Anda di halaman 1dari 9

KRITIK SENI

TERKAIT

PESTA BUDAYA NJUAH NJUAH KAB DAIRI

(MUSIK DAN TARIAN OPENING)

https://www.youtube.com/watch?v=rGFMMrOM7BQ&t=21s

DOSEN PENGAMPU :

DR.PULUMUN PETERUS GINTING,S.Sn,M.Sn

‘DISUSUN OLEH :

JAKOB P.CENNEDY LUMBAN TOBING

2191142002

PRODI PENDIDIKAN MUSIK

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
Kegiatan yang ditampilakn menyiratkan sejuta makna dalam jiwa  setiap insan yang
menghadiri dan menyaksikan ‘Pesta Njuah-Juah’

SIDIKALANG – Pesta Budaya Njuah-Juah, event tahunan yang dilaksanakan Pemerintahan


Kab. Dairi setiap tahun dalam rangka membangkitkan, merawat, melestarikan budaya dan
tradisi Pakpak Dikab. Dairi.

Budaya dan tradisi  merupakan jati diri bangsa yang begitu sakral dan  benteng keberadaban
setiap suku dan etnis Bangsa Indonesia. Budaya dan tradisi  adalah martabat bangsa yang tak
terjangkau nilai, dan maknanya dalam interaksi kehidupan,   keberagaman suku etnis bangsa
Indonesia.

Budaya dan tradisi wajib dan harus kita rawat serta lestarikan menjaga keutuhan moral. Juga
sebagai jati diri bangsa untuk mengokohkan kekuatan Bhinneka Tunggal Ika falsafah
keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Wujud pelestarian Budaya dan Tradisi, Pemkab. Dairi Sumatera Utara melaksanakan Pesta
Budaya Njuah-Juah sejak tanggal 26 – 30 September di  Gedung Nasional Djauli Manik,
Sidikalang, Dairi, Sumatra Utara.

Pesta Budaya Njuah-Juah yang selama diselenggarakan dari tanggal 26 – 30 September 2016
diisi dengan beragam acara, diantara  kirab budaya, malam pegelaran budaya, music art
coloboration, tari klosal, karnaval budaya, lomba memasak tradisi, lomba permainan
tradisional.

Mulai hari pertama sampai hari terakhir masyarakat Kab. Dairi antusias menghadiri dan
menyaksikan gelaran acara demi acara hingga selesai, dimana setiap hari selalu ramai datang
menghadiri dan menyaksikan.

Pesta Budaya Njuah-juah berakhir hari Jumat, 30 September 2016 ditutup Bupati dan
Gubernur. Kedua tokoh tersebut demham aura dan energi yang dapat  membangkitkan
motivasi untuk semakin peduli dan mencitai budaya dan tradisi yang bersinergi dalam
kehidupan berbangsa dan bermayarakat.

Kegiatan yang ditampilkan menyiratkan sejuta makna dalam jiwa  setiap insan yang
menghadiri dan menyaksikan ‘Pesta Njuah-Juah’ serta menanamkan kerinduan dalam
penantian untuk menyaksikannya bulan September yang akan datang.
1.Musik Tradisional Pakpak.

Genderang Sisibah merupakan seperangkat alat musik yang terdiri dari sembilan


buah  (sibah) gendang yang dimainkan oleh delapan hingga sembilan pemusik yang
disebut pande (orang yang pintar dan bijaksana). Ensembel musik ini disebut merkata
genderang (berbunyi genderang) oleh karena bunyi yang dihasilkan bukanlah bunyi semata,
melainkan berupa kata-kata ungkapan dan permohonan pelaksana dan peserta upacara
kepada Dibata (dewata) serta kekuatan lainnya dalam konteks kepercayaan masyarakatnya.

Bagi masyarakat Pakpak, kehadiran ensembel Genderang Sisibah ini adalah merupakan


pengabsahan akan status upacara yang dilaksanakan, yaitu upacara sukacita (kerje mbaik)
dengan tingkatan yang terbesar dan tertinggi (males bulung simbernaik). Misalnya pada
upacara adat perkawinan, peresmian rumah baru, pesta mejan dan sebagainya. Tidak satu
upacara pun yang dapat menghadirkan ensembel ini diluar dari ketentuan di atas. Selain itu
hadirnya ensembel Genderang Sisibah berarti secara otomatis akan ada kurban (kerbo) yang
akan disembelih. Dengan demikian kerje mbaik, males bulung simbernaik dan kerbo (kerbau
qurban) adalah identik dengan hadirnya Genderang Sisibah.

Selain itu tidaklah semua orang diperkenankan untuk menghadirkan Genderang


Sisibah pada kerja mbaik, males bulung simbernaik. Mereka yang diperkenankan hanyalah
apabila sepanjang hidupnya telah melaksanakan syarat-syarat adat secara penuh terhadap
kerabatnya, terutama kepada seluruh unsur Sulang Si Lima. Merkata Gendang (berbunyi
genderang) juga hanya boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan  atau
pengabsahan dari Sulang Si Lima. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran unsur kerabat ini pada
saat pelaksanaan upacara. Hadirnya kerabat ini adalah merupakan penggenapan dan
pengabsahan upacara adat sekaligus membayar dan menerima kewajiban adat sesuai fungsi
dan kedudukannya masing-masing.
2.Tarian Tradisional Pakpak.

Etnis Pakpak mendiami wilayah Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat. Pakpak memiliki
khasanah tarian tradisional yang identik dengan pola kehidupan sehari-hari suku Pakpak. Tari
tradisional Pakpak kerap ditampilkan dalam acara adat maupun acara biasa. Tari dalam
Bahasa Pakpak adalah Tatak. Berikut jenis tarian tradisional Pakpak :

*TatakMenapuKopi

Kopi merupakan salah satu jenis hasil pertanian di Tanah Pakpak. Tatak Muat Kopi ini
menceritakan bagaimana proses mulai dari memanen kopi, menumbuk kopi dan menjemur
kopi yang dilakukan oleh pemuda-pemudi (petani) di kampungnya saat datang musim panen.

* Tatak Garo-garo 

Tatak Garo-garo.

Tari ini menggambarkan kehidupan burung, terbang kesana kemari mencari makan dan
bersendau gurau dengan kawan-kawannya. Tatak Garo Garo merupakan tatak yang
menceritakan tentang seorang perempuan yang sedang mencari pasangan di kampungnya
namun tidak juga menemukannya karena pemuda yang dicari sedang pergi merantau ke
kampung seberang. Suatu ketika mereka bertemu dan akhirnya pemuda tersebut membawa
pulang sang kekasih. Tatak ini biasa diiringi dengan lagu pertangis-tangis Menci. Masyarakat
Pakpak sendiri menari-kan tarian ini ketika masa panen tiba yang menandakan sukacita
masyarakat atas panen yang berlimpah.

*TatakDembasSimanguda

Tari ini menceritakan tentang doa dan mohon berkat petani yang disampaikan kepada nenek
moyang (Sarat spiritual magis yaitu animisme karena menyebut berkali-kali "Mpung") agar
diberi kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan pekerjaan.

*TatakMuatPage/MenabiPage

Tatak Muat Page/ Menabi Page menceritakan bagaimana proses mulai dari memanen padi,
mengerrik (Memisahkan padi dari batangnya dengan menggunakan telapak kaki), membawa
pulang kerumah yang dilakukan oleh pemuda-pemudi di kampungnya saat datang musim
panen. Taktak ini menggambarkan kegembiraan dari para muda-mudi. Hal ini terjadi karena
pada zaman dahulu, para muda-mudi di daerah Pakpak hanya dapat bertemu dan berbicara
lebih dekat satu sama lain pada saat masa panen. Tatak ini menggambarkan tentang
kegembiraan dalam memanen padi.

*TatakMenerserPage

Tatak ini diciptakan dari kegiatan masyarakat saat panen Padi, Tatak ini menggambarkan
bagaimana proses bercocok tanam mulai dari memanen padi "menabi", mengerrik,
membersihkan dan membawa pulang hasil panen padi tersebut.

*TatakNantampukEmas

Tatak Nantampuk Mas berarti tarian putri Nantampuk Mas, dinamakan Nantampuk Mas,
karena dulunya Tatak ini hanya ditarikan oleh putri raja (Beru Pertaki) yang bergelar
Nantampuk Mas. Dalam kesehariannya, sang putri selalu mengisi waktu senggangnya dengan
menari bersama para dayang di kediamannya, atau yang dalam bahasa Pakpak disebut jero.
Dikarenakan ketidaksengajaan para dayang menarikan Tatak tersebut di luar istana, membuat
Tatak ini akhirnya di kenal oleh masyarakat Pakpak di luar istana.

*TatakNdembas

Tarian ini mirip dengan Tatak Nantampuk Emas, perbedaannya kalau Tatak ini boleh di tari
kan oleh kaum ibu-ibu. Disebut Tatak Ndembas, karena tarian ini di tari kan sambil
bernyanyi dan umumnya tarian ini merupakan ungkapan penyesalan ataupun pelampiasan
dari para ibu-ibu yang mengalami kawin paksa ataupun yang mengalami tekanan-tekanan
sehingga mengharuskan untuk menikah. Isi daripada nyanyian yang dinyanyikan pun juga
merupakan ungkapan-ungkapan kekesalan ataupun hal-hal yang mengganjal di hati
dikarenakan mereka tidak dapat melawan kata orangtuanya.

*TatakBalangCikua

Dalam kepercayaan suku Pakpak Balang Cikua "Cangcorang" dapat memberikan informasi
kepada kita dengan menggunakan kaki depannya apabila kita bertanya kepadanya. Tatak
Balang Cikua ini menceritakan tentang sepasang muda-mudi yang tersesat di hutan dan tidak
tau arah pulang dan dari kepercayaan tersebut muda-mudi tersebut menangkap Balang Cikua
"Cangcorang" dan bertanya kemana arah untuk keluar dari hutan.

*TatakMendedohi/MenganjakiTakal-takal
Taktak ini dulunya adalah rangkaian upacara ritual bagi orang Pakpak, dimana mereka
menginjak-injak kepala musuh atau tawanan yang sudah di penggal dan kemudian di rebus.
Namun sekarang tatak ini di tari kan dengan menggunakan replika kepala manusia untuk di
injak dan sudah menjadi bagian pertunjukan bagi masyarakat Pakpak.
KRITIKAN TERHADAP KARYA SENI OPENING PESTA BUDAYA NJUAH
NJUAH KAB.DAIRI

1.Pada bagian komposisi musik opening

Komposisi yang dimainkan memang sudah baik,dengan menambahkan alat musik


barat seperti guitar elektrik,keyboard,saxophone,bass,drum,dan djimbe sebagai alat musik
dari luar suku pakpak tersebut.Namun yang saya lihat dan yang saya dengar dalam musik
opening pesta budaya njuah njuah ini lebih mengidentikkan terhadap alat musik modern
nya,dan hanya sebagian part yang di mainkan oleh alat musik dari pakpak itu sendiri,dan juga
alat musik pakpak yang dimainkan juga hanya yang mewakili saja seperti kalondang saja
sebagai pembawa melodi,padahal sebeperti yag sudah saya utarakan di atas banyak alat alat
musik pakpak yang orang umum banyak yang tidak tahu sama sekali.

Jadi saran dari saya untuk penampilan musiknya harus lebih etnis lagi dengan melengkapi
semua alat musik tradisional pakpak seperti lobat,kucapi,kalondang,genderang dan lain
sebagainya.Dan sebisa mungkin tidak usah menggabungkan nya terhadap alat musik
modern ,agar penerus penerus ataupun muda mudi yang melihat dan menyaksikan acara
tersebut tahu bagaimana komposisi asli musik pakpak dan apa apa saja instrumen musik
pakpak.

2.Pada bagian Tarian

Seperti yang saya tahu kabupaten dairi sering mengadakan latihan tari menjelang
pesta budaya njuah njuah ,dan kabupaten dairi juga sudah memiliki sanggar tari yang bisa
kita saksikan dan kita ikuti yang bertempat di gedung djauli manik yang berada di kecamatan
sidikalang.

Dari video tarian yang diiringi oleh musik openingnya tanpak masih banyak tari tatak yang
belum di tampilkan dan malah memasukkan tarian tarian baru ataupun pola tarian
modern ,memang tanpak pada video tetap masih menampilkan pola tarian pakpak,namun
sebaiknya pada opening harus memang betul betul menampilkan bagaimana tarian pakpak itu
yang di ajarkan nenek moyang pada jaman dahulu kala,agar yang menyaksikannya bisa tau
bagaimana sebenarnya pola tarian dan gerakan yang memang diajarkan nenek moyang pada
jaman dahulu kala.

Anda mungkin juga menyukai