Anda di halaman 1dari 2

” NIGA MALAI LA CACO ”

(Versi Koplo)

Nada-nada itu
Nada-nada itu masih terlintas kawan
Nada Pa’Bele’ itu
Mengiringi Perahu Lataddampali
Mengibas Dengan Wise usang
Tersirat dengan aksara Lontraq
Berlayar melawan arus WalennaE
Mengenang RESI- RESI KESENJANGAN

Disini!
Kita disini kawan
Menyeruak daung Cemangi
Menyibak Anging,Bosi dan Falloriq
Menyapa Elong, Longi’, Ceppe, Kandea dan Alame
Bergurau dengan Eppa’ Sulafa’
Bergemakan Nada Lacaco’ yang sampai sekarang tak Terjumpa

Kita Tegakkan Bettempola


Memanjat pohon Tua’
Menyadap Talo Tenreng
Menemani Arung Masala Makkaraka
Tapi itu Dulu Kawan
Itu Dulu

Sekarang Aku tak disani lagi kawan


Tak di Sawah Majauleng
Tak juga di danau Tempe
Danau AtakkaE atau Tosora
Tak juga di muara WalennaE
Lebih Lagi diBawah Lidahmu

Sekarang kita Mallofi Bura’ kawan


Rongga kepemimpinan menusuk di dalam dua warnah
Darah dan tulangnya berimpit di Arokiseng Fotolo’
Yang bergantung di antara Pangkal Tangan Fabbele’Cua
Duduk diam di tahta Bumi Darah Asimellereng Peru
Dulu Kita Bersenda Niga Malai Lacao’?
Sekang pun kita masih mencari Niga Malai Lacaco’?
Adakah peningkatan dari pencarian itu???

Diantara keramaian Pusat Kota dan riuk Janji janji tak bertuah
Kilatan meriam yang berhembus tepat di atas kepala
Dan menjadikan Assisamaturuseng kami ladang tak bertuah

Bunga perawan yang dianggap sebagai dewa tak lagi bersenda gurau
Jam dinding tak berdetak hanya petir yang menyambar nyambar
Karena Unru nya yang berkobar

Embun merah yang bersimbah di rerumputan


Tuhan yang melihat dan engkau yang berkata
Tersirat bersandarkan Galigo
Bertuah di ujung tajam I La Sanrego
Jasad nada itu masih terhempas di sapu angin padang pasir

Sorban kenyataan telah nampak di balik kelopak mata


Bro,, apakah engkau masih diam saja?

Tepalkan lah Tangan-tangan mu di dadanya


Siramilah secerca cahaya penerang mu
Bakarkan lah lentera yang bertahtahkan kemenyan
Menguak tabir keharifahan sosok Lacaco’
Raga Matanre Siri Matanre Ada

Berikanlah kami segumpal tanah penghabisan


Agar kami dapat berselip di antara rerumputan
Dibawah bayang-bayang Pohon Bajo
Kita lepaskan Penat
Berharap, ada Tedong Buleng
Menawar kutuk wajah burukmu
Membuat Sabda La-Caco’ Tersenyum Kembali

( ARFANDI WAHYU )

Bukan Kaleng-Kaleng Kawan


Ini Hanya Sabda VERSI KOPLO

Anda mungkin juga menyukai