Anda di halaman 1dari 1

INI SEMUA TENTANG KEHIDUPAN MANUSIA

Jelas, Ibnu Khaldun didalam buku Mukaddimah mengabaikan manusia mampu hidup
sendiri selamanya. Ia menjelaskan bahwa manusia memiliki hubungan sosial yang melekat
didalam diri manusia dan tidak bisa ditinggalkan. Istilah Al-Madinah (Kesipilan atau
Kependudukan). Ini sama dengan makna Al-Umran (Peradaban).
Tabiat manusia dalam kehidupannya seperti aktivitas makan. Mendapatkan makanan,
manusia harus mencari tumbuhan dan hewan mentah, peralatan dan perlengkapan masak,
maupun mempersiapkan meja makan. Namun kemampuan satu manusia saja sangat terbatas
dan tidak cukup untuk bisa makan. Adapun mampu bisa, tapi tidak akan bertahan lama. Seperti
halnya ide kreatif yang dimiliki seseorang, namun jika tidak ada teman untuk bekerjasama,
maka ide kreatif tersebut hanya sebuah angan-angan.
Hal ini disebabkan, setiap manusia memiliki karakter, kualifikasi kemampuan berbeda-
beda. Hal itulah menghantarkan manusia untuk berkumpul atau hidup bersama. Oleh karena
itu, harus berkumpul banyak kemampuan agar dapat bertahan hidup.
Selain itu, kemampuan mempertahankan diri. Manusia butuh bantuan dari manusia
lain. Sebab, Allah Subhanallahu wa Taala menciptakan tabiat-tabiat dalam diri hewan dan
membagi-bagikan kemampuan masing-masing hewan, ada yang lebih lemah dari manusia,
namun ada pula yang lebih besar kekuatannya daripada manusia.
Karena semua jenis penciptaan Allah seperti tumbuhan, hewan dan manusia memiliki
insting bertahan hidup, maka manusia juga diberikan kekuasaan berupa daya pikir dan tangan.
Melalui daya pikir dan tangan, manusia mampu lebih kuat daripada hewan liar maupun
manusia lain, seperti pistol menggantikan taring, media sosial pengganti mulut, hukum
menggantikan kulit-kulit manusia sebagai payung pertahanan dan sebagainya.
Hal itu, membuktikan hubungan sosial itu penting bagi keseharian manusia. Ibnu
Khaldun mengatakan ketika hubungan sosial tidak ada, maka tidak sempurna wujud mereka
dan tidak terwujud apa yang dikehendaki oleh Allah Subhanallahu wa Taala berupa
memakmurkan dunia dengan mereka dan menjadikan mereka sebagai Khalifah-Nya di Bumi.
Memakmurkan dunia termasuk makna dari Al-Umran (Peradaban).
Ketika hubungan sosial telah kuat diantara manusia se-visi dan misi. Maka harus ada
pihak yang menolak kezaliman diantara mereka, karena tabiat iri, dengki maupun menyaingi
merupakan watak manusia. Dibentuknya Haq dan Bathil adalah guna mengembangkan
kemampuan eksplorasi dan pembaharuan. Selain itu, manusia mampu bertahan hidup dan
ekspansi kemampuannya melalui peristiwa yang disebut dinamika sosial.
Melalui hal itu, tidak akan ada dinamisasi tanpa adanya perubahan, apalagi beberapa
wahyu Allah hadir ketika ada peristiwa. Semua ini bermula dari sebuah hubungan sosial. Oleh
karena itu, manusia dianggap manusia ketika aktif berhubungan sosial, karena tanpa
komunikasi dalam beriteraksi, maka manusia tersebut akan muda tereliminasi dan terisolir
kehidupan yang memiliki tuntutan dan kecepatan yang cepat.

Anda mungkin juga menyukai