Anda di halaman 1dari 1

BARZANJI DALAM IMPLEMENTASI

PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL DI MADRASAH


(Arfandi Wahyu)

Keragaman adat dan tradisi Nusantara bersifat dinamis dan berakuluturasi dengan
pelbagai aspek, salah satunya dengan ajaran Islam. Mabbarasanji atau pembacaan Kitab
Barzanji di kalangan masyarakat Bugis di Makassar termasuk bagian akulturasi tersebut.
Perlu diketahui, Islam masuk ke Sulawesi Selatan dengan cara yang sangat santun terhadap
kebudayaan dan tradisi masyarakat Bugis Makassar. Bukti nyata dari sikap kesantunan Islam
terhadap budaya dan tradisi Bugis Makassar dapat kita lihat dalam tradisi-tradisi keislaman
yang berkembang di Sulawesi Selatan hingga kini.

Mabbarasanji atau Barzanji atau Barazanji yang biasa dikenal dalam masyarakat Bugis
memiliki beberapa ragam menurut apa yang ada dalam keseharian mereka. Karena itu, ada
Barazanji Bugis 'Ada' Pa'bukkana', Barazanji Bugis 'Ri Tampu'na' Nabitta', Barazanji Bugis
'Ajjajingenna', Barazanji Bugis 'Mappatakajenne', Barazanji Bugis 'Ripasusunna', Barazanji
Bugis 'Ritungkana', Barazanji Bugis 'Dangkanna', Barazanji Bugis 'Mancari Suro', Barazanji
Bugis 'Nappasingenna Alena', Barazanji Bugis 'Akkesingenna', Barazanji Bugis 'Sifa'na
Nabi'ta', Barazanji Bugis 'Pa'donganna', dan Barazanji Bugis 'Ri Lanti'na'.

Berzanji atau Barzanji ialah suatu doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi
Muhammad saw yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika
kelahiran, khitanan, pernikahan dan Maulid Nabi Muhammad saw. Isi Berzanji bertutur
tentang kehidupan Muhammad, yang disebutkan berturut-turut yaitu silsilah keturunannya,
masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Di dalamnya juga
mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk
dijadikan teladan umat manusia. Nama Berzanji diambil dari nama pengarangnya yaitu Syekh
Ja'far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Ia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal
tahun 1766. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tersebut
sebenarnya berjudul 'Iqd al-Jawahir (Bahasa Arab, artinya Kalung Permata) yang disusun
untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw, meskipun kemudian lebih
terkenal dengan nama penulisnya

Dalam implementasi KMA 184 terkait kurikulum pembelajaran yg terkhusus pada


muatan lokal, barzanji dapat dijadikan sebagai Langkah reprentatif sebagai penanaman nilai
nilai Pendidikan yang bertumpu pada kearifan lokal masyarakat bugis yang merupakan tradisi
yang mesti dijaga kelestariannya. Dalam barzanji tersebut, juga terdapat nilai-nilai
Pendidikan yang dapat dipatrikan sesuai dengan gramatikal kearifan lokal dilingkungan
madrasah suku bugis

Anda mungkin juga menyukai