Anda di halaman 1dari 5

2011/2 012

Tradisi Jawa Apitan

X7/22 M. KHULUQI HIDAYATULLAH


2011/2012

TRADISI JAWA APITAN

Apitan diadakan setiap setahun sekali pada hari masuknya bulan Apit. Yang mengadakan acara Apitan yaitu Kepala Desa. Tradisi Apitan ini juga rutin diadakan di daerah di mana saya tinggal, yaitu desa Ngelowetan, kecamatan Mijen, kabupaten Demak. Apitan antara desa satu dengan desa yang lain itu berbeda, baik dari segi tata cara maupun prosesinya. Tergantung cara dan adat daerah itu sendiri. Di desa Ngelowetan, acara Apitan dimeriahkan dengan adanya pentas wayang kulit mulai pagi hingga sore hari. Semua masyarakat desa membuat masakan masing-masing untuk dihajatkan. Lalu hajat itu dikumpulkan pada acara wayang di sore hari untuk selametan desa, yang bertugas sebagai doa yaitu Kyai desa. Setelah wayang kulit selesai, acara dilanjutkan dengan penampilan wayang golek. Dulu pada malam harinya, acara diteruskan lagi dengan wayang kulit hingga pagi hari. Namun, adat itu sudah luntur, dan pada malam harinya, acara wayang kulit diganti dengan kethoprak. Hal itu tidak membuat kemeriahan acara apitan berkurang. Banyak orang yang berjualan untuk meraup keuntungan yang lebih ( mrema ), karena hanya setahun sekali di desa ada tontonan seperti itu. Sayangnya, pemuda-pemudi di desa saat ini sudah tidak tertarik dengan kesenian wayang yang ditontonkan. Biasanya mereka mengunjungi acara apitan hanya untuk sekedar jajan dan menuju wahana permainan yang ada. Dalam deretan penonton wayang, hanya terlihat sekumpulan orang tua. Hanya segelintir anak muda saja yang masih antusias dalam menikmati kesenian wayang saat ini. Lalu siapa yang akan melanjutkan tradisi yang kita miliki saat ini??

Gambar-gambar kegiatan yang ada di acara Apitan

Pak Dhalang menjalankan wayang kulit

Iringan musik gamelan

Pentas wayang golek

Pentas tari gambyong sebelum kethoprak dimulai

Pentas Kethoprak

Anda mungkin juga menyukai