Anda di halaman 1dari 2

DEUTRO MELAYU

Bangsa Deutro Melayu merupakan diambil dari kata Deutro yakni muda dan
Melayu sebagai bagian dari Melayu . Bangsa Deutro datang ke Nusantara
pada tahun 500 SM, dengan percampuran antara bangsa Proto Melayu dan
Bangsa Arya . Bangsa ini telah mengenal kebudayaan logam.

Persebarannya adalah:

1) Awalnya dari Yunan dan datang ke berbagai pulau di Nusantara, bangsa


Proto Melayu tersingkir di pedalaman, karena Budaya Deutro Melayu lebih
tinggi

2). Setelah menguasai daerah-daerah lain, bangsa Deutro Melayu menguasai


wilayah Nusantara dan menjadi bangsa terbesar di Indonesia

3). Bangsa Deutro Melayu merupakan pembawa kebudayaan Megalitikum,


dan menjadi nenek moyang dari beberapa suku di Nusantara seperti Melayu
Kuno, Jawa, Aceh, Bali dan Bugis

Di dalam kehidupan awal Deutro Melayu:

1). Karena sudah menggunakan logam, mereka dapat mengolah perunggu


dan besi beserta hasil kebudayaan Dongson seperti nekara, kapak corong,
dan bejana perunggu.

2). Bahasa yang mereka gunakan masih serumpun dengan bahasa


Austronesia, karena kondisi geografis di sekitar wilayah berbeda, terjadilah
perbedaan bahasa.

Contoh Suku yang masuk di dalam Deutro Melayu adalah

1) Suku Melayu

2) Suku Minangkabau

3) Suku Minahasa

4) Suku Bugis

5) Dan lainnya

Sedangkan ciri-ciri fisiknya, terdiri dari:


1) kulit sawo matang

2) rambut lurus

3) badan tinggi ramping

4) bentuk mulut dan hidung sedang

5) tulang rahang lebih kecil dari proto melayu

Berikut ini peninggalan masyarakat Deutro Melayu di Indonesia.

Kapak Corong

Kapak corong atau juga disebut sebagai kapak perunggu bentuknya bermacam-macam, ada yang
besar dan diberi hiasan, pendek dan lebar, bulat, serta ada pula yang ukurannya kecil. Benda
peninggalan Deutro Melayu ini banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi
Tengah, dan Pulau Selayar.

Candrasa

Candrasa adalah kapak corong yang salah satu sisinya panjang. Benda ini umumnya digunakan
dalam upacara keagamaan dan sebagai perkakas rumah tangga.

Nekara

Nekara adalah semacam berumbung dari perunggu yang terutup di sisi atasnya dan berpinggang di
bagian tengahnya. Benda peninggalan yang dikatakan seperti dandang terbalik ini umumnya
digunakan dalam upacara keagamaan.

Moko

Moko adalah nekara yang ukurannya lebih kecil dan pernah ditemukan di Alor. Bejana Perunggu
Bejana perunggu berbentuk seperti periuk, tetapi lebih langsing dan gepeng. Benda peninggalan
bangsa Deutro Melayu ini ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura. Menhir Selain
dari bahan logam, hasil kebudayaan ras Deutro Melayu juga ada yang terbuat dari bahan batu
seperti menhir. Menhir atau batu tegak adalah batu alam yang telah dibentuk untuk keperluan
pemujaan atau sebagai tanda penguburan.

Dolmen

Dolmen atau meja batu adalah benda peninggalan berupa sebuah batu besar yang ditopang oleh
batu-batu berukuran lebih kecil sebagai kakinya. Kubur batu Kubur batu adalah wadah penguburan
mayat yang terbuat dari batu.

Sarkofagus

Sarkofagus adalah kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang umumnya terdapat tonjolan
pada ujungnya. Punden berundak Punden berundak adalah hasil kebudayaan bangsa Deutro
Melayu yang berupa batu berbentuk anak tangga dan digunakan sebagai pemujaan terhadap arwah
nenek moyang.

Anda mungkin juga menyukai