Anda di halaman 1dari 5

Stiker PMII, APA KABARMU? Tertarik dengan simbol bintang-bintang yang ada pada stiker PMII Al-Ghozali Unnes.

Simbol acapkali digunakan untuk memaknai bagaimana interaksi terjadi. Interaksi inilah yang kemudian digunakan untuk menciptakan kehidupan sosial. Para simbolik menggunakan simbol untuk memaknai suatu identitas diri suatu kelompok. Identitas diri biasanya didapat dari proses sosialisasi dalam keluarga yang membentuk sikap primordial, hingga kemudian menciptakan sikap ke-etnosentris-an, yang dalam kehidupan bernegara, sikap ini direkayasa untuk membangunkan sikap nasionalisme. Dari alam pikir, membentuk sikap, hingga kemudian berwujud tindakan. Bagaimana dengan bintang-bintang yang ada dalam striker PMII Al-Ghozali Unnes? Apakah simbol bintang-bintang itu juga merangsang alam pikir, sikap, hingga tindakan para pengikut organisasi PMII? Untuk menjawab pertanyaan di atas, perlu dicari makna universal tentang lambang. Kemudian menanyakan para masyarakat pengikutnya (anggota kelompok/kader PMII ) tentang arti lambang itu. Masyarakat tradisional mengenal, bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya pada malam hari. Dengan belajar dari alam itulah, masyarakat tradisional memaknai bintang sebagai petunjuk jalan dari ruang gelap menjadi ruang terang. Dalam hal peperangan, bintang acapkali digunakan sebagai lambang untuk menandai kepada seseorang yang mampu memenangkan perang. Namun bintang tidak hanya untuk simbol kuat perang saja. Dalam perkembangannya, dalam masyarakat modern, halhal / orang-orang yang dianggap masyarakat menciptakan kemenangan, dilabeli bintang. Namun perlu diingat, bagi pihak masyarakat yang dikalahkan dalam peperangan, orang yang dilabeli bintang itu (yang menang), dimaknai sebagai orang yang membawa kegelapan. Jadi, disisi lain ada yang memaknai terang, ada juga yang memaknai gelap. Mungkin inilah yang memberi inspirasi para astrolog, dengan klasifikasi bintang nyata dan bintang semu. Lantas bagaimana dengan masyarakat pengikut, yang menggunakan bintang sebagai identitasnya? Beberapa sumber tulisan dapat ditemukan informasi sebagai berikut. Masyarakat Indonesia menggunakan bintang sebagai simbol bahwa masyarakat Indonesia itu berketuhanan yang maha esa. Hal ini berbeda dengan apa yang ada dalam alquran yang mana bintang memiliki arti keadilan. Hal tersebut berbeda pula dengan bintang yang ada di bendera negara Amerika, dimana bintang melambangkan jumlah dari negara bagian di Amerika Serika. Tampaknya makna bintang pada Amerika, senada dengan Malaysia. Dimana bintang pecah empat belas sebagai tanda perpaduan dari

tiga belas buah negeri dan Kerajaan Persekutuan. Berbeda lagi bendera Antigua dan Barbuda dengan Malaysia. Untuk Antigua dan Barbuda, bintang yang digunakan Malaysia, dianggap sebagai matahari, begitu halnya dengan Jepang. Korea Utara malah tampaknya lebih berani, melambangkan komunis dengan bintang dalam bendaranya yang berwarna merah dalam cakra putih. Berbeda lagi dengan masyarakat di Vietnam, bendera dimaknai sebagai para buruh, petani, tentara, cendekiawan, dan pemuda. Berbeda lagi dengan inggris, yang memaknai bintangnya sebagai commonwealth star. Hal tampak menarik, melihat lambang masyarakat arab. Lihat saja benderanya, jika dibaca orang awam, merupakan kalimat syahadat. Mengapa ya, arab yang secara historis sebagai tempat tumbuh kembangnya agama, malah tidak menggunakan lambang bintang? Ternyata beragam ya, masyarakat dalam memaknai lambang bintang. Kirakira, bendera yang ada di bendera masyarakat di dunia di atas, memiliki keinginan luhur dengan arti terkandung yang mendalam, misal, tentang kemuliaan. Lantas bagaimana dengan PMII? Sebelum mencari makna bintang pada PMII, menarik kemudian mencari kesamaan bintang yang ada pada NU, partai PKB, dan PMII, dimana jumlahnya sama-sama sembilan (silahkan hitung jumlah bintang pada gambar di bawah ini).

Tetapi bukan berarti apa yang dipikirkan, sikap yang dimiliki, dan perilaku yang dilakukan, selalu sama. Tetapi juga boleh jadi sama luarnya, tetapi juga sama dalamnya, atau memang dikemas demikian, atau bagaimana, itu perlu riset interaksionisme dramaturgis betulan, he... Informasi tentang bintang yang jumlahnya sembilan, makna bintang sembilan pada partai PKB. Secara simbolik, partai PKB menandakan ingin menciptakan indonesia sebagai masyarakat monoculture, dimana bola Indonesia, dibingkai dengan simbol Nabi Muhammad SAW, kemudian bintang

untuk empat sahabat nabi dan bintang untuk empat imam madzhab. Jelas ini simbol yang tidak realistis dengan data etnografi, dimana Indonesia merupakan masyarakat majmuk yang ingin menjadi masyarakat plural atau dengan mimpi multikultural. Terlebih simbol NU, dimana sembilan bintang itu mengitari bola dunia. Jelas ini simbol yang semakin tidak realistis, jika menilik dengan data etnografi tentang agama yang dianutnya. Lantas bagaimana dengan PMII? Berdasarkan lambang yang ada, PMII cenderung memisahkan antara lima bintang di atas dan empat bintang di bawah. Dalam ideologisasi, PMII dapat dimaknai sebagai organisasi yang mengindoktrinasi tentang bagaimana anggotanya harus dibingkai dengan simbol Nabi Muhammad SAW, empat sahabat nabi, dan empat imam madzhab. Secara simbolik, ada rentetan antara PMII, partai PKB, dan NU, dimana ingin menciptakan masyarakat yang dibingkai dengan budaya Nabi Muhammad SAW, empat sahabat nabi, dan empat imam madzhab, katakanlah ingin menciptakan dunia Islam. Bagaimana dengan makna sembilan pada sisi lain? Masyarakat Jawa cenderung mengidentikkan dengan Wali Songo. Masyarakat Jepang, angka sembilan cenderung diidentikkan dengan penderitaan dan ketidakberuntungan. Pada masyarakat Yunani lama, angka sembilan cenderung dimaknai dengan kekuatan positif dan negatif. Untuk masyarakat Cina dalam memuja angka sembilan, cenderung dimaknai dengan nilai keberuntungan dan panjang umur. Ada juga pemuja angka sembilan, main gaple yang ada disamping kosku. Termasuk minumnya kalau tidak ada lambang bintangnya, tidak menjadi istimewa untuk kelas sosial mereka, he... Kembali pada ketertarikan awal akansimbol bintang-bintang yang ada pada stiker PMII Al-Ghozali Unnes, maknanya apa sih ketika dihubungkan dengan roda keorganisasi PMII di Unnes? Apakah stiker ini kemudian menjadi penjerat interaksi para kader dan simpatisan, untuk selalu membingkai pikiran, sikap, dan perilaku akan budaya Nabi Muhammad SAW, empat sahabat nabi, dan empat imam madzhab, katakanlah ingin menciptakan dunia Islam? Atau ada maksud yang lain? Apakah stiker itu juga seperti ketidakrealistisan NU dan partai PKB, yang secara simbolik, tidak menghadirkan kekhasan struktur sosial budaya, dalam hal ini PMII Unnes, tentang bagaimana stuktur sosial dan budaya para kader dan simpatisan PMII di Unnes? Lihat stiker PMII Al-Ghozali Unnes di bawah ini.

Kira-kira, pesan apa yang disampaikan pada stiker di atas? Untuk siapa stiker ini dibuat? Apakah stiker ini juga menghadirkan inklusifitas atau eksklusifitas? Atau apakah dalam stiker ini telah menghadirkan setting sosial budaya pada ruang Unnes? Berdasarkan gambar pada stiker di atas, pesan yang mencoba dimunculkan tidak berbeda dengan pesan awal, dimana dalam stiker ini, mengajak pengurus PMII Al-Ghozali Unnes membingkai pemikiran, sikap, dan perilaku akan budaya Nabi Muhammad SAW, empat sahabat nabi, dan empat imam madzhab, katakanlah ingin menciptakan dunia Islam organisasi PMII di Unnes, yang terpusat di gang Cokro Banaran Gunungpati Semarang. Jelas stiker ini eksklusif, dan tidak menghadirkan suasana atau isu hangat yang ada pada organisasi ini ada. Kemudian pesan apa yang dapat ditangkap dalam stiker ini pada masyarakat Banaran, Gunungoati, Semarang, dan masyarakat kampus di Unnes? Tentunya mereka akan menggunakan tafsir universal tentang bintang, seperti yang terurai di atas. "oh... PMII itu cenderung ingin mencapai kemenangan to, PMII itu ingin menerangkan sesuatu to, hingga, oh... PMII itu menciptakan dunia ini menjadi Islam to". Apakah demikian? Ya, jika mereka menafsirkan stiker ini secera universal. Pertanyaannya kemudian, mengapa PMII tidak merambah pada isu-isu terkini dalam setting lokal, nasional, hingga global? Setahu saya, PMII kan jago di bidang itu, kenapa kok tidak dituangkan dalam stiker-nya? Apakah tidak ada yang konsen di bidang ini? Karena sibuk membumi atau bahkan sibuk dengan wacana melangit? Dalam hal ini di Unnes ada isu konservasi. Isu konservasi menjadi isu global yang menarik. Mengapa stiker PMII Al-Ghozali tidak menghadirkan simbolsimbol konservasi? PMII Al-Ghozali Unnes, perlu mempertimbangkan hal tersebut. Khususnya tentang pesan yang ingin dihadirkan. Sangat ironis, jika pesan-pesan mulia yang diusung PMII, tidak pernah masuk dalam relung makna mereka,

masyarakat kampus dan masyarakat sekitar. Apalagi ongkos cetak yang dikeluarkan, harganya sama. Kenapa tidak di buat yang senada. Stiker PMII sudah saatnya menyimbolkan dengan memusatkan kegiatannya, misalnya pada dunia kampus yang saat ini PMII berorientasi pada pengembangan intelektualisme, pemberdayaan civil society, dan mengembangkan paradigma kritisme terhadap negara. Bagaimana mahasiswa baru akan mengenal bahwa PMII itu sebagai organisasi generasi muda yang religius, dimnamis, sosial, dan mandiri? Bagaimana masyarakat sekitar akan mengenal jika PMII itu adalah identik dengan kumpulan generasi muda yang tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, sekalugus sebagai warga bangsa dan negara yang baik? Bagaimana juga tujuan PMII untuk mendidik kader-kader bangsa dan membentuk pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa Kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, terampil, cerdas dan siap mengamalkan ilmu pengetahuannya dengan penuh tanggung jawab, akan sebagai daya tarik tersendiri? Memang, stiker itu sebagai lembaran kecil kertas atau plastik yang ditempelkan dengan bahan perekat yang bisa ditempel di kaca, kertas, kin dan benda lainnya. Namun perlu di ingat, tujuan/ pesan yang hendak disampaikan dalam stiker, perlu diperhatikan. Alangkah baiknya, Hadirkan stiker PMII yang mampu memberi sentuhan komunikasi yang mulia. Karena, nilai-nilai kemuliaan itu ada dalam PMII. Bukankah demikian? he..... suhadirembang

Anda mungkin juga menyukai