Nurlina Arisnawati
Balai Bahasa Ujung Pandang
Jalan Sultan Alauddin Km 7/Talasalapang Makassar 90221
Telp: 0411882401, Fax. 0411882403
Diterima: 3 Desember2009; Disetujui: 2 Maret 2010
Abstract
This writing explorer the form and reference abusive word in buginese. Abusive word
in Buginese well known as rodda (makkarodda) is emotional language used to express
annoying, angry or dislike feeling toward something. Form of abusive word is
identified based on what is expressed by Buginese speaker when he or she is angry,
annoying, and so on. Beside that, listening attentively technique using. Dictionary of
Buginese-Indonesia is also applied, especially entry naming rough or taboo words.
The conclusion os abusive word in Buginese are: (1) abusive in word form, (2) abusive
in pharase form, and (3) abusive in clause form. While based on the reference, abusive
word in Buginese have several kinds of reference, that is: condition, animal,
supernatural creatures, things, part or body, kinship, and profession.
Abstrak
Tulisan ini mendeskripsikan tentang bagaimana bentuk dan referensi kata makian
dalam bahasa Bugis. Makian yang dalam bahasa Bugis dikenal dengan istilah rodda
(makkarodda) merupakan bahasa yang paling emosional yang digunakan untuk
mengekspresikan rasa jengkel, marah, atau ketidaksenangan terhadap sesuatu yang
tidak mengenakkan perasaan. Bentuk makian dalam bahasa Bugis ini diidentifikasi
berdasarkan makian-makian yang dilontarkan oleh masyarakat/penutur bahasa Bugis
ketika sedang marah, jengkel, dan sebagainya. Selain itu, juga digunakan tekhnik
penyimakan melalui Kamus Bahasa Bugis-Indonesia, terutama kata-kata yang berlabel
kasar atau tabu. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk makian
dalam bahasa Bugis meliputi: (1) makian berbentuk kata, (2) makian berbentuk frase,
dan (3) makian berbentuk klausa. Sedangkan berdasarkan referensinya, kata makian
dalam bahasa Bugis memiliki beberapa jenis referensi, di antaranya: keadaan, binatang,
makhluk halus, benda-benda, bagian tubuh, kekerabatan, dan profesi.
61
Sawerigading, Vol. 16, No. 1, April 2010: 61—71
62
Nurlina Arisnawati: Bentuk Referensi Kata Makian dalam Bahasa Bugis
63
Sawerigading, Vol. 16, No. 1, April 2010: 61—71
64
Nurlina Arisnawati: Bentuk Referensi Kata Makian dalam Bahasa Bugis
(Getek, apa maksud kamu mengejar anak 11) Maccoa-coa ‘sombong, dakar’
gadis orang.) Moccoa-coa laddekmako mengngaui
7) Pellolang ‘pencuri’ agagakku.
We…pellolang, mualasi doikku ‘sombong/dakar sekali kamu mengakui
toh. harta bendaku.
‘hei…pencuri, kamu ambil lagi uangku (Kamu sombong sekali mengakui harta
ya’ bendaku.)
(Hei…pencuri, kamu ambil lagi uangku 12) Pattua-tuai ‘ memandang enteng’
ya.) Pattua-tuaiko, upeddiriko.
8) Passolle ‘tukang jalan’ ‘pandang entenglah kamu, saya pukul
Magi ciako renreng akki kamu’
bolae waseng, passolle. (Kamu memandang enteng, saya pukul
‘mengapa tidak mau kamu tinggal di kamu.)
rumah saya bilang, tukang jalan’ Kata makian pada contoh (9—12)
(Mengapa kamu tidak mau tinggal di masing-masing dibentuk dari kata dasar
rumah, tukang jalan.) kindik ‘tingkah’ (9), doko ‘sakit/
kurus’ (10), coa ‘sombong,dakar’ (11),
Kata makian pada contoh (6), yaitu dan tua ‘tua’ (12).
mangngurek berasal dari kata dasar ngurek b.3 Makian bentuk majemuk
‘besar nafsu syahwatnya/getek’ kemudian Makian bentuk majemuk adalah
ditambah dengan prefiks ma- (ma- + makian yang terbentuk dari proses
ngurek ‘ mangngurek). Kata makian pemajemukan. Makian bentuk majemuk
pellolang (7) dibentuk dari kata dasar ini dapat dilihat pada contoh berikut.
lolang ‘bebas’ yang mendapat awalan pe- 13) Mellek perru ‘tidak mempunyai rasa
(pe- + lolang ‘ pellolang), sedangkan kata belas kasihan’
makian passolle (8) dibentuk dari kata Mellek perru, malasai tomatoanna dek
dasar solle ‘jalan’ yang kemudian naengka cellengi.
dibubuhkan dengan prefiks pa- (pa- + ‘tidak punya rasa belas kasihan, sakit
solle ‘ passolle). orang tuanya tidak pernah melihatnya’
b.2 Makian bentuk ulang (Tidak punya rasa belas kasihan, orang
Makian bentuk ulang adalah tuanya sakit tidak pernah dibesuknya.)
makian yang terbentuk dari proses 14) Makeccak jari ‘suka mencuri’
reduplikasi. Makian bentuk ulang dapat Makeccak jari silaongmu, ajak
dilihat pada contoh berikut ini. mupattamai ri kamarak e.
9) Cakindik-kindik ‘banyak tingkah’ ‘suka mencuri teman kamu, jangan kamu
masukkan dia di kamar’
Manengka makkunrai cakindik-kindik
(Temanmu suka mencuri, jangan kamu
laddek.
masukkan di kamar.)
‘mengapa ada perempuan banyak tingkah
sekali’ Makian bentuk majemuk seperti
(Mengapa ada perempuan bertingkah pada contoh (13) yaitu mellek perru
sekali.) terbentuk dari kata mellek ‘sampai/tega’
10) Paddoko-rokong ‘ sakit-sakitan’ dan perru ‘isi perut’, sedangkan pada
Niga maelo tungkako? ikotona paddoko- kalimat (14) makeccak jari terbentuk dari
rokong , ikotona masareak. kata makeccak ‘tidak bisa diam(bergerak)’
‘siapa yang mau merawat kamu? Kamu dan jari ‘jari’.
sudah sakit-sakitan, kamu sudah kasar’
(Siapa yang mau merawatmu? sudah sakit
-sakitan, kamu juga kasar.)
65
Sawerigading, Vol. 16, No. 1, April 2010: 61—71
66
Nurlina Arisnawati: Bentuk Referensi Kata Makian dalam Bahasa Bugis
‘dimakan penyakit menular, orang tua 4.2 Referensi Kata Makian dalam
sekali ternyata kamu persuamikan’ Tuturan Bahasa Bugis
(Dimakan penyakit menular, ternyata Kata-kata dalam bahasa dapat
kakek-kakek yang kamu persuamikan.) digolongkan menjadi dua, yaitu kata
25) Nanre + sojok nanre sojok referensial dan kata non referensial. Kata
‘menjadi kaku/lurus (mati)’
referensial adalah kata-kata yang memiliki
Nanre sojok, napaddongok-dongokkak
iyaero pabbaluk e denre. referen dan berpotensi untuk mengisi
‘menjadi kaku (mati), dia kasi bodoh- fungsi-fungsi sintaktik kalimat, seperti
bodoh saya itu penjual tadi’ nomina, adjektiva, adverbal, dan
(menjadi kaku (mati), penjual itu sebagainya. Sedangkan kata nonreferensial
menipuku tadi.) adalah kata-kata yang semata-mata
4.1.3 Makian Berbentuk Klausa membantu kata-kata lain menjalankan
Makian yang berbentuk klausa tugasnya atau dikenal dengan istilah kata
dalam tuturan bahasa Bugis dapat dibentuk tugas, seperti preposisi, konjungsi, dan
dengan menambahkan pronominal di bela- interjeksi. Dalam kaitannya dengan hal
kang kata makian dari berbagai referensi. tersebut, dapatlah dikatakan bahwa pada
Makian yang berbentuk klausa ini dapat dasarnya hampir semua bentuk-bentuk
dilihat pada contoh berikut. makian memiliki referensinya atau bersifat
27) Munapek + ko munapekko ‘munafik referensial. Berdasarkan referensinya,
kamu’ sistem makian dalam bahasa Bugis dapat
Munapekko, dek nawedding itepperiko. diuraikan sebagai berikut.
‘munafik kamu, tidak bisa dipercaya 4.2.1 Keadaan
kamu’
Kata-kata yang menunjuk keadaan
(Munafik kamu, kamu tidak bisa
yang tidak menyenangkan agaknya
dipercaya.)
28) Ciddak + ko ciddakko ‘rasakan kamu’ merupakan satuan lingual yang paling
Ciddakko, niga memeng suroko? umum dimanfaatkan untuk
‘rasakan kamu, siapa memang suruh mengungkapkan makian. Secara garis
kamu?’ besar ada tiga hal yang dapat atau mungkin
(Rasakan kamu, siapa memang yang dihubungkan dengan keadaan yang tidak
menyuruhmu?) menyenangkan yakni keadaan mental,
29) Macapila laddek + ko macapila laddekko keadaan yang tidak direstui Tuhan atau
‘cerewet sekali kamu’ agama, dan keadaan yang berhubungan
Macapila laddekko, mucerita maneng dengan peristiwa yang tidak
jakna tau e.
menyenangkan, atau lebih jelasnya
‘cerewet sekali kamu, kamu cerita semua
perhatikan contoh di bawah ini.
kejelekannya orang’
(Cerewet sekali kamu, kamu cerita semua a. Keadaan mental
kejelekan orang.) Contoh:
30) Mangoa sennak + ko Mangoa 31) Mingkik ‘sombong’
sennakko ‘rakus benar kamu’ Nappa mua engka otomu, mingkikno
Mangoa sennakko, muala maneng palek ‘barusan juga ada mobilmu, sombong
tawana anrikmu. sudah kamu’
‘rakus benar kamu, kamu ambil semua (Barusan punya mobil, kamu sudah
ternyata jatahnya adikmu’ sombong.)
(Rakus benar kamu, ternyata kamu 32) Borro ‘congkak’
mengambil semua jatah adikmu.) Borro, samanna toh magello-gello akkoro.
‘congkak, sepertinyya juga bagus-bagus
disitu’
67
Sawerigading, Vol. 16, No. 1, April 2010: 61—71
68
Nurlina Arisnawati: Bentuk Referensi Kata Makian dalam Bahasa Bugis
69
Sawerigading, Vol. 16, No. 1, April 2010: 61—71
70
Nurlina Arisnawati: Bentuk Referensi Kata Makian dalam Bahasa Bugis
71
���������������������������������������������������������������������������
���������������������������������������������������������������������������������
�����������������������������������������������������