Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan Budaya Bacson, Hoa-Binh, Dongson

1.

KEBUDAYAAN BACSON HOABINH

Di Lembah Sungai Mekong terdapat dua pusat kebudayaan, yaitu Bacson Hoabinh dan Dongson. Bacson adalah daerah pegunungan, sedangkan Hoabinh adalah daerah dataran rendah. Keduanya terletak tidak jauh dari Teluk Tonkin. Kebudayaan ini oleh Madame Madelene Colani, seorang ahli prasejarah dari Prancis dinamakan kebudayaan Bacson Hoa-Binh. Peradaban mereka pada mulanya adalah peradaban mesolithikum dengan hasil kebudayaannya berupa alat-alat yang baru diasah bagian tajamnya saja. Alat mereka yang terkenal adalah Peble (kapak sumatera), sedangkan manusia pendukungnya dari ras Papua Melanesoide. Baik kebudayaan maupun manusia pendukung kebudayaan ini kemudian berkembang di kepulauan Nusantara. B. KEBUDAYAAN DONGSON

Penelitian terhadap nekara perunggu yang dilakukan oleh F. Heger memperkuat adanya hubungan antara Kepulauan Indonesia dengan peradaban di Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian F. Heger tersebut dapat diklasifikasikan antara nekara tipe lokal dengan nekara tipe yang sama dengan yang terdapat di Asia Tenggara. Adanya kesamaan ini bukan berarti bahwa nekara-nekara itu berasal dari Asia Tenggara, sebab adapula nekara-nekara yang dibuat di Nusantara. Hal ini terbukti dengan ditemukannya beberapa cetakan nekara seperti yang ditemukan di Bali. Penelitian terhadap bendabenda budaya tersebut juga sesuai dengan penelitian bahasa yang dilakukan oleh H.Kern pada tahun 1886. C. KEBUDAYAAN INDIA Kehidupan masyarakat Indonesia menjelang pengaruh budaya India, masyarakat telah memiliki tata kehidupan yang teratur dan kebudayaan yang cukup tinggi.

Masyarakat telah mengenal bercocok tanam, pelayaran dengan perahu bercadik, penguasaan pengetahuan perbintangan (astronomi) baik untuk keperluan berlayar maupun bertani, yakni dnegan penentuan tanam yang tepat. Pola kehidupan dengan rumah panggung, telah dibuatnya bangunan-bangunan dari batu besar (megalith), memiliki kepercayaan animisme (kepercayaan bahwa semua benda memiliki roh) dan dinamisme (kepercayaan bahwa semua benda memiliki kekuatan gaib) sebagai suatu ciri masyarakat yang telah memiliki kebudayaan yang tinggi. Nenek moyang kita telah mengenal pula kepandaian menenun, membuat pakaian, dari serat atau kulit kayu dan dalam bidang kesenian telah mampu membuat barang-barang dari batu dan perunggu, dengan nilai seni yang tinggi. Di samping itu masyarakat awal Indonesia telah memiliki masyarakat yang teratur dengan kelompok suku, mengenal pemujaan terhadap roh nenek moyang, mengenal teknik perundagian dan terkenal sebagai bangsa pelaut yang ulang. Dengan demikian, ketika budaya India masuk ke Indonesia pada awal tarikh masehi lewat hubungan perdagangan, dengan mudah mesyarakat awal Indonesia dapat menerima budaya India tersebut. Unsur-unsur budaya India berpengaruh dalam berbagai bidang, terutama bidang politik (pemerintahan), sosial, seni dan budaya serta agama.

Anda mungkin juga menyukai