Anda di halaman 1dari 10

TUJUAN

Untuk mengukur suatu benda , kita dapat menggunakan alat ukur untuk mengukur apa yang kamu ukur seperti : 1. Benda ber-Balok 2. benda kubus 3. kelereng kecil 4. kelereng besar 5. silinder dapat digunakan dengan yaitu : alat ukur panjang mistar jangka sorong micro meter secrup alat ukur massa neraca mistar neraca 1 lengan neraca 2 lengan neraca pegas alat ukur waktu arloji/jam stopwatch

jam pasir (terbatas) jam matahari alat ukur suhu termometer skala celcius termometer skala reamur termometer skala kelvin termometer skala fahrenheit

I. Alat Ukur Panjang Untuk mengukur panjang suatu benda, anda dapat menggunakan mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. A. Penggaris / Mistar

Mistar adalah salah satu alat ukur panjang yang paling sering anda gunakan pada kehidupan sehari.hari. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar adalah x skala terkecil = 0,05 cm. Dengan ketelitian 0,05 cm ini maka mistar dapat anda gunakan untuk mengukur panjang sebuah buku atau pensil. Untuk menggunakan mistar dapat anda lakukan dengan cara

menempatkan mistar tersebut diatas benda yang akan diukur panjangnya, pastikan bahwa titik nol skala mistar tepat berimpit dengan salah satu ujung benda yang akan diukur. Langkah-langkah yang ditempuh untuk membaca hasil pengukran dengan mistar adalah : 1. Pastikan bahwa titik nol skala mistar telah berimpit dengan salah satu ujung benda yang diukur panjangnya.

2. Baca skala yang ditunjukkan oleh ujung benda yang satunya. 3. Nyatakan hasil pengukuran yang anda peroleh dalam 2 desimal sesuai tingkat ketelitian mistar. Hasil pengukuran dengan menggunakan suatu alat ukur dapat dinyatakan dengan format sebagai berikut : Hasil pengukuran = xo + x Dengan xo = hasil pembacaan pengukuran dengan alat ukur dan x = ketidakpastian alat ukur Untuk mistar karena ketelitiannya atau ketidakpastiannya = 0,05 cm (2 desimal) maka xo harus dinyatakan dalam 2 desimal pula. Misalnya L = (4,95 + 0,05) cm

B.

Jangka sorong

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung. Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap bagian). Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala

utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : x = x 0,01 cm = 0,005 cm Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut a. Mengukur diameter luar

Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap) rahang. b. Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga Catatlah hasil pengukuran anda Mengukur diameter dalam benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua

Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan. Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam

kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut rahang

benda/cincin yang diukur

c.

Catatlah hasil pengukuran anda Mengukur kedalaman

Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : tegak. Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka Geserlah rahang geser kebawah Catatlah hasil pengukuran anda. sehingga ujung batang sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya. pada jangka sorong menyentuh dasar tabung. Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri

didepan titik nol skala nonis.

jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm) Karena x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai : Panjang L = xo + x Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm C. Mikrometer Skrup

Mikrometer skrup merupakan alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Mikrometer skrup dapat dipergunakan untuk mengukur tebal kertas, diameter kawat tipis, tebal plat tipis yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.

Seperti halnya jangka sorong, mikrometer skrup terdiri atas : Rahang tetap yang berisi skala utama yang dinyatakan dalam mm. Panjang skala utama mikrometer pada umumnya

satuan

mencapai 25 mm. jarak antara 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,5 mm. Poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar (bidal). Pada ujung bidal terdapat garis skala yang membagi menjadi 50 bagian yang sama yang disebut skala nonius. Rahang geser yang dihubungkan dengan bidal, yang digunakan untuk memegang benda yang akan diukur bersama dengan rahang tetap. Jika bidal digerakkan 1 putaran penuh maka poros akan maju/mundur 0,5 mm. karena selubung luar memiliki 50 skala, maka skala terkecil mikrometer skrup adalah 0,5 mm/ 50 = 0,01 mm. Ketelitian dari mikrometer skrup adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian mikrometer skrup adalah : x = x 0,01 mm = 0,005 mm Dengan ketelitian 0,005 mm, maka mikrometer skrup dapat dipergunakan untuk mengukur tebal kertas atau diameter kawat tipis dengan lebih teliti (akurat). Untuk menggunakan mikrometer skrup dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: Putar bidal (pemutar besar) berlawanan arah jarum jam sehingga

ruang antara rahang tetap dengan rahang geser cukup untuk menempatkan benda yang akan diukur. Letakkan benda yang akan diukur diantara rahang tetap dan rahang Kemudian putar bidal (pemutar besar) searah jarum jam sehingga Putar pemutar kecil (roda bergerigi) searah jarum jam sehingga Baca hasil pengukuan yang diperoleh. geser. benda yang diukur terjepit oleh rahang tetap dan rahang geser. skala nonius pada pemutar besar tidak bergeser lagi.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan mikrometer skrup dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : Tentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder

(bidal) dari rahang geser (atau skala utama yang berada tepat didepan/berimpit dengan selubung silinder luar rahang geser) Tentukan nilai skala nonius yang yang berimpit dengan garis mendatar pada skala utama Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil mikrometer skrup) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 mm) Karena x = 0,005 mm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Karena kita tidak perlu menaksir angka terakhir (desimal ke-3) maka kita cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan Mikrometer skrup dapat anda laporkan sebagai : Panjang L = (Xo + X) Misalnya L = (3,250 + 0,005) mm

II. Alat Ukur Massa Untuk mengukur massa suatu benda digunakan neraca. Dari segi bentuk, alat ukur massa dalam fisika sangat berbeda dengan alat ukur massa yang sering kita jumpai di dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita kenal neraca sama lengan yang biasa kita jumpai di toko mas, neraca"dacin" gabah, ada pula neraca pasar yang biasa digunakan untuk menimbang sayuran dan bahan pokok dipasar, dan bahkan ada neraca pegas yang sering digunakan ibu-ibu untuk menimbang bahan-bahan kue. Dari sekian banyak bentuk neraca, neraca yang paling sering digunakan dilabolatorium adalah neraca lengan, neraca pelat datar dan neraca inersia, tetapi neraca ini mungkin sangat sulit ditemukan dalam kehidupan seharihari.

Prinsip kerja neraca ada 4 macam yaitu prinsip kesetimbangan gaya gravitasi (contohnya : neraca sama lengan), prinsip kesetimbangan momen gaya (contohnya: neraca dacin), prinsip kesetimbangan gaya elastis dengan gaya gravitasi (contohnya : neraca pegas), dan prinsip inersia/kelembaman.

A. benda.

Neraca 3 Lengan

Neraca adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu

Dalam Pembelajaran ini kita akan membahas neraca 3 lengan sebagai salah satu alat ukur massa yang paling banyak ditemui di labolatorium.Pada umumnya neraca 3 lengan (sering disebut sebagai neraca Ohause) memiliki batas ukur hingga 600 gram. Neraca 3 lengan terdiri atas : Penyangga beban yang digunakan untuk

menempatkan benda yang akan diukur. Lengan neraca yang terdiri atas 3 lengan yaitu lengan paling belakang yang memiliki skala dari 0-100gram dengan jarak antar skala 10 gram. Lengan yang terletak di tengah-tengah yang memiliki skala dari 0-500gram dengan jarak antar skala adalah 100 gram. dan lengan paling depan yang memiliki skala dari 0-10 dengan jarak antar skala 0,1 gram. pengukuran. kesetimbangan. Skala terkecil dari neraca tersebut adalah 0,1 gram (yaitu jarak antar skala pada lengan yang paling depan) Ketelitian dari neraca adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian neraca adalah : x = x 0,1 gram = 0,05 gram Titik 0, yang digunakan untuk menentukan titik Pemberat (anting) yang diletakkan pada masingmasing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil

Dengan ketelitian 0,05 gram, maka neraca 3 lengan dapat dipergunakan untuk mengukur massa sebuah benda dengan lebih teliti (akurat). Untuk mengukur massa suatu benda dengan menggunakan neraca 3 lengan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Siapkan benda yang massanya mau diukur, kemudian tempatkan

benda tersebut diatas penyangga beban (bagian neraca untuk menempatkan benda yang akan diukur). Geser anting (pemberat) pada masing-masing lengan dimulai dari pemberat paling besar hingga pemberat paling kecil sedemikian sehingga lengan neraca dalam keadaan setimbang (horizontal) yang ditandai dengan berimpitnya garis mendatar pada ujung lengan dengan titik 0 (nol). Setelah posisi lengan setimbang, maka bacalah hasil pengukuran yang anda peroleh.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan Neraca 3 lengan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

masing-masing lengan neraca. Hasil = Pembacaan skala pada lengan tengah + Pembacaan skala pada lengan Belakang + Pembacaan skala pada lengan depan Karena x = 0,05 gram (dua desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 2 desimal. Seperti halnya pada lat ukur panjang, hasil pengukuran menggunakan neraca dapat anda laporkan sebagai : Massa M = xo + x Misalnya M = ( 322,75 + 0,05) gram

KESIMPULAN :

Anda mungkin juga menyukai