagram delivery service berarti setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap paket data yang lain. Akibatnya jalur yang ditempuh ileh masing-masing paket data IP ke tujuannya bias jadi berbeda satu dengan yang lainnya. Karena jalur yang ditempuh berbeda, kedatangan paket pun bias jadi tidak berurutan. Hal ini dilakukan untuk menjamin tetap sampainya paket IP ke tujuan, walaupun salah satu jalur ke tujuan itu mengalami masalah. Setiap paket IP membawa data yang terdiri atas : Version, berisi versi dari protocol yang dipakai. Saat ini yang dipakai ialah IP versi 4. Header Length, berisi panjang dari header paket IP dalam hitungan 32 bit word. Type of Service, berisi kualitas service yang dapat

mempengaruhi cara pengangan paket IP ini. Total Length of Datagram, panjang IP datagram dalam ukuran byte. Identification, Flags, dan Fragment Offset, berisi beberapa data yang berhubungan dengan fragmentasi paket. Paket yang yang dilewatkan melalui berbagai jenis jalur akan mengalami

fragmentasi ( dipecah menjadi beberapa paket yang lebih kecil) sesuai dengan besar data maksimal yang bias di transmisikan melalui jalur tersebut. Time to Live, berisi jumlah router/hop maksimal yang boleh dilewati paket IP. Setiap kali melewati satu router, isi dari field

ini dikurangi satu. Jika TTL telah habis dan paket tetap belum sampai ke tujuan, paket ini akan dibuang dan router terakhir akan mengirimkan paket ICMP time exceeded. Hal ini dilakukan untuklmencegah paket IP terus menerus berada di dalam nerwork. Protocol, mengandung angka yang mengidentifikasikan protocol layer atas pengguna isi data dari paket IP ini. Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari seluruh field dari header packet IP. Sebelum dikirimkan, protocol IP terlebih dahulu menghitung checksum dari header paket IP tersebut untuk nentinya dihitung kembali di sisi penerima. Jika terjadi perbedaan, maka paket ini dianggap rusak dan dibuang. IP Address pengirim dan penerima data. IP Address ini dikelompokkan dalam lima kelas : 1. Kelas A Format : 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh

Byte Pertama : 0 127 (127 untuk local loopback) Jumlah Range IP Jumlah IP 2. Kelas B Format : 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh : 126 kelas A ( 0 dan 127 dicadangkan ) : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx : 16.777.214 IP Address untuk tiap kelas A

Byte Pertama : 128 191 Jumlah Range IP Jumlah IP 3. Kelas C Format : 110nnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh : 16384 kelas B : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx : 65.532 IP Address untuk tiap kelas B

Byte Pertama : 192 223 Jumlah : 2.097.152 Kelas C

Range IP Jumlah IP 4. Kelas D Format

: 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx : 254 IP Address untuk tiap kelas C

: 1110mmmm mmmmmmmm mmmmmmmm mmmmmmmm

Bit multicast Byte Inisial Deskripsi 1112) 5. Kelas E Format

: 128 bit : 224 247 : Kelas D adalah ruang alamat multicast (RFC

: 1111rrrr rrrrrrrr rrrrrrrr rrrrrrrr

Bit cadangan : 28 bit Byte Inisial Deskripsi : 248 255 : Kelas D adalah ruang untuk alamat yang

dicadangkan eksperimental.

keperluan

Ket : n = network bit, h = host bit, m = multicast bit, r = bit cadangan ICMP (Internet Control Message Protocol ) messaging capabilities ARP (Adress Resolution Protocol) menentukan alamat data link provides control and

layer untuk IP Address yang telah dikenal. RARP(Reverse Adress Resolution Protocol) menentukan Network

Address pada saat alamat data link layer di ketahui. 4. Transport layer. Transport layer mempunyai dua fungsi mengatur aliran data antara dua host dan reliability. Pada transport layer terdapat dua buah protocol :

TCP -- a connection-oriented, reliable protocol, byte stream service. Connection Oriented berarti sebelum melakukan

pertukaran data, dua aplikasi pengguna TCP harus melakukan hubungan (handshake) terlebih dahulu. Reliable berarti TCP menerapkan proses deteksi kesalahan paket dan retransmisi. Byte Stream Service berarti paket dikirimkan dan sampai ke tujuan secara berurutan. UDP -- connectionless and unreliable. Walaupun bertanggung jawab untuk mentransmisikan pesan/data, tidak ada software yang menge-cek pengantara setiap segmen yang dilakukan oleh layer ini. Keuntungan penggunaan UDP adalah

kecepatannya karena pada UDP tidak ada acknowledgements, sehinggan trafik yang lewat jaringan rendah, dan itu yang membuat UDP lebih cepat daripada TCP.

5. Application layer. Pada sisi paling atas dari arsitektur protokol TCP/IP adalah Application Layer. Layer ini termasuk seluruh proses yang

menggunakan transport layer untuk mengirimkan data. Banyak sekali application protocol yang digunakan saat ini. Beberapa diantaranya adalah : TELNET, yaitu Network Terminal Protocol, yang menyediakan remote login dalam jaringan FTP, File Transfer Protocol, digunakan untuk file transfer SMTP, Simple Mail Transfer Protocol, dugunakan untuk

mengirimkan electronic mail DNS, Domain Name Service, untuk memetakan IP Address ke dalam nama tertentu RIP, Routing Information Protocol, protokol routing OSPF, Open Shortest Path First, protokol routing

NFS, Network File System, untuk sharing file terhadap berbagai host dalam jaringan HTTP, Hyper Text Transfer Protokol, protokol untuk web browsing. HTML (Hyper Text Markup Language) HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet. Bermula dari sebuah bahasa yang sebelumnya banyak digunakan di dunia penerbitan dan percetakan yang disebut dengan SGML

(Standard Generalized Markup Language), HTML adalah sebuah standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web. HTML saat ini merupakan standar Internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C). Versi terakhir dari HTML adalah HTML 4.01, meskipun saat ini telah berkembang XHTML yang merupakan pengembangan dari HTML. HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah file yang merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan browser web seperti Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer. HTML juga dapat dikenali oleh aplikasi pembuka email ataupun dari PDA dan program lain yang memiliki kemampuan browser Sejarah dari standar HTML HTML 2.0 (RFC 1866) disetujui sebagai standar 22

September 1995, HTML 3.2 14 Januari 1996, HTML 4.0 18 Desember 1997,

HTML 4.01 (minor fixes) 24 Desember 1999 ISO/IEC 15445:2000 ("ISO HTML", berdasar pada HTML 4.01 Strict) 15 Mei 2000.

MPEG Moving Picture Experts Group atau MPEG (dibaca m-peg) adalah sebuah kelompok kerja dari ISO/IEC (International

Organization for Standardization / International Electrotechnical Commission) yang diliputi oleh perkembangan standar pengkodean video dan audio. Pertemuan pertama Moving Picture Experts Group (MPEG) pada bulan Mei 1988 di Ottawa, Canada. Hingga pada akhir tahun 2005, MPEG telah tumbuh mencakup kira-kira 350 anggota setiap pertemuan dari berbagai bidang industri, universitas, dan juga institusi penelitian. Nama resmi dari MPEG adalah ISO/IEC JTC1/SC29 WG11. MPEG umumnya menghasilkan video yang berkualitas lebih baik daripada format yang dikeluarkan oleh kelompok lainnya, seperti Video untuk Windows, Indeo, dan QuickTime. File MPEG dapat dikodekan kembali dengan perangkat keras khusus atau dengan perangkat lunak (software). MPEG mencapai kecepatan kompresi yang tinggi dengan hanya menyimpan perubahan dari satu frame ke frame yang lainnya, sebagai pengganti setiap seluruh frame. Informasi video kemudian dikodekan dengan menggunakan suatu teknik yang disebut DCT (Discrete Cosine Transform). MPEG menggunakan tipe lossy

compression, karena ada beberapa data yang dihilangkan. Tetapi pengurangan data umumnya tidak terlihat oleh mata manusia.

Standar Utama MPEG

MPEG berikut: MPEG-1

telah

menstandarisasikan

format

kompresi

sebagai

MPEG-1 merupakan standar kompresi awal audio dan video. Kemudian digunakan sebagai standar untuk Video CD (VCD), dan juga sebagai standar format audio compression Layer 3 yang dikenal sebagai MP3. Implementasi standar MPEG-1 yang paling umum menyediakan resolusi video 352 x 240 pada 30 frame tiap detik (fps). Ini menghasilkan kualitas video sedikit di bawah kualitas dari video VCR (Video Cassette Recorder) yang biasa. MPEG-2 MPEG-2 merupakan standar video dan audio untuk televisi kualitas penyiaran. MPEG-2 digunakan untuk televisi digital melalui udara seperti ATSC (Advanced Television Systems Committee), DVB (Digital Video Broadcasting), dan ISDB (Integrated Services Digital Broadcasting), layanan TV satelit digital seperti Dish Network, sinyal digital televisi kabel, dan juga dengan sedikit modifikasi MPEG-2 digunakan untuk DVD. MPEG-2 menawarkan resolusi 720 x 480 dan 1280 x 720 pada 60 fps, dengan audio berkualitas Compact Disk (CD) penuh. Ini cukup untuk semua standar TV utama, termasuk NTSC (National Television System Committee), dan bahkan HDTV (High Definition Television). MPEG-2 dapat mengompres sebuah video untuk 2 jam menjadi video berukuran gigabyte yang kecil. Ketika mengompres kembali, deretan data MPEG-2 hanya membutuhkan kekuatan menghitung yang sederhana, mengkodekan video dalam format MPEG-2 membutuhkan lebih banyak kekuatan untuk memprosesnya. MPEG-3 MPEG-3 dirancang khusus untuk HDTV, tetapi MPEG-3 dibuang ketika ditemukan bahwa MPEG-2 dapat digunakan untuk HDTV.

MPEG-3 berbeda dengan MPEG-1 Part 3 Layer 3 atau yang lebih sering dikenal sebagai MP3. MPEG-4 MPEG-4 adalah suatu standar algoritma kompresi video dan grafik yang berdasarkan pada MPEG-1 dan MPEG-2 dan teknologi QuickTime Apple. File MPEG-4 berdasarkan wavelet lebih kecil daripada JPEG atau file QuickTime, jadi MPEG-4 dirancang untuk mengirimkan video dan gambar melalui bandwidth yang lebih kecil dan dapat menggabungkan video dengan text, grafik, animasi dua dimensi dan 3 dimensi. MPEG-4 distandarisasikan pada bulan Oktober 1998 dalam dokumen ISO/IEC 14496. Beberapa standar video baru yang lebih efisien dimasukkan (lebih baru daripada Video MPEG-2), khususnya: MPEG-4 Part 2 (atau Advanced Simple Profile) dan MPEG-4 Part 10 (atau Advanced Video Coding atau H.264). MPEG-4 Part 10 mungkin digunakan pada HD-DVD dan Blu-Ray disc, bersama-sama dengan VC-1 dan MPEG-2

Standar Tambahan Sebagai tambahan, standar berikut ini, selama layak

dikembangkan menjadi standar pengkodean video seperti standar MPEG-1 hingga MPEG-4, dihubungkan dengan notasi yang sama: MPEG-7 MPEG-7 adalah sebuah standar untuk menggambarkan isi multimedia. MPEG-7 bukan merupakan suatu standar yang

melakukan pengkodean gambar yang bergerak dan audio, seperti MPEG-1, MPEG-2, dan MPEG-4. MPEG-7 menggunakan XML untuk menyimpan metadata, dan dapat disambungkan ke timecode atau menyamakan lirik ke suatu lagu. MPEG-7 dirancang untuk menstandarisasikan: sekumpulan pola deskripsi dan pendeskripsi

suatu bahasa untuk menyatakan pola ini, disebut Description Definition Language (DDL) suatu pola untuk mengkodekan deskripsi tersebut. MPEG-21 MPEG menggambarkan standar ini sebagai suatu kerangka terbuka untuk aplikasi multimedia. Secara khusus, MPEG-21

menetapkan suatu standar Rights Expression Language sebagai alat untuk berbagi hak digital untuk isi digital dari pencipta isi ke pembeli isi.

IMAP IMAP (Internet Message Access Protocol) adalah protokol standar untuk mengakses/mengambil e-mail dari server. IMAP memungkinkan pengguna memilih pesan e-mail yang akan ia ambil, membuat folder di server, mencari pesan e-mail tertentu, bahkan menghapus pesan e-mail yang ada. Kemampuan ini jauh lebih baik daripada POP (Post Office Protocol) yang hanya memperbolehkan kita mengambil/download semua pesan yang ada tanpa kecuali. POP (e-mail) POP atau Post Office Protocol, sesuai dengan namanya merupakan protokol yang digunakan untuk pengelolaan mail. POP yang sekarang lebih umum dikenal dengan POP3 (POP - Version 3), dimaksudkan untuk mengizinkan client untuk mengakses secara dinamis mail yang masih ada di POP3 server. POP3 menawarkan pada user untuk meninggalkan mail-nya di POP3 server, dan mengambil mail-nya tersebut dari sejumlah sistem sebarang. Untuk mengambil mail dengan menggunakan POP3 dari suatu client, banyak pilihan yang dapat digunakan seperti Sun Microsystem Inc.'s Mailtool, QualComm Inc.'s Eudora, Netscape Comm. Corp.'s Netscape Mail dan Microsoft Corp.'s Outlook Express. POP3 tidak dimaksudkan untuk menyediakan operasi manipulasi mail yang ada di server secara luas. Pada POP3, mail diambil dari server dan kemudian dihapus (bisa juga tidak dihapus). Segala sesuatu tentang protokol POP3 ini dibahas dalam RFC (Request For

Comment) 1725. Protokol yang lebih tinggi dan lebih kompleks, yaitu IMAP4, dibahas dalam RFC 1730. Mode POP3 Ada dua jenis mode pada POP3 yaitu mode offline dan mode inline. Pada mode offline, POP3 mengambil dan kemudian menghapus mail yang tersimpan dari server. POP3 bekerja dengan baik pada mode ini, karena terutama memang didisain untuk berlaku sebagai sebuah sistem mail yang memiliki sifat "store-and-forward". Server, pada mode offline, berlaku seperti sebuah tempat penampungan yang menyimpan mail sampai user memintanya. Pada mode inline, POP3 akan mengambil mail dari server tanpa menghapus mail yang sudah diambil tersebut. Mode ini lebih disukai oleh user yang sering berpindah tempat (nomadic user) karena memungkinkan mereka untuk melihat mail yang sama dari tempat atau komputer yang berbeda. Akan tetapi untuk nomadic user yang selalu bekerja dan bepergian dengan selalu membawa notebook, dan tetap menginginkan agar mail miliknya yang ada di server tidak dihapus, tentu saja menginginkan agar setiap kali mengambil mail tidak semua mail yang akan terambil, tapi hanya mail yang belum pernah dia lihat saja yang akan diambil. Keinginan user seperti ini dapat dipenuhi dengan menggunakan informasi pada client yang memungkinkan untuk memberi tanda mail yang sudah pernah dilihat. Setiap client layanan POP3 yang mendukung mode inline akan menyimpan informasi ini dalam sebuah file. Pada user yang menggunakan Netscape Mail, file yang menyimpan informasi ini adalah file popstate.dat, yang biasanya terdapat di /Program Files/Netscape/Users/Mail. File tersebut memberi tahu mail yang mana saja yang sudah diambil sehingga tidak perlu diambil lagi. Jika file ini dihapus maka tentu saja pada pengambilan mail berikutnya semua mail akan terambil. Contoh isi file popstate.dat untuk seorang user yang memiliki login misalnya wandi di POP3 server students.itb.ac.id adalah sebagai berikut : # Netscape POP3 State File # This is a generated file! Do not edit. *students.itb.ac.id wandi k c67ee091087ed814337b4cb31e0d488c k 8541822a98e890b88d8299d034993f61 k 652e17a1c984e610e4e55257c07b6ff4 Pada file ini kode dibelakang huruf k merupakan unique-id. Unique-id ini secara unik mengidentifikasi sebuah mail dalam

maildrop sehingga masing-masing mail memiliki unique-id yang berbeda. Jika misalnya mail kita yang berada di komputer lokal sudah terhapus sedangkan kita ingin membacanya lagi, maka sebelum kita mengambil maildrop dari server, file popstate.dat ini harus dihapus terlebih dahulu. Apabila kita belum menghapus file tersebut maka akan ada pesan : no new messages on server , yang diberikan oleh Netscape Mail. Untuk pemakai Eudora, file yang menyimpan informasi ini adalah file lmos.dat, sedangkan untuk pengguna Outlook Express biasanya menggunakan file pop3uidl.dat. Operasi Dasar POP3 Pada awalnya, server memulai layanan POP3 dengan mendengarkan permintaan pada TCP port 110. Ketika sebuah client meminta layanan tersebut, maka terjadilah hubungan TCP dengan server. Pada saat hubungan dimulai, POP3 server mengirim greeting (kata pembuka). Setelah itu client akan memberikan command (perintah) ke server dan POP3 server akan memberikan response (jawaban) sampai hubungan ditutup atau digagalkan. Perlu diingat bahwa user tidak memasukkan perintah ini, tapi software dari client-lah yang mengirim perintah ini ke server. Perintah-perintah di POP3 terdiri dari sebuah keyword yang tidak case sensitive (tidak mempersoalkan huruf kapital ataupun tidak), yang dapat diikuti oleh satu atau lebih argument. Keyword dan argument masing-masing dipisahkan oleh karakter SPACE (spasi). Keyword terdiri dari tiga atau empat karakter, sedangkan tiap argument dapat mencapai 40 karakter. Jawaban di POP3 terdiri dari sebuah indikator status dan sebuah keyword yang dapat diikuti oleh informasi tambahan. Ada dua indikator status : positif (+OK) dan negatif (-ERR). Server harus memberikan jawaban +OK dan -ERR dalam huruf kapital. Pada perintah tertentu, server akan memberikan jawaban yang terdiri dari beberapa baris. Sebuah sesi hubungan POP3 dibangun melalui tiga tahap, yaitu tahap authorization, transaction dan update. Sekali hubungan TCP dimulai dan POP3 server telah mengirimkan greeting , maka sesi hubungan telah memasuki tahap authorization. Pada tahap ini client mengirim nama dan password user ke server untuk membuktian keaslian user tersebut agar dapat mengambil mail-nya. Ketika client telah berhasil membuktikan identitas dirinya, server akan memperoleh informasi yang berhubungan dengan mail yang dimiliki client tersebut, dan sesi kini memasuki tahap transaction. Pada tahap inilah terjadi proses penerimaan mail, penandaan mail untuk penghapusan, pembatalan penandaan untuk penghapusan, penampilan statistik mail atau perincian

identitas mail. Pada saat client telah memberikan perintah quit untuk mengakhiri hubungan, maka sesi memasuki tahap update. Pada tahap inilah server akan menjalankan semua perintah yang diperoleh selama tahap transaction dan menutup sesi dan selanjutnya hubungan TCP ditutup. Sebuah server harus menjawab perintah yang tidak dikenal, tidak diimplementasi, atau tidak sesuai dengan sintaksis dengan indikator status negatif. Server juga harus memberikan indikator status negatif, jika ada client yang memberikan perintah tidak pada tahap yang seharusnya. Tidak ada metoda umum yang dapat digunakan oleh client untuk membedakan antara server yang tidak mengimplementasikan perintah tambahan dengan server yang tidak dapat atau tidak bersedia memproses perintah tambahan tersebut. Sebuah POP3 server mungkin memiliki autologout timer untuk client yang sedang tidak aktif dalam rentang waktu tertentu. Timer seperti ini harus paling sedikit memiliki rentang waktu 10 menit. Jika sebuah server menerima sebarang perintah dari client didalam rentang waktu tersebut, maka hal ini sudah cukup untuk me-reset autologout timer tersebut. Ketika waktu rentang timer sudah habis, tanpa ada aktivitas dari client maka sesi hubungan tidak memasuki tahap UPDATE. Server akan menutup hubungan TCP tanpa menghapus mail atau mengirim jawaban ke client. Semua pesan yang disampaikan selama sesi hubungan POP3 harus disesuaikan dengan standar format dari Internet text messages. Internet text messages ini, secara terperinci dibahas dalam RFC 822. Tabel 1. dibawah ini memperlihatkan perintahperintah pada POP3 berikut tahap tempat perintah tersebut digunakan. Perintah USER <user name> PASS <password> QUIT STAT LIST [msg] RETR [msg] DELE [msg] NOOP RSET QUIT Tahap AUTHORIZATION

TRANSACTION

UPDATE

Perintah POP3 yang terdapat pada tabel diatas adalah merupakan perintah-perintah dasar yang dilayani oleh semua POP3 server dengan implementasi minimal. Selain perintah diatas masih

ada lagi beberapa perintah tambahan yang mengizinkan sebuah POP3 client untuk lebih bebas dalam penanganan mail miliknya pada saat berhubungan dengan POP3 server. Perintah tambahan beserta tahap yang dibenarkan untuk penggunaan perintah tersebut dapat dilihat pada tabel 2. dibawah ini : Perintah APOP <name> <digest> TOP [msg] n UIDL [msg] Tahap AUTHORIZATION TRANSACTION

POP3 mengerti semua perintah yang ditunjukkan oleh kedua tabel diatas, tapi POP3 hanya mengetahui tiga jawaban : +OK " , -ERR " dan daftar jawaban yang diakhiri dengan . (indikator akhir dari suatu daftar jawaban). Perlu diingat bahwa kecuali untuk perintah STAT, LIST, dan UIDL, jawaban yang diberikan oleh POP3 server pada setiap perintah adalah hanya +OK dan -ERR. IPX (Internetwork Packet Exchange) IPX (bahasa Inggris: Internetwork Packet Exchange) adalah protokol jaringan komputer yang digunakan oleh sistem operasi Novell NetWare pada akhir dekade 1980an hingga pertengahan dekade 1990an. IPX adalah protokol komunikasi tanpa koneksi (connectionless), seperti halnya Internet Protocol dan User Datagram Protocol pada kumpulan protokol TCP/IP. Selain membutuhkan protokol IPX, Novell Netware juga membutuhkan protokol tingkat tinggi bernama Sequenced Packet Exchange (SPX) dan Network Control Protocol (NCP). Protokol ini diturunkan oleh Novell dari protokol IDP yang terdapat di dalam Xerox Network Services. IPX digunakan untuk melakukan pemetaan paket-paket data dari satu titik di dalam jaringan ke titik lainnya melalui sebuah internetwork. IPX beroperasi di lapisan jaringan (lapisan ketiga pada model OSI), dan dapat digunakan di dalam teknologi Ethernet, Token Ring, dan protokol lapisan data-link lainnya. IPX memang dahulu pernah digunakan pada Local Area Network (LAN) berbasis Novell NetWare sebelum akhirnya Novell menggantinya dengan TCP/IP saat merilis NetWare 5.x. Sebelum diganti dengan TCP/IP, protokol ini merupakan protokol yang sangat populer. Pada awalnya, penggunaan IPX sangatlah banyak, sebelum munculnya Internet booming pertengahan dekade 1990an. Pada saat itu, komputer dan jaringan komputer dapat menjalankan beberapa

protokol jaringan, sehingga hampir semua jaringan berbasis IPX juga menjalankan TCP/IP untuk mengizinkan konektivitas Internet. Sebelum versi NetWare 5.x IPX merupakan protokol yang wajib, akan tetapi, pada versi 5.x atau yang lebih baru, Novell mengizinkan penggunanya untuk menjalankan NetWare tanpa IPX. Pengalamatan IPX Node-node IPX memiliki skema pengalamatan sebagai berikut: Jaringan-jaringan logis diberi alamat 32-bit bilangan heksadesimal dengan jangkauan dari 0x00000001 hingga 0xFFFFFFFE. Alamat ini dinamakan juga dengan alamat jaringan (network address). Setiap host memiliki alamat node-nya masing-masing, yang secara default-nya diatur ke alamat MAC yang digunakan oleh kartu jaringan yang digunakan oleh node tersebut. Alamat node pun ditambahkan ke alamat jaringan untuk membuat tanda pengenal unik untuk host-host di dalam jaringan. Persamaannya dengan IP Alamat jaringan IPX, secara konsep, mirip dengan alamat IP, yakni pada bagian network identifier dari total panjang 32-bit alamat IP (bagian alamat IP dengan bit subnet mask-nya diset ke angka 1). Mengingat alamat node menggunakan alamat MAC dari kartu jaringan yang digunakan, maka protokol Address Resolution Protocol (ARP) pun tidak dibutuhkan. Saat melakukan routing, entri-entri di dalam tabel routing IPX juga sama dengan tabel routing IP, yakni routing dilakukan dengan menggunakan alamat jaringannya, dan setiap alamat jaringan, format network:node digunakan, dengan cara yang sama dengan format alamat IP/subnet mask yang digunakan di dalam tabel routing IP. IPX melalui Ethernet IPX juga dapat ditransmisikan melalui teknologi Ethernet dengan menggunakan empat buah jenis enkapsulasi, sebagai berikut: IEEE 802.3, yang digunakan dalam sistem-sistem yang lama dan melibatkan data IPX yang dimulasi secara langsung setelah header frame IEEE 802.3. IEEE 802.2 (Novell) IEEE 802.2 (SNAP). Ethernet II. IP (Internet Protocol)

Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP. Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni: IP versi 4 (IPv4) IP versi 6 (IPv6) Perbandingan Alamat IPv6 dan IPv4 Tabel berikut menjelaskan perbandingan karakteristik antara alamat IP versi 4 dan alamat IP versi 6.
Kriteria Panjang alamat Jumlah total host (teoritis) Menggunakan kelas alamat Belakangan tidak digunakan lagi, mengingat telah tidak relevan dengan perkembangan jaringan Internet yang pesat. Alamat multicast Alamat broadcast Alamat yang belum ditentukan Alamat loopback Alamat IP publik Alamat IP versi 4 32 bit 232=4 miliar host Ya, kelas A, B, C, D, dan E. Tidak Alamat multicast IPv6, yaitu FF00:/8 Tidak ada :: ::1 Alamat IPv6 unicast global Alamat IPv6 unicast sitelocal (FEC0::/48) Alamat IPv6 unicast linklocal (FE80::/64) Colon hexadecimal format notation Panjang prefiks Alamat IP versi 6 128 bit 2128

Kelas D, yaitu 224.0.0.0/4 Ada 0.0.0.0 127.0.0.1 Alamat IP publik IPv4, yang ditetapkan oleh otoritas Internet (IANA) Alamat IP pribadi IPv4, yang ditetapkan oleh otoritas Internet

Alamat IP pribadi

Konfigurasi alamat otomatis

Ya (APIPA)

Representasi tekstual Fungsi Prefiks

Dotted decimal format notation Subnet mask atau

Resolusi alamat DNS

panjang prefiks A Resource Record (Single A)

AAAA Resource Record (Quad A)

PPP (Point -to-Point Protocol) Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) adalah sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga mendukung banyak protokol-protokol jaringan secara simultan. PPP didefinisikan pada RFC 1661 dan RFC 1662. NIC (Kartu Jaringan) Kartu jaringan (Inggris: network interface card disingkat NIC atau juga network card) adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah jaringan komputer. Jenis NIC yang beredar, terbagi menjadi dua jenis, yakni NIC yang bersifat fisik, dan NIC yang bersifat logis. Contoh NIC yang bersifat fisik adalah NIC Ethernet, Token Ring, dan lainnya; sementara NIC yang bersifat logis adalah loopback adapter dan Dial-up Adapter. Disebut juga sebagai Network Adapter. Setiap jenis NIC diberi nomor alamat yang disebut sebagai MAC address, yang dapat bersifat statis atau dapat diubah oleh pengguna. NIC fisik

Gambar di atas adalah contoh dari sebuah kartu jaringan Ethernet yang memiliki dua jenis konektor (BNC dan UTP) NIC fisik umumnya berupa kartu yang dapat ditancapkan ke dalam sebuah slot dalam motherboard komputer, yang dapat berupa

kartu dengan bus ISA, bus PCI, bus EISA, bus MCA, atau bus PCI Express. Selain berupa kartu-kartu yang ditancapkan ke dalam motherboard, NIC fisik juga dapat berupa kartu eksternal yang berupa kartu dengan bus USB, PCMCIA, bus serial, bus paralel atau Express Card, sehingga meningkatkan mobilitas (bagi pengguna yang mobile). Kartu NIC Fisik terbagi menjadi dua jenis, yakni: Kartu NIC dengan media jaringan yang spesifik (Media-specific NIC): yang membedakan kartu NIC menjadi beberapa jenis berdasarkan media jaringan yang digunakan. Contohnya adalah NIC Ethernet, yang dapat berupa Twisted-Pair (UTP atau STP), Thinnet, atau Thicknet, atau bahkan tanpa kabel (Wireless Ethernet). Kartu NIC dengan arsitektur jaringan yang spesifik (architecture-specific NIC): yang membedakan kartu NIC menjadi beberapa jenis, sesuai dengan arsitektur jaringan yang digunakan. Contohnya adalah Ethernet, Token Ring, serta FDDI (Fiber Distributed Data Interface), yang kesemuanya itu menggunakan NIC yang berbeda-beda. Kartu NIC Ethernet dapat berupa Ethernet 10 Megabit/detik, 100 Megabit/detik, 1 Gigabit/detik atau 10 Gigabit/detik. Tugas NIC adalah untuk mengubah aliran data paralel dalam bus komputer menjadi bentuk data serial sehingga dapat ditransmisikan di atas media jaringan. Media yang umum digunakan, antara lain adalah kabel UTP Category 5 atau Enhanced Category 5 (Cat5e), kabel fiber-optic, atau radio (jika memang tanpa kabel). Komputer dapat berkomunikasi dengan NIC dengan menggunakan beberapa metode, yakni I/O yang dipetakan ke memori, Direct Memory Access (DMA), atau memory yang digunakan bersama-sama. Sebuah aliran data paralel akan dikirimkan kepada kartu NIC dan disimpan terlebih dahulu di dalam memori dalam kartu sebelum dipaketkan menjadi beberapa frame berbeda-beda, sebelum akhirnya dapat ditransmisikan melalui media jaringan. Proses pembuatan frame ini, akan menambahkan header dan trailer terhadap data yang hendak dikirimkan, yang mengandung alamat, pensinyalan, atau informasi pengecekan kesalahan. Frame-frame tersebut akan kemudian diubah menjadi pulsa-pulsa elekronik (voltase, khusus untuk kabel tembaga), pulsa-pulsa cahaya yang dimodulasikan (khusus untuk kabel fiber-optic), atau gelombang mikro (jika menggunakan radio/jaringan tanpa kabel). NIC yang berada dalam pihak penerima akan memproses sinyal yang diperoleh dalam bentuk terbalik, dan mengubah sinyal-sinyal tersebut ke dalam aliran bit (untuk menjadi frame jaringan) dan

mengubah bit-bit tersebut menjadi aliran data paralel dalam bus komputer penerima. Beberapa fungsi tersebut dapat dimiliki oleh NIC secara langsung, diinstalasikan di dalam firmware, atau dalam bentuk perangkat lunak yang diinstalasikan dalam sistem operasi. NIC logis NIC logis merupakan jenis NIC yang tidak ada secara fisik dan menggunakan sepenuhnya perangkat lunak yang diinstalasikan di atas sistem operasi dan bekerja seolah-olah dirinya adalah sebuah NIC. Contoh dari perangkat NIC logis adalah loopback adapter (dalam sistem operasi Windows, harus diinstalasikan secara manual atau dalam sistem operasi keluarga UNIX, terinstalasi secara default, dengan nama interface lo) dan Dial-up adapter (yang menjadikan modem sebagai sebuah alat jaringan dalam sistem operasi Windows). Kartu NIC logis ini dibuat dengan menggunakan teknik emulasi. Ethernet II Ethernet II adalah sebuah standar enkapsulasi paket data jaringan berbasis teknologi Ethernet yang digunakan oleh protokol TCP/IP. Standar ini dikembangkan oleh Digital Equipment Corporation (DEC), Intel Corporation, dan Xerox sebelum akhirnya diserahkan kepada komite IEEE 802 untuk menjadi standar IEEE 802.3. Ethernet II juga disebut sebagai Ethernet II frame format atau DIX frame format (mengingat pihak-pihak yang mengembangkannya adalah DEC, Intel dan Xerox). Struktur data

Sebuah frame Ethernet II terdiri atas beberapa field, yakni sebagai berikut: Preamble Destination Address Source Address EtherType Payload, dan Frame Check Sequence (FCS). Preamble Field Preamble adalah sebuah field yang memiliki panjang 8 byte. 7 byte dari field ini merupakan susunan angka 0 dan 1 (setiap byte berisi urutan bit 10101010) yang digunakan untuk melakukan sinkronisasi dengan pihak penerima, sedangkan 1 byte terakhir yang berisi 10101011 mengindikasikan bahwa frame tersebut adalah frame pertama. Sehingga, field ini berfungsi untuk melakukan sinkronisasi dengan pihak penerima dan menandai setiap frame Ethernet. Destination Address

Field Destination Address adalah sebuah field yang memiliki panjang 6 byte yang menandakan alamat tujuan ke mana frame yang bersangkutan akan dikirimkan. Alamat tujuan ini bisa berupa alamat unicast Ethernet, alamat multicast Ethernet, atau alamat broadcast Ethernet. Alamat unicast Ethernet merupakan alamat fisik Ethernet yang bersangkutan, yang berupa MAC address, sedangkan alamat broadcast Ethernet merupakan sebuah alamat yang memiliki semua bitnya diset ke angka 1, sehingga membentuk pola alamat FF:FF:FF:FF:FF:FF. Source Address Field Source address adalah sebuah field yang memiliki panjang 6 byte dan menunjukkan alamat sumber dari mana frame yang bersangkutan berasal. Alamat ini umumnya adalah alamat unicast Ethernet. EtherType Field EtherType adalah sebuah field yang memiliki panjang 2 byte yang mendndakan protokol lapisan tinggi yang terkandung di dalam frame Ethernet yang bersangkutan. Setelah sebuah kartu jaringan meneruskan frame yang bersangkutan kepada sistem operasi host tersebut, nilai dari field ini akan digunakan untuk meneruskan muatan Ethernet kepada protokol lapisan tinggi yang cocok. Jika tidak ada protokol lapisan tinggi yang cocok, maka nilai dari field ini akan diabaikan. Field ini bertindak sebagai tanda pengenal protokol dalam format frame Ethernet II. Untuk sebuah datagram IP, nilai dari field ini diset ke nilai 0x0800, sementara untuk sebuah pesan ARP, nilainya adalah 0x086. untuk selengkapnya, lihat di website IANA. Payload Field Payload untuk sebuah frame Ethernet II berisi sebuah protocol data unit (PDU) yang dimiliki oleh sebuah protokol lapisan yang lebih tinggi. Ethernet II dapat mengirimkan data dengan ukuran maksimum 1500 byte. Karena Ethernet memiliki fasilitas untuk mendeteksi adanya kolisi dalam jaringan, maka dalam frame-frame Ethernet II harus terdapat payload paling tidak 46 byte. Jika memang payload yang dimiliki oleh protokol lapisan yang lebih tinggi kurang dari 46 byte, maka data tersebut harus diisi dengan beberapa bit kosong, agar tetap memiliki panjang 46 byte. Frame Check Sequence

Field Frame Check Sequence (FCS) adalah sebuah field yang ukurannya 4 byte yang menyediakan verifikasi integritas bit terhadap keseluruhan frame Ethernet II yang bersangkutan. Field FCS ini juga disebut dengan Cyclic Redundancy Check (CRC). Pihak peneirim akan menghitung nilai dari FCS dan menempatikan hasilnya di dalam field ini. Ketika pihak penerima mendapatkan frame yang bersangkutan, pihak penerima tersebut akan melakukan penghitungan ulang terhadap FCS dengan menggunakan algoritma yang sama, dan membandingkannya dengan yang terdapat di dalam FCS. Jika kedua nilai tersebut sama, maka frame yang bersangkutan dianggap valid dan akan diproses oleh pihak penerima. Jika tidak sama, maka frame tersebut diabaikan, seolah-olah tidak ada frame yang dikirimkan. Kalkulasi yang terjadi pada Ethernet II yang disimpan di dalam field ini hanya menyediakan layanan integritas level bit saja, bukannya layanan integritas terhadap data keseluruhan atau bahkan layanan autentikasi. Sebuah nilai FCS yang valid tidak menjamin bahwa frame yang bersangkutan tidak dimodifikasi oleh orang yang tidak berhak selama transit di node lainnya. Kalkulasi terhadap FCS telah diketahui secara umum dan sebuah node yang terletak di antara dua buah node yang saling berhubungan dapat saja mengintersepsi frame yang sedang dipertukarkan, memodifikasi frame tersebut, menghitung kembali nilai FCS dan meletakannya ke dalam field ini sebelum meneruskaan frame tersebut. Si node penerima pun tidak dapat mendeteksi bahwa frame yang diterimanya telah dimodifikasi hanya dengan field FCS. Karenanya, untuk mencegah hal ini terjadi, gunakan protokol level tinggi yang menawarkan fitur keamanan, seperti halnya IPSec. Selain itu, field ini hanya menyediakan deteksi terhadap kesalahan pada level bit saja, dan tidak dilengkapi dengan fitur pemulihan dari kesalahan tersebut (error recovery). Ketika nilai FCS yang dihitung oleh pihak penerima tidak sama dengan nilai FCS yang disimpan di dalam frame, maka satu-satunya kesimpulan yang dapat diambil dari hal itu adalah bahwa sebuah bit atau beberpa bit telah berubah. Penghitungan FCS juga tidak menyediakan informasi tentang di mana letak kesalahan tersebut atau bagaimana cara mengoreksinya, tapi beberapa jenis mekanisme CRC lainnya (yang digunakan dalam teknologi framing lainnya) dapat melakukan hal ini. Contoh dari hal ini adalah field 1-byte Header Checksum dalam header sebuah sel Asynchronous Transfer Mode (ATM), yang dapat menyediakan layanan pendeteksian kesalahan seperti halnya Ethernet II serta juga mampu melakukan pemulihan terhadap kesalahan tersebut, meski terbatas.

Contoh dari frame Ethernet II Berikut ini merupakan contoh dari frame Ethernet II yang diambil dengan menggunakan Microsoft Network Monitor untuk sebuah datagram IP:
+ Frame: Base frame properties ETHERNET: ETYPE = 0x0800 :Protocol = IP: DOD Internet Protocol + ETHERNET: Destination address : 001054CAE140 + ETHERNET: Source address : 00600852F9D8 ETHERNET: Frame Length : 74 (0x004A) ETHERNET: Ethernet Type : 0x0800 (IP:DOD Internet Protocol) ETHERNET: Ethernet Data: Number of data bytes remaining = 60 (0x003C) + IP: ID = 0xAE09; Proto = ICMP; Len: 60 + ICMP: Echo: From 192.168.160.186 To 192.168.160.01

Ukuran Frame Ethernet Semua frame Ethernet harus membawa payload paling tidak 46 bita. Ukuran minimum frame Ethernet tersebut adalah hasil dari pengaplikasian skema media access yang digunakan oleh Ethernet, yakni CSMA/CD (carier sense multiple access with collision detection), sehingga mengakibatkan ukuran minimalnya yang harus 46 bit. UTP (Unshielded twisted pair) Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik. Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut. Kategori Category 1 (Cat1) Category 2 (Cat2) Category 3 (Cat3) Category 4 (Cat4) Kegunaan Kualitas suara analog Transmisi suara digital hingga 4 megabit per detik Transmisi data digital hingga 10 megabit per detik Transmisi data digital hingga 16

megabit per detik Transmisi data digital Category 5 (Cat5) megabit per detik Enhanced Category 5 Transmisi data digital (Cat5e) megabit per detik Category 6 (Cat6) Category 7 (Cat7)

hingga hingga

100 250

Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5 (Cat5) merupakan kabel UTP yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet. Category 1 Kabel UTP Category 1 (Cat1) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan sebelum tahun 1983 untuk menghubungkan telefon analog Plain Old Telephone Service (POTS). Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang sesuai untuk digunakan sebagai kabel untuk mentransmisikan data digital di dalam jaringan komputer, dan karena itulah tidak pernah digunakan untuk tujuan tersebut. Category 2 Kabel UTP Category 2 (Cat2) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data hingga 4 megabit per detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan nodenode dalam jaringan dengan teknologi Token Ring dari IBM. Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat2 kurang cocok jika digunakan sebagai kabel jaringan masa kini. Gunakanlah kabel yang memiliki kinerja tinggi seperti Category 3, Category 4, atau Category 5. Category 3 Kabel UTP Category 3 (Cat3) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik. Kabel UTP Cat3 menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4 pasang kawat yang dipilin (twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3 merupakan kabel yang memiliki kemampuan terendah (jika

dilihat dari perkembangan teknologi Ethernet), karena memang hanya mendukung jaringan 10BaseT saja. Seringnya, kabel jenis ini digunakan oleh jaringan IBM Token Ring yang berkecepatan 4 megabit per detik, sebagai pengganti Cat2. Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 3 pada beberapa frekuensi. Nilai pada frekuensi 10 MHz Nilai pada frekuensi 16 MHz 36 dB/1000 kaki 23 dB/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki 100 Ohm (15%) 18 picoFarad/kaki

Karakteristik Attenuation (pelemahan sinyal) 27 dB/1000 kaki Near-end Cross-Talk (NEXT) 26 dB/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 Resistansi kaki Impendansi Kapasitansi Category 4 100 Ohm (15%) 18 picoFarad/kaki

Kabel UTP Category 4 (Cat4) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga 22-gauge atau 24-gauge dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini dapat mendukung jaringan Ethernet 10BaseT, tapi seringnya digunakan pada jaringan IBM Token Ring 16 megabit per detik. Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 4 pada beberapa frekuensi. Nilai pada frekuensi 10 MHz 20 dB/1000 kaki 41 dB/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki 100 Ohm (15%) Nilai pada frekuensi 20 MHz 31 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki 100 Ohm (15%)

Karakteristik Attenuation Near-end Cross-Talk Resistansi Impendansi

Kapasitansi

18 picoFarad/kaki

18 picoFarad/kaki

Category 5 Kabel UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah distandardisasi oleh Electronic Industries Alliance (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA). Kabel Cat5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT), hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat kabel serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih baik, kabel Cat5 adalah kabel yang disarankan untuk semua instalasi jaringan. Nilai pada frekuensi 10 MHz Karakteristik Attenuation 20 dB/1000 kaki Near-end Cross-talk 47 dB/1000 kaki Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki Impendansi 100 Ohm (15%) Kapasitansi 18 picoFarad/kaki Structural return loss 16 dB 45 nanodetik/100 Delay skew meter Enhanced Category 5 Kabel ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5, yang menawarkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. Kabel ini mampu mendukung frekuensi hingga 250 MHz, yang direkomendasikan untuk penggunaan dalam jaringan Gigabit Ethernet, meskipun menggunaan kabel UTP Category 6 lebih disarankan untuk mencapai kinerja tertinggi. Pengabelan UTP Category 5 Nilai pada frekuensi 100 MHz 22 dB/1000 kaki 32.3 dB/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki 100 Ohm (15%) 18 picoFarad/kaki 16 dB 45 nanodetik/100 meter

Dalam menghubungkan jaringan Ethernet dengan menggunakan kabel UTP Category 5, terdapat dua strategi pengabelan, yakni Crossover cable dan Straight-through cable. Kabel Crossover digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang sama (NIC dengan NIC lainnya, hub dengan hub yang lainnya dan lain-lain), sementara kabel Straight-through digunakan untuk menghubungkan NIC dengan hub atau NIC dengan switch. IEEE 802.3 IEEE 802.3 adalah sebuah kumpulan standar IEEE yang mendefinisikan lapisan fisik dan sublapisan media access control dari lapisan data-link dari standar Ethernet berkabel. IEEE 802.3 mayoritas merupakan teknologi Local Area Network (LAN), tapi beberapa di antaranya adalah teknologi Wide Area Network (WAN).

IEEE 802.3 juga merupakan sebuah teknologi yang mendukung arsitektur jaringan IEEE 802.1. DIX Ethernet dan IEEE 802.3 Spesifikasi Ethernet yang asli (yang disebut sebagai "Experimental Ethernet") dikembangkan oleh Robert Metcalfe pada tahun 1972 dan dipatenkan pada tahun 1978 dan dibuat berbasiskan bagian dari protokol nirkabel ALOHAnet. Memang, Experimental Ethernet sudah tidak digunakan lagi saat ini, tapi dapat dianggap sebagai protokol Ethernet oleh sebagian kalangan. Ethernet yang dikenal sekarang yang digunakan di luar Xerox adalah DIX Ethernet. Tetapi, karena DIX Ethernet juga dikembangkan dari Experimental Ethernet, dan semakin banyak standar yang juga dikembangkan berbasiskan teknologi DIX Ethernet, komunitas teknis telah menganggap bahwa semuanya adalah Ethernet. Karenanya, penggunaan istilah Ethernet juga dapat digunakan untuk menyebutkan semua jaringan yang menggunakan fungsi dan media yang telah distandarisasi sebagai berikut: Standar Ethernet Tahun /tanggal

Experiment al Ethernet

1972

Ethernet II (DIX 2.0)

1982

IEEE 802.3

1983

IEEE 802.3a

1985

Keterangan Protokol Ethernet yang pertama, yang mampu mentransmisikan data melalui kabel koaksial dan topologi bus dengan kecepatan 2,94 megabit per detik. Protokol Ethernet hasil pengembangan selanjutnya, yang mampu mentransmisikan data melalui kabel koaksial tipis (thinnet), dengan kecepatan 10 megabit per detik. Pada standar ini juga diperkenalkan field EtherType. Format frame ini juga yang digunakan oleh protokol-protokol di dalam protokol Internet (TCP/IP). Protokol Ethernet standar 10BASE5 yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 10 Megabit per detik melalui kabel koaksial tebal (thicknet). Protokol ini sama seperti halnya DIX, kecuali pada field EtherType diganti oleh Length, dan sebuah header IEEE 802.2 yang menyertai header IEEE 802.3. Lebih jelasnya lihat di bagian bawah. Protokol Ethernet standar 10BASE2 yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 10 Megabit per detik melalui kabel koaksial tipis (thinnet).

IEEE 802.3b IEEE 802.3c IEEE 802.3d IEEE 802.3e

1985 10Broad36 Spesifikasi repeater jaringan dengan 1985 kecepatan 10 megabit per detik. 1987 Fiber-Optic Inter-Repeater Link (FOIRL) 1987 10Base5 atau StarLAN Standar Ethernet 10BaseT, yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 10 megabit per detik melalui kabel tembaga yang 1990 dipilin (twisted pair). Standar Ethernet 10BaseF, yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 10 megabit per detik melalui kabel serat optik 1993 (Fiber-optic). Standar Fast Ethernet 100BaseTX, 100BaseT4, 100BaseFX, yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 100 megabit per detik melalui kabel tembaga yang dipilin (twisted pair) dan juga menawarkan 1995 fungsi autonegotiation. 1997 Full duplex dan flow control Standar Fast Ethernet 100BaseT2, yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 100 megabit per detik melalui kabel tembaga yang dipilin (twisted pair) kualitas 1998 rendah. Standar Gigabit Ethernet 1000Base-X, yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 1000 megabit per detik (1 gigabit per detik) melalui kabel serat optik (fiber1998 optic). Revisi standar dasar yang menggabungkan 1998 semua amandemen dan ralat di atas. Standar Gigabit Ethernet 1000BaseT, yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 1000 megabit per detik (1 gigabit) melalui kabel tembaga yang dipilin (twisted 1999 pair). Ukuran frame maksimum diperluas hingga 1522 byte (untuk mengizinkan "Q-tag"). Q-tag mencakup informasi Virtual Local Area Network (VLAN) IEEE 802.1Q dan informasi 1998 prioritas IEEE 802.1p. Link aggregation untuk saluran-saluran 2000 paralel.

IEEE 802.3i

IEEE 802.3j

IEEE 802.3u IEEE 802.3x

IEEE 802.3y

IEEE 802.3z IEEE 802.3-1998

IEEE 802.3ab

IEEE 802.3ac IEEE 802.3ad

IEEE 802.3-2002

IEEE 802.3ae IEEE 802.3af 802.3ah

Sebuah revisi yang menggabungkan tiga 2002 amandemen terakhir dan ralat. Standar 10 Gigabit Ethernet 10GBaseSR,10GBase-LR, 10GBase-ER, 10GBaseSW, 10GBase-LW, dan 10GBase-EW yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 10000 megabit per detik (10 2003 gigabit). 2003 Power over Ethernet (PoE) 2004 Ethernet in the First Mile Standar 10 Gigabit Ethernet 10GBase-CX4, yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 10000 megabit per detik (10 2004 gigabit) melalui kabel twin-axial. Revisi standar dasar yang menggabungkan 2005 empat amandemen dan ralat di atas.

IEEE 802.3ak IEEE 802.3-2005

Format Frame IEEE 802.3 IEEE 802.3 adalah sebuah format frame yang merupakan hasil penggabungan dari spesifikasi IEEE 802.2 dan IEEE 802.3, dan terdiri atas header dan trailer IEEE 802.3 dan sebuah header IEEE 802.2. Sebuah frame IEEE 802.3 terdiri atas beberapa field sebagai berikut: Header IEEE 802.3: o Preamble o Start Delimiter o Destination Address o Source Address o Length Header IEEE 802.2 Logical Link Control: o Destination Service Access Point (DSAP) o Source Service Access Point (SSAP) o Control Payload Trailer IEEE 802.3: o Frame Check Sequence (FCS) Preamble Field Preamble adalah sebuah field berukuran 7 byte yang terdiri atas beberapa bit angka 0 dan 1 yang dapat melakukan sinkronisasi dengan perangkat penerima. Setiap byte dalam field ini berisi 10101010.

Start Delimiter Field Start Delimiter adalah sebuah field berukuran 1 byte yang terdiri atas urutan bit 10101011, yang mengindikasikan permulaan frame Ethernet yang bersangkutan. Kombinasi antara field Preamble dalam IEEE 802.3 dan Start Delimiter adalah sama dengan field Preamble dalam Ethernet II, baik itu ukurannya maupun urutan bit yang dikandungnya. Destination Address Field Destination Address adalah field berukuran 6 byte yang sama dengan field Destination Address dalam Ethernet II, kecuali dalam IEEE 802.3 mengizinkan ukuran alamat 6 byte dan juga 2 byte. Meskipun demikian, alamat 2 byte tidak sering digunakan. Source Address Field Source Address adalah field berukuran 6 byte yang sama dengan field Source Address dalam Ethernet II, kecuali dalam IEEE 802.3 mengizinkan ukuran alamat 6 byte dan juga 2 byte. Meskipun demikian, alamat 2 byte tidak sering digunakan. Length Field Length adalah sebuah field yang berukuran 2 byte yang mengindikasikan jumlah byte dimulai dari byte pertama dalam header LLC hingga byte terakhir field Payload. Field ini tidak memasukkan header IEEE 802.3 atau field Frame Check Sequence. Ukuran minimumnya adalah 46 (0x002E), dan nilai maksimumnya adalah 1500 (0x05DC). Destination Service Access Point Field Destination Service Access Point (DSAP) adalah sebuah field berukuran 1 byte yang mengindikasikan protokol lapisan tinggi yang digunakan oleh frame pada node tujuan. Field ini adalah salah satu dari field-field IEEE 802.2 Logical Link Control (LLC). Field ini bertindak sebagai tanda pengenal protokol (protocol identifier) yang digunakan di dalam format frame IEEE 802.3. Nilai-nilainya ditetapkan oleh IANA. Source Service Access Point Field Source Service Access Point (SSAP) adalah sebuah field berukuran 1 byte yang mengindikasikan protokol lapisan tinggi yang

digunakan oleh frame pada node sumber. Field ini adalah salah satu dari field-field IEEE 802.2 Logical Link Control (LLC). Field ini bertindak sebagai tanda pengenal protokol (protocol identifier) yang digunakan di dalam format frame IEEE 802.3. Nilai-nilainya ditetapkan oleh IANA.

DAFTAR PUSTAKA
Onno W. Purbo, TCP/IP, Elex Media Computindo, Jakarta 2001 Evi Nemeth, Garth Snyder, Scoot Seebass, Trent R. Hein, Unix System Administrator Handbook, Prentice Hall, 2001 Cisco Networking Academy Program ( CCNA Semester 2 ) Myers, J., Post Office Protocol - Version 3, RFC 1725, Carnegie Mellon, November 1994. Henry, S. Lee, How Do You Talk to a POP Server?, Sun Expert Magazine, July 1998. Postel, J., "Simple Mail Transfer Protocol", STD 10, RFC 821, USC/Information Sciences Institute, August 1982. Crocker, D., "Standard for the Format of ARPA-Internet Text Messages", STD 11, RFC 822, University of Delaware, August 1982.

BIOGRAFI PENULIS

David, S.Kom. Lahir di Pontianak, 29 Juni 1980. Menyelesaikan program S1 jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pontianak pada tahun 2003. Bekerja sebagai Dosen Tetap di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pontianak sejak Maret 2004. Saat ini sedang menyelesaikan program S2 pada Magister Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Minat ilmu pada sistem cerdas. Informasi lebih lanjut tentang penulis ini dapat melalui Email:

David_liauw@yahoo.com dan DavidLiauw@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai