Anda di halaman 1dari 2

Nama : Oktavia Pratiwi

Pamit

Langit gelap gulita tertutup awan hitam


Suara guntur menderu saling bersahutan
Rintik hujan turun membasahi permukaan bumi
Angin berhembus dengan kencang

Matahari malu menampakan sinarnya


Pohon-pohon basah diguyur hujan
Suara katak berdendang mengalun di telinga
Kicau burung senyap dan menghilang

Badan perempuan itu bergetar dengan dahsyat


Jantung diremas seakan hancur
Hati bagaikan tertusuk pisau
Bibir dikunci dengan rapat

Tangisan pilu menyayat hati


Perempuan itu meraung memanjatkan doa
Berharap esok akan baik-baik saja
Dan canda tawa kembali menyapa

Namun inilah kenyataannya


Bahwa telah saatnya ia berpulang
Membawa amal yang telah dipersiapkan
Kehadapan sang khalik, Tuhan maha esa

Mayang, 4 mei 2023


Nama : Oktavia Pratiwi

Cake coklat

Indra mata mengkap hilir mudik manusia


Mengendus harum berbagai wewangian
Tangan meraba uang didalam saku
Bibir tertarik keatas menghadirkan senyuman manis

Sepasang kaki kecil berjalan melewati jalanan


Retina mata mangkap sebuah bangunan
Banyak warna terdapat didalamnya
Menjadikan suasana hati berbunga bunga

Perempuan berambut panjang melompat riang


Menandakan bahwa ia amatlah senang
Telapak kali kecilnya menapak lantai bangunan itu
Bola matanya berbinar cerah

Menyaksikan sebuah kue berwarna coklat


Segera ia membayar dan membawanya
Memandangi kue coklat dengan senyuman terhias di bibir
Menghadirkan perasaan hangat menyetrum hati

Kue coklat kesukaan wanita penghadir surga akan diberi kepadanya


Seorang wanita paruh baya sering di panggil dengan mama
Mengingat hari inilah wanita tersayangnya di lahirkan
Maka ia akan memberikan sebuah kebahagian kecil kepadanya

Mayang, 4 mei 2023

Anda mungkin juga menyukai