ALOR
Abstract
The development of today's culture is inseparable from the development of past cultures.
Dongson culture has had a major influence on Asian culture today. Dongson culture
developed rapidly in processing bronze. The purpose of this study approach is to describe
in more detail about the belis used as dowry in the lives of Alor people. Belis is considered
as na buah ma an mone, is something symbol to unite men and women as husband and
wife. Each moko has different values. The type of moko used to attract women must be in
accordance with the will of women. The bridegroom can negotiate with both parties until
they find an agreement. The meaning of the use of moko as belis is the sacred meaning of
marriage, the meaning of the identity of the Alor community, the social meaning and the
meaning of conservation..
Abstrak
Perkembangan budaya saat ini tidak terlepas dari perkembangan budaya masa lalu.
Kebudayaan Dongson telah membawa pengaruh besar bagi kebudayaan Asia pada saat ini.
Kebudayaan Dongson berkembang secara cepat dalam mengolah perunggu. Tujuan
pendekatan studi ini yaitu untuk menjabarkan lebih detail mengenai belis yang dipakai
sebagai mas kawin dalam kehidupan masyarakat Alor. Belis dianggap sebagai na buah ma
an mone, ialah sesuatu simbol buat mempersatukan laki-laki serta perempuan selaku suami
istri. Setiap moko memiliki nilai yang berbeda-beda. Jenis moko yang digunakan untuk
meminang perempuan harus sesuai kemauan dari pihak perempuan. Mempelai laki-laki
boleh melakukan negoisasi dengan kedua belah pihak hingga menemukan kesepakatan.
Adapun makna penggunaan moko sebagai belis yaitu makna sakralitas perkawinan, makna
identitas masyarakat Alor, makna sosial dan makna konservasi.
METODE PENELITIAN
Gambar 1. Drum dari Song Da, Vietnam, Kebudayaan Dongson Pertengahan 1000
SM, Zaman Perunggu
(Sumber : Trống đồng Sông Đà (Song Da bronze drum) in Vietnam | Flickr)