Anda di halaman 1dari 10

MIMBAR

(Karya : Taufiq Ismail)

Dari mimbar ini telah dibicarakan


Pikiran-pikiran dunia
Suara-suara kebebasan
Tanpa ketakutan

Dari mimbar ini diputar lagi


Sejarah kemanuasian
Pengembangan teknologi
Tanpa ketakutan

Di kampus ini
Telah dipahatkan
Kemerdekaan

Segala despot dan tirani


Tidak bias dirobohkan
Mimbar kami
KEHILANGAN MESTIKA
(Karya : Aoh Kartahadimadja)

Sepoi berhembus angin menyejuk diri


Kelana termenung
Mereung air
Lincah bermain di timpa sinar

Hanya sebuah bintang


Kelap kemilau
Tercampak di langit
Tidak berteman

Hatiku-hatiku
Belum juga sejuk dibuai bayu
Girang teriak mencontoh air
Atau laksana bintang biarpun sunyi
Tetap bersinar berbinar-binar
Petunjuk nelayan di samudera lautan
TUKANG SAPU
(Oleh : Dina Oktaviani)

Di hujan itu
Kau membayangkan matahari
Gelincir ke tanah seperti kenangan
Seperti langkah patah-patah

Kadang kulihat kau di dalamnya


Duduk membungkuk mengumpulkan cuaca
Juga daun-daun yang lupa tersipu

Semuanya telah ku rampas


Tinggal aku menggelar tubuh di atas runtuh
SISWA
(Karya : Edo Pradipta)

Siswa adalah harapan orang tua


Generasi penerus bangsa
Pelita di dalam gelap gulita
Indah bak pelangi di angkasa

Berjuang demi masa depan


Belajar menjadi yang terdepan
Menuntut ilmu setinggi langit
Tanpa terasa lelah dan sakit

Dengan tegap kami melangkah


Bagai bunga sedang merekah
Maju terus pantang menyerah
Menyambut esok yang makin cerah
AKU ANAK SEHAT
(Karya : Budiman)

Aku anak sehat


Setiap hari makanku banyak
Sayur dan buah tak pernah kulewatkan
Minum susu menjadi kesukaanku

Aku anak sehat


Tubuhku kekar dan kuat
Olahraga tak pernah kulewatkan
Lari pagi bersama teman-teman

Aku anak sehat


Karena ibuku rajin dan cermat
Sejak bayi selalu dijaga dan dirawat
Jika aku sakit segera diajak berobat
BOROBUDUR
(Karya : Triyono Adi)

Borobudur tercinta
Berdiri tegak mempesona
Kebanggaan Indonesia
Dikagumi seluruh dunia

Borobudur tercinta
Sebuah mahakarya
Buatan nenek moyang kita
Yang tiada duanya
KERETA API
(Karya : Tamaela)

Deru bunyi kereta api


Penguasa darat mulai berjalan
Pandangan terpaku padanya
Bagaikan emas di tengah tumpukan
Penguasa darat melaju kencang
Bagai petir membelah daratan
Asap hitam mengepul
Mengotori udara
Zaman telah berubah
Penguasa darat memakai listrik
Tiada lagi kepulan asap hitam
Rakyat bersorak gembir
TAMAN BUNGA
(Karya : Lin)

Bila kutatap engkau


Sangat senang hatiku
Rupamu cantik
warnamu amat menarik

Oh... taman bungaku


Bersinarlah sepanjang masa agar tetap tersenyum dariku
Jangan pernah layu bungaku
Dan jangan lupa bersendu

Oh... angin dari segala penjuru


jangan kau sapu taman bungaku
Biarkan taman bungaku
Menebar keindahan , menebar harum untuku
SENJA DI PELABUHAN KECIL
(Karya : Chairil Anwar)

Ini kali tidak ada yang mencari cinta


di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang


menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan


menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Disusun Oleh :

Nurul Fadilah
Kelas VI b

SDN 19 KOTA BIMA

Anda mungkin juga menyukai