Sidoarjo, 2008
Lihatlah..
Dicat merah angkanya
dan kertas putihnya
Merah-Putih rapotku
Merah-Putih Indonesiaku
Sidoarjo, 2008
GEBANG REGENCY
Apa isinya ?
Entahlah..
Mungkin serpian harapan
Yang ia punguti dari bak sampah
Depan rumah-rumah mewah
Mungkin puing-puing kepedihan
Yang ia kumpulkan
dari pinggir jalan
Mungkin seonggok pertanyaan :
“Jika memang hidup ada maksudnya,
Lalu apa maksud hidup bagi dirinya?”
Hujanpun turun
Berarak berhambur
Derit gerobak tak mau peduli
SOCRATES
Kau bilang :
“Kau ingin, karena tak punya
Kau berhasrat, karena kau berharap
Kau berharap akan hal yang indah dan sempurna
Jika ada yang indah, kaupun tumbuh cinta
Jika cinta butuh keindahan yang tak dimilikinya
Lalu apa gunanya ?”
Dalam kemuraman
Aku takkan pernah bersulang dengan racun cemara bersamamu
yaaa... Socrates
Sidoarjo, 2008
IBU SUNYI
Matang disajikan
Bersantap bersama keheningan
Sidoarjo, 2008
JALAN JAWA
Jember, 2002
REMBANGAN
Terbentur di tikungan
Terkapar di tengah jalan
Meratap di tepi trotoar
Meratap di ujung jalan
Di ujung senja
Menghitung-hitung puisi
yang sudah jadi basi
Sidoarjo, 2008
MAHATMA GANDHI
Sidoarjo, 2008
PULAU GUNTUNG (1)
Dingin kabut pagi buta
Tipis merayap mengkafan sukma
Hening air sepenuh kanal
Teratai tersebar di permukaan
Merah kelopak bermekaran
Butiran embun mengendap di ujungnya
Riau, 2003
Riau, 2003
Makian-makian malam
Di bawah kerudung bulan
akibat kata yang terpendam
Yang tak pernah bisa terwakili
oleh gemulai lidah
Riau, 2003
PEKA
Sayatkan saja
Mata samar berlapis kabut itu
pada senja merah
Agar pandangan itu tidak tertipu
Dengan persekongkolan kelimun malam
Peka merangkai kerling cahaya
dari setitik noktah api
Pada batang lilin sunyi
Sidoarjo, 2008
PEJALAN SIANG
Sidoarjo, 2008
SATU
Di langit
akan terbuka delapan pintu untukmu
Kau akan terbang
dan di sambut
dari manapun kau masuk
Sidoarjo, 2008
ANGKUH
Tidak !
Kalian tidak pernah dekat dengan Tuhan
Karena sesaat kemudian
dengan kuasa kalian menginjak rakyat melarat
Sidoarjo, 2008
SURATKU
Tlah ku kirim untuk-Mu
Surat tanpa kalimat
Karena sekarang tulisan hanya jadi beban
Sidoarjo, 2008
SYUKUR
Kenapa...
Kenapa kau diam membatu
Hanya tanganmu yang sibuk meremas
dan sesekali melempar kertas
Apa kau sudah bosan
dengan segala roman
Apa setiap kata
telah jadi dusta
Kemarilah....
Akan kuajak kau jalan-jalan
Menyaksikan surga
yang dianyan dalam kerudung cahaya bulan
Sudahlah...
Tersenyumlah
Aku akn bertelanjang kaki lalu menari
Atau...
Akan kutawarkan sayap-sayap dari jiwaku
untukmu
Agar kau dapat terbang
di atas gelombang lautan
Bersabarlah.....
Akan kuberikan sekantung cinta untukmu
Bawalah mengembara
melintasi padang pasir
dimana angin selalu mendesir
Hingga keningmu
Jatuh tersungkur
dan mulutmu
tak mampu lagi mengucap syukur
Sidoarjo, 2008
EMBUN
Sidoarjo, 2008
HIDUP BERGUMAM
Dan kelak
Saat senja bergegas
Saat kau mulau termangu
dibawah bulan yang angkuh
Rebahkan tubuhmu
Sedekapkan tanganmu
Telah kurajutkan kain putih untukmu
Gunakan sebagai selimut malammu
Esok pagi
Saat matahari memanah api
Aku sudah menunggumu
Pada samudera yang baru
Sidoarjo, 2008
TANJUNG BATU
INDONESIA TIADA
Ada Indonesia
Indonesia tiada
Sidoarjo, 2008
BERSULANG
Butiran hujan
Menyembur bak serpihan kristal
Basah
Pada wajah kusut
Pada rok kusut
Kaki mungil
Telanjang terendam
Pada genangan
Tangan mungil
Menjulur menengadah
“Mas.....!
minta uang receh........”
Sidoarjo,2008
ALISA
Sudahlah.....
Tidakkah kau ingin diam
Mengendapkan hatimu yang gaduh itu
Sidoarjo, 2008
UNTUKMU
TEGUHKAN
kemarilah
duduk disini, disampingku
dekaplah segala luka
yang telah menjadi genangan terbuka
akan kudendangkan untukmu
sebuah Gurindam
yang kosong akan dendam
akan kutunjukkan padamu
gairah bunga-bunga
dengan kelopak yang mekar menggelinjang
bercumbu dengan gelisah angin
yang dibawah musim
tak usahlah kau gundah
tidakkah kau lihat
hari ini merekah
matahari dan awan tak lagi bersengketa
tenanglah
jangan percaya ungkapan
bahwa kepasrahan adalah kekalahan
dan melampiaskan nafsu lewat daging dan dendam serta hasrat
gila
adalah hal yang tidak nista
kesabaran mengajarkan kekuatan
DOAKU (1)
DOAKU (2)
ah, Tuhanku
mungkinkah kau ada di situ
bercanda di atas letupan lumpur
sambil melihat rakyat Porong tergusur
ah, Tuhanku
mungkinkah kau ada disitu
saat penduduk setelah sholat Id di atas tanggul
mengajukan doa dengan masygul
saat mereka meratap
di bawah rembulan redup
sesak karena asap belerang
saat mereka meratap
di sela gelak lumpur
yang menyembur
tapi kuyakin
Kau ada disitu Tuhanku
saat nasib mereka dipermainkan seperti dadu
oleh mereka yang memperbudak hukum dan kemanusiaan
tapi mungkinkah lumpur-Mu itu laknat
untuk rakyat
yang hidupnya sendiri
sudah di kebiri
Tiga anakku
kemanusiaan
keadilan
kasih sayang
mati terkapar
akibat busung lapar
tak akan ku kuburkan
biarkan
sebagai bukti
agar semua tahu
di lumbung ke-Tuhanan
mereka mati kelaparan
Sidoarjo, 2008
KAU-KAH KUNG
Tuban, 2007
BISIK-MU
Gerimis rintik-Mu
Samar bisik-Mu
Dingin hujan-Mu
Mengigil sukmaku
Gelegar guntur-Mu
Di langit dadaku
Ampel, 2007
UJUNG ASPAL
SAMPAH BUNGAKU
Bunga sampahmu
Sampah bungaku
Sukur lumpurmu
Lumpur sukurku
Maki puisimu
Puisi makiku
Duri tarianu
Di atas duri aku menari
Sidoarjo, 2007
Tanah
Air
bajak
lalu lumpur
kaki jangkar
tangan kekar
bulir disebar
harapan ditebar
bulir menguncup
harapan menguncup
lalu harga pupuk naik
pestisida naik
padi tak terawat
bulir tak berisi
harapanpun sepi
Badan Urusan Logistik bilang :
“Tenang stok beras cukup untuk Lebaran, Natal, dan tahun
baru”.
siapa peduli dengan stok beras
raskinpun susah terbeli
minyak tak terbeli
sembako tak terbeli
hanya singkong
makan singkong
penguasa bohong
Tanah
Air
bajak
lalu lumpur
petani mati
tertimbun lumpur
Sidoarjo, November 2007
Kemuning padi
Petani menari
Berark melenggang
Panen dijelang
Padi dituai
Di bawah langit cerah
Rizki Ilahi
Semoga berkah
Padi dipikul
Bawa ke gudang
Tikus berkumpul
Siap menghadang
Tikus berdasi
Tak tahu diri
Merampok padi
Milik petani
Rizki Ilahi
Semoga berkah
Petani mati
Karena tikus serakah
Sidoarjo, 2007
Sidiarjo, 2007
Hidup proklamasi
Gumam petani
dari dapur reot tak bernasi
Sidoarjo, 2007
BANJIR
Rumah-rumah hanyut
Air menggenang tak mau surut
Puing-puing terserak di permukaan
Kemanusiaan hanyut terapung
Kemana juga perginya kepedulian
Sidoarjo, 2007
Laba-laba tua
Berapa lama kau disitu?
Berbincang nyamuk padamu
Boleh aku jadi pengantinmu ?
Riau, 2003
RUMAH NISAN
Kau tahu ?
Anak-anak selalu berseteru dengan waktu
Damai kau disini
Waktu terhenti
Tak ada jam detak menggertak
Sidoarjo, 2008
Bintang menepi
Bulan tak ada lagi
Selaksa kabut mengkafan sunyi
Bandung, 2005
BATAS
Adakah lagi yang dicari
Setelah segala selesai
Adakah lagi yang dikejar
Setelah perjalanan mencapai batas
Riau, 2003
Riau, 2003
DEWAN LEMAK
Sidoarjo, 2008