3.Fogging / Pengasapan
Fogging adalah penyemprotan menggunakan insektisida yang dilakukan
di sebagian atau seluruh wilayah desa rawan I untuk membunuh nyamuk
dewasa. dilaksanakan dalam mendukung penanggulangan penyakit DBD
dengan memutus rantai penularan secara cepat pada daerah - daerah yang
terjangkit penyakit DBD.
Dimaksudkan untuk mencegah penularan lebih lanjut dengan membunuh
nyamuk dewasa pembawa virus dengue atau populasi nyamuk penular
ditekan serendah - rendahnya.
Fogging dilakukan di desa rawan I, dengan sasaran di rumah penderita
dan sekitarnya dalam radius 200 meter. 2 siklus dengan interval kira - kira 1
minggu.
Fogging dilakukan sebelum musim penularan dan dilaksanakan oleh
pihak pemerintah dengan puskesmas sebagai pelaksana teknisnya (5)
Menurut Kepmenkes 582/1992 penggunaan fogging untuk tujuan
penyemprotan massal sebelum musim penularan hanya dilakukan dengan
pertimbangan - pertimbangan khusus dapat dipertanggungjawabkan hasilnya
dari analisis Dinas Kesehatan Kabupaten berdasarkan Penyelidikan
Epidemiologis (PE). Fogging dilaksanakan sebagai cara terakhir, jika cara
lain telah diupayakan tetapi hasilnya belum dapat memperbaiki keadaan
dengan memperhatikan efektivitas, azas kemanfaatan, efisiensi sumber
daya, minimalisasi dampak kesehatan bagi mereka yang terpapar zat kimia,
kemungkinan resistensi nyamuk, dan dampak psikososial masyarakat dalam
menghentikan penularan penyakit DBD.
4.Fogging swadaya
Daerah - daerah yang telah memenuhi syarat untuk dilakukan fogging
tetapi tidak terjangkau oleh pelaksanaan fogging karena keterbatasan
pemerintah, pilihan swadaya masyarakat bisa dilakukan. Prosedur teknis,
alat dan bahan untuk fogging swadaya sama dengan pedoman fogging
secara umum.
Tata cara fogging swadaya sbb :
a. Kelompok masyarakat yang menghendaki fogging secara swadaya,
mengorganisir kegiatan penggalangan komitmen dan dana secara
mandiri.
b. Mengajukan permintaan fogging kepada pokjanal kecamatan /
puskesmas setempat dengan surat dari kepala desa / dusun / RT
setempat. Atas dasar surat ini selanjutnya puskesmas melakukan PE di
lokasi untuk memperoleh data lengkap. Atas dasar surat dan masukan
dari puskesmas maka Pokjanal kecamatan memberikan rekomendasi
untuk mengajukan fogging ke dinas kesehatan. Persetujuan fogging
diberikan dinas kesehatan dengan pertimbangan yang sama seperti
prinsip fogging secara umum.
c. Fogging dilakukan oleh puskesmas maksimal 4 x 24 jam setelah
rekomendasi pokjanal kecamatan diberikan. Bila puskesmas
berhalangan maka fogging dilaksanakan oleh dinas kesehatan dalam
jangka waktu yang sama.
d. Koordinasi di lapangan dilakukan oleh petugas puskesmas termasuk
dalam dana swadaya (17)
Besar biaya untuk satu kali fogging swadaya adalah Rp 200.000,-
dengan rincian sebagai berikut : bahan yang digunakan di Kabupaten
Gunungkidul adalah icon 1 liter dan solar pelarut 20 liter. BBM mesin fogging
adalah bensin 10 liter. BBM kendaraan 10 – 20 liter tergantung jarak lokasi.
Upah tenaga pengasapan 4 orang @ Rp 15.000,- Upah supervisor fogging
sebanyak 1 orang Rp 20.000,- Batu baterai dan maintenance busi,
Pencatatan, pelaporan dan koordinasi
5.Pelaksanaan fogging oleh swasta
Dalam rangka meningkatkan keterlibatan peran swasta dalam
menangulangi penyakit DBD, peran perusahaan swasta dapat melakukan
pemberantasan vektor dengan syarat :
a. Memiliki ijin operasional untuk melaksanakan fogging yang dikeluarkan
dari pihak yang berwenang
b. Sanggup mengikuti syarat yang ditetapkan oleh pemerintah daerah yaitu
Dinas Kesehatan Kab. Gunungkidul
c. Setiap pelaksanaan fogging tidak memaksa masyarakat dan berdasar
rekomendasi Pokjanal Kecamatan dan Dinkes Kab. Gunungkidul
d. Setiap perencanaan fogging disyaratkan untuk melaksanakan PE dan
mengajukan permohonan kepada Dinkes, penyuluhan dan pemeriksaan
jentik
e. Setiap selesai melaksanakan fogging memberi laporan kepada Dinkes
dengan bentuk dan format sebagaimana pada fogging di puskesmas
f. Setiap usaha swasta dalam fogging memiliki tanggung jawab atas segala
dampak negatif yang mungkin muncul sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
g. Ijin atas usaha swasta dalam pelaksanaan fogging dimungkinkan untuk
dicabut oleh Pemerintah Daerah atas dasar pertimbangan teknis oleh
Dinkes karena sesuatu hal yang merugikan masyarakat atau menyalahi
prosedur yang berlaku
DAFTAR PUSTAKA
10. Depkes RI. Journal of public health no 63; hal 30; Jakarta, 2000