Tertutup dibawah benang Sakit melapisi ruang Berkelukur menyita pandang
Lengkara Bertebar di Atas Pena
Kata demi kata tercantum di bawah kusaran permata
Terbelit antar asa dan tawa Menjunjung sabda yang ada Tertutup di dalam balutan mandala
Serdadu Menyerbu
Kapal bergerak menbentangi segara
Membawa kabar suka dan duka Terombang di atas samudra Yang penuh akan durjana
Angin membawa nyanyian menyayat dada
Menggerutu bersimbah dalam asa Meratap yang telah terpaku Di atas naungan rintih pilu
Bahtera akan terus melayar
Tanpa tahu waktu pulang Berharap esok hari akan datang Di bawah bahar yang mulai menjalar Lukisan Pilu
Sang kenari telihat kuat
Walaupun dirinya berbaring lemas di atas kawat Sangkar yang ditempati membuat tidak bergerak bebas Tidak dapat menari-nari di udara yang luas
Angin bergerak ke sana kemari
Menerjang jari jemari kenari Berteriak sakit tiada henti Rasa perih yang bertubi tubi
Badai merampas cakrawala
Di bawah naungan Tuhan Yang Maha Esa Sang empu mulai berdoa kepadanya Berharap dapat kembali ke sisinya
Teriris Tangisan Rindu
Seorang anak berlari ke sana kemari
Menunggu kepulangan Ibu yang belum kembali Walau mentari semakin dekat ke ufuk barat Tapi doa yang dicurahkan semakin kuat
Perlahan matahari terbenam
Benihnya mulai tertutup di antara ruang yang kelam Doa-nya terdengar semakin jelas di bawah hening malam Meminta waktu diberi ampunan yang paling mendalam
Hari demi hari telah dilewati
Dengan membawa luka yang menyayat hati Terus berharap kepada-Nya akan memberi Keteduhan di dalam hati yang mulai sepi