Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH GEOGRAFIS

TERHADAP KERAGAMAN
BUDAYA

KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA :
1. DESY TASYA BETANINGSIH (07)
2. HANIF PASHA (13)
3. NUR SITI MINDRAWATI (19)
4. ROY BUDI PRASETYO (22)
Faktor Geografis Keragaman Budaya

Letak Geografis

Kondisi Ekologis Posisi Strategis


Faktor Geografis Keragaman Budaya

Kondisi Alam

Kontak dengan Persebaran Nenek


Bangsa – bangsa Moyang Bangsa
Lain Indonesia
 Kondisi kenampakan alam suatu daerah akan
melahirkan biasaan tertentu bagi daerah setempat.
Kebiasaan yang turun temurun akan menjadi tradisi
yang dijalankan masyarakat yang bersangkutan.
Sebagai contoh masyarakat yang tinggal di tepi
pantai/pesisir. Mereka mengafdakan upacara adat
Kondisi Alam sedekah laut atau sebaliknya penduduk pegunungan.
dan  Fakta

Kebudayaan Upacara kasedo yang diadakan oleh masyarakt tengger


di sekitar kawah gunung bromo.
 Wujud lain dari perbedan budaya setiap wilayah
seperti pakaian,seni pertunjukan,lagu dll. Karena,
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
 Pada masa lalu banyak masyarakat hidup terpencil karena
oenduduknya masih jarang. Masyarakat yang tinggal
diwilayah inin umumnya memiliki kepercayaan
animisme/ruh leluruh pada suatu benda dimana mereka
yakin bahwa gejala alam merupakan kekuatan yang harus
Kondisi Alam dipuja/disembah.

dan  Selain itu,masyarakat mempunyai kepercayaan


dinamisme/percaya bahwa sesuatu memiliki kekuatan
Kepercayaan yang dapat mempengaruhi keberhasilan uaha seseorang.

 Contoh,kebiasaan para perani membuat sesaji terlebih


dahulu sebelum memulai kegiatan bercocok tanam atau
sebaiknya.
Kondisi alam yang berbeda mempengaruhi bentuk rumah
yang dibuat oleh masyarakat. Seperti rumah panggung di
daerah pedalaman Kalimantan yang lantainya dibangun
tidak menempel langsung ke tanah karena di daerah
tersebut masih banyak hutan serta binatang buas yang

Kondisi Alam bisa saja masuk ke pemukiman kapan saja. Berbeda


dengan penduduk Jawa yang membangun rumah yang
dan Bentuk beralaskan lantai yang langsung menyentuh tanah karena
Rumah di Jawa relatif aman. Suku-suku di Indonesia memiliki
kemampuan,kemauan dan rasa seni yang berbeda
sehingga memiliki berbagai budaya yang disesuaikan
dengan keadaan alamnya pula.
Kondisi alam di Indonesia sangat beragam dan setiap
daerah memiliki keunikan tersendiri. Masyarakat yang
tinggal di dataran rendah biasanya memanfaatkan
daerahnya untuk lahan pertanian dan objek wisata dan
mereka bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan
di masyarakat di dekat objek wisata biasanya
menggantungkan hidupnya menjual makanan atau
Kondisi Alam dan cenderamata.
Kehidupan Sehari Berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah
– hari Masyarakat sungai seperti Sumatera dan kalimantan, mereka
memanfaatkan sungai untuk transportasi,berdagang
hingga pasar di atas sungai seperti di Kaliamantan
tepatnya di Sungai Barito. Sedangkan masyarakat di
dekat pantai umumnya bermata pencaharian sebagai
nelayan dan petani garam.
Pada awal abad tarikh masehi negeri di Kepulauan
Nusantara telah menjalin hubungan perdagangan dan
pelayaran dengan bangsa – bangsa di Asia, seperti India
dan China. Sebagai akibat adanya hubungan itu,
timbullah pertemuan kebudayaan yang melahirkan
Kontak dengan kebudayaan baru bagi masyarakat Nusantara. Proses
percampuran kebudayaan tersebut disebut akulturasi
Bangsa India kebudayaan. Mengalirnya pengaruh budaya ke wilayah
dan China Nusantara tak lepas dari sikap bangsa Indnesia yang
terbuka untuk menerima kebudayaan baru. Dalam
menyikapi unsur baru tersebut bangsa Indonesia
melakukan filtrasi/penyeleksian budaya baru.
Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak pada :
 Seni Bangunan, yang tampak pada bentuk bangunan candi.
 Seni Rupa dan Seni Ukir
Relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur bukan hanya menggambarkan riwayat
Sang Buddha tetapi juga terdapat relief yang menggambarkan lingkungan alam
Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan bentuk perahu bercadik yang
menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu.
 Aksara / tulisan
Berdasarkan bukti – bukti tertulis yang terdapat pada prasasti – prasasti tampak bahwa
bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
 Kepercayaan
Sebelum pengaruh India berkembang di Indonesia, masyarakat telah mengenal dan
memiliki kepercayaan, yaitu animisme dan dinamisme. Ketiga bangsa India yang
menganut agama Hindu - Buddha datang dan berkembang ke Indonesia, masyarakat
Indonesia mulai menganut agamanya.
Pada abad ke-7 diperkirakan telah ada pemukiman orang Arab
pertama di pantai barat Sumatera yang diduga namanya Barus.
Kemudian pada abad ke- 9 telah berdatangan ke Sumatera
beberapa pelarian pedagang Arab dari Kanton. Mereka
mendirikan perkampungan muslim di Palembang. Selain bangsa
Arab, para pedagang muslim dari Persia berdatangan ke
Nusantara dan menetap di Pasai pada awal abad ke- 10.
Kontak dengan Keluarga muslim Persia itu kemudian mendirikan Kampung Siak
di Sumatera Timur. Sedangkan para pedagang muslim yang
Bangsa Gujarat, berasal dari Gujarat diperkirakan tiba di Nusantara sekitar abad
Arab, dan Persia ke- 13.
Berlangsungnya kontak perdagangan dan pelayaran dengan
bangsa Arab, Persia, dan Gujarat telah memberikan pengaruh
bagi tumbuh dan berkembangnya agama Islam di Nusantara.
Bentuk peninggalannya antara lain berkembangnya agama
Islam, peninggalan berupa masjid, keraton, kaligrafi,
penanggalan hijriah, dan sebagainya.
Mulai pada abad ke- 16, bangsa – bangsa Eropa berdatangan ke
Nusantara seperti, Portugis, Belanda, Spanyol, dan Inggris.
Motivasi kedatangannya semula untuk mencari rempah –
rempah, namun berkembang dengan munculnya ambisi untuk
menguasai Nusantara. Kontak bangsa – bangsa Eropa yang
menjajah masyarakat pribumi telah meninggalkan warisan
kolonial bagi bangsa Indonesia lewat pengaruh sosial budaya
Kontak dengan Barat yang lebih modern. Adapun beberapa bentuk pengaruh
Bangsa – sosial budaya bangsa – bangsa Eropa di Indonesia, antara lain
masuknya agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan,
bangsa Eropa peninggalan berupa gereja, model – model pakaian,
berkembangnya musik keroncong yang berasal dari Portugis,
peninggalan bangunan seperti bangunan Museum Fatahilah yang
menyerupai istanan Dam di Amsterdam, benteng – benteng
Portugis, peninggalan bangsa Portugis juga terdapat di
perkampungan Tugu, Jakartayang merupakan kampung Kristen
tertua yang ada di Indonesia bagian barat.
Pengaruh Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Rumpun Bahasa Melayu Austronesia

Rumpun bahasa ini meliputi wilayah luas yakni


dari Madagaskar di Afrika sampai ke Melanesia
dan Polinesia di Samudera Pasifik, dan Taiwan
sampai ke Indonesia. Para pakar sejarah
berpendapat bahwa bahasa melayu austronesia
berasal dari Taiwan karena sekitar 500 SM,
masyarakat Taiwan menggunakan bahasa yang
disebut Proto Austronesia (Austronesia kuno).
Masyarakat Tani dari Yunan

Peralihan dari kebudayaan berburu dan mengumpulkan


makanan menjadi kebudayaan bercocok tanam merupakan
perubahan yang amat besar. Para pakar sejarah menyimpulkan
bahwa kebudayaan bercocok tanam diperkenalkan oleh
masyarakat pendatang yaitu dari daerah Yunan, di sebelah
selatan Cina (RCC). Hal tersebut dibuktikan oleh kesamaan
artefak prasejarah. Awalnya masyarakat Yunan melakukan
migrasi ke daerah sekitar Teluk Tongkin, sebelah utara
Vietnam untuk mengembangkan kebudayaan bercocok tanam.
Kemudian merek melakukan migrasi ke Kepulauan Indonesia.
Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia secaraa garis besar dibagi ke dalam tiga
kelompok besar, yakni :
a. Ras Austromelanosoid (Melanesoid), yaitu ras penghuni asli Nusantara yang diduga sisa jenis
manusia praaksara Homo wajakensis. Mereka menyebar ke arah timur dan menetap di Papua,
Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan Sulawesi Selatan. Mereka pun menyebar ke ara barat yang
mendiami Sumatera terutama di Sumatera Timur.
Ciri-ciri :
- berbadan kekar
- kulit yang berwarna kehitam-hitaman
- rambut keriting
- bibir tebal
- hidung mancung
b. Bangsa Proto Melayu (melayu tua) merupakan bangsa pendatang dari Asia yang tiba di Nusantara kira-
kira tahun 2.000 SM. Arah persebaran bangsa Proto Melayu terdiri atas dua cabang, yaitu
- Cabang pertama adalah bangsa yang disebut ras Papua-Melanosoid. Arah persebaran dari Yunnan
melalui Filipina, kemudian menyebar ke Sulawesi Utara, Maluku, dan bahkan ada yang sampai Papua
membawa kebudayaan kapak lonjong dan kebudayaan batu baru/Neolithikum.
- Cabang kedua ini bermula dari Yunnan melalui Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-
pulau lainnya kebudayaan yang dibawa adalah kapak persegi dan kebudayaan logam.
Ciri – ciri :
- rambut lurus
- kulit berwarna kuning kecokelat-cokelatan
- memiliki mata sipit
c. Deutero Melayu (melayu muda) merupakan bangsa pendatang dari Asia yang tiba di Kepulauan
Nusantara kira-kira tahun 500 SM. Alur penyebarannya bermula dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia
Barat, dan terus menuju tempat-tempat di Nusantara. Gelombang terakhir ini pun masih tergolong ras
Austronesia.
Ciri – ciri :
- berkulit sawo matang agak kuning
- tubuh yang tak terlalu tinggi
- memiliki rambut yang lurus

Anda mungkin juga menyukai