1
menghadirkan potret-potret hidup yang terkandung dalam
kebudayaan kita.
3
ANUGERAH BUDAYA
Karya : MAMIXAHFALAH
4
antusias dengan kegiatan yang akan datang. Ada seorang
5
“Wah, itu luar biasa! Aku yakin kamu akan tampil
Rizal
6
“Oh, beselang itu apa?” Tanya Intan
dengan jelas
7
dua belas piring yang dibawa oleh penari melambangkan dua
8
"Wah bagus sekali Intan, kita memiliki tanggung jawab
9
Pada hari yang dinantikan, Rizal dan Intan naik
10
Betale menuju Mekah
11
berkumpul di tempat itu. Rintek tetua desa yang meresapi
dan tentu saja, dari kebun teh yang telah memberi kita
kehidupan."
mana masa lalu dan masa depan bertemu dalam alunan kata
yang mengalun.
harus seperti air dan tanah, bersatu menjadi satu. Kita bukan
13
keluarga besar yang merindukan tanah suci bersama."
Lanjutnya.
14
Rintek menjelaskan betapa setiap langkah terasa
yang tidak hanya dalam rimba yang sunyi, tetapi juga dalam
Jemaah.
mukadish.
hati.
hakiki."
17
Rintek, sebagai penutur kisah, membawa pendengar
perang."
18
tertoreh dalam syair naik haji. Tak hanya tentang sebuah
mukadish.
penuh haru."
20
ke tanah suci dengan penuh pengorbanan . Kata-kata doa
Tulisnya.
22
dengan khidmat. Lautan yang luas seperti pintu gerbang yang
abadi.
keyakinan.
23
"Di bumi suci ini, kita meletakkan harapan dan doa-
mukadish dengan hati yang suci dan jiwa yang penuh cinta.
24
CANDI MUARO JAMBI
Karya : Mamixahfalah
25
Perkenalkan aku Tari, aku adalah salah satu siswi di
berada disisi jalan. Aku dan Lia terus mengabadikan hal itu
Ceklek
Ceklek
Ceklek
27
wejangan serta aturan-aturan yang harus kami taati saat
kompleks percandian.
belakang barisan.
28
“Gini bu, saya sama lia mau nyewa sepeda bolehkah
29
percandian. Saat masuk ke sana kami mendapati banyak
lagi meminta kami untuk berkumpul. Aku dan Lia pun segera
ini.
30
Aku dan Lia Kembali menggoes sepeda milik kami, di
sesi foto mungkin ada sekitar 50 foto yang sudah kami ambil
hari ini.
sungai. Situs ini berisi 110 candi yang sebagian besar masih
32
tempat penampungan air serta gundukan tanah yang di
33
sekitar kompleks. Bahkan sejumlah candi dan menapo
pasar malam, mulai dari komidi putar dan tong setan yang
pak Edi yang mana kedai itu menjual berbagai macam mie,
ada pop mie, mie goreng, mie kuah, mie tek-tek dan lain
halnya.
34
“Mau pesan apa dek?” Tanya ibu siska, istri dari pak
Edi saat aku dan Lia sudah duduk di kursi dalam kedai
mereka.
mereka.
santap.
35
“Iya Lia” jawabku.
tadi.
mendengarnya pula.
36
“Kalau begitu coba kalian bersama dengan kelompok
untuk mengirim hasil foto yang ibu pinta tadi di grup saat
kalian mempresentasikan.
setelah kelompok Randi dan Rio maju. Aku dan Lia mulai
menjelaskan apa saja yang telah kami dapat tadi dan setelah
saat kami datang kini sudah mulai untuk pamit, maka dengan
panjang ini.
37
MANDI SAFAR
namaku.
“Ratna!”
“Ratna!”
38
“Ratna!”
teriak kamu masih tidur! Tidak baik anak gadis masih tidur di
39
“Ibu..!” rengekku.
40
“Ayah, ibu mau ngusir Ratna” aduku pada ayah,
menangis.
ranjang, “Ibu bukan mau ngusir kamu Ratna, ibu minta kamu
41
jelas ayah padaku, aku yang tadi masih menangis kini
kamarku.
Setelah drama panjang pagi tadi, kini aku ayah dan ibu
42
Kami berangkat pukul sepuluh pagi, estimasi sampai
aku yang masih mengantuk pun tak lepas dari ciuman manja
43
“Alhamdulillah, sudah makan cung?” tanya nenek
kembali kepadaku.
ditemani oleh tante isa, tante itu adalah tetangga nenek yang
dirumah nenek.
duduk rapi di meja makan. Malam ini ibu dan nenek masak
44
“Wahh tempoyak!!” teriak aku kesenangan.
pada ayah.
sulungnya.
ayah terhadapku.
45
telaten mengambilkan makanan untuk ayah dan aku
piring pemberianku.
kearahnya.
mulutnya.
penasaran.
46
“Di desa ini sudah tradisi cung, jadi tiap rabu terakhir
“Iya nek.”
aku yang biasanya paling susah untuk bangun pagi pun kini
47
Aku dan nenek pergi duluan ke pantai Babussalam Air
Hitam Laut untungnya pantai itu tidak jauh dari rumah nenek
48
mempersiapkan segala peralatan segera setelah waktu
49
Daun ini diambil dari batang sejenis tumbuhan semak
diikuti oleh anggota lain yang berusia lebih muda. Tata cara
naas tersebut.
52
TARIAN SEKAPUR SIRIH
53
Di kelas 11 di salah satu sekolah menegah atas Kota
mereka tarikan.
Riska.
54
“Jadi kita ambil tarian apa?” ucap Tama membuka
suara.
55
“Sebelum praktek lebih baik kita membuat rangkuman
lalu nanti aku yang catat di buku agenda kelompok.” ujar Rani
menawarkan diri.
Chatap.
56
Saat pertama kali dikenalkan, tari penyambut tamu
pengawal.
57
Properti yang digunakan dalam tarian ini antara lain
rangkuman mereka.
ungkap Citra.
kelompok.
58
Tempat mereka kerja kelompok yaitu di rumah Rani,
masuk.
59
“Diminum dulu airnya ya teman-teman, aku tau kalian
minum.
60
Rani membiarkan temannya untuk berisitirahat ia
di ponselnya.
61
“Kami ga tidur Ran, Cuma nutup mata aja tadi.” ujar
ponselnya.
sampai dapur Riko!” Sela Rani dan dibalas gelak tawa oleh
aja kami tetap mikir kamu bohong.” tambah Tama yang suka
hanya bercanda.
62
“Disitu lima orang sedangkan kita empat orang, jadinya
menonton.
Satu
Dua
Tiga
63
mereka anggap mudah saat ditonton ternyata tidak semudah
kemudian.
65
TRADISI MAPPENRE’ BOLA
66
Dilingkungan yang baru menjadi tempat tinggal Shita,
berdiri kokoh dengan dinding yang terbuat dari kayu dan atap
67
akan menjadi tempat tinggal baru mereka. Suasana siang
Lau’ Kareng
68
Akupun penasaran karena perkataan nenek Shita
terjawab.
tertinggi itu ji namanya. Jadi tidak bisa kita kasih keorang lain ji
ekspresi.
muda ndi, agar tidak salah mengartikan ji. Dibalik uang panaik
berharga. Maknanya itu bagus ndii jadi jangan ada lagi yang
mempelai wanita.
71
sebelumnya dan segala bahan-bahan yang dibutuhkan,
72
dan kerjasama yang tinggi, mereka mulai membangun rumah
bagian dan ikut serta dalam tradisi Bugis yang dibawa oleh
73
sebuah tradisi. Di mana pun kita berada kita harus menjunjung
74
pelaksanaan tradisi adat yang beberapa kali dilangsungkan
Bu Marni.
76
budaya dan tradisi. Dengan demikian nilai-nilai luhur yang
masyarakat.
77
PROFIL PENULIS
kuliner kekinian.
78
Oktavia Pratiwi, biasa di panggil
Hyang Pustaka.
Wattpad : ayaa_
Instagram : oktaviapratwi_
Youtube : oktaviapratiwi1766
79
Tweet : oktaviapra64051