Proposal Skripsi
Oleh :
Abdurrohim Nur
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
ORIENTASI GERAKAN NASIONAL PENGAWAL FATWA-MAJELIS ULAMA
INDONESIA (GNPF-MUI) DALAM GERAKAN POLITIK TERHADAP AKSI BELA
ISLAM 411 DI JAKARTA, INDONESIA
BAB1
PENDAHULUAN
1
Tallo Johan, 2016, Tuduhan Penistaan Agama oleh Ahok, Bareskrim Panggil MUI, [online],
http://news.liputan6.com/read/2634442/tuduhan-penistaan-agama-oleh-ahok-bareskrim-panggil-mui, diakses
tanggal 24 Okt 2016, 22:15 WIB
Atas penistaan agama tersebut, umat muslim membuat inisiatif untuk membuat aksi
massa terbesar di Indonesia. Aksi massa tersebut dikenal dengan nama Aksi Bela Islam.
Aksi Bela Islam yang dilaksanakan berbagai agenda aksi yang memiliki nilai dan tujuan
tertentu salah satunya Aksi Bela Islam 411.
Aksi Bela Islam/ Aksi Damai 411 atau dikenal sebagai Aksi Bela Islam/ Aksi Damai
Jilid II merupakan aksi fenomenal bagi sejarah Indonesia. Aksi Bela Islam 411 tersebut
dilaksanakan pada tanggal 4 November 2016 di Jakarta2. Aksi Bela Islam 411 menyuarakan
aspirasi pembelaan terhadap Al-Quran dan tuntutan terhadap proses pengadilan hukum
terhadap Ahok yang dinilai telah menistakan agama Islam.
Agenda Aksi Bela Islam 411 tersebut diawali shalat Jumat berjamaah di Masjid Istiqlal
Jakarta Pusat. Setelah itu, dilanjutkan aksi yang berpusat di depan istana Merdeka. Massa
terkosentrasi di Jalan Medan Merdeka Barat. Beberapa massa sempat meminta untuk
menemui Presiden Joko Widodo, namun ia sedang melakukan kunjungan diluar kota. Aksi
ini dilakukan sampai malam hari dan sesuai dengan peraturan unjuk rasa, massa dibubarkan
paksa oleh aparat kepolisian sehingga menimbulkan bentrokan beberapa massa yang
arogan dengan aparat.
Aksi Bela Islam 411 tersebut dikomando oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-
Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). Gerakan tersebut semakin ramai diberitakan,
ketika Ustadz Bahctiar Nasir didaulat menjadi Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-
Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).
Secara garis besar, Sepak Terjang GNPF-MUI tersebut berhasil mendatangkan jutaan
massa Aksi Bela Islam 411 Jakarta dan berhasil menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk
memberikan tanggapan dalam penyelesaian kasus penistaan agama tersebut. Dengan
demikian, penelitian yang akan dilakukan ini menarik untuk dikaji dan dianalisis terkait
GNPF-MUI merupakan wujud Gerakan Sosial dan Politik sebagai gerakan perlawanan.
Selain itu, penelitian ini akan melihat faktor-faktor pendukung dan penghambat gerakan
secara lebih dalam untuk memahami dinamika gerakan tersebut dalam memperjuangkan
hak hukum untuk menegakkan keadilan.
2. Perumusan Masalah
2
Prasetia, Andhika, 2016,GNPF-MUI Serukan Aksi Damai 4 November 2016, [online],
https://news.detik.com/berita/d-3334908/gnpf-mui-serukan-aksi-damai-4-november-2016, diakses tanggal 01
November 2016, 23:10 WIB
Berdasarkan dari latar belakangnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimanakah orientasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama
Indonesia (GNPF-MUI) dalam gerakan politik terhadap Aksi Bela Islam 411
Jakarta ?
2. Apa faktor-faktor yang mendorong dan menghambat Gerakan Nasional Pengawal
Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dalam gerakan politik terhadap Aksi
Bela Islam 411 Jakarta ?
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalahnya, maka penelitian ini akan dibatasi pada orientasi
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dalam gerakan
politik terhadap Aksi Bela Islam 411 Jakarta, dan faktor-faktor yang mendorong dan
menghambat gerakan tersebut.
4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan kepada pembatasan masalahnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
1. Memahami dan mendeskripsikan orientasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis
Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dalam gerakan politik terhadap Aksi Bela Islam 411
Jakarta.
2. Mengetahui dan eksplanasi faktor-faktor yang mendorong dan menghambat Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dalam gerakan
politik terhadap Aksi Bela Islam 411 Jakarta.
5. Manfaat Penelitian
5.1 Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan informasi
(data) tentang orientasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama Indonesia
(GNPF-MUI) dalam gerakan politik terhadap Aksi Bela Islam 411 Jakarta, dan untuk
memperbanyak khazanah serta perkembangan ilmu politik pada umumnya dan gerakan
sosial dan politik secara khusus.
5.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
metode dan model gerakan sosial dan politik di Indonesia dengan melihat orientasi
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dalam
gerakan politik terhadap Aksi Bela Islam 411 Jakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan tentang orientasi
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dalam gerakan
politik terhadap Aksi Bela Islam 411 Jakarta. Berdasarkan kepada penelitian tersebut, maka
dibutuhkan referensi terkait konsep yang berhubungan dengan tema atau judul yang
diangkat dalam penelitian ini. Penggunaan konsep-konsep tersebut diharapkan berguna
untuk membantu dan mempermudah dalam dinamika proses penelitian. Beberapa konsep
terkait dengan penelitian ini yaitu; konsep gerakan sosial dan politik, Gerakan Islam,
Kelompok kepentingan, organisasi dan lembaga. Tinjauan atas beberapa pustaka terdahulu
akan membahas mengenai gerakan Sosial dan Politik berbasis organisasi Islam kepada
Basuki Thahaja Purnama (Ahok) sebagai Pemerintah eksekutif di Jakarta. Tinjauan pustaka
diharapkan dapat membimbing arah penelitian ini sekaligus menunjukkan orisinalitas
penelitian ini yaitu membahas Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama
Indonesia (GNPF-MUI) dalam gerakan politik terhadap Aksi Bela Islam 411 Jakarta.
3
Tilly, Charles, 1979. Social Movement and National Politics. Stockholm : CSRO
4
Tilly, Charles, 2004. Social Movement 1768-2004. London : Paradigm Publishers
5
Tarrow, Sidney G. 2011. Power in Movement : Social Movement and Contentious Politics. New York :
Cambridge University Press
Fenomena dan dinamik sosial dan politik memiliki tingkat mobilisasi yang
tinggi, diperlukan referensi terkait untuk menjadi perbandingan dalam penelitian.
Kegunaan dari penelitian terdahulu sebagai sarana komposisi posisi penelitian yang
dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini, penelitian terdahulu
dilakukan dengan mencari dan menelusuri hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
berhubungan atau relevan dengan sasaran penelitian. Dengan demikian penelitian
terdahulu dianggap penting dilakukan dalam sebuah penelitian.
Terdapat penelitian terdahulu sebagai bahan referensi, penelitian terdahulu yang
membahas tentang Orientasi Gerakan Sosial Balantas (Barisan Ansor Serbaguna Lalu
Lintas) Nahdlatul Ulama di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian tersebut
dilakukan oleh M. Tashfin Faraz sebagai mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Pengkajian yang dilakukan penelitian terdahulu tersebut Melihat fakta-fakta
yang terjadi pada Gerakan Pemuda Ansor khususnya Balantas dalam menjalankan
gerakan sosialnya yang dilakukan pada masa reformasi ini dan perkembangan Balantas
kedepan dalam misi mengamankan kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan di
Kabupaten Sleman.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
7. Metodologi Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan kacamata Behavior/ Perilaku Politik. Perilaku politik
(Political Behavior) merupakan perspektif politik yang terpusat pada perilaku manusia
yang menyangkut soal politik atau perilaku politik dalam konteks politik. Artinya bahwa
perilaku politik hanya merupakan salah satu aspek dari perilaku manusia pada umumnya
dan terkait erat dengan perilaku lainnya seperti perilaku ekonomi, perilaku agama dan
sebagainya 6. Dalam hal ini, gerakan politik Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis
Ulama Indonesia (GNPF-MUI) mempunyai kekuatan pendorong dalam unjuk rasa Aksi
Bela Islam 411 di Jakarta, yaitu komando pergerakan massa Aksi Bela Islam. Sedangkan
paradigma yang akan digunakan adalah paradigma non positivisme. Non Positivisme
adalah cara pandang kebenaran tidak hanya berhenti pada fakta, melainkan apa makna di
balik fakta tersebut. Paradigma ini memandang realitas merupakan suatu fenomena yang
terjadi karena adanya interaksi antar anggota sosial. Dalam penelitian yang akan dilakukan
ini, orientasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI)
dalam gerakan politik terhadap Aksi Bela Islam 411 Jakarta, sebagai suatu representasi dari
masyarakat dalam arah gerak/ komando penyelenggara unjuk rasa Aksi Bela Islam 411 di
Jakarta.
6
Drs. Sudijono Sastroatmodjo, 1995, Perilaku Politik. Penerbit IKIP Semarang Press Jakarta.
7
Bodgan dan Taylor, 1990, Dalam Lexy Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
411, mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan gerakan politik tersebut serta
faktor-faktor yang mendorong dan menghambat pergerakannya tersebut.
Faktor-faktor yang
mendorong dan
menghambat Gerakan
Nasional Pengawal
Fatwa-Majelis Ulama
Indonesia (GNPF-
MUI) dalam gerakan
politik terhadap Aksi
Bela Islam 411 Jakarta
8
Sutopo, 1998, Pengantar Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS.
9
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
10
Saiffudin Azwar, 2009, Metode Penelitian,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dengan melakukan observasi sebagai pengumpulan data. Pengumpulan data
dilakukan dengan 2 cara yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
mencakup wawancara mendalam dan observasi melalui pengamatan langsung, data
sekunder dihasilkan melalui dokumentasi dan sumber-sumber pustaka.berikut
merupakan deskripsi tentang wawancara mendalam, pengamatan, dan studi
dokumentasi.
1) Wawancara mendalam yaitu pertemuan dua orang atau lebih untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikonstruksikan makna salam suatu topik tertentu11. Dalam konteks
penelitian ini, wawancara mendalam ditujukan kepada informan kunci
yaitu pengurus Gerakan Pengawal Fatwa Ulama-Majelis Ulama
Indonesia (GNPF-MUI), Pengurus Majelis Ulama dan Indonesia dan
Tokoh masyarakat yang berperan aktif memberikan informasi terkait
Aksi Bela Islam 411 di Jakarta.
2) Pengamatan (observasi) diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian
(Mamam: 1999)12
3) Studi dokumentasi adalah mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang
pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian.
11
Esterberg, 2002, dalam Sugiono, memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
12
Maman Rachman, 1999, Strategi dan Langkah-langkah Penelitian, Semarang: IIKIP Semarang Press.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif.
Model analisis interaktif dimulai dari wawancara observasi, mengedit,
mengklasifikasi, mereduksi, dan selanjutnyaaktifitas penyajian data serta
menyimpulkan data.
Miles dan Huberman (1992) mengemukakan ada tiga jalur analisis data
kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berikut ini
merupakan penjelasan mengenai reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
1) Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian,
penyederhanaan pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan yang tertulis di lapangan. Dalam reduksi data-data hasil
penelitian dipilah dan difokuskan terhadap hal-hal yang dianggap penting
dan berhubungan dengan bahasa penelitian. Reduksi data dalam penelitian
ini diambil dari hasil wawancara mendalam terhadap informan terkait
orientasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama Indonesia
(GNPF-MUI) dalam gerakan politik terhadap Aksi Bela Islam 411 Jakarta.
Reduksi data juga diambil dari kumpulan data-data sekunder yang
mendukung dari tema bahasan. Reduksi data dilakukan secara terus menerus
selama proses penelitian ini berlangsung sehingga, data yang telah direduksi
merupakan data yang telah disederhanakan untuk memudahkan penyajian
data penarikan kesimpulan awal.
2) Penyajian data dilakukan untuk mempermudah peneliti di dalam melihat
tentang bagaimana orientasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis
Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dalam gerakan politik terhadap Aksi Bela
Islam 411 Jakarta. Penyajian data dilakukan dengan memilah kembali data-
data hasil penelitian termasuk data penarikan kesimpulan awal pada reduksi
dengan mengelompokan atau mengkategorisasi terhadap bahasan-bahasan
yang sesuai dengan tema penelitian.
3) Penarikan kesimpulan (verifikasi) sama halnya dengan tahapan reduksi data
dan penyajian data, penarikan kesimpulan juga dilakukan secara terus
menerus selama proses penelitian berlangsung. Penarikan kesimpulan pada
penelitian orientasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama
Indonesia (GNPF-MUI) dalam gerakan politik terhadap Aksi Bela Islam 411
Jakarta, dilakukan dengan mencoba menganalisis dan mencari makna dari
data yang dikumpulkan. Pada penarikan kesimpulan dilakukan dengan
menari pola-pola atau hubungan terhadap teama bahasan yang nantinya
ditarik menajadi kesimpulan yang bersifat tentative atau belum pasti.
1. Drs. Sudijono Sastroatmodjo, 1995, Perilaku Politik. Penerbit IKIP Semarang Press
Jakarta.
2. Bodgan dan Taylor, 1990, Dalam Lexy Moleong. Metode Penelitian Kualitatif,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
3. Tilly, Charles, 1979. Social Movement and National Politics. Stockholm : CSRO
4. Tilly, Charles, 2004. Social Movement 1768-2004. London : Paradigm Publishers
5. Tarrow, Sidney G. 2011. Power in Movement : Social Movement and Contentious
Politics. New York : Cambridge University Press
6. Sutopo, 1998, Pengantar Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS.
7. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
8. Saiffudin Azwar, 2009, Metode Penelitian,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
9. Esterberg, 2002, dalam Sugiono, memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
10. Maman Rachman, 1999, Strategi dan Langkah-langkah Penelitian, Semarang: IIKIP
Semarang Press.
Pustaka Website :
11. Tallo Johan, 2016, Tuduhan Penistaan Agama oleh Ahok, Bareskrim Panggil MUI, [online],
http://news.liputan6.com/read/2634442/tuduhan-penistaan-agama-oleh-ahok-bareskrim-
panggil-mui, diakses tanggal 24 Okt 2016, 22:15 WIB
12. Prasetia, Andhika, 2016,GNPF-MUI Serukan Aksi Damai 4 November 2016, [online],
https://news.detik.com/berita/d-3334908/gnpf-mui-serukan-aksi-damai-4-november-2016,
diakses tanggal 01 November 2016, 23:10 WIB