Anda di halaman 1dari 3

ANDINI P.

PUTRI
PENILAIAN ACUAN NORMA DAN PENILAIAN ACUAN PATOKAN. 1. Penilaian Acuan Patokan (PAP) Arifin (2009) menyatakan bahwa Pendekatan acuan patokan merupakan pendekatan penilaian yang menentukan berhasil atau tidaknya siswa berdasarkan pada patokan atau criteria ataupun kompetensi tertentu. Arifin (2010) menyatakan bahwa pendekatan PAP membandingkan kedudukan siswa dengan kompetensi dasar dan tidak membandingkan kemampuan siswa dengan teman sekelasnya melainkan dengan suatu criteria spesifik. Djaali dan Muljono (2008) mendefinisikan penilaian acuan patokan sebagai pemberian nilai kepada siswa yang didasarkan pada tujuan instruksional yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian ini merujuk bahwa nilai yang diberikan kepada siswa menunjukkan tingkat pencapaian tujuan instruksional atau tingkat penguasaan terhadap materi yang telah ditentukan. Harun (Tanpa tahun) menyatakan bahwa PAP pada dasarnya merupakan penilaian yang membandingkan hasil belajar mahasiswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa sebelum usaha penilaian dilakukan terlebih dahulu harus ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil pengukuran agar hasil pengukuran tersebut memiliki arti tertentu. Dengan demikian patokan yang dijadikan pembanding tidak dicaricari di tempat lain dan pula tidak dicari di dalam sekelompok hasil pengukuran seperti yang dilakukan pada PAN. Harun (Tanpa tahun) lebih lanjut menerangkan bahwa patokan yang telah disepakati terlebih dahulu tersebut biasanya disebut Tingkat Penguasaan Minimum. Siswa yang dapat mencapai atau bahkan melampai batas ini dinilai lulus dan belum mencapainya nilai tidak lulus mereka yang lulus ini diperkenankan menempuh kegiatan belajar yang lebih tinggi, sedangkan yang belum lulus diminta memantapkan lagi kegiatan belajarnya sehingga mencapai batas lulus tersebut. Yang menjadi hambatan dalam penggunaan PAP adalah sukarnya menetapkan patokan yang benar-benar tuntas. Harun (Tanpa tahun) menjelaskan bahwa pendekatan PAP tidak berorientasi pada apa adanya. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan PAP tidak hanya menggunakan angka rata-rata yang dihasilkan oleh kelompok siswa yang diuji, melainkan menetapkan kriteria keberhasilan sebelumnya. Kriteria keberhasilan merupakan batas lulus penguasaan bahan pelajaran dalam proses pengajaran. Tenaga pengajar tidak membiarkan mahasiswa menjalani sendiri proses belajarnya, melainkan terus-menerus secara langsung ataupun tidak langsung merangsang dan memeriksa kemajuan belajar mahasiswa serta membantu siswa melewati tahap-tahap secara berhasil. Proses

ANDINI P. PUTRI
pengajaran yang menjadi kegiatan PAP dikenal adanya ujian pembinaan (formative test) dan ujian akhir (summative test). Usaha ini membantu mencegah siswa dari keadaan terlanjur tidak menguasai dengan baik bahan kompetensi dari tahap yang satu ke tahap berikutnya seperti dituntut oleh TKP. Hasil ujian pembinaan digunakan sebagai petunjuk (indikator) apakah siswa tertentu memerlukan bantuan dalam menjalankan proses belajarnya atau tidak. Ujian akhir dilaksanakan pada akhir proses pengajaran. Ujian akhir meliputi semua bahan yang diajarkan dalam keseluruhan proses pengajaran dengan tujuan menguji apakah siswa telah menguasai seluruh bahan yang diajarkan itu dengan baik. Ujian akhir didasarkan sepenuhnya pada TKP. Penyelenggaraan dan penggunaan hasil ujian pembinaan untuk membantu siswa yang memerlukan membuat PAP tidak hanya menekankan pada segi mutu hasil belajar siswa tetapi juga pada segi banyaknya siswa yang berhasil. Sebanyak mungkin mahasiswa dirangsang dan dibantu untuk mencapai penguasaan kompetensi yang tinggi.

2.

Penilaian acuan norma Arifin (2009) mendefinisikan penilaian acuan norma (PAN) merupakan pendekatan penilaian yang menentukan berhasil-tidaknya siswa berdasarkan norma kelompok. Arifin (2010) menyatakan bahwa Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan hasil belajar siswa yang satu dengan hasil belajar siswa lainnya dalam satu kelas. Djaali dan Muljono (2008) mendefinisikan penilaian acuan norma sebagai pemberian nilai dengan menggunakan kelompok sebagai criteria. Nilai siswa ditentukan oleh posisinya dalam suatu kelompok. Misalnya siswa yang mendapatkan nilai 65 dapat diberi nilai 9 dalam penilaian acuan kelompok, tetapi dapat pula terjadi siswa yang mendapat skor 65 tidak berhasil lulus karena siswa-siswa lain dalam kelompoknya memperoleh nilai yang jauh lebih tinggi daripada 65. Harun (Tanpa tahun) menyatakan bahwa PAN pada dasarnya mempergunakan kurva normal dan hasilhasil perhitungannya sebagai dasar penilaiannya. Kurva ini dibentuk dengan mengikutsertakan semua angka pengukuran hasil belajar yang diperoleh. Patokan yang digunakan dalam membandingkan angka yang diperoleh masing-masing mahasiswa adalah mean dan standar deviasi, patokan bersifat relatif dapat bergeser ke atas atau ke bawah sesuai dengan besarnya mean dan standar deviasi yang diperoleh di dalam kurva. Dengan kata lain, patokan itu dapat berubah ubah dari kurva normal yang satu ke kurva normal yang lain. Jika hasil ujian

mahasiswa dalam satu kelompok pada umumnya lebih baik dan menghasilkan angka rata-rata yang lebih tinggi, maka patokan menjadi bergeser ke atas (dinaikkan). Sebaliknya jika hasil ujian kelompok itu pada umumnya merosot, patokannya bergeser

ANDINI P. PUTRI
kebawah (diturunkan). Dengan demikian, angka yang sama pada dua kurva yang berbeda akan mempunyai arti berbeda. Demikian juga, nilai yang sama dihasilkan melalui bangunan dua kurva yang berbeda akan mempunyai arti berbeda. Demikian juga, nilai yang sama dihasilkan melalui mempunyai arti umum yang berbeda pula. PAN merupakan penentuan nilai siswa dalam suatu proses pembelajaran yang didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok tersebut. Pemberian nilai mengacu pada perolehan skor di kelompok itu. Contoh : Satu kelompok anak didik terdiri dari 9 orang mendapatkan skor (nilai mentah) : 50, 45, 45, 40, 40, 40 , 35, 35, 30. Dari skor tersebut bahwa perolehan nilai tertinggi 50 dan terendah 30. Dengan demikian nilai tertinggi diberikan kepada skor tertinggi misalnya 10, secara proposional skor diatas dapat diberi nilai 10,9,9,8. Cara lain adalah dengan menghitung presentase jawaban benar. (http://www.sttrcepu.ac.id/p2m/download/H3.pdf) bangunan dua kurva yang berbeda akan

Daftar pustaka: Arifin, Zainal. 2009. Penerapan Penilaian Berbasis Kelas pada Bidang Studi Pai di Sekolah Dasar, (Online), (diakses tanggal 15 April 2012, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/19610 5011986011ZAINAL_ARIFIN/Silabus_Evaluasi_Pembelajaran/Artikel_Penilaian_Edutech.pdf). Arifin, Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran, (Online), (diakses tanggal 15 April 2012, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/19610 5011986011ZAINAL_ARIFIN/Silabus_Evaluasi_Pembelajaran/SLIDE_EVALUASI_PEMBELAJAR AN/SLIDE_BARU.pdf) Djaali & Muljono, P. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Harun, Fathur Rahman. Tanpa Tahun. Penilaian dalam Pendidikan, (Online), (diakses tanggal 16 April 2012, repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3615/1/farmasifathur.pdf) Tanpa nama. Tanpa Tahun. Panduan Standar Penilaian Pendidikan, (Online), (Diakses tanggal 15 April 2012, http://www.sttrcepu.ac.id/p2m/download/H3.pdf ).

Anda mungkin juga menyukai