Anda di halaman 1dari 3

Laporan Kegiatan Ground Check Dalam Rangka Pembuatan Peta Kawasan Hutan Jawa Tengah

A. Dasar Pelaksanaan: 1. Surat Perintah Tugas Kepala Balai KSDA Jateng, No.PT 1582/IV-K.16/Peg/2011 tanggal 7 Nopember 2011. 2. Surat Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan Dirjen Planologi Kehutanan No S 993/KUH-3/2011 tanggal 7 Nopember 2011 B. Pelaksana : 1. Johan Setiawan, S. Hut., Ms.Sc / 19793004 200501 1 010 2. Wahyono Restanto, S. Hut./19810226 200801 1 002 C. Lokasi Kegiatan : TWA Sumber Semen dan CA Jatinegara D. Waktu : 31 Oktober 2011 s/d 4 Nopember 2011 E. Hasil Kegiatan : 1. TWA Sumber Semen. Kegiatan ground check di TWA Sumber Semen ini bertujuan untuk menguji kebenaran hasil interpretasi citra TWA Sumber Semen dengan kondisi faktual lapangan untuk mendapatkan peta yang singkron antara gambar 3 dimensi dalam citra dengan batas fungsi kawasan hutan. Perbedaan bentuk peta kawasan TWA Sumber Semen antara SK Mentan No. 54/Kpts-/Um/2/1975 dengan peta kerja Perhutani juga menjadi fokus dalam kegiatan ini. Hasil pengecekan di lapangan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil interpretasi citra yang telah dilakukan dengan kondisi faktual lapangan. Apa yang tersaji dalam citra masih relevan dengan kondisi terkini kawasan TWA Sumber Semen. Kondisi TWA Sumber Semen adalah hutan alam/campur dengan batas utara kawasan berupa petak Mahoni milik PT. Perhutani, batas bagian Barat berupa alur dengan kondisi hutan yang sebagian besar telah terbuka, batas selatan adalah pal-pal dengan kondisi hutan tegakan Jati tua (bagian tenggara) dan areal terbuka (barat daya) serta batas bagian timur berupa pal pal dengan kondisi hutan alam yang relatif masih baik.

Perbedaan bentuk kawasan menurut SK Mentan No. 54/Kpts-/Um/2/1975 dan Peta Kerja Perhutani terletak pada bagian tenggara kawasan, dimana menurut peta kerja Perhutani bagian tenggara TWA Sumber Semen masuk dalam wilayah kerjanya (Peta terlampir). Kondisi faktual areal yang diakui oleh PT. Perhutani tersebut adalah tegakan Jati berusia tua dengan keliling lingkar batang rata-rata diatas 500 cm.

Menurut Informasi dari petugas, tegakan jati tersebut adalah tanaman tahun 1907. Dengan demikian bagian kawasan TWA Sumber Semen yang dipermasalahkan PT. Perhutani tersebut secara umum memang memiliki komposisi dan struktur hutan yang berbeda dengan kawasan TWA Sumber Semen lainnya.

Dengan memperhatikan fakta-fakta tersebut maka ada dua kemungkinan, yaitu 1) ada kekeliruan gambar atau peta dalam SK Penunjukkan kawasan TWA Sumber Semen No. 54/Kpts-/Um/2/1975 mengingat kondisi faktual lapangan yang berbeda dengan kawasan TWA Sumber Semen pada umumnya, 2) masuknya tegakan Jati yang berusia tua tersebut ke dalam TWA Sumber Semen memang dimaksudkan sebagai bentuk perlindungan terhadap tanaman tua tersebut/koleksi. Ada dua hal penting yang diatur/diputuskan dalam SK Mentan

54/Kpts/Um/2/1975, yaitu: 1. Menunjuk Petak 112 b dari kawasan hutan Sumber Semen seluas 17,1 ha sebagai taman wisata Sumber Semen. 2. Batas sementara Taman Wisata Sumber Semen terlukis dengan warna ungu pada peta lampiran SK Mentan 54/Kpts/Um/2/1975, sedangkan batas tetap akan ditetapkan kemudian setelah diadakan pengukuran dan penetapan batas di lapangan. Lampiran peta warna ungu itulah yang dipermasalahkan oleh PT Perhutani, karena menurut PT. Perhutani lampiran peta tersebut tidak hanya menunjuk Petak 112 b saja namun juga mendeliniasi Petak 112 d milik PT. Perhutani. Namun demikian, sebelum dilakukan pengukuran dan penataan batas definitive maka sebaiknya peta kawasan TWA Sumber Semen yang akan disajikan dalam Peta Kawasan Hutan Jateng-DIY harus sesuai dengan lampiran SK Mentan 54/Kpts/Um/2/1975 tersebut, sebagaimana diatur dalam keputusan nomor dua dalam SK tersebut.

2. CA Jatinegara Status kawasan yang belum ada tata batas definitif menyulitkan pelaksana dalam melakukan pencermatan lapangan, mengingat batas-batas yang ada adalah batas semu tanpa ada tanda atau pal batas. Dalam Buku Obor PT. Perhutani CA. Jatinegara berada dalam Petak 62 dan petak 5 BKPH Kedung Jati, KPH Pemalang. Ground check di CA Jatinegara ini difokuskan pada bagian utara kawasan yang berdasarkan interpretasi citra landsat terlihat memiliki rona warna yang berbeda, diduga sebagai areal terbuka. Dengan tidak adanya tanda atau batas kawasan yang jelas maka pengecekan lapangan hanya mengandalkan ingatan dan pemahaman petugas lapangan serta penginterpretasian citra dan dokumen Peta Belanda yang dimiliki. Hasil verifikasi lapangan diketahui bagian yang diduga terbuka tersebut adalah areal bekas land clearing yang saat ini sedang ditanami tanaman jagung. Bentuk kawasan CA Jatinegara menurut buku Obor Perhutani dan Sket kawasan PPA SIE Jawa Tengah I 1976 (yang dipedomani petugas BKSDA Jateng selama ini) memiliki bentuk bangun yang berbeda. Menurut buku Obor Perhutani, batas barat kawasan pada bagian ujung barat laut CA Jatinegara sedikit berbelok ke barat menyusuri jalan, sementara menurut sket PPA Jateng I 1976 batas barat kawasan relatif lurus sampai batas utara (terlampir). Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan tata batas kawasan CA Jatinegara ini perlu menjadi prioritas pengelolaan kawasan. Hal ini mendesak dilakukan agar tidak terjadi perbedaan persepsi batas kawasan antara petugas Balai KSDA dan petugas PT. Perhutani kedepan.

Mengetahui, Kepala Balai

Semarang, 13 Nopember 2011 Pelaksana kegiatan, 1. Johan Setiawan, S. Hut., M.Sc. .......

Ir. Minto Basuki NIP 19560109 198602 1 001

2. Wahyono Restanto, S. Hut .....

Anda mungkin juga menyukai