Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MAMIXAHFALAH

NIM : A1J221027

ANALISIS INTERFERENSI BAHASA PADA YOUTUBER ATTA HALILINTAR

Interferensi bahasa fonologi terjadi ketika seseorang yang menguasai lebih dari satu
bahasa menggunakan fonologi dari bahasa yang berbeda dalam pengucapan atau intonasi dari
bahasa yang sedang digunakan. Hal ini dapat terjadi karena seseorang mungkin terbiasa
dengan cara pengucapan atau intonasi dari bahasa asli mereka dan mengalami kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan fonologi bahasa lain yang sedang digunakan.

Atta Halilintar, seorang YouTuber terkenal di Indonesia, menggunakan bahasa


Indonesia dalam video-video yang diunggahnya di platform YouTube. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa resmi yang digunakan di Indonesia dan memiliki sistem fonologi yang
berbeda dengan bahasa-bahasa lain. Namun, Atta Halilintar juga sering menggunakan kata-
kata dari bahasa Inggris dan bahasa Arab dalam video-video tersebut.

Namun, dalam beberapa kesempatan, terlihat adanya interferensi bahasa daerah yang
berasal dari bahasa Jawa dalam tuturan bahasa Indonesia Atta Halilintar. Berikut adalah
analisis interferensi bahasa pada Atta Halilintar:

1. Interferensi Fonologis

Pada beberapa kesempatan, terdapat penggunaan bunyi yang salah dalam bahasa
Indonesia, terutama dalam nada dan aksen. Contohnya, dalam kata "sampai" sering kali
diucapkan sebagai "sampe" dengan nada rendah, padahal seharusnya diucapkan dengan nada
tinggi. Hal ini menunjukkan adanya interferensi fonologis dari bahasa Jawa.

Kata "asiyapp" yang sering kali diucapkan oleh Atta Halilintar dalam video-videonya
merupakan sebuah frasa yang berasal dari bahasa Arab "as-syabab" yang berarti "anak muda"
atau "pemuda". Dalam bahasa Indonesia, frasa "as-syabab" biasanya diucapkan dengan ejaan
dan pengucapan yang berbeda, yaitu "asya'ab" atau "shabab". Dalam hal ini, interferensi
bahasa fonologi dapat terjadi ketika Atta Halilintar mencoba untuk mengucapkan frasa "as-
syabab" dengan ejaan dan pengucapan bahasa Arab yang sesuai, namun menggunakan
fonologi bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari penggunaan fonem "p" pada akhir kata
"asiyapp" yang tidak ada dalam bahasa Arab, serta penggunaan bunyi "a" yang panjang di
awal kata yang tidak umum dalam bahasa Indonesia.

Dalam beberapa kasus, interferensi bahasa fonologi seperti ini mungkin dapat
menghasilkan pengucapan yang tidak lazim atau aneh bagi pendengar yang terbiasa dengan
fonologi bahasa Indonesia atau bahasa Arab yang sebenarnya. Namun, bagi Atta Halilintar
dan penggemarnya, penggunaan frasa "asiyapp" dalam video-videonya telah menjadi ciri
khas dan gaya berbicaranya yang unik.

2. Interferensi Morfologis

Interferensi morfologis juga terlihat dalam beberapa kata yang diucapkan oleh Atta
Halilintar. Contohnya, kata "sudah" sering kali diubah menjadi "uda", "suda" atau "dah"
dalam tuturan bahasa Indonesia, yang merupakan pengaruh dari bahasa daerah Jawa.

Kata "asiyapp" adalah istilah yang sering digunakan oleh Attahalilintar di dalam
konten video YouTube-nya. Secara morfologi, kata "asiyapp" terdiri dari dua bagian, yaitu
"asi" dan "yapp". Kata "asi" berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti "sebuah
kebanggaan" atau "kehebatan". Sementara itu, kata "yapp" tidak memiliki arti yang jelas atau
tidak terdapat dalam kamus bahasa Indonesia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kata
"yapp" merupakan suatu istilah yang diciptakan oleh Attahalilintar dan tidak memiliki arti
yang pasti.

Dalam hal ini, analisis interferensi morfologi pada kata "asiyapp" tidak dapat
diaplikasikan secara langsung karena kata tersebut bukan merupakan kata yang berasal dari
bahasa Indonesia. Namun, dapat dikatakan bahwa penggunaan kata "asiyapp" oleh
Attahalilintar memiliki makna yang spesifik dalam konteks kegiatan atau hal yang sedang
dilakukannya dan memiliki pengaruh dalam memperkuat citra kepribadiannya
di mata penggemar.

3. Interferensi Leksikal

Interferensi leksikal terlihat dalam beberapa kata yang digunakan oleh Atta Halilintar.
Contohnya, kata "gampang" yang seharusnya diucapkan dengan bunyi "g" namun sering
diucapkan dengan bunyi "ng" yang berasal dari bahasa Jawa.

Kata "asiyapp" merupakan sebuah kata yang sering digunakan oleh tokoh YouTuber
Attahalilintar dalam konteks penghargaan atau kekaguman. Secara leksikal, kata ini
merupakan hasil interferensi atau penggabungan antara dua kata bahasa Indonesia yaitu
"asyik" dan "sipp" yang diubah ejaannya untuk memberikan nuansa yang unik dan lebih
mudah diingat. Namun, dari segi kebahasaan, penggunaan kata "asiyapp" oleh Attahalilintar
termasuk penggunaan slang atau bahasa gaul dalam bahasa Indonesia, yang dapat diterima
dalam situasi informal atau non-formal, tetapi tidak lazim digunakan dalam situasi resmi atau
formal.

Selain itu, penggunaan kata "asiyapp" oleh Attahalilintar juga bisa dianggap sebagai
bagian dari gaya bahasa atau ciri khas yang dimilikinya. Gaya bahasa ini mungkin
dimaksudkan untuk menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan audiensnya, khususnya
para penggemar atau "followers" yang sering menggunakan kata tersebut dalam interaksi
online.

4. Interferensi Semantik

Interferensi semantik juga terlihat pada tuturan Atta Halilintar. Contohnya, kata
"sudah" yang seharusnya berarti "telah" atau "selesai", namun sering digunakan dengan
makna "akan", yang merupakan interferensi semantik dari bahasa daerah jawa.

Kata “asiyapp” dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sama dengan kata
“enjoyable” dalam bahasa inggris, sementara “siap” dapat diartikan sebagai bentuk
persetujuan atau pengakuan. Dengan kata lain, penggabungan kedua kata tersebut dalam
bentuk “asiyapp” memberikan makna yang seolah-olah menggambarkan keadaan yang
menyenangkan dan layak mendapat pengakuan atau pujian.

Meskipun interferensi sementik ini memberikan efek yang positif dalam konteks yang
tepat, penggunaan kata "asiyapp" perlu dihindari dalam situasi formal atau resmi, karena
dapat mengurangi kesan profesionalisme dan kurang sesuai dengan situasi formal. Sebagai
kesimpulan, interferensi semantik "asiyapp" pada Attahalilintar dapat dikatakan sebagai
sebuah bentuk ekspresi atau gaya bahasa yang memberikan nilai tambah pada interaksinya
dengan penggemar, tetapi perlu diperhatikan penggunaannya agar tidak salah konteks dan
memunculkan kesan yang kurang tepat.

Anda mungkin juga menyukai