Anda di halaman 1dari 10

4.4.

1 Grafik hs, hv, ht fungsi Ls (Half Open)

Gambar 4.1 Grafik hs, hv, ht fungsi Ls (Half Open)

Hasil yang didapat dari hasil praktikum dapat dilihat pada grafik di atas kurva hv, ht, hs . Terjadi perbedaan antara ketiga grafik, awalnya grafik konstan, kemudian hv bertambah naik dan kemudian turun, hv awalnya konstan, kemudian turun dan akhirnya kembali konstan, sedangkan hs cenderung konstan. Menurut perumusan saat memasuki leher terjadi pengecilan penampang, ht cenderung konstan, karena: ht=hv+ hs Selain itu, debit juga konstan, sehingga Q=V.A Hv mengalami kenaikan ketika kecepatan aliran bertambah besar, hal ini disebabkan terjadi pengecilan penampang pada venturi, namun hs mengalami sebaliknya, karena saat kecepatan bertambah, maka tekanan akan semakin berkurang (hs berdasarkan fungsi tekanan). Dari hasil pengamatan pada inlet memiliki tekanan yang besar dengan penampang yang besar, namun kecepatan rendah, saat penampang venturi mengalami pengecilan, maka terjadi penurunan tekanan yang diikuti dengan bertambahnya kecepatan

4.4.2Grafik hs, hv, ht fungsi Ls (Fully Open)

4.2 Grafik hs, hv, ht fungsi Ls (Fully Open)

Hasil yang didapat dari hasil praktikum dapat dilihat pada grafik

di atas

kurva hv, ht, hs . Terjadi perbedaan antara ketiga grafik, awalnya grafik konstan, kemudian hv bertambah naik dan kemudian turun, hv awalnya konstan, kemudian turun dan akhirnya kembali konstan, sedangkan hs cenderung konstan. Menurut perumusan saat memasuki leher terjadi pengecilan penampang, ht cenderung konstan, karena: ht=hv+ hs Selain itu, debit juga konstan, sehingga Q=V.A Hv mengalami kenaikan ketika kecepatan aliran bertambah besar, hal ini disebabkan terjadi pengecilan penampang pada venturi, namun hs mengalami sebaliknya, karena saat kecepatan bertambah, maka tekanan akan semakin berkurang (hs berdasarkan fungsi tekanan). Dari hasil pengamatan pada inlet memiliki tekanan yang besar dengan penampang yang besar, namun kecepatan rendah, saat penampang venturi

mengalami pengecilan, maka terjadi penurunan tekanan yang diikuti dengan bertambahnya kecepatan

4.4.3 Grafik h1, h2, dan h fungsi Ls (Half Open)

Gambar 4.3 Grafik h1, h2, dan h fungsi Ls (Half Open) Grafik di atas merupakan hubungan antara h1, h2, dan h terdapat panjang pitot static tube (Ls) pada saat blower dibuka Half-Open. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa tren grafik h1, h2, h berupa garis linier yang cenderung lurus yang menyatakan bahwa besar h1, h2 dan juga h adalah konstan di sepanjang aliran. Perbedaannya hanya terletak pada posisi dari masing masing grafik tersebut. Untuk grafik h1 berada diantara h2 dan h. sedangkan untuk h2 terletak paling bawah dan untuk h terletak pada posisi paling atas. Menurut perumusan dari Bernoulli, saat memasuki leher terjadi pengecilan penampang yang mengakibatkan kecepatan fluida semakin meningkat, namun tekanan semakin mengecil, sesuai persamaan Bernoulli berikut :

Maka, penambahan kecepatan ini akan menurunkan nilai h2. Pada h1 memiliki nilai lebih tinggi, karena memiliki kecepatan aliran yang lebih rendah. Semakin

besar luas penampang, semakin besar pula tekanan akibat kecepatan aliran yang rendah. Fenomena tersebut terjadi pada aliran fluida yang melalui venturi. Pada saat aliran fluida berada pada bagian inlet venturi, kecepatan aliran fluida tersebut rendah namun tekanannya (h1) besar. Kemudian, pada saat aliran fluida melalui bagian leher venturi yang mengalami pengecilan penampang, kecepatannya meningkat, sedangkan tekanannya (h2) cenderung menurun. Dengan adanya hal tersebut, menyebabkan nilai h1 lebih besar daripada h2. 4.4.4 Grafik h1, h2, dan h vs Ls (Fully Open)

Gambar 4.4 Grafik h1, h2, dan h fungsi Ls (Fully Open) Dari gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa tren grafik h1, h2, h berupa garis linier yang cenderung lurus yang menyatakan bahwa besar h1, h2 dan juga h adalah konstan di sepanjang aliran. Perbedaannya hanya terletak pada posisi dari masing masing grafik tersebut. Untuk grafik h1 berada diantara h2 dan h. sedangkan untuk h2 terletak paling bawah dan untuk h terletak pada posisi paling atas.

Menurut perumusan dari Bernoulli, saat memasuki leher terjadi pengecilan penampang yang mengakibatkan kecepatan fluida semakin meningkat, namun tekanan semakin mengecil, sesuai persamaan Bernoulli berikut :

Maka, penambahan kecepatan ini akan menurunkan nilai h2. Pada h1 memiliki nilai lebih tinggi, karena memiliki kecepatan aliran yang lebih rendah. Semakin besar luas penampang, semakin besar pula tekanan akibat kecepatan aliran yang rendah. Fenomena tersebut terjadi pada aliran fluida yang melalui venturi. Pada saat aliran fluida berada pada bagian inlet venturi, kecepatan aliran fluida tersebut rendah namun tekanannya (h1) besar. Kemudian, pada saat aliran fluida melalui bagian leher venturi yang mengalami pengecilan penampang, kecepatannya meningkat, sedangkan tekanannya (h2) cenderung menurun. Dengan adanya hal tersebut, menyebabkan nilai h1 lebih besar daripada h2.

4.4.5 Grafik EGL dan HGL fungsi Ls untuk Half Open

Gambar 4.5 Grafik EGL dan HGL fungsi Ls (Half Open) Dari gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa tren grafik EGL berupa kurva yang cenderung konstan. Sedang untuk tren grafik HGL hampir menyerupai dengan kurva parabola dengan tren pada awalnya turun hingga mencapai

penurunan maksimum pada Ls = 196 mm. Kemudian setelah itu, nilai HGL naik kembali seiring bertambahnya Ls. Secara perumusan persamaan HGL memberikan : HGL = P/g + z berarti nilai HGL di pengaruhi oleh nilai P dan z, tetapi di sini nilai z dianggap konstan sehingga nilai HGL hanya dipengaruhi oleh nilai P.Ketika memasuki leher venture, luas penampang besar, sehingga memiliki tekanan tinggi, ketika mengalami pengecilan penampang, maka tekanan menurun akibat kecepatan yang bertambah besar (berbanding terbalik). Karena itu, HGL mengalami penurunan ketika memasuki leher venturi dan meningkat kembali ketika keluar leher venturi. Sedangkan secara perumusan persamaan EGL memberikan: EGL = P/g + v2/2g + z Nilai EGL hampir sama dengan nilai HGL, namun EGL dipengaruhi kecepatan, sehingga ketika pada inlet memilik kecepatan yang rendah, namun ketika memasuki leher venture mengalami kenaikan kecepatan akibat pengecilan luas penampang, namun karena tekanan dan kecepatan berbanding terbalik, maka cenderung konstan *karena variable lain juga konstan. Secara fenomena, HGL dipengaruhi oleh fungsi tekanan dan sebanding, apabila tekanan bertambah, maka HGL juga bertambah. HGL mengalami penurunan drastic (minimum) ketika kecepatan maksimum, sehingga tekanan minimum. Untuk EGL cenderung konstan akibat antara kecepatan dan tekanan berbanding terbalik, dan juga variable lain konstan. 4.4.6 Grafik EGL dan HGL fungsi Ls (Fully Open)

Gambar 4.6 Grafik EGL dan HGL fungsi Ls (Fully Open) Dari gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa tren grafik EGL berupa kurva yang cenderung konstan. Sedang untuk tren grafik HGL hampir menyerupai dengan kurva parabola dengan tren pada awalnya turun hingga mencapai penurunan maksimum pada Ls = 196 mm. Kemudian setelah itu, nilai HGL naik kembali seiring bertambahnya Ls. Secara perumusan persamaan HGL memberikan : HGL = P/g + z berarti nilai HGL di pengaruhi oleh nilai P dan z, tetapi di sini nilai z dianggap konstan sehingga nilai HGL hanya dipengaruhi oleh nilai P.Ketika memasuki leher venture, luas penampang besar, sehingga memiliki tekanan tinggi, ketika mengalami pengecilan penampang, maka tekanan menurun akibat kecepatan yang bertambah besar (berbanding terbalik). Karena itu, HGL mengalami penurunan ketika memasuki leher venturi dan meningkat kembali ketika keluar leher venturi. Sedangkan secara perumusan persamaan EGL memberikan: EGL = P/g + v2/2g + z Nilai EGL hampir sama dengan nilai HGL, namun EGL dipengaruhi kecepatan, sehingga ketika pada inlet memilik kecepatan yang rendah, namun ketika memasuki leher venture mengalami kenaikan kecepatan akibat pengecilan luas penampang, namun karena tekanan dan kecepatan berbanding terbalik, maka cenderung konstan *karena variable lain juga konstan. Secara fenomena, HGL dipengaruhi oleh fungsi tekanan dan sebanding, apabila tekanan bertambah, maka HGL juga bertambah. HGL mengalami penurunan drastic (minimum) ketika kecepatan maksimum, sehingga tekanan minimum. Untuk EGL cenderung konstan akibat antara kecepatan dan tekanan berbanding terbalik, dan juga variable lain konstan. 4.4.7 Perbandingan Grafik EGL dan HGL fungsi Ls Half Open dengan Fully Open

Gambar 4.7 Perbandingan Grafik EGL dan HGL fungsi Ls Half Open dengan Fully Open Grafik di atas merupakan perbandingan antara grafik HGL-EGL Half Open dengan HGL-EGL Fully Open. Dari gambar tersebut dapat diamati bahwa besarnya nilai HGL Half Open lebih besar daripada HGL Fully Open. Namun, nilai EGL Half Open lebih kecil daripada EGL Fully Open. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan debit yang disuplai antara Half Open dengan Fully Open. Pada saat Fully Open, debit yang disuplai menjadi 2 kali lebih besar daripada Half Open, sehingga laju alirannya pun menjadi 2 kali lebih besar. Untuk mengetahui nilai HGL melalui persamaan : HGL = P/g + z Menurut persamaan Bernoulli, laju aliran nilainya berbanding terbalik dengan tekanan. Dari persamaan HGL di atas, dapat dilihat bahwa nilai HGL berbanding lurus dengan tekanan. Pada Fully Open, tekanan yang terjadi lebih rendah daripada Half Open sehingga nilai HGLnya lebih kecil. Untuk mengetahui nilai EGL melalui persamaan : EGL = P/g + v2/2g + z Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa nilai EGL berbanding lurus dengan laju aliran dan tekanan. Pada saat Fully Open, laju alirannya lebih besar daripada saat Half Open sehingga nilai EGLnya juga lebih besar.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, Fully Open mensuplai debit yang lebih besar daripada pada saat Half Open. Dengan adanya debit yang lebih besar namun luas penampang pipa yang konstan, maka laju aliran pada saat Fully Open menjadi lebih besar juga namun tekanan yang terjadi menjadi semakin kecil. Sehingga HGL Fully Open yang dipengaruhi oleh tekanan, bernilai lebih rendah daripada Half Open. Sedangkan EGL Fully Open yang dipengaruhi laju aliran, bernilai lebih besar daripada Half Open

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah: 1. Nilai hs berubah terhadap fungsi Ls. Hal ini karena pada saat posisi pitot static tube berada di inlet venturi, tekanannya besar, kemudian pada saat pitot static tube berada pada leher venturi tekanannya menurun, kemudian tekanannya kembali naik pada saat berada pada outlet venturi. 2. Nilai hv berubah terhadap fungsi Ls. Hal ini karena pada saat posisi pitot static tube berada di inlet venturi, laju alirannya rendah, kemudian pada saat pitot static tube berada pada leher venturi laju alirannya meningkat, kemudian laju alirannya menurun kembali pada saat berada pada outlet venturi. 3. Nilai ht konstan terhadap fungsi Ls. Hal ini karena head total merupakan penjumlahan dari head statis dan head velocity. 4. Nilai h1, h2 dan delta h tidak berubah terhadap fungsi Ls. Hal ini dikarenakan yang terukur oleh manometer adalah tekanan pada inlet venturimeter dan pada leher venturimeter sehingga tidak terpengaruh oleh panjang pitot static tubenya. 5. Nilai h1 lebih besar daripada h2 dikarenakan h1 merupakan head pada inlet venturimeter yang memiliki luasan lebih besar dibandingkan leher venturimeter

dimana h2 diukur. Sehingga kecepatan pada inlet lebih kecil dibandingkan pada leher yang menyebabkan tekanan inlet lebih besar dibandingkan pada leher venturimeter. 6. Nilai EGL Half Open lebih kecil daripada EGL Fully Open. Hal ini dikarenakan nilai EGL dipengaruhi oleh fungsi laju aliran, dimana laju aliran half open lebih kecil dibandingkan fully open. Sedangkan nilai HGL Half Open lebih besar HGL Fully Open. Hal ini dikarenakan nilai HGL dipengaruhi oleh fungsi tekanan, dimana tekanan half open lebih besar dibandingkan fully open.

Anda mungkin juga menyukai