Anda di halaman 1dari 28

APA ITU BAHASA.

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggaragar tidak
menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah,aturan dan pola-pola
yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentukdan tata kalimat. Agar komunikasi
yang dilakukan berjalan lancar denganbaik, penerima dan pengirim bahasa harus
harus menguasai bahasanya.Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi
arbitrer yang dihasilkanoleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat
komunikasi, kerjasama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa
primer,sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu
tidakadanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.Fungsi Bahasa
Dalam Masyarakat :1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.2. Alat
untuk bekerja sama dengan sesama manusia.3. Alat untuk mengidentifikasi diri.
Hal itu sedikit berbeda dengan kata-kata makian. Nilai rasa bahasaIndonesia dan
bahasa lokal mengalami historisasi, ideologisasi, kulturalisasi yang berbeda.
Perbedaan historisitas politis dan kultral itu tampak dalam nilai rasa bahasa
Indonesia dibanding bahasa Melayu (yang dianggap sebagai sumber
bahasaIndonesia), misalnya. Mungkin hanya sedikit orang Melayu yang masih

merasa

sesuatu jika dimaki dalam bahasa Indonesia, seperti kata seperti setan kau itu.
Halitu berbeda jika orang Melayu dikatakan

pukimak

kau itu. Dampak psikologisnyaakan berbeda.Beberapa contoh yang ditulis dalam


buku ini, menariknya, justru mengambilcontoh-contoh dalam bahasa lokal tertentu,
khususnya Jawa, atau justru dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Hal itu
sekaligus menjelaskankan bahwanilai rasa bahasa lokal jauh lebih kultural daripada
bahasa Indonesia. Dengandemikian, perasaan merupakan sesuatu yang bersifat
kultural daripada politis.Beberapa kasus politik memperlihatkan bahwa banyak
politisi ketika inginmengata-ngatai lawan bicaranya justru memakai bahasa lokal
tertentu. Apakah halitu memperlihatkan bahwa bagaimanapun politik pemilihan
bahasa Indonesia tetaptidak mampu mengalahkan kultur nilai rasa berbahasa,
khususnya seperti yangterdapat dalam bahasa lokal, lebih tepatnya bahasa
Ibu.Sebagai mana perasaan itu sendiri, ada stratifikasi dan ketidaktegaansehingga
kata-kata caci makian pun kadang mengalami penghalusan kultural.Ada situasi-
situasi ketika orang juga merasa tidak enak jika memilih kata-kata

bajingan

sehingga diplesetkan menjadi

bajigur

simbokne ancuk

menjadi

simbokne dolah

, dan sebagainya. Fenomena itu memperlihatkan manusia berupayatidak


sepenuhnya dikuasai kata-kata yang ada sehingga ada upaya terus
menerusmemodifikasi dan muncul kata-kata, ungkapan atau farse-frase baru
sebagai bagian dari strategi penghindaran kooptasi bahasa.Dalam tulisan di sini,
banyak caci maki yang dicontohkan terutama dalam bahasa Jawa, mengambil kata-
katanya yang berasal dari binatang, atau beberapa bagian dari tubuh manusia.
Akan tetapi, saya tidak ingin masuk ke ranah itu. Sayaingin masuk ke persoalan
awal bahwa apakah pembeda dasar kata-kata caci makiadalah ketika orang
berkata-kata dan ada marah di dalamnya. Jika tidak, kata-kataitu tidak menjadi caci
maki.Seseorang merasa marah atau benci tentu ada sebab dan
situasinya(konteksnya). Seseorang tidak mungkin marah jika tidak ada sebabnya,
dan itu pulayang menjelaskan bahwa kemarahan pun selalu kontekstual.
Persoalannya adalah bagaimana kita menjelaskan antara perasaan munculnya
marah dan konteks penyebabnya? Apakah perasaan tergantung konteks, atau
konteks tergantung perasaan?Lebih jauh, kata-kata yang sama bisa menjadi caci
maki, kekaguman, atausayang justru karena konteks yang berbeda pula. Kata-kata
seperti

syukur

dansebagainya, bisa menjadi kata-kata makian ketika ada marah di dalamnya.


Padahal,

kata-kata itu pada awalnya justru berkonotasi baik dan positif. Apakah konteks
jauhlebih penting daripada perasaan itu sendiri.Berangkat dari berbagai
kemungkinan tersebut, ujung-ujungnya segalasesuatunya tergantung manusianya.
Bagaimana bisa menjelaskan kalau ada orangyang tidak bisa marah, bagaimana
menjelaskan kalau seseorang tidak pernahdiajarkan mencaci maki sehingga tidak
tahu cara mencaci maki. Mungkin kita bisatidak percaya, tetapi menidakpercayakan
hal itu, sama muskilnya bahwa kita percaya semua orang pernah marah dan
mencaci maki.Hal menarik lain adalah ketika cukup banyak caci maki, kemudian,
orangmenggunakan bahasa Inggris, seperti

fuck, shit, bitch

, dan sebagainya, seperti juga banyak dicontohkan dalam tulisan dalam buku ini.
Sebetulnya, posisi bahasaInggris hampir sama posisinya dibanding bahasa
Indonesia karena secara kulturalkita tidak mengalami bahasa Inggris, atau bahasa
asing lainnya. Sangat mungkin bahasa Inggris jauh lebih lepas daripada bahasa
Indonesia. Akan tetapi, kenapa adaorang memaki dalam bahasa Inggris?
Kemunkinan pertama itu berkaitan dengan strategi agar orang yang dimakidalam
bahasa Inggris (asing) secara kultural tidak begitu merasakan
dampak psikologisnya. Kemungkinan kedua, orang yang memaki dalam bahasa
Inggris(asing) itu memiliki pengalaman tertentu dengan kata-kata makian dalam
bahasaasing itu, sehingga dia merasa puas jika memaki dalam bahasa asing
tersebut. Jadi,tujuannya adalah mendapatkan kepuasan diri sendiri, tanpa
menghiraukan kata-katamakian tersebut berdampak atau tidak terhadap orang
yang dimaki.Paling tidak saya, jika dimaki orang dengan kata-kata
fuck you

, maka sayamerasa yakin tidak cukup ada pengaruh kata-kata itu terhadap diri
saya. Dalam beberapa hal mungkin saya merasa geli karena dia saya anggap sok-
sok an supayadianggap gaul dan modern. (Ternyata memaki pun butuh

nggaya

). Itu sangat berbeda kalau dia memakai kata anjing atau

asu

, atau bajingan yang ditujukankepada saya. Penggunaan dan efek terhadap kata-
kata tersebut merupakan dua halyang sangat berbeda.Dalam pemakian bahasa
Inggris yang ditujukan kepada saya itu, kalau

toh

saya tidak terima, saya tidak mempersoalkan kata-kata yang dia pakai karena
sayatidak pernah punya persasaan dan pengalaman dengan kata-kata seperti

fuck you

.Akan tetapi, hal yang mungkin mengganggu saya adalah mengapa dia
marahkepada saya. Artinya, sangat mungkin orang tersebut tidak menggunakan
kata-katamakian seperti

bitch

, atau

jancuk

, tapi menggunakan dasar!!!, dengan tekanandan nada tertentu, didukung


konteks tertentu, maka saya tahu bahwa sebetulnyasaya dimaki.Kalau boleh
digariswabahi, substansi penting makian bukan pada kata-kata,tetapi di atas itu
adalah bahwa terdapat kata-kata yang di dalamnya ada kandunganmarah. Kata apa
saja yang di dalamnya ada membawa beban kemarahan, atau

kebencian, dan diucapkan dengan cara tertentu, kata-kata itu menjadi sesuatu
yang bersifat makian.Dan jangan lupa, kata-kata itu pun dalam praktiknya hanya
terjadi secaralisan dan aktual. Kita tidak mendapat nada dan kandungan kemarahan
tertentu,termasuk dengan menggunakan kata-kata yang secara kultural dianggap
kata-katacaci maki, tetapi kata-kata itu kita temukan secara tertulis. Bahasa tertulis
telahmenghilangkan banyak hal dan sekaligus membekukan hal-hal lain yang tidak
adahubungannya dengan ekspresi lisan. * * *
Dr. Aprinus Salam, dosen dan peneliti di FIB UGM.
ibai adalah kata makian yang wujud di dalam perbualan sehari-hari dalam kalangan rakyat
Malaysia, Singapura dan Indonesia. Perkataan ini merupakan perkataan Hokkien (bahasa Cina:
, POJ: chi-bai) yang bermaksud faraj namun telah digunakan oleh kebanyakan kaum lain di
Malaysia dan Singapura melalui pergaulan antara berlainan etnik.
Selain membawa maksud "faraj", cibai juga bermaksud "sial". Ia bermaksud demikian ketika
seorang merasa marah atau kecewa dengan sesuatu kejadian. Cibai juga turut digunakan untuk
merujuk kepada perempuan di dalam perbualan pada kebiasaannya di kalangan kaum lelaki.
Cibai turut digunakan bersama perkataan Hokkien lain untuk menambah kemarahan mereka
yang menerima makian. Berikut adalah gabungan antara perkataan cibai dengan perkataan lain:
Chau cibai - bermaksud "faraj busuk"
Cibai bin - bermaksud "muka faraj" atau bahasa kasarnya "muka puki"
Cibai kang - bermaksud "lubang faraj" atau bahasa kasarnya "lubang puki"
Nimbu e Cibai - bermaksud "faraj mamakmu" atau bahasa kasarnya "puki
mamakmu"
Cibai Tua Kang - bermaksud "faraj besar" atau bahasa kasarnya "puki besar"
Kanimbu e cau cibai - bermaksud "berhubungan dengan faraj mamakmu" atau bahasa kasarnya
"Ngentot puki mamakmu"

Sumber- http://ms.wikipedia.org/wiki/Cibai
panjang betul makna cibai kat wiki..malas aku nk baca.cibai betul.copy paste kan je..
cibai faraj kemaluan wanita
ditulis oleh: coot
12 5
Karakteristik Bahasa Makian Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas
Negeri Malang

Candra Kurniawan

Abstrak

Ungkapan makian biasanya digunakan dalam keadaan marah. Jika seseorang

sedang marah, akal sehatnya tidak berfungsi lagi sehingga ia akan


berbicara

dengan menggunakan ungkapan-ungkapan atau kata-kata kasar. Dalam keadaan

seperti ini, ungkapan makian seolah-olah hanya digunakan sebagai alat

pelampiasan perasaan. Peristiwa ini mengakibatkan terjadinya


penyelewengan

dalam penerapan makna. Makna suatu kata diterapkan pada referen yang tidak

sesuai dengan makna kata yang sesungguhnya. Bahasa Makian Mahasiswa Sastra

Universitas Negeri Malang oleh penuturnya selain berfungsi sebagai sarana

pengungkapan rasa marah, juga dapat digunakan sebagai sarana pengungkapan

rasa kesal, rasa kecewa, penyesalan, keheranan, dan penghinaan serta


dipakai

dalam nuansa keakraban.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Tujuan

penelitian; (1) mendeskripsikan berbagai bentuk ungkapan makian yang

digunakan dalam bahasa sehari-hari mahasiswa Sastra Indonesia Universitas

Negeri Malang, (2) mendeskripsikan strategi penggunaan ungkapan makian yang

ada di seputar mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang. (3)

mendeskripsikan berbagai fungsi bahasa makian yang digunakan dalam

percakapan sehari-hari, khususnya yang ada di seputar mahasiswa jurusan Sastra

Indonesia Universitas Negeri Malang.


Pendekatan teori yang dipakai adalah karakteristik bahasa dalam studi

pragmatik dengan objek kajian peristiwa tutur Bahasa Makian Mahasiswa Sastra

Indonesia UM. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan analisis

kontekstual terhadap data kebahasaan. Metode atau langkah kerja dalam penilitian

karakteristik bahasa makian ini meliputi (1) peneliti mengamati peristiwa

ungkapan makian, (2) pentranskripan, data yang telah diperoleh melalui

pengamatan ungkapan makian, (3) pengidentifikasian data, (4) pengklasifikasian,

(5) pengkodean, (6) penyimpulan. Tahap ini dilakukan setelah tahap olah data

untuk selanjutnya ditarik kesimpulan tentang bagaimana fungsi ungkapan makian

digunakan.

Penelitian ini dapat disimpulkan. Pertama, bentuk ungkapan makian

merupakan wujud ujaran dengan pilihan kata-kata atau frasa yang tepat digunakan

sebagai alat pengungkap perasaan penutur. Kedua, strategi penggunaan bahasa

makian, merupakan wujud dari penerapan teori SPEAKING. Ketiga, ragam fungsi

ungkapan makian selain menjadi sarana pengungkap rasa marah, juga


dapat

digunakan sebagai sarana pengungkapan rasa kesal, rasa kecewa,


penyesalan,

keheranan, maupun penghinaan. Namun sebaliknya, bahasa makian juga dapat

digunakan sebagai sarana pengungkapan rasa keintiman atau nuansa keakraban.

Berdasarkan simpulan penelitian diatas, disarankan kepada (1) peneliti


lanjutan, disarankan untuk meneliti dari sudut pandang yang lain, yaitu aspek

psikologi baik dari segi penutur maupun semua partisipan dalam peristiwa tutur

makian; (2) komentator dan pengulas bahasa diharapkan dapat dijadikan sumber

informasi untuk mengetahui berbagai bentuk ungkapan makian, ragam


fungsi

ungkapan makian, dan strategi penggunaan ungkapan makian; (3) mahasiswa UM

khususnya jurusan Bahasa Indonesia hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai
tolak ukur dalam menggunakan ungkapan makian. Sebab dalam penelitian ini

terdapat uraian tentang strategi penggunaan ungkapan makian berdasarkan unsur-

unsur yang terdapat pada peristiwa tutur dalam suatu pembicaraan; (4) pengguna

bahasa, hasil penelitian menyangkut penyikapan sosial dalam penggunaan

ungkapan makian yang dipakai.

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/820
Kata Hinaan Makian Paling Ampuh untuk
Sakit hati
1 Balasan
Pasti di antara anda semua pernah merasakan sakit hati oleh sesuatu hal. Sehingga anda ingin
sekali meluakan melalui kata makian. Memaki memang terkadang dibutuhkan untuk
mengeluarkan semua beban unek-unek. sehingga hati terasa lega dan plong. Kata kata makian
atau kalimat sindiran itu ada beragam macam jenis kata makian. Ada yang berupa kata
sindiran halus buat seseorang. Ada juga merupakan kata Kalimat hinaan makian sindiran
hingga yang mendengar merasa sakit hati dan tersinggung secara halus.

ARTI SAKIT HATI:


Sebenarnya dari mana datangnya sakit hati? dari kata-kata pedas orang lain atau justru dari hati
kita yang kelewat tinggi melihat diri?

Mungkin bukan sekedar kata-kata pedas, melainkan perlakuan buruk seseorang kepada kita. Bisa
jadi mimik yang penuh cibiran, atau bahkan meludah sesaat setelah saling bertatapan. Atau
sekedar diabaikan, itupun cukup membuat hati ini terluka. Tapi kesemua itu adalah hal-hal yang
terkait dengan faktor di luar diri kita. Yang sejatinya kita memang tidak punya cukup
kewenangan untuk mengubahnya. Jika bicara teritori- wilayah kewenangan kita, maka yang bisa
kita ubah adalah sikap hati kita, saat serangan eksternal itu datang.

Suatu kata, sikap tidak sedap, cacian atau bahkan makian tidak bisa membuat kita terluka, jika
tidak ada penilaian diri yang berlebihan tentang betapa mulianya diri kita ini. Sehinggga
(menurut kita) tidak-lah layak, seorang se-mulia kita ini mendapat kata, sikap tidak sedap, cacian
juga makian. Nah, jika ini masalahnya kita bisa mengubahnya. Karena ini adalah masalah
internal diri kita.

Mari kita coba, membedah akar masalah dari sakit hati ini dengan pisau dingin akal sehat kita.
pertama; evaluasi ulang, jangan-jangan ada sikap kita (atau mungkin kata-kata kita)yang menjadi
pemicu munculnya serangan eksternal itu.
kedua; jangan-jangan, bukan salah anggapan mereka namun justru masalah ada di anggapan
kita terhadap diri kita. Kita keterlaluan dalam memandang hebat diri kita. Cobalah terus
merendah, pastikan kita tidak sekedar jongkok melainkan tiarap biarkan saja ekspektasi orang
lain terhadap kita begitu rendah; itu tidak masalah, karena justru akan menaikan nilai kita, ketika
akhirnya kita buktikan, bahwa kita jauh lebih hebat dari ekspektasi mereka tersebut.

Berikut dibawah ini kata kata Makian dan hinaan untuk mengobati sakit hatinya:

Jangan pernah katakan dan menilai bahwa aku adalah wanita yang angkuh.

Aku tidak pernah memandang status sosial untuk menjalin sebuah persahabatan.
Belajarlah bertutur kata yang sopan agar aku tidak terpancing untuk menjadi marah.

Siapapun Anda, jika Anda berlaku tidak baik, aku memiliki hak penuh untuk menyingkirkan
Anda dari akun Facebookku.

Jangan memandang rendah apalagi memandang sebelah mata terhadap apa yang aku lakukan,
sebab apa yang Anda lakukan belum tentu lebih baik dari apa yang aku lakukan.

Hidup ini UP & Down.

Aku mengalah bukan berarti aku kalah.

Belajarlah bertutur kata yang sopan agar aku tidak terpancing untuk menjadi marah.

Siapapun Anda, jika Anda berlaku tidak baik, aku memiliki hak penuh untuk
menyingkirkan Anda dari akun Facebookku.

Jangan memandang rendah apalagi memandang sebelah mata terhadap apa yang aku lakukan,
sebab apa yang Anda lakukan belum tentu lebih baik dari apa yang aku lakukan.

Setiap manusia mempunyai hati nurani. Apakah Anda masih memilikinya?

Jangan pernah berfikir bahwa hidup Anda lebih beruntung dari aku. Sebab kita tidak tahu apa
yang akan terjadi bahkan 1 detik di depan kita.

Kalah atau menang.. yang penting adalah aku berada pada jalanku, pilihanku dan hatiku
Belajarlah dari apa yang engkau katakan, karena aku adalah korban dari apa yang kau keluarkan
dari mulutmu itu.

Nah itulah beberapa kumpulan kata-kata makian paling menyakitkan sakit hati terbaru 2012.
http://sainstory.wordpress.com/2011/12/01/kata-kata-makian/

Kata-kata Makian
December 1, 2011 by Overframe in Antropologi, Bahasa, Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu,
Indonesia, Kata Makian, Linguistik, Melayu 2 Comments

Oleh: Ajip Rosidi


(Sumber: Pikiran Rakyat, Sabtu 15 Oktober 2011, hal. 30)

Dalam setiap bahasa ada kata-kata makian, yaitu kata-kata yang digunakan orang kalau marah
atau kalau mau menghina orang lain. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu tetapi
pada awalnya diajarkan melalui sekolah, tidak banyak membawa kata makian seperti yang biasa
digunakan dalam masyarakat Melayu. Oleh karena itu, jika marah atau mau menghina orang lain,
orang Indonesia sering menggunakan kata makian yang berasal dari bahasa ibunya yang
mungkin tidak ada dalam kosakata bahasa Melayu, seperti orang Jawa memaki dengan
diancuk!, orang Sunda dengan bebel!. Keduanya dalam bahasa aslinya termasuk kata-kata
yang tidak patut diucapkan di depan umum.

Menurut para ahli, kata-kata yang biasa digunakan untuk memaki dalam berbagai bahasa diambil
dari kata-kata yang terdapat dalam enam golongan yaitu:

1. Yang bertalian dengan agama atau kepercayaan,

2. Yang bertalian dengan kelamin,

3. Yang bertalian dengan nama bagian tubuh,

4. Yang bertalian dengan fungsi bagian tubuh,

5. Kata-kata yang merupakan sinonim kata bodoh,

6. Nama-nama binatang.

Tentu saja tidak dalam setiap bahasa perimbangan kata-kata yang berasal dari keenam golongan
itu sama. Dalam suatu bahasa mungkin ada yang kata makiannya lebih banyak dari golongan
pertama dan golongan ketiga, sedangkan dari golongan keempat dan kedua kurang. Sementara
itu, dalam bahasa yang lain mungkin dari golongan pertama tidak ada atau hampir tidak ada.

Kata-kata setan!, iblis!, kapir!, jahanam!, haram jadah!, laknat!, dan semacamnya termasuk
golongan pertama. Kata-kata demikian digunakan juga dalam bahasa Indonesia untuk memaki.
Dalam bahasa-bahasa lain juga kata-kata seperti demikian digunakan untuk memaki, misalnya
God damn dalam bahasa Inggris dan God verdomd dalam bahasa Belanda. Kedua kata contoh
yang digunakan oleh orang Jawa dan Sunda itu adalah contoh golongan kedua, yang tampaknya
belum ada contohnya dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris kata-kata dari golongan ini
cukup banyak yang dengan mudah akan kita temukan dalam roman-roman Inggris atau Amerika.
Kata makian pantat lu! Mungkin satu-satunya contoh yang ada dalam bahasa Indonesia,
merupakan golongan ketiga. Juga golongan keempat tampaknya belum ada contohnya dalam
bahasa Indonesia. Golongan kelima agak banyak contohnya, goblok, tolol, bodoh, dan otak
udang. Contoh golongan terakhir yaitu dengan menyebut nama binatang, juga banyak digunakan,
anjing, babi, monyet, keledai, dan banyak lagi.

Kata-kata yang di dalam bahasa merupakan kata makian, belum tentu digunakan sebagai kata
makian dalam bahasa yang lain. Kata anjing dan babi misalnya yang dalam bahasa Indonesia
serta berbagai bahasa daerah dianggap sebagai kata makian, dalam bahasa Inggris tak pernah
digunakan sebagai kata makian. Dalam bahasa Jepang kata makian dari golongan pertama
hampir tidak ada. Hal itu bertalian dengan kenyataan bahwa orang Jepang mempunyai anggapan
sendiri tentang agama atau perhatian mereka terhadap agama sedikit sekali. Agama yang mereka
peluk baik agama Buddha maupun Shinto, biasa disebut agama budaya bukan agama wahyu atau
agama langit seperti agama Islam dan Kristen. Orang Jepang tidak percaya akan arti dosa.
Budaya mereka lebih menitikberatkan kepada rasa malu. Daripada malu mereka menganggap
lebih baik bunuh diri. Oleh karena itu, mereka disebut hidup berdasarkan budaya malu.

Dengan demikian, jelas kata-kata makian dalam setiap bahasa niscaya sesuai dengan kebudayaan
dan kepercayaan bangsa yang mempergunakan bahasa tersebut. Biasanya juga akan dianggap
sebagai penghinaan atau makian oleh orang yang sama-sama hidup dalam lingkungan
kebudayaan dan kepercayaan itu juga. Misalnya, orang Jawa Islam yang marah kepada orang
suku bangsa lain yang memeluk agamanya sendiri dan memakinya dengan menggunakan
perkataan kapir lu!, mungkin tidak akan membuat orang yang dimakinya itu merasa terhina.
Kata makian kapir lu! Itu akan membuat terhina atau marah kalau ditujukan kepada sesama
orang Islam.

Oleh karena itu, kata makian terutama hanya akan membuat orang yang dimaki marah atau
merasa terhina kalau ditujukan kepada orang yang sama-sama hidup dalam kebudayaan dan
lingkungan kepercayaan yang sama.

Kata-kata makian dihamburkan orang kalau sedang marah atau sedang bertengkar, maksudnya
tentu hendak membuat marah atau hendak menghina lawannya. Kata-kata demikian jarang atau
bahkan tidak pernah terdapat dalam buku-buku pelajaran bahasa, tetapi biasanya mudah
ditemukan kalau kita hidup dalam masyarakat yang orang-orangnya sering berkelahi. Anak-anak
orang terhormat biasanya secara khusus dihindarkan dari mendengarkan kata-kata demikian.
Oleh karena itu, anak-anak mempelajarinya langsung dari masyarakat kecuali kalau
orangtuanya tukang bertengkar.
Sukan Asia Guangzhou | Keputusan Malaysia Lawan Jepun 10 November 2010

E-melkan IniBlogThis!Kongsi ke TwitterKongsi ke FacebookKongsi ke Pinterest


Label: Sukan Asia Guangzhou
Sedih dengan keputusan ini

MALAYSIA 0 - 2 JEPUN
Diakui Jepun adalah pasukan yang kuat dan makngoh melihat kerdilnya Malaysia apabila
bermain dengan pasukan gergasi tersebut. Namun makngoh lihat pasukan Malaysia telah cuba
sedaya (tetapi tiadaupaya).

Pengulas Astro 801 pun ada membebel melihat gerak laku pemain-pemain Malaysia. Mungkin
juga, pemain kita tiada keserasian dan kerjasama. Kadang-kadang ada segelintir mereka hanya
menjadi pemerhati dan tidak mampu menghalang. Lemah dan longgar pada pertahanan dan
sangat lemah pada jentera serangan.

K. Rajagopal tidak bersalah di atas kekalahan ini dan pemain kita juga tidak bersalah. Bola sepak
negara kita belum cukup maju dengan skill dan trick yang hebat seperti Jepun.
MALAYSIA BOLEH !

Sabtu ini Malaysia lawan China. China telah dikalahkan oleh Jepun dengan 3-0.
Nasib baik kalah 2-0 sahaja. China kalah 3-0 di tempat sendiri.
Jepun tangga ke-30, Malaysia tangga ke- 139, jadi kalah 2-0, bukalah sangat memalukan.

Abg Gemuk, orang jepun yang pandai cakap melayu mengutuk pasukan Malaysia

http://makngohselamoh.blogspot.com/2010_11_01_archive.html

Kasita Bohong memang pembohong

E-melkan IniBlogThis!Kongsi ke TwitterKongsi ke FacebookKongsi ke Pinterest


Label: berita
Berwaspadalah dengan KASITA BOHONG, dia bukanlah seorang Islam tetapi hanya berpura-
pura sebagai Islam. Dia banyak memutar belitkan dan merubah ayat-ayat Al-Quran. Dia juga
merupakan ahli yang aktif memesongkan orang-orang Islam dan menurut sumber, dia juga telah
berjaya membuatkan beberapa orang Islam murtad ...

JOM! Tindakan permulaan, kita sama-sama CLIK REPORT, mudah-mudahan usaha kita ini
dapat menghalang dia daripada mempergaruhi orang-orang Islam yang lain ...
Sumber tanpa edit dari sini
Diconteng oleh mak_ngoh_selamoh

Anda mungkin juga menyukai