1
= Kekuatan uji 80 %
P = Proporsi rata-rata = (P
1
+ P
2
)/2 = 61,25 %
2
2 1
2
2 2 1 1 1 2 / 1
) (
) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( 2
P P
P P P P z P P z
n
55
1
P
= Proporsi partisipasi kurang ke Posyandu berdasarkan
pendidikan tinggi (64,4%)
2
P
= Proporsi partisipasi kurang ke Posyandu berdasarkan
pendidikan rendah (33,6%)
( Nilai P1 dan P2 diperoleh dari penelitian Sambas, 2002)
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel minimal
sebanyak 41 sampel kemudian dikalikan dua menjadi 82 keluarga. Untuk
menjaga bila ada ketidaklengkapan data, maka besar sampel ditambah 10%
sehingga besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang ibu balita.
Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling
(sampel acak sederhana) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun frame sampling (kerangka sampel) yang berisi daftar nama
seluruh ibu dari keluarga balita berusia 0-59 bulan di Kelurahan Sukasari.
2. Melakukan pengambilan secara acak (pengundian) terhadap beberapa ibu
dari keluarga balita sebagaimana terdaftar dalam kerangka sampel sampai
terambil 90 orang ibu balita. Nama-nama ibu balita yang terambil
merupakan sampel dalam penelitian ini. Apabila ada ibu yang
mempunyai 2 balita, maka yang dijadikan sampel adalah balita yang
usianya lebih muda.
56
4.4 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2005). Instrument penelitian yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah observasi KMS untuk data sekunder dan
kuesioner yang berisi tentang umur ibu, pendidikan ibu, status bekerja ibu, tingkat
pengetahuan ibu, jarak tempuh dari rumah ke Posyandu, persepsi ibu tentang sarana
di Posyandu, persepsi Ibu tentang kader kesehatan, dan kebutuhan yang dirasakan
ibu balita dalam pelayanan di Posyandu untuk mengetahui partisipasi ibu balita
terhadap pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu.
4.5 Uji Coba Instrumen
Instrument adalah yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh
data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Untuk
menguji validitas dan realibilitas instrument ini dilakukan uji coba kuesioner
kepada 10 ibu yang mempunyai balita yang berada di luar lokasi penelitian, tetapi
mempunyai karakteristik serupa dengan lokasi penelitian. Uji coba dilakukan di
Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.
Pertanyaan yang tidak valid dilakukan validitas isi dengan cara
memperbaiki pertanyaan yang tidak jelas dengan membuat kalimat yang singkat
dan jelas sesuai dengan isi atau makna pertanyaan, validitas isi dilakukan dengan
berkonsultasi kepada pembimbing dan membaca literatur atau kepustakaan.
57
4.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, responden yang terpilih
diminta kesediaannya untuk mengisi sendiri kuesioner yang dibagikan. Jenis data
yang dikumpulkan meliputi data primer berupa data partisipasi ibu balita dalam
pemanfaatan pelayanan Posyandu, umur ibu, pendidikan ibu, status bekerja ibu,
tingkat pengetahuan ibu, jarak tempuh dari rumah ke Posyandu, persepsi ibu
tentang sarana di Posyandu, persepsi Ibu tentang kader kesehatan, dukungan tokoh
masyarakat, dan kebutuhan yang dirasakan ibu balita dalam pelayanan di Posyandu
menggunakan instrumen kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan uji coba
kuesioner untuk mengetahui tingkat reabilitas dan validitas setiap pertanyaan yang
diterima. Dan untuk memperkuat data, peneliti mengambil data sekunder yaitu
melihat KMS balita untuk mendukung keakuratan data primer.
4.7 Pengolahan Data
Proses yang dilakukan dalam pengolahan data primer dari variabel
dependen dan variabel independen adalah sebagai berikut:
1. Mengkode data (data coding), yaitu membuat klasifikasi data dan memberi
kode pada jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner.
2. Menyunting data (data editing), yaitu kuisioner yang telah diisi dilihat
kelengkapan jawabannya, sebelum dilakukan proses pemasukan data ke dalam
komputer.
3. Membuat struktur data (data structure) dan file data (data file), yaitu membuat
template sesuai dengan format kuisioner yang digunakan
58
4. Memasukan data (entry data), yaitu dilakukan pemasukan data ke dalam
template yang telah dibuat.
5. Membersihkan data (data cleaning), yaitu data yang telah di entry dicek
kembali untuk memastikan bahwa data tersebut bersih dari kesalahan, baik
kesalahan pengkodean maupun kesalahan dalam membaca kode. Dengan
demikian diharapkan data tersebut benar-benar siap untuk dianalisis.
4.8 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis data univariat, bivariat,
dan multivariat.
4.8.1 Analisa Data Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi
frekuensi masing-masing variabel baik variabel independen maupun variabel
dependen. Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
4.8.2 Analisa Data Bivariat
Analisa data bivariat dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan
yang bermakna antara variabel independen dan variabel dependen Pada
analisa ini digunakan uji chi square dengan rumus:
(O - E)
2
X
2
=
E
dF = (k-1)(b-1)
59
Keterangan:
X
2
= Chi square
O = Nilai observasi
E = Nilai Ekspektasi
k = Jumlah kolom
b = Jumlah baris
Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p, dimana dalam
penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0.05. Penelitian antara
dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p 0.05 dan dikatakan
tidak bermakna jika mempunyai nilai p> 0.05.
4.8.3 Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara
beberapa variabel bebas dan variabel terikat pada waktu yang bersamaan.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel independen yang paling
dominan berhubungan dengan variabel dependennya. Analisis multivariat
yang digunakan adalah regresi logistik berganda model prediksi yang
merupakan salah satu analisis yang menghubungkan satu atau beberapa
variabel independen dengan sebuah variabel dependen kategorik yang
bersifat dikotom/binary. Uji regresi logistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model prediksi dengan tujuan untuk memperoleh model yang
terdiri dari beberapa variabel independen yang dianggap terbaik memprediksi
kejadian variabel dependen. Pada model ini semua variabel independennya
dianggap penting. Maka proses estimasi dapat dilakukan dengan beberapa
60
koefisien regresi logistik sekaligus. Adapun langkah-langkah dalam
permodelan ini adalah:
1. Melakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel independen
dengan variabel dependennya. Apabila hasil uji bivariatnya mempunyai
nilai p value<0.25 atau p value>0.25 tetapi secara substansi merupakan
variabel yang penting, maka variabel tersebut masuk kandidat model dan
dilanjutkan ke analisis multivariat.
2. Memilih variabel yang masuk ke dalam model dengan mempertahankan
variabel yang hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan p
value0.05. Untuk variabel yang p>0,05 dikeluarkan satu persatu secara
bertahap dimulai dari nilai p value paling besar.
3. Melakukan uji interaksi sesama variabel independen, apabila secara
substansi diduga terjadi interaksi antara variabel independen. Penentuan
variabel interaksi sebaiknya melalui pertimbangan logika substantif.
Pengujian interaksi dilihat dari kemaknaan uji statistik (p value0.05).
Bila variabel mempunyai nilai bermakna, maka variabel interaksi
penting dimasukkan dalam model.
4. Model terakhir dan interpretasikan.
61
BAB V
HASIL
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1 Keadaan Geografis
Puskesmas Sukasari merupakan salah satu Puskesmas yang ada di
Kota Tangerang dari 30 Puskesmas yang ada di Kota Tangerang. Lokasi
Puskesmas terletak di jalan Veteran no 1, Kelurahan Sukasari, Kecamatan
Tangerang, Kota Tangerang. Puskesmas Sukasari memiliki 6 Kelurahan
dengan 46 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sukasari.
Kelurahan Sukasari merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan
Tangerang yang terdiri dari 5 RW dan 10 RT dan 765 Kepala Keluarga (KK)
Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Sukasari adalah sebagai
berikut:
- Sebelah barat dengan Kelurahan Sukarasa
- Sebelah timur dengan Kelurahan Sukaasih
- Sebelah utara dengan Kelurahan Babakan
- Sebelah selatan dengan Kelurahan Cikokol
5.1.2 Keadaan Demografi
Jumlah penduduk Kelurahan Sukasari tahun 2010 terdiri dari
penduduk 1873 laki-laki dan 1537 penduduk perempuan. Adapun distribusi
penduduk di Kelurahan Sukasari dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
62
Tabel 5.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan
Sukasari Tahun 2010
Usia Jumlah
0-12 bulan 63
1-5 tahun 97
6-10 tahun 453
11-20 tahun 819
21-30 tahun 801
31-50 tahun 1.177
> 50 tahun 589
Total 3.410
Sumber:Profil Puskesmas Sukasari Tahun 2010
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar penduduk
berada pada rentang umur 31-50 tahun yaitu sebanyak 1.177 penduduk
Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk Kelurahan Sukasari adalah
Islam. Sedangkan suku yang ada di Kelurahan Sukasari adalah dari berbagai
suku karena sebagian besar penduduknya adalah pendatang atau urban.
Adapun tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Sukasari sebagian
besar adalah SMA atau sederajat yaitu 714, sebagaimana terlihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 5.2
Distribusi Penduduk Kelurahan Sukasari Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2010
Pendidikan Jumlah
Tidak Pernah Sekolah 4
Tidak Tamat SD 6
Tamat SD 231
Tamat SLTP/Sederajat 543
Tamat SLTA/Sederajat 714
Perguruan Tinggi 258
Jumlah 1756
63
Salah satu indikator untuk melihat besarnya peran serta masyarakat
diantaranya adalah dengan melihat rasio kader aktif dengan jumlah kader
Posyandu. Pada tahun 2010 di Puskesmas Sukasari didapatkan rasio 79,31%
antara kader aktif dengan jumlah kader. Selain itu indikator yang dapat
digunakan adalah rasio jumlah balita yang datang ke Posyandu dengan
jumlah seluruh balita yang ada, pada tahun 2010 yaitu 24,69%. Pencapaian
kedua ratio tersebut masih jauh dibawah target yang seharusnya mencapai
80%. Hal ini menunjukkan bahwa peran serta masyarakat di bidang
kesehatan masih kurang.
Tabel 5.3
Jumlah Posyandu Puskesmas Sukasari Tahun 2010
No Kelurahan Jumlah
Posyandu
Jenis Posyandu
Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Sukarasa 15 9 5 1 -
2 Sukasari 5 2 3 - -
3 Sukaasih 4 - 4 - -
4 Babakan 8 3 5 - -
5 Cikokol 12 5 6 1
6 Kelapa Indah 2 - 2 - -
Jumlah 46 19 25 2 -
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa Puskesmas Sukasari
memiliki 46 Posyandu yang tersebar di 6 kelurahan. Diantaranya adalah 19
Posyandu Purnama, 25 Posyandu Madya, hanya ada 2 Posyandu Purnama,
dan belum ada Posyandu mandiri di wilayah kerja Puskesmas Sukasari
Kecamatan Tangerang Kota Tangerang.
64
5.2 Analisis Univariat
Pada hasil analisis univariat ini akan digambarkan frekuensi dari masing-
masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen.
5.2.1 Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Distribusi partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di
Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun
2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.4
Distribusi Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di
Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,
Kota Tangerang Tahun 2011
Ibu Balita dalam Pemanfaatan
Pelayanan Gizi di Posyandu
Jumlah (n) Presentase (%)
Tidak Aktif (<8 kali berturut-turut) 48 53,3
Aktif (8 kali berturut-turut) 42 46,7
Total 90 100
Berdasarkan tabel 5.4 Diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian
besar partisipasi ibu balita ke Posyandu tidak aktif (< 8 kali berturut-turut)
yaitu sebesar 53,3% dan yang aktif berpartisipasi ( 8 kali berturut-turut)
yaitu sebesar 46,7%.
5.2.2 Umur Ibu
Distribusi ibu balita berdasarkan umur di Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
65
Tabel 5.5
Distribusi Ibu Balita Menurut Umur Ibu di Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011
Umur Ibu Jumlah (n) Presentase (%)
< 30 tahun 52 57,8
30 tahun 38 42,2
Total 90 100
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian
besar berumur < 30 tahun yaitu sebesar 57,8% dan yang berumur 30 tahun
yaitu sebesar 42,2%.
5.2.3 Pendidikan Ibu
Distribusi ibu balita berdasarkan pendidikan di Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 5.6
Distribusi Ibu Balita Menurut Pendidikan di Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011
Pendidikan Ibu Jumlah (n) Presentase (%)
Tidak Sekolah 1 1,1
SD 14 15,6
SMP 24 26,7
SMA 35 38,9
PT 16 17,8
Total 90 100
Berdasarkan tabel 5.6 Diketahui bahwa dari 90 ibu balita, ibu balita
yang tidak pernah sekolah hanya ada 1 orang (1,1%), yang hanya tamat SD
ada 14 orang (15,6%), yang tamat SMP ada 24 orang (26,7%), yang tamat
SMA ada 35 orang (38,9%) dan ibu balita yang tamat perguruan tinggi ada 16
orang (17,8%).
66
Sedangkan distribusi pendidikan ibu balita berdasarkan kategori
rendah dan tinggi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.7
Distribusi Pendidikan Ibu Balita Berdasarkan Kategori Rendah dan
Tinggi di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang
Tahun 2011
Pendidikan Ibu Jumlah (n) Presentase (%)
Rendah 39 43,3
Tinggi 51 56,7
Total 90 100
Berdasarkan tabel 5.7 Diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian
berpendidikan tinggi yaitu sebesar 56,7% dan yang berpendidikan rendah
sebesar 43,3%.
5.2.4 Status Bekerja Ibu
Distribusi ibu balita berdasarkan status pekerjaan ibu di Kelurahan
Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 5.8
Distribusi Ibu Balita Menurut Status Bekerja di Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011
Status Bekerja Ibu Jumlah (n) Presentase (%)
Bekerja 32 35,6
Tidak Bekerja (IRT) 58 64,4
Total 90 100
Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, yang
memiliki status tidak bekerja yaitu sebesar 35,6% dan yang memiliki status
bekerja hanya sebesar 64,4%.
67
5.2.5 Tingkat Pengetahuan Ibu
Distribusi ibu balita berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang
Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.9
Distribusi Ibu Balita Menurut Tingkat Pengetahuan tentang Posyandu di
Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,
Kota Tangerang Tahun 2011
Tingkat Pengetahuan Ibu Jumlah (n) Presentase (%)
Kurang 39 43,3
Baik 51 56,7
Total 90 100
Berdasarkan Tabel 5.9 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian
tingkat pengetahuan ibu tentang Posyandu adalah baik yaitu sebesar 56,7%
sedangkan yang tingkat pengetahuannya kurang sebesar 43,3%.
5.2.6 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu
Distribusi ibu balita berdasarkan jarak tempuh dari rumah ke Posyandu
di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.10
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Jarak Tempuh dari Rumah ke
Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,
Kota Tangerang Tahun 2011
Jarak Tempuh ke Posyandu Jumlah (n) Presentase (%)
Jauh 37 41,1
Dekat 53 58,9
Total 90 100
68
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, ibu balita
jarak tempuh dari rumah ke Posyandu dekat yaitu sebesar 58,9% dan jarak
tempuh yang jauh sebesar 41,1%.
5.2.7 Persepsi Ibu tentang Sarana di Posyandu
Distribusi ibu balita berdasarkan persepsi ibu terhadap sarana di
Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun
2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.11
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Sarana di
Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,
Kota Tangerang Tahun 2011
Sarana di Posyandu Jumlah (n) Presentase (%)
Tidak Lengkap 41 45.6
Lengkap 49 54.4
Total 90 100
Berdasarkan tabel 5.11 Diketahui bahwa dari 90 ibu balita, memiliki
persepsi terhadap sarana yang lengkap di Posyandu sebesar 54,4% sedangkan
yang memiliki persepsi tentang sarana tidak lengkap di Posyandu sebesar
45,6%.
5.2.8 Persepsi Ibu tentang Sikap Kader Kesehatan
Distribusi ibu balita berdasarkan persepsi ibu balita terhadap sikap
kader di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota
Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
69
Tabel 5.12
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Sikap Kader di
Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,
Kota Tangerang Tahun 2011
Persepsi Ibu terhadap Kader Jumlah (n) Presentase (%)
Kurang 24 26,7
Baik 66 73,3
Total 90 100
Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian
besar memiliki persepsi baik terhadap sikap kader di Posyandu adalah sebesar
73,3% dan persepsi kurang terhadap sikap kader di Posyandu adalah 26,7%.
5.2.9 Dukungan Tokoh Masyarakat
Distribusi ibu balita berdasarkan dukungan tokoh masyarakat untuk
kegiatan Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota
Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.13
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Dukungan Tokoh Masyarakat di
Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,
Kota Tangerang Tahun 2011
Tokoh Masyarakat Jumlah (n) Presentase (%)
Kurang 34 37,8
Baik 56 62,2
Total 90 100
Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian
besar berpendapat bahwa dukungan tokoh masyarakat terhadap kegiatan
Posyandu sebagian tergolong baik yaitu sebesar 62,2% dan dukungan tokoh
masyarakat yang kurang sebesar 37,8%.
70
5.2.10 Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Balita dalam Pelayanan Gizi di
Posyandu
Distribusi ibu balita berdasarkan kebutuhan yang dirasakan terhadap
pelayanan di Posyandu KelurahanSukasari Kecamatan Tangerang, Kota
Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.14
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Kebutuhan yang Dirasakan dalam
Pelayanan di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,
Kota Tangerang Tahun 2011
Kebutuhan Jumlah (n) Presentase (%)
Rendah 33 36,7
Tinggi 57 63,3
Total 90 100
Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian
besar merasakan kebutuhan tinggi dalam pelayanan di Posyandu sebesar
63,3% dan sebesar 36,7% merasakan kebutuhan yang rendah terhadap
pelayanan di Posyandu.
71
5.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
Independen dengan dependen yang dianalisis melalui uji Chi Square.
5.3.1 Hubungan Antara Umur Ibu dengan Partisipasi Ibu dalam Pemanfaatan
Pelayanan Gizi di Posyandu
Hasil analisis bivariat antara umur ibu dengan partisipasi ibu balita
dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat dilihat pada tabel 5.15
berikut ini:
Tabel 5.15
Hubungan Antara Umur Ibu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan
Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,
Kota Tangerang Tahun 2011
Umur Ibu
Partisipasi dlm
Pemanfaatan Pelayanan
Gizi Total OR
(95% CI)
P.
Value Tidak
Aktif
Aktif
N % N % N %
< 30 tahun 27 51,9 25 48,1 52 100
0,874
(0,378 2,024)
0,920 30 tahun 21 55,3 17 44,7 38 100
Total 48 53,3 42 46,7 90 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berumur < 30 tahun
yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di
Posyandu sebesar 51,9%, sedangkan ibu yang berumur 30 tahun yang
berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu
sebesar 55,3%.
72
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,920. Hal ini
menunjukkan Pvalue > 0,05 artinya pada =5% tidak ada hubungan yang
bermakna antara umur ibu dengan partisipasi ibu dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu.
5.3.2 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi Ibu Balita dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Hasil analisis bivariat antara pendidikan ibu dengan partisipasi ibu
balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat dilihat pada tabel
5.16 , berikut ini:
Tabel 5.16
Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan
Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,
Kota Tangerang Tahun 2011
Pendidikan
Ibu
Partisipasi dlm
Pemanfaatan Pelayanan
Gizi Total OR
(95% CI)
P.
Value Tidak
Aktif
Aktif
N % N % N %
Rendah 15 38,5 24 61,5 39 100
0,341
(0.144-0,809)
0.024 Tinggi 33 64,7 18 35,3 51 100
Total 48 53,3 42 46,7 90 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpendidikan rendah
yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di
Posyandu sebesar 38,5%, sedangkan ibu yang berpendidikan tinggi yang
berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu
sebesar 64,7%. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,024.
Hal ini menunjukkan Pvalue < 0,05, artinya pada =5% ada hubungan yang
73
signifikan antara pendidikan ibu dengan partisipasi dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu.
Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 0,341 (0,144-0,809),
artinya ibu balita yang pendidikannya rendah memiliki peluang 0,341 kali
untuk berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di
Posyandu dibandingkan dengan ibu yang pendidikannya tinggi.
5.3.3 Hubungan Antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi Ibu Balita
dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Hasil analisis bivariat antara status bekerja ibu dengan partisipasi ibu
balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat dilihat pada tabel
5.17 , berikut ini:
Tabel 5.17
Hubungan Antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan
Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan
Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011
Status
Bekerja Ibu
Partisipasi dlm
Pemanfaatan Pelayanan
Gizi Total OR
(95% CI)
P.
Value Tidak
Aktif
Aktif
N % N % N %
Bekerja 28 87,5 4 12,5 32 100
13,300
(4,090-43,252)
0.000 Tidak Bekerja 20 34,5 38 65,5 58 100
Total 48 53,3 42 46,7 90 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki status
bekerja yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di
Posyandu sebesar 87,5%, sedangkan ibu yang memiliki status tidak bekerja
yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di
74
Posyandu sebesar 34,5%. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai
Pvalue 0,000. Hal ini menunjukkan Pvalue < 0,05, artinya pada =5% ada
hubungan yang signifikan antara status bekerja ibu dengan partisipasi dalam
pemanfaatan pelayanan gizi di Poosyandu.
Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 13,300 (4,090-43,252),
artinya ibu balita dengan status bekerja memiliki peluang 13,300 kali untuk
berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu
dibandingkan dengan ibu balita dengan status tidak bekerja.
5.3.4 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi Ibu
Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Hasil analisis bivariat antara tingkat pengetahuan ibu dengan
partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat
dilihat pada tabel 5.18 , berikut ini:
Tabel 5.18
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011
Tingkat
Pengetahuan
Ibu
Partisipasi dlm
Pemanfaatan Pelayanan
Gizi Total OR
(95% CI)
P.
Value Tidak
Aktif
Aktif
N % N % N %
Kurang 25 64,1 14 35,9 39 100
2,174
(0,924 5,115)
0.115 Baik 23 45,1 28 54,9 51 100
Total 31 53,3 42 46,7 90 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan
75
pelayanan gizi di Posyandu sebesar 64,1%, sedangkan ibu yang memiliki
tingkat pengetahuan baik yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu sebesar 45,1%. Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai Pvalue 0,115. Hal ini menunjukkan Pvalue >0,05, artinya
pada =5% tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
ibu dengan partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Poosyandu.
5.3.5 Hubungan Antara Jarak Tempuh ke Posyandu dengan Partisipasi Ibu
Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Hasil analisis bivariat antara jarak tempuh ke Posyandu dengan
partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat
dilihat pada tabel 5.19 , berikut ini:
Tabel 5.19
Hubungan Antara Jarak Tempuh ke Posyandu dengan Partisipasi dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011
Jarak
Tempuh ke
Posyandu
Partisipasi dlm
Pemanfaatan Pelayanan
Gizi Total OR
(95% CI)
P.
Value Tidak
Aktif
Aktif
N % N % N %
Jauh 32 86,5 5 13,5 37 100
14,800
(4,877-44,912)
0,000 Dekat 16 30,2 37 69,8 53 100
Total 48 53,3 42 46,7 90 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tempat
tinggal jauh dari Posyandu yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu sebesar 86,5%, sedangkan ibu yang memiliki
tempat tinggal dekat yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan
76
pelayanan gizi di Posyandu sebesar 30,2%. Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai Pvalue 0,000. Hal ini menunjukkan Pvalue < 0,05, artinya
pada =5% ada hubungan yang signifikan antara jarak rumah ibu dengan
partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu.
Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 14,800 (4,877-44,912),
artinya ibu balita dengan jarak rumah jauh dari Posyandu memiliki peluang
14,800 kali untuk berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan
gizi di Posyandu dibandingkan dengan ibu dengan jarak rumah dekat dari
Posyandu.
5.3.6 Hubungan Antara Persepsi Ibu Tentang Sarana di Posyandu dengan
Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Hasil analisis bivariat antara persepsi ibu tentang sarana di Posyandu
dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu
dapat dilihat pada tabel 5.20 , berikut ini:
Tabel 5.20
Hubungan Antara Persepsi Ibu tentang Sarana dengan Partisipasi dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011
Sarana di
Posyandu
Partisipasi dlm
Pemanfaatan Pelayanan
Gizi Total OR
(95% CI)
P.
Value Tidak
Aktif
Aktif
N % N % N %
Tidak
Lengkap
25 61,0 16 39,0 41 100
1,766
(0,761-4,099)
0,264
Lengkap 23 46,9 26 53,1 49 100
Total 48 53,3 42 46,7 90 100
77
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan persepsi tentang
sarana tidak lengkap yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu sebesar 61,0 %, sedangkan ibu dengan persepsi
terhadap sarana lengkap yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu sebesar 46,9%. Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai Pvalue 0,264. Hal ini menunjukkan Pvalue > 0,05, artinya
pada = 5% tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi ibu tentang
sarana di Posyandu dengan partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan gizi di
Poosyandu.
5.3.7 Hubungan Antara Persepsi Ibu Tentang Sikap Kader Kesehatan dengan
Partisipasi Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Hasil analisis bivariat antara persepsi ibu tentang sikap kader di
Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di
posyandu dapat dilihat pada tabel 5.21 berikut ini:
Tabel 5.21
Hubungan Antara Persepsi Ibu Tentang Sikap Kader dengan Partisipasi dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan
Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011
Persepsi Ibu
terhadap
Sikap Kader
Partisipasi dlm
Pemanfaatan Pelayanan
Gizi Total OR
(95% CI)
P.
Value Tidak
Aktif
Aktif
N % N % N %
Kurang 17 70,8 7 29,2 24 100
2,742
(1,004-7,485)
0,077 Baik 31 47,0 35 53,0 66 100
Total 48 53,3 42 46,7 90 100
78
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan persepsi kurang
tentang sikap kader yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu sebesar 70,8 %, sedangkan ibu dengan persepsi
baik tentang sikap kader yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu sebesar 47,0%. Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai Pvalue 0,077. Hal ini menunjukkan Pvalue >0,05, artinya
pada =5% tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi ibu tentang
sikap kader di Posyandu dengan partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan
gizi di Posyandu.
5.3.8 Hubungan Antara Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi Ibu
Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Hasil analisis bivariat antara dukungan tokoh masyarakat dengan
partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat
dilihat pada tabel 5.22 , berikut ini:
Tabel 5.22
Hubungan Antara Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011
Dukungan
Tokoh
Masyarakat
Partisipasi dlm
Pemanfaatan Pelayanan
Gizi Total OR
(95% CI)
P.
Value Tidak
Aktif
Aktif
N % N % N %
Kurang 13 38,2 21 61,8 34 100
0,371
(0,154-0,894)
0,043 Baik 35 62,5 21 37,5 56 100
Total 48 53,3 42 46,7 90 100
79
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara dukungan tokoh
masyarakat dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu diperoleh bahwa
diantara 34 responden yang tokoh masyarakatnya kurang mendukung,
terdapat 13 responden (38,2%) yang tidak aktif berpartisipasi ke Posyandu.
sedangkan diantara 56 responden yang tokoh masyarakatnya mendukung
baik, terdapat 35 responden (62,5%) yang tidak aktif berpartisipasi ke
Posyandu. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,043. Hal ini
menunjukkan Pvalue < 0,05 artinya pada =5% ada hubungan yang
signifikan antara dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi ibu balita
dalam memanfaatkan pelayanan gizi di Posyandu.
Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 0,371 (0,154-0,894),
artinya ibu balita yang tokoh masyarakatnya kurang mendukung memiliki
peluang 0,371 kali berpartisipasi tidak aktif dibandingkan ibu balita yang
tokoh masyarakatnya mendukung baik.
5.3.9 Hubungan Antara Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Balita terhadap
Pelayanan di Posyandu dengan Partisipasi Ibu Balita dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Hasil analisis bivariat antara kebutuhan yang dirasakan ibu balita
terhadap pelayanan di Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam
pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat dilihat pada tabel 5.23 ,
berikut ini:
80
Tabel 5.23
Hubungan Antara Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Terhadap Pelayanan di
Posyandu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di
Posyandu Kelurahan Sukasari KecamatanTangerang,
Kota Tangerang Tahun 2011
Kebutuhan
terhadap
Pelayanan di
Posyandu
Partisipasi dlm
Pemanfaatan Pelayanan
Gizi Total OR
(95% CI)
P.
Value Tidak
Aktif
Aktif
N % N % N %
Rendah 12 36,4 21 63,6 33 100
0,333
(0,137-0,812)
0,025 Tinggi 36 63,2 21 36,8 57 100
Total 48 53,3 42 46,7 90 100
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara kebutuhan terhadap
pelayanan di Posyandu dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu diperoleh
bahwa diantara 33 responden dengan kebutuhan rendah terhadap pelayanan
di Posyandu , terdapat 12 responden (36,4%) yang tidak aktif berpartisipasi
ke Posyandu. Sedangkan diantara 57 responden dengan kebuthan yang tinggi
terhadap pelayanan di Posyandu , terdapat 36 responden (63,3%) yang
tidak aktif berpartisipasi ke Posyandu. Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai Pvalue 0,025. Hal ini menunjukkan Pvalue < 0,05 artinya
pada =5% ada hubungan yang signifikan antara kebutuhan terhadap
pelayanan di Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan
pelayanan gizi di Posyandu.
Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 0,333 (0,137-0,812),
artinya ibu balita dengan kebutuhan rendah terhadap pelayanan di Posyandu
memiliki peluang 0,333 kali berpartisipasi tidak aktif dibandingkan ibu
balita dengan kebutuhan tinggi terhadap pelayanan di Posyandu.
81
5.4 Analisis Multivariat
5.4.1 Faktor Paling Dominan Berhubungan Dengan Partisipasi dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui faktor paling
dominan yang berhubungan dengan partispasi ibu balita dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota
Tangerang tahun 2011 menggunakan uji regresi logistik berganda dengan
model prediksi yaitu dengan cara menseleksi variabel independennya, maka
tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan Variabel Kandidat yang Akan Masuk Model
Untuk melihat model multivariat terlebih dahulu dilakukan analisis
bivariat antara umur, pendidikan, status bekerja, pengetahuan, jarak
tempuh, persepsi tentang sarana, persepsi tentang sikap kader, persepsi
terhadap kebutuhan yang dirasakan terhadap pelayanan di Posyandu, dan
dukungan tokoh masyarakat dengan variabel partisipasi ibu balita ke
Posyandu. tahapan analisis multivariat yang dilakukan adalah melakukan
pemilihan kandidat yang akan masuk model. Dalam penelitian ini ada dua
variabel yang akan diuji sebagai kandidat yang akan masuk model yaitu
pengetahuan dan jarak. Untuk memilih kandidat model, hanya variabel
yang memiliki Pvalue < 0,25 yang akan dimasukkan dalam model
multivariat. Hasil pemilihan kandidat model dapat dilihat pada tabel 5.24,
berikut ini:
82
Tabel 5.24
Pemilihan Kandidat Variabel Independen yang Akan Masuk Model
Multivariat
No Variabel P-Value
1 Umur 0,920
2 Pendidikan 0,024*
3 Pekerjaan 0,000*
4 Pengetahuan Gizi 0,155*
5 Jarak 0,000*
6 Persepsi terhadap Sarana 0,264
7 Persepsi Terhadap Sikap Kader 0,077*
8 Kebutuhan yang dirasakan ibu 0,043*
9 Dukungan tokoh Masyarakat 0,025*
Berdasarkan tabel 5.24 diperoleh bahwa diantara 9 variabel
independen, terdapat 7 variabel yang akan masuk kedalam model adalah
variabel pengetahuan dan jarak.
2. Pembuatan Model Prediksi Penentu Perilaku Sadar Gizi
Dalam pemodelan ini semua variabel kandidat dicobakan secara
bersama-sama. Variabel independen dimasukkan ke dalam model,
kemudian variabel yang nilai Pwald-nya tidak signifikan (Pwald > 0,05)
dikeluarkan dari model secara berurutan dimulai dari variabel dengan
nilai Pwald-nya yang terbesar. Hasil pembuatan model dapat dilihat pada
tabel 5.25, sebagai berikut:
83
Tabel 5.25
Hasil Pemodelan Prediksi Partisipasi Ibu ke Posyandu
Variabel
Pvalue
Model 1
Model
2
Model
3
Model
4
Model
5
Model
6
Pendidikan 0,423 0,402 0,380 - - -
Pekerjaan 0,110 0,121 0,128 0,071 0,070 -
Pengetahuan
Gizi
0,007 0,007 0,006 0,007 0,011 0,009
Jarak 0,006 0,004 0,002 0,003 0,001 0,000
Sikap kader 0,213 0,216 0,239 0,225 - -
Dukungan
Toma
0,493 0,419 - - - -
Kebutuhan 0,726 - - - - -
Berdasarkan tabel 5.25, diperoleh hasil bahwa pada penelitian ini
memiliki enam model, model pertama menunjukkan bahwa variabel
pendidikan, pekerjaan, sikap kader, dukungan tokoh masyarakat dan
kebutuhan memiliki pvalue > 0,05 dan variabel kebutuhan memiliki nili
Pvalue paling besar, sehingga pada model selanjutnya tidak
mengikutsertakan variabel kebutuhan. Kemudian pada model kedua, hasil
analisis menunjukkan bahwa variabel dukungan tokoh masyarakat
memiliki nilai Pvalue paling besar sehingga tidak diikutsertakan pada
pemodelan selanjutnya. Pada pemodelan ketiga, hasil analisis
menunjukkan bahwa variabel pendidikan memiliki Pvalue paling besar
yang lebih dari Pvalue > 0,05 sehingga tidak diikutsertakan pada
pemodelan berikutnya. Selanjutnya pada hasil analisis pemodelan
keempat, variabel persepsi ibu terhadap sikap kader memiliki Pvalue >
0,05 paling besar sehingga tidak dimasukkan dalam pemodelan
84
berikutnya. Pada pemodelan kelima, dari hasil analisis terdapat variabel
pekerjaan dengan Pvalue > 0,05 sehingga pada pemodelan berikutnya
tidak diikutsertakan. Selanjutnya pada pemodelan terakhir yaitu
pemodelan keenam, hasil analisis menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan gizi dan jarak tempuh dari rumah ke Posyandu memiliki
Pvalue berturut-turut sebesar 0,009 dan 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel pengetahuan gizi dan jarak tempuh dari rumah ke
Posyandu diduga memiliki hubungan dengan partisipasi ibu balita
terhadap pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan
Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.
3. Uji Interaksi
Uji interaksi adalah uji untuk mengetahui interaksi antar variabel.
Dalam uji interaksi pemilihan vasriabel yang berinteraksi antar variabel
independen didasarkan substansi. Berdasarkan variabel yang mungkin
berinteraksi adalah variabel pengetahuan gizi dan jarak tempuh ke
Posyandu. hasil uji interaksi dapat dilihat pada tabel 5.26, sebagai
berikut:
Tabel 5.26
Hasil Uji Interaksi
No Variabel P-value
1 Pengetahuan gizi*Jarak 0,999
Dari hasil uji interaksi pengetahuan gizi dengan jarak di peroleh
Pvalue sebesar 0,999 hal ini menunjukkan tidak ada interaksi antara
85
pengetahuan gizi dengan jarak tempuh dari rumah ke Posyandu (Pvalue >
0,05).
4. Penyusunan Model Akhir
Setelah dilakukan analisis, ternyata pengetahuan gizi dan jarak
merupakan faktor resiko utama terjadinya partisipasi ibu balita dalam
pemanfaatan palayanan gizi di Posyandu maka modelnya dapat dilihat
pada tabel 5.27, sebagai berikut:
Tabel 5.27
Model Prediksi Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan
Gizi di Posyandu KelurahanSukasari Kecamatan Tangerang, Kota
Tangerang Tahun 2011
Variabel B Wald Pwald OR 95% CI
Pengetahuan Gizi 1,559 6,897 0,009 4,753 1,485-15,212
Jarak 3,151 23,484 0,000 23,363 6,532-83,566
Constant -3,016 18,357
-2 LogLikelihood = 86,296
Negelkerke R Square = 0,461 Pvalue = 0,000
Berdasarkan tabel 5.27, diketahui variabel pengetahuan gizi dan
jarak terbukti berhubungan signifikan dengan partisipasi ibu balita ke
Posyandu. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR pengetahuan adalah
4,753 artinya semakin kurang pengetahuan gizi ibu balita maka
berpeluang untuk berpastisipasi tidak aktif ke posyandu sebesar 4,753
kali dibandingkan dengan ibu balita yang memiliki pengetahuan baik.
Sedangkan variabel jarak, berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai OR
jarak adalah sebesar 23,363 artinya ibu balita yang memiliki tempat
tinggal dengan jarak yang jauh dari Posyandu berpeluang untuk
86
berpartisipasi tidak aktif sebesar 23,363 kali dibandingkan dengan ibu
balita yang memiliki tempat tinggal dengan jarak yang dekat ke
Posyandu.
Dari hasil nilai OR kedua variabel yang diduga berhubungan
dengan partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan pelayanan gizi di
Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang
tahun 2011 dapat diketahui variabel-variabel mana yang paling besar
berhubungan dengan partisipasi ibu ke Posyandu. Semakin besar nilai OR
maka semakin besar pula pengaruhnya. Berdasarkan tabel 5.27, tersebut
terlihat bahwa OR Jarak yang paling besar nilainya. Dengan demikian
jarak merupakan variabel yang paling berhubungan dengan partisipasi ibu
balita dalam memanfaatakan pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan
Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011. Dari hasil
uji analisis multivariat secara keseluruhan, maka persamaan regresi yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Logit partisipasi ibu ke Posyandu= -3,016 + (1,559*pengetahuan gizi) +
(3,151*jarak)
Dengan model persamaan tersebut maka dapat memperkirakan
partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan pelayanan gizi di Posyandu
dengan menggunakan variabel pengetahuan gizi dan jarak dari rumah ke
Posyandu. persamaan tersebut menunjukkan bahwa partisipasi ibu balita
dalam memanfaatkan pelayanan gizi di Posyandu akan berubah menjadi
tidak aktif sebesar 1,559 kali jika ibu balita memiliki pengetahuan
87
kurang, partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan pelayanan gizi di
Posyandu akan berubah menjadi tidak aktif sebesar 3,151 kali jika ibu
balita memiliki jarak yang jauh dari rumah ke Posyandu. Semakin besar
nilai beta (B) maka semakin besar hubungannya dengan partisipasi ibu
balita dalam memanfaatkan pelayanan gizi di Posyandu.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa koefisien
determinan (negelkerke R square) menunjukkan nilai 0,461 artinya
bahwa model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 46,1% variasi
variabel dependen partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan pelayanan
gizi di Posyandu. Dengan demikian, variabel pengetahuan gizi dan jarak
hanya dapat menjelaskan variasi variabel partisipasi ibu balita ke
Posyandu sebesar 46,1%. Sedangkan 53,9% dijelaskan oleh variabel
lainnya.
86
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu penelitian ini hanya
sebatas melihat ada tidaknya hubungan, tidak sampai pada tahap untuk mencari
hubungan sebab akibat antar variabel dependen dengan independen karena kedua
variabel diteliti pada saat bersamaan dengan menggunakan desain studi cross
sectional.
6.2 Gambaran Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di
Posyandu Kelurahan Sukasari
Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat
dalam memecahkan perasalahan-permasalahan masyarakat. Partisipasi
masyarakat dalam bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota
masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi sendiri
baik masalah keluarga ataupun masyarakat itu sendiri (Notoatmodjo, 2007).
Partisipasi masyarakat umumnya dipandang sebagai satu bentuk perilaku. Salah
satu bentuk perilaku kesehatan adalah partisipasi ibu balita dalam program gizi di
Posyandu, yang diwujudkan dengan membawa anaknya untuk ditimbang berat
badan ke Posyandu secara teratur setiap bulan. Target yang ingin dicapai oleh
Nasional adalah 80% dapat berpartisipasi dengan aktif ke Posyandu.
87
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu balita yang
berpartisipasi tidak aktif lebih banyak dibandingkan dengan ibu balita yang
berpartisipasi aktif ke Posyandu. Ibu balita yang berpartisipasi aktif ke
Posyandu di Kelurahan Sukasari sebesar 46,7%, angka ini belum mencapai target
yang sudah ditetapkan Nasional yaitu 80%. Hal ini menunjukkan masih
rendahnya tingkat partisipasi masyarakat untuk membawa anak balitanya datang
ke Posyandu. Padahal, menurut Khomsan (2007), kunjungan balita secara rutin
ke Posyandu sangat dianjurkan karena di Posyandu setiap balita akan dimonitor
berat badannya melalui penimbangan, sehingga akan diperoleh trend berat
badan dari bulan ke bulan. Apabila terjadi trend yang menurun atau berat badan
balita di bawah dibawah garis merah, maka Posyandu diharapkan dapat
memberikan nasihat gizi atau memberikan makanan tambahan, sehingga trend
berat badan yang menurun dapat dicegah.
Angka partisipasi yang aktif ke Posyandu di Kelurahan Sukasari lebih
rendah bila di bandingkan dengan hasil penelitian Sambas (2002) di Kelurahan
Bojongherang Kabupaten Cianjur yaitu didapatkan 57,7% ibu balita yang
berpartisipasi aktif ke Posyandu dan Penelitian Soeryoto (2001) di Kecamatan
Jurai Kabupaten Pesisir Selatan mendapatkan proporsi ke Posyandu dengan
cakupan lebih rendah yaitu 48,1% daripada di Kelurahan Sukasari Kota
Tangerang. Keadaan ini menunjukkan bahwa meskipun lokasi penelitian
berbeda, tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbangkan anak balita ke
Posyandu tidak berbeda jauh dan masih tetap dibawah target Nasional yaitu
sebesar 80%.
88
Sedangkan untuk data dari Riskesdas 2007, cakupan penimbangan di
seluruh Indonesia adalah 45,4% yang menandakan cakupan di Indonesia masih
jauh dibawah standar Nasional yaiitu 80%. Hal ini dapat disebabkan karena
adanya kecenderungan makin tinggi umur anak, makin rendah cakupan
penimbangan rutin. Jika menurut tipe daerah presentase penimbangan balita di
rumah sakit dan Puskesmas lebih banyak di perkotaan dari pada di pedesaan.
Namun sebaliknya presentase penimbangan di polindes dan posyandu lebih
banyak di pedesaan dibandingkan perkotaan. Ada daerah perkotaan (47,5%)
dibanding didaerah pedesaan (44,1%). Cakupan penimbangan rutin tidak banyak
berbeda menurut tingkat pendidikan, kepala keluarga, maupun tingkat
pengeluaran per kapita. Perbedaan hanya 8,7% untuk tingkat pendidikan
Partisipasi ibu balita ke Posyandu dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur ibu, pendidikan iibu, status bekerja ibu, tingkat
pengetahuan ibu, jarak tempuh dari rumah ke Posyandu, persepsi ibu terhadap
sarana dan sikap kader di Posyandu, dukungan tokoh masyarakat dan kebutuhan
yang dirasakan ibu terhadap pelayanan di Posyandu.
Berdasarkan hasil analisa data, pada hasil penelitian ini menunjukkan
lima faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari, yaitu pendidikan ibu, status
bekerja ibu, jarak tempuh dari rumah ke posyandu, dukungan tokoh masyarakat
dan kebutuhan yang dirasakan ibu balita terhadap pelayanan gizi di posyandu.
Selanjutnya pada tahap analisis multivariat diketahui bahwa koefisien
0,461 yang artinya bahwa variabel tingkat pengetahuan dan jarak tempuh dari
89
rumah ke Posyandu hanya dapat menjelaskan variasi variabel partisipasi ibu
balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu sebesar 46,1%. Sedangkan
54,9% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini,
misalnya variabel jumlah anak, status menikah, kepemilikan KMS, perilaku
petugas kesehatan, pendapatan keluarga, dan lain sebagainya.
6.3 Umur Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Umur merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi
perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu hal. Umur
berpengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, karena kemampuan yang
dimiliki dapat diperoleh melalui pengalaman sehari-hari di luar faktor
pendidikannya (Sedioetama, 2006). Menurut Kresno (1997) dalam Dharmawati
(2010) umur adalah salah satu aspek sosial yang berpengaruh terhadap perilaku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu balita di Kelurahan Sukasari
lebih banyak pada kelompok umur < 30 tahun. Berdasarkan hasil penelitian juga
diketahui bahwa presentasi ibu balita yang berpartisipasi tidak aktif ke
Posyandu lebih banyak pada ibu balita berumur < 30 tahun dibanding dengan
ibu yang berumur 30 tahun. Hal tersebut juga didukung oleh Hurlock dalam
Gabriel (2008) bahwa faktor usia yang muda juga cenderung menjadikan ibu
untuk mendahulukan kepentingan sendiri daripada kepentingan ananknya
sehingga kuantitas dan kualitas pengasuhan kurang terpenuhi.
90
Begitu juga Sunyoto dalam Arinta (2010) mengatakan adanya
pengalaman bahwa seseorang yang sudah lanjut usia maka penerimaan terhadap
hal baru semakin rendah dikarenakan orang yang termasuk dalam golongan tua
memiliki kecenderungan selalu bertahan dengan nilai-nilai lama sehingga
diperkirakan sulit menerima hal-hal yang sifatnya baru. Dengan demikian, ibu
yang memiliki kedua umur tersebut cenderung akan mempengaruhi perilaku
mereka yaitu dengan berpartisipasi aktif dalam memanfaatakan pelayanan gizi
di Posyandu.
Berdasarkan hasil uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara umur ibu balita dengan partisipasi ibu dalam
pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,920 ( p > 0,05).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yamin (2003) yang
menyebutkan bahwa perilaku ibu dalam pemanfaatan posyandu dipengaruhi
oleh umur ibu, artinya semakin bertambah usia ibu semakin rutin pemanfaatan
Posyandu. Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian Eddy (2000), yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara umur ibu dengan
cakupan penimbangan.
Tidak adanya hubungan antara umur ibu dengan partisipasi ibu balita
dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu kemungkinan dipengaruhi oleh
faktor lain, seperti pengetahuan yang dimiliki ibu balita. Dengan pengetahuan
yang kurang yang dimiliki ibu balita mengenai Posyandu, maka ada
kecenderungan berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku yaitu ibu balita
tidak berpartisipasi aktif ke Posyandu. Sebagaimana Notoatmodjo (2003)
91
mengatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang, karena dengan perilaku yang tidak didasari
pengetahuan akan sulit dipertahankan kelanggengannya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Hurlock (1999) yaitu Ibu
yang relatif muda cenderung kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman
dalam mengasuh anak sehinnga umumnya mereka mengasuh dan merawat anak
didasarkan pada pengalaman orang tuanya terdahulu. Sebaliknya pada ibu yang
lebih berumur cenderung akan menerima dengan senang hati tugasnya sebagai
ibu yang lebih berumur cenderung akan menerima dengan senang hatitugasnya
sebagai ibu sehingga akan mempengaruhi pula terhadap kualitas dan kuantitass
pengasuhan anak.
6.4 Pendidikan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat
menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak
yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan
sebagainya (Soetjiningsih(1995) dalam Khalimah (2007).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa presentasi ibu balita
yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang
berpendidikan tinggi dibanding dengan ibu balita yang berpendidikan rendah.
92
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara pendidikan ibu dengan partisipasinya ke Posyandu dengan nilai p= 0,024
(p < 0,05). Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian Eddy (2000) yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat
pendidikan ibu balita dengan partisipasi ke Posyandu. Begitu juga dengan hasil
penelitian Hidayati (2010), tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu
dengan partisipasinya ke Posyandu. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Harinto (1992) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
pendidikan responden dengan partisipasi mereka ke Posyandu.
Penelitian ini berhubungan karena ibu yang memiliki pendidikan tinggi
kemungkinan akan mempunyai pekerjaan di luar rumah sehingga akan
mempengaruhi ketidak hadiran dalam pelaksanaan Posyandu secara Rutin.
Sebagaimana hal tersebut diperkuat oleh Marsigit (2004) yang menyatakan
bahwa tingkat pendidikan memberikan peluang kepada ibu rumah tangga
untuk mendapatkan pekerjaan sehingga waktunya di dalam rumah akan semakin
sedikit dan berdampak negatif pada pemeliharaan kesehatan anak dan keluarga.
Tetapi menurut penelitian Nuraprilyanti (2009), Idwar (2001) dan
Ladifire (2009). Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula
pengetahuan seseorang. Hal ini juga terkait dengan partisipasi ibu dalam
pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu. Ibu yang memiliki pendidikan dan
pengetahuan tinggi akan memiliki pengertian yang baik mengenai pentingnya
ibu membawa anak balitanya ke Posyandu sehingga akan mempunyai kesadaran
yang tinggi terhadap upaya peningkatan perubahan perilaku.
93
Selain itu pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin banyak
pula pengetahuan yang mereka miliki. Sebaliknya, jika pendidikan rendah,
maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan,
informasi, dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
Tetapi dari hasil yang didapatkan, ternyata ibu balita yang berpendidikan
tinggi lebih banyak yang tidak memanfaatkan Posyandu, berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan, ibu balita yang berpendidikan tinggi akan cenderung
memiliki pekerjaan di luar rumah, sehingga tidak sempat membawa anaknya ke
Posyandu melainkan membawa anaknya ke rumah sakit, rumah sakit ibu dan
anak (RSIA) atau klinik untuk menimbang anaknya bersamaan dengan waktu
imunisasi pada hari ibu tidak bekerja. Sehingga hal tersebut yang menyebabkan
ibu balita tidak aktif untuk datang ke Posyandu. Hal ini sejalan dengan
penelitian Anderson and Andersen (1972) dan Aday and Eichorn (1972) yang
mengatakan dalam teorinya bahwa seseorang yang mendapat pendidikan formal
biasanya lebih banyak mengunjungi ahli kesehatan (Greenly,1980), dalam hal
ini ahli kesehatan di perkotaan lebih cenderung untuk mendatangi rumah sakit
daripada Posyandu.
Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan perhatian
lebih pada ibu balita yang berpendidikan rendah agar mereka dapat lebih mudah
memahami manfaat datang ke Posyandu sehingga timbul perilaku yang lebih
baik dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu untuk mengetahui
perkembangan dan pertumbuhan balitanya.
94
6.5 Status Bekerja Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita dalam
Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Salah satu penyebab seseorang tidak berpartisipasi baik ke Posyandu
adalah karena pekerjaan. Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu
yang cukup padat akan mempengaruhi ketidak hadiran dalam pelaksanaan
Posyandu.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentase ibu balita yang
berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang bekerja
dibanding dengan ibu balita yang tidak bekerja. Hasil penelitian ini didukung
oleh hasil penelitian Sambas (2002) yang menyatakan bahwa ibu balita yang
bekerja tidak mempunyai peluang baik untuk berkunjung ke Posyandu
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
Berdasarkan hasil uji statistik juga menunjukkan tedapat hubungan yang
signifikan antara pekerjaan ibu balita dengan partisipasi ibu balita dalam
pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,000 (p < 0,05).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sambas
(2002) di Kelurahan Bojongherang bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara variabel pekerjaan dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke
Posyandu.Begitu juga berdasarkan penelitian Nurul (2010) yang menunjukkan
tidak terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan ibu balita dengan
partisipasinya ke Posyandu. Namun, hal ini sama dengan hasil penelitian
Hidayat yang dikutip dalam penelitian Sambas (2002) yang menyatakan adanya
95
hubungan bermakna antara pekerjaan ibu dengan perilaku responden ke
Posyandu.
Adanya hubungan kemungkinan disebabkan oleh ibu balita yang bekerja
tidak mempunyai waktu luang sehingga semakin tinggi aktivitas pekerjaan ibu
maka semakin sulit ibu datang ke Posyandu. Asumsi lain kemungkinan karena
Posyandu diselenggarakan pada hari kerja dan jam kerja yaitu diselenggarakan
mulai jam 09.00 hingga 12.00 WIB pada hari kerja sehingga ibu yang bekerja
tidak dapat membawa anaknya ke Posyandu. Pendapat ini didukung oleh hasil
penelitian Widiastuti (2006) yang menyatakan bahwa ibu yang bekerja
menyebabkan tidak membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang karena
faktor bekerja penghambat ibu balita dalam memanfaatkan penimbangan anak
balitanya di Posyandu.
Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup padat
akan mempengaruhi ketidakhadiran dalam pelaksanaan Posyandu. Pada
umumnya orang tua tidak mempunyai waktu luang, sehingga semakin tinggi
aktivitas pekerjaan orang tua semakin sulit datang ke Posyandu. Hal ini sesuai
dengan penelitian Sambas (2002) yang menyatakan bahwa ibu balita yang tidak
bekerja berpeluang baik untuk berkunjung ke Posyandu dibandingkan dengan
ibu yang bekerja.
Asumsi lainnya kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pendapatan
keluarga. Seseorang yang bekerja cenderung untuk memiliki pendapatan
keluarga yang cukup. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan partisipasi ibu
balita ke Posyandu mengalami penurunan karena ada kemungkinan mereka
96
yang memiliki pendapatan yang cukup akan lebih memilih pelayanan kesehatan
yang lain dibanding ke Posyandu. Sebagaimana dikatakan Tuti (1989) bahwa
pendapatan yang lebih tinggi akan memberikan kemungkinan yang lebih besar
bagi seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bahkan kesempatan
untuk memilih atau menentukan jenis pelayanan sesuai dengan keinginannya.
Hal ini dihubungkan dengan tersedianya biaya baik untuk pengobatan,
pemeliharaan kesehatan, maupun pencegahan penyakit. Dapat pula
dihubungkan dengan kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang
tersedianya fasilitas pelayanan yang modern. Penelitian ini sejalan dengan
model sistem kesehatan (Andersen, 1974) di dalam struktur sosial pekerjaan
merupakan karakteristik predisposisi yang menyebabkan individu mempunyai
kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan salah satunya partisipasi ibu
balita dalam pemanfaatan gizi di Posyandu.
6.6 Tingkat Pengetahuan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita
dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) menempatkan pengetahuan
sebagai faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah atau
mempredisposisikan terjadinya perilaku sesorang. Pengetahuan seseorang akan
suatu program kesehatan akan mendorong orang tersebut mau berpartisipasi
didalamnya.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase ibu balita
yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang
97
memiliki pengetahuan kurang dibanding dengan ibu balita yang memiliki
pengetahuan baik. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan partisipasi ibu balita
dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,115 (p >
0,05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tuti (1989) bahwa
pengetahuan ibu tidak berhubungan secara bermakna dengan kehadiran ibu
balita ke Posyandu. Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Maharsi (2007), Hutagalung (1992) dan Juarsa (2004) yang mengatakan bahwa
ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan partisipasi ke
Posyandu.
Hasil penelitian ini pun tidak sejalan dengan penelitian Soeryoto (2001)
di kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat, menyimpulkan bahwa
pengetahuan tentang Posyandu dapat menyebabkan orang menggunakan
Posyandu dan sebaliknya kebiasaan menggunakan pelayanan Posyandu akan
menambah pengetahuan tentang merka tentang Posyandu. Dengan pengetahuan
yang baik akan membentuk sikap yang positif terhadap program Posyandu,
yang kemudian akan diikuti dengan perilaku positif pula yaitu dengan
datangnya ibu balita ke Posyandu untuk menimbangkan anaknya atau dengan
kata lain semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin sering kehadiran ibu
balita untuk menimbangkan anaknya ke Posyandu.
Hal ini tidak sejalan dengan teori Green dalam Notoatmodjo (2007)
tentang faktor pengetahuan yang berpengaruh pada perilaku seseorang. Dan
98
menurut pendapat Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan seseorang memiliki
5 tingkatan, tingkatan terendah adalah tahu (know) yang diartikan sekedar dapat
menyebutkan, tingkatan kedua dan ketiga yaitu memahami dan
mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut. Bila dikaitkan dengan
pendapat Notoatmodjo tersebut, maka pengetahuan ibu balita di Kelurahan
Sukasari hanya baru pada tingkatan pengetahuan paling rendah yaitu ibu balita
hanya tahu saja tetapi belum dipahami secara mendalam serta belum
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari apa yang diketahui tersebut.
Pada dasarnya, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari dengan
pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari dengan
pengetahuan. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah
pengetahuan. Namun, pembentukan perilaku itu sendiri tidak semata-mata
berdasarkan pengetahuan, tetapi masih dipengaruhi oleh banyak faktor yang
sangat kompleks. (Notoatmodjo dkk,1985).
Berdasarkan hasil uji multivariat pada penelitian ini, dari variabel
pengetahuan gizi diperoleh nilai OR= 4,753 (1,485-15,212), artinya ibu balita
yang memiliki pengetahuan kurang memiliki peluang 4,753 kali untuk
berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang
memiliki pengetahuan gizi baik. Hasil ini memberikan gambaran bahwa tingkat
pengetahuan yang tinggi bukanlah jaminan bagi ibu balita untuk melakukan
tindakan menggunakan Posyandu jika tidak diikuti dengan kemauan yang
99
tinggi. Sebaliknya kemauan tidak akan pernah ada untuk menggunakan
Posyandu jika tingkat pengetahuan ibu balita masih rendah. (Ridwan, 1990) .
6.7 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu dan Hubungannya dengan
Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian kesehatan individu
masyarakat adalah keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat
(Idwar, 2000). Jarak dalam penelitian ini adalah ukuran jauh dekatnya dari
rumah atau tempat tinggal seseorang ke Posyandu dimana adanya kegiatan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat diwilayahnya.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentasi ibu balita yang
berpartispasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang
bertempat tinggal jauh dari Posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang
bertempat tinggal dekat dari Posyandu. Hasil uji statistik juga menunjukkan
terdapat hubungan yang signifikan antara jarak tempuh dari rumah ke Posyandu
dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu
dengan nilai Pvalue = 0,000 (p < 0,05). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Sambas (2002) yang menunjukkan tidak ada hubungan bermakna
antara variabel persepsi jarak tempuh dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke
Posyandu. Artinya, tidak ada perbedaan antara ibu-ibu anak balita yang
mempunyai persepsi jarak tempuh dekat dengan yang mempunyai persepsi
jarak tempuh jauh untuk mengunjungi Posyandu.
100
Dalam penelitian ini, Ibu balita yang datang ke Posyandu dalam
melakukan penimbangan melakukannya dengan mempertimbangkan adanya
perbedaan persepsi jarak tempuh diantara mereka. Dalam hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Ongko, Gani dan Wibowo dalam Tukiman (1994) mereka
berpendapat bahwa ada hubungan yang bermakna antara jarak dengan tempat
pelayanan kesehatan, dan juga dalam penelitian Harinto (1992) juga
menyatakan ada hubungan bermakna antara jarak rumah responden ke
Posyandu. Penelitian ini pun sejalan dengan penelitian (Pradianto, 1989) di
daerah Bogor yang menyatakan adanya perbedaan bermakna antara jarak dari
rumah ke Posyandu dalam menggunakan Posyandu.
Berdasarkan hasil uji multivariat pada penelitian ini, variabel jarak
tempuh dari rumah ke Posyandu yang diduga paling berhubungan dengan
partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang.
Berdasa rkan hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 23,363 (6,532-83,566),
artinya ibu balita yang memiliki jarak yang jauh dari rumah ke Posyandu
memiliki peluang 23,363 kali untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu
dibandingkan ibu balita yang jarak rumahnya dekat dari Posyandu. Semakin
besar nilai OR maka semakin besar hubungan faktor tersebut dengan
partisipasi ibu balita ke Posyandu.
Menurut Ladifire (2009), pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Disamping itu perilaku yang
dilakukan seseorang dengan didasari pengetahuan akan lebih melekat pada
101
perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Keadaan tersebut mengindikasikan
bahwa tempat Posyandu berada belum sepenuhnya dekat dengan masyarakat.
Menurut Kroeger (1983 dalam Setyowati, 2001), bahwa keterjangkauan
masyarakat (jarak) akan fasilitas pelayanan kesehatan mempengaruhi pemilihan
akan pelayanan kesehatan. Demikian juga menurut Teori Andersen (1975)
dalam Sudarti (2008) bahwa jarak merupakan komponen kedua yaitu suatu
kondisi yang memungkinkan orang memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Mengingat jarak yang jauh ke Posyandu dapat dijadikan alasan untuk tidak
datang ke Posyandu, apalagi jika sarana transportasi yang tidak mendukung
akan menambah keengganan ibu balita untuk datang ke Posyandu. Oleh karena
itu pembangunan Posyandu harus mempertimbangkan faktor jarak sehingga
dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat khususnya ibu balita.
6.8 Persepsi Ibu tentang Sarana di Posyandu dan Hubungannya dengan
Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Ketersediaan sarana yang ada di Posyandu dapat mempengaruhi
pengguna untuk datang ke Posyandu. Fasiltas pelayanan yang dimaksud adalah
fasilitas yang terkait dengan kesehatan bayi atau balita yaitu Kesehatan Ibu dan
Anak (penimbangan), imunisasi, peningkatan gizi dan penanggulangan diare
serta pemberian makanan tambahan. Sedangkan fasilitas sarana terkait dengan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan posyandu antara lain
timbangan dan sarungnya, meja, ruang tunggu, KMS, media penyuluhan
(poster) Hutagalung (1992)
102
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentase ibu balita yang
berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang
memiliki persepsi sarana tidak lengkap di posyandu dibanding dengan ibu balita
yang memiliki persepsi sarana lengkap di Posyandu hasil uji statistik juga
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi ibu
terhadap sarana di Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,264 ( p > 0,05).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hutagalung (1992)
yang melaksanakan penelitian di Sulawesi tengah mengatakan bahwa semakin
lengkap sarana yang digunakan di Posyandu semakin sering ibu menimbang
anaknya di Posyandu. Begitupula dengan penelitian Yamin (2003) di daerah
Puskesmas Limus Nunggal yang menyatakan semakin lengkap fasilitas yang
terdapat di Posyandu semakin tinggi tingkat partisipasi ibu dalam pemanfaatan
Posyandu.Penelitian ini pun tidak sejalan dengan penelitian Etty (2002) yang
menunjukkan adanya hubungan bermakna antara sarana dengan kegiatan gizi di
Posyandu.Tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian Toha (1990) pada
penelitiannya di Kotamadya Ujung Pandang yang mengatakan tidak terdapat
hubungan bermakna antara penggunaan posyandu dengan sarana.
Tidak adanya hubungan antara persepsi ibu terhadap sarana di Posyandu
dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu kemungkinan karena sebagian ibu
balita yang menggunakan Posyandu melihat bahwa kelengkapan sarana di
Posyandu kurang lengkap. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan sarana
yang ada belum lengkap, seperti dibeberapa posyandu belum menyediakan 5
103
meja sehingga pada saat ibu balita datang ke Posyandu tidak teratur dalam
melaksanakan pelayanan, masih ada yang belum memakai timbangan dacin
yang bisa berdampak kurang akurat pada saat penimbangan berat badan, hal ini
dapat berdampak terhadap ketidak aktifan ibu balita datang ke Posyandu.
Menurut peneliti, sarana dan prasarana untuk pelaksanaan Posyandu
merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pemanfaatan
posyandu tersebut. Fasilitas dapat memberikan suatu daya tarik bagi
masyarakat untuk mendatanginya. Masih banyaknya Posyandu yang belum
memiliki fasilitas antara lain media penyuluhan, alat peraga atau poster kurang
memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat, sehingga ada
kecenderungan pada masyarakat tidak memahami betul apa masalah anaknya
dan apa yang harus dilakukan untuk megatasi masalah tersebut. Demikian pula
PMT (pemberian makanan tambahan) dapat menjadi suatu daya tarik tersendiri
bagi masyarakat terutama yang tidak mampu untuk pergi ke posyandu.
6.9 Persepsi Ibu tentang Sikap Kader Kesehatan dan Hubungannya dengan
Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Ibu balita yang mendapat pembinaan dari kader akan berpartisipasi
dengan baik ke Posyandu, karena mereka akan merasa diakui dan diperhatikan
keberadaannya oleh pengelola Posyandu sehingga ruin datang ke Posyandu
(Sambas, 2002).
Bedasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentase ibu balita yang
berpartispasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang
104
memiliki persepsi baik terhadap sikap kader di Posyandu dibanding dengan ibu
balita yang memiliki persepsi kurang terhadap sikap kader di Posyandu. Hasil
uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
persepsi ibu terhadap kader di Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam
pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,077 (p > 0,05). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Tuti (1989) bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara perilaku kader dengan kunjungan ibu bakita ke
Posyandu. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil Hutagalung (1992),
Eddy (2000) dan Sambas (2002) bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara pembinaan dari kader dengan partisipasi masyarakat dalam menimbang
anak balitanya ke Posyandu.
Tidak adanya hubungan kemungkinan dipengaruhi oleh keterampilan
kader itu sendiri. Kader Posyandu sebagai penyelenggara utama kegiatan
Posyandu mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan
Posyandu. Sebagaimana teori Azwar dalam Khalimah (2007) mengatakan
bahwa keterampilan kader merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
sistem pelayanan di posyandu, karena dengan pelayanan kader yang terampil
akan mendapat respon positif dari ibu-ibu yang memiliki balita, sehingga
terkesan ramah dan baik serta pelayanannya teratur. Hal ini mendorong para ibu
balita rajin berkunjung ke Posyandu.
Dalam Islam juga dikatakan bahwa individu dan lingkungannya harus
saling menyokong dalam hal penghambatan diri pada Allah, sehingga yang
muncul adalah lingkaran kebajikan yang saling mendukung dalam kesalehan
105
(Sumantri, 2010). Sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 2 yang
artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan
jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang
mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu
dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-
Nya.(Q.S Al-Maidah:2)
Ayat tersebut jika dikaitkan dengan perilaku kader disini adalah, kader
Posyandu sebagai penyelenggara utama kegiatan Posyandu, mereka memiliki
tugas dan tanggung jawab untuk membantu orang-orang di Posyandu dengan
segala kemampuan yang dimilikinya, karena dalam persaudaraan diharuskan
dapat saling tolong menolong sehingga dapat meningkatkan kesalehan.
Selanjutnya pendapat Judd dalam Juarsa (2004) yang menyatakan
bahwa keaktifan kader berhubungan dengan lama dan metode pelatihan yang
didapat, dukungan masyarakat dan pembinaan kepala desa. Hal ini
menunjukkan bahwa malalui pelatihan yang baik dan tepat dapat meningkatkan
106
kemampuan kader dalam mengelola Posyandu sehingga berdampak positif
terhadap partispasi ibu dalam penimbangan balita di Posyandu.
6.10 Dukungan Tokoh Masyarakat dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu
Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu
Tokoh Masyarakat merupakan bagian dari masyarakat sehingga
perilaku keluarga tidak dapat dipisahkan dari perilaku masyarakat di sekitarnya.
Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa tokoh masyarakat adalah jembatan antara
sektor kesehatan dengan masyarakat. Jadi, tokoh masyarakat sangat
berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam berpartisipasi ke Posyandu.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase ibu balita yang
berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang
melihat dukungan tokoh masyarakat baik terhadap kegiatan Posyandu dibanding
ibu balita yang melihat dukungan tokoh masyarakat kurang terhadap kegiatan
Posyandu. Hasil uji statistik juga menunjukkan terdapat hubungan yang
signifikan antara dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi ibu balita
dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,043 (p <
0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sambas (2002) bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara dorongan dari tokoh masyarakat
dengan kunjungan ibu balita ke posyandu. Namun, hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian Hutagalung (1992) bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara partisipasi tokoh masyarakat dengan perilaku menimbang
anaknya ke Posyandu.
107
Tokoh masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu
RT/RW. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan informasi dari beberapa
ibu balita diketahui bahwa ketika pagi setiap bulan tepatnya pada hari H
pelaksanaan kegiatan Posyandu, ibu RT/RW akan mengumumkan kegiatan
Posyandu dengan pengeras suara dari masjid atau musholla untuk
memberitahukan bahwa pada hari itu ada kegiatan Posyandu yang dilakukan
seperti biasanya.
Sebagaimana Soedarti (1998 dalam Juarsa (2004) juga mengemukakan
dalam penelitiannya bahwa partisipasi aktif dari tokoh masyarakat
menghasilkan kemajuan kegiatan Posyandu, Kegiatan Posyandu dilaksanakan
oleh masyarakat dan untuk masyarakat sendiri. Oleh karena itu, jika tokoh
masyarakat setempat tidak berpartisipasi/ terlibat dalam kegiatan Posyandu, ada
kemungkinan bahwa masyarakat setempat tidak akan menggunakan Posyandu.
Seseorang yang mengerjakan sesuatu perbuatan dengan ikhlas, Allah
akan membalasnya dengan kebaikan, sebagaimana firman Allah SWT dalam
Al-quran, yang berbunyi:
_. ..> !..| .. > ...l | < _.- l _s _,.l.-l _
Artinya: dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu
adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta Alam. (Q.S. Al-Ankabut: 6).
Ayat diatas menegaskan bahwa dan barang siapa yang berjihad yaitu
mencurahkan kemampuannya untuk melaksanakan amal shaleh hingga ia
108
bagaikan hamba berlomba dalam kebajikan, maka sesungguhna manfaat dan
kebaikan jihadnya adalah untuk dirinya sendiri. Jika maksud dari ayat tersebut
dikaitkan dengan penelitian ini, maka dapat dijelaskan bahwa apabila tokoh
masyarakatnya memiliki perilaku yang baik terhadap kegiatan Posyandu,
sehingga mereka mau menggunakan kemampuannya untuk melaksanakan amal
sholeh yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada ibu-ibu
balita di Posyandu, maka Allah akan membalas kebaikan tokoh masyarakat
tersebut denga lebih baik dari apa yang dikerjakannya.
Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa untuk berperilaku sehat,
masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif
dan dukungan fasilitas saja, melainkan perlu perilaku contoh para tokoh
masyarakat, tokoh adat dan petugas kesehatan. Jadi, apabila kegiatan yang
diselenggarakan masyarakatnya melihat bahwa tokoh-tokoh masyarakatnya
yang disegani ikut serta dalam kegiatan tersebut maka mereka akan tertarik juga
untuk berpartisipasi didalamnya.
6.11 Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Balita terhadap Pelayanan di Posyandu dan
Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan
Gizi di Posyandu
Menurut Sudarti (2008) ibu yang memanfaatkan Posyandu merasakan
kebutuhan akan pelayanan Posyandu karena adanya keinginan yang kuat dari
ibu untuk mengetahui dan memahami tentang perkembangan gizi anaknya,
imunisasi gratis dan lokasi Posyandu tidak jauh dari tempat tinggal ibu.
109
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentase ibu balita
yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang
merasakan kebutuhan yang tinggi terhadap pelayanan di Posyandu dibanding
dengan ibu balita yang merasakan kebutuhan yang rendah terhadap pelayanan
di Posyandu. Hasil uji statistik juga menunjukkan terdapat hubungan yang
signifikan antara kebutuhan yang dirasakan ibu balita terhadap pelayanan di
Posyandu dengan partisipasi ibu dalam pemanfaatan pelayanan gizi di
Posyandu dengan nilai Pvalue = 0,025. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Hutagalung (1992) yang menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara kebutuhan pelayanan di Posyandu dengan perilaku ibu dalam
menimbang anaknya di Posyandu. Dalam penelitian Suwandono (1990) dalam
Hutagalung (1992) mengemukakan bahwa pada desa yang program
penimbangannya ditata dengan baik serta kegiatannya dibakukan, secara
statistik terjadi perbaikan status gizi anak serta para peserta penimbangannya
pun lebih tinggi.
Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Tuti (1989)
menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara persepsi jenis pelayanan
dengan indeks kunjungan dan menunjukkan semakin tidak sesuai jenis
pelayanan di Posyandu semakin rendah penggunaan Posyandu tidak terbukti
karena jenis pelayanan yang ada di Posyandu cukup sesuai dengan kebutuhan
ibu balita.
Dalam Islam juga dijelaskan tentang kedudukan anak, dalam Al-Quran
ditemukan beberapa penjelasan tentang kedudukan anak terhadap orang tuanya,
110
salah satunya anak sebagai kesenangan hidup di dunia, hal ini disebutkan dalam
Surat Ali Imran/3:14, yang berbunyi:
_,` _!.ll `> , :l _. ,!..l _,.,l ,L..1l :L.1.l
_. > .l _,>l ...l .-. ,>l l : _...
:,>l !,..l < .:..s _`.`> ,!:.l _
dijadikan terindah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang
diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda bertumpuk
dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah lading.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang
baik (QS.AliImran:14)
Makna dari ayat tersebut yaitu anak sebagai kesenangan dalam hidup
oleh karena itu para orang tua juga harus memperhatikan kehidupan anak secara
fisik, mental dan juga kesehatan, salah satu cara dengan berkunjung ke
Posyandu untuk memantau pertumbuhan dan perkemangan balitanya setiap
bulan.
Faktor kebutuhan akan pelayanan kesehatan juga telah dibuktikan oleh
Setyowaty (2000) di Kota Pontianak yang menyimpulkan bahwa variabel
kebutuhan merupakan paling dominan dengan pemanfaatan pelayanan
pengobatan. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh teori Anderson dalam
Setyowati (2001) bahwa salah satu komponen yang mempengaruhi keputusan
untuk menggunakan pelayanan kesehatan adalah komponen need dimana faktor
kebutuhan keluarga akan pelayanan kesehatan berhubungan dengan
111
pemanfaatan pelayanan pengobatan, bahkan faktor kebutuhan merupakan faktor
yang lebih penting dibandingkan dengan faktor kemampuan. Kebutuhan
seorang individu atau sekelompok masyarakat akan dipengaruhi oleh kesadaran
dirinya akan sebuah manfaat untuk dirinya sendiri dan juga dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan sekitar. Dengan kata lain melalui Posyandu ibu dapat
mengetahui perkembangan berat badan dan gizi anaknya. Selain itu
keberadaan makanan, imunisasi dan pelayanan gratis merupakan pemicu
kebutuhan tersebut.
6.12 Analisis Multivariat
Setelah melakukan seleksi kandidat model, selanjutnya diperoleh tujuh
variabel independen dengan nilai p < 0,25 dari hasil analisis bivariat yang
masuk ke model awal analisis multivariat untuk dianalisis yaitu pendidikan,
pekerjaan, pengetahuan gizi, jarak, sikap kader, dukungan tokoh masyarakat dan
kebutuhan. Dari ketujuh variabel tersebut setelah dilakukan analisis multivariat
regresi logistik dan secara bertahap melakukan pemodelan dengan
mengeluarkan satu per satu variabel sampai memperoleh dua variabel yang
berhubungan bermakna dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan
pelayanan gizi di Posyandu yang mempunyai nilai p waldnya < 0,05. Kedua,
variabel tersebut adalah jarak dan pengetahuan, kemudian kedua variabel
tersebut dilakukan uji interaksi dan hasilnya tidak ada variabel yang
berinteraksi.
Pengetahuan dengan OR= 4,753 kali (95%CI: 1,485-15,212) dan Pvalue
= 0,009. Artinya, semakin kurang pengetahuan gizi ibu balita maka berpeluang
112
untuk berpastisipasi tidak aktif ke posyandu sebesar 4,753 kali dibandingkan
dengan ibu balita yang memiliki pengetahuan baik. Sedangkan variabel jarak,
berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai OR jarak adalah sebesar 23,363 artinya
ibu balita yang memiliki tempat tinggal dengan jarak yang jauh dari Posyandu
berpeluang untuk berpartisipasi tidak aktif sebesar 23,363 kali dibandingkan
dengan ibu balita yang memiliki tempat tinggal dengan jarak yang dekat ke
Posyandu.
Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng atau berkelanjutan daripada perilaku yang
didasari oleh pengetahuan. Menurut Saifuddin (1998), upaya peningkatan
partisipasi masyarakat, pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Artinya, semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang maka kesadaran untuk mengunjungi Posyandu semakin besar atau
tingkat partisipasi menjadi aktif.
Green dalam Notoatmodjo (2005) mengatakan bahwa peran serta
masyarakat dalam memanfaatkan Posyandu sangat dipengaruhi dengan
pengetahuan masyarakat. Dalam penelitian ini yaitu seorang ibu akan membawa
anaknya dan menimbang di Posyandu bila ibu balita mengetahui dan mengerti
manfaat pelayanan yang diberikan Posyandu. Dan pada dasarnya seseorang
akan mendatangi Posyandu bila ia mengetahui manfaat yang didapatkannya
sekalipun jarak yang ditempuh jauh dari rumah ke Posyandu.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa jarak dari rumah ke Posyandu
yang dekat, tidak menjamin ibu balita untuk berpartisipasi aktif jika tidak diikuti
113
dengan adanya tingkat pengetahuan yang tinggi dari ibu balita. Sebaliknya,
jarak yang jauh ke Posyandu tidak akan menjadi masalah jika diikuti dengan
tingkat pengetahuan ibu yang tinggi sehingga ibu balita tetap datang ke
Posyandu meskipun jarak dari rumah ke Posyandu harus menggunakan
kendaraan atau membutuhkan waktu cukup lama (lebih dari 10 menit) untuk
memanfaatkan pelayanan gizi di Posyandu.
Artinya hubungan antara kedua variabel merupakan persyaratan untuk
kemungkinan berubahnya perilaku Ibu Balita dari tidak menggunakan menjadi
menggunakan Posyandu sebagai sarana perawatan kesehatan anaknya serta
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya setiap bulan.
Hasil yang sama terdapat di dalam penelitian (Bertnard and
Welmus,1990) dalam penelitiannya tentang pencarian pengobatan ke Pusat
pelayanan kesehatan oleh ibu-ibu yang anaknya menderita diare selama dua
minggu terakhir di Columbia, yang menyimpulkan bahwa faktor pencarian jenis
pelayanan pengobatan sangat berkorelasi positif dengan faktor pengetahuan,
yang diduga mempengaruhi perubahaan perilaku.
114
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB sebelumnya,
maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Gambaran ibu yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan
gizi di Posyandu lebih banyak yaitu (53,3%) dibandingkan ibu yang
berpartisipasi aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu (46,7%).
Hal ini membuktikan bahwa sebagian dari ibu yang memiliki balita dari 0-59
bulan di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang
berpartisipasi tidak aktif.
2. Gambaran karakteristik ibu balita antara lain sebagai berikut:
a. Ibu balita yang berumur < 30 tahun lebih banyak (57,8%) dibandingkan
ibu balita yang berumur 30 tahun (42,2%).
b. Ibu balita yang memiliki pendidikan tinggi lebih banyak ( 56,7%)
dibandingkan ibu balita yang memiliki pendidikan rendah (43,3%).
c. Ibu balita yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga lebih banyak (64,4%)
dibandingkan ibu yang bekerja (35,6%)
3. Ibu balita yang memiliki pengetahuan baik (56,7%) lebih banyak
dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang (43,3%).
115
4. Ibu balita yang memiliki jarak tempuh yang dekat dari rumahnya ke
Posyandu (58,9%) lebih banyak dibandingkan ibu balita yang memiliki jarak
yang jauh dari rumah ke Posyandu (41,1%).
5. Ibu balita yang memiliki persepsi terhadap sarana yang lengkap (54,4%)
lebih banyak dibandingkan dengan ibu balita yang memilki persepsi tidak
lengkap terhadap sarana di posyandu (45,6%).
6. Ibu balita yang memiliki persepsi baik terhadap sikap kader di Posynadu
(73,3%) lebih banyak dibandingkan ibu balita yang memiliki persepsi kurang
terhadap sikap kader di Posyandu (26,7%).
7. Ibu balita yang melihat dukungan tokoh masyarakat baik terhadap kegiatan
di Posyandu (62,2%) lebih banyak dibandingkan ibu balita yang melihat
dukungan tokoh masyarakat kurang (37,8%).
8. Ibu balita yang merasakan kebutuhan yang tinggi terhadap pelayanan di
Posyandu (63,3%) lebih banyak dibandingkan ibu balita yang merasakan
kebutuhan yang rendah terhadap pelayanan di Posyandu (36,7%).
9. Hubungan karakteristik ibu balita dengan partisipasi ibu balita dalam
pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu antara lain sebagai berikut:
a. Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan partisipasi
ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu (p= 0,024) di
Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.
b. Ada hubungan yang bermakna antara status bekerja ibu dengan
partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu
116
(p= 0,000) di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang
tahun 2011.
10. Ada hubungan yang bermakna antara jarak tempuh dari rumah ke Posyandu
dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu
(p= 0,000) di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang
tahun 2011.
11. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan tokoh masyarakat dengan
partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu (p=
0,043) di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun
2011.
12. Ada hubungan yang bermakna antara kebutuhan yang dirasakan ibu balita
terhadap pelayanan di Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam
pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu (p= 0,025) di Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.
13. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam
pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan
Tangerang Kota Tangerang tahun 2011 adalah jarak dari rumah ke Posyandu.
7.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
a. Perlu adanya dukungan dari seluruh masyarakat yang ada di Kelurahan
Sukasari dengan berpartisipasi aktif datang ke Posyandu pada hari buka
Posyandu bagi mereka yang termasuk sasaran kegiatan Posyandu yaitu
117
ibu yang memiliki balita, agar dapat menggunakan semaksimal mungkin
sarana yang tersedia di Posyandu untuk memantau perkembangan dan
pertumbuhan balitanya.
b. Perlunya pembuktian contoh teladan (role model) dari tokoh masyarakat,
pranata sosial dan agama karena sangat dibutuhkan dalam memotivasi ibu
balita untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, misalnya dengan cara
kedatangan tokoh masyarakat ke Posyandu dan mengumumkan hari buka
Posyandu setiap bulannya.
2. Bagi Puskesmas Sukasari Kota Tangerang
a. Perlu meningkatkan pembinaan kader dan motivasi kepada kader agar
menjalankan perannya terutama pada sasaran yang tidak datang ke
Posyandu melalui kunjungan rumah dan pemberian informasi kepada
sasaran di luar hari Posyandu.
b. Perlu ditelaah lebih lanjut waktu buka Posyandu yang sesuai jika ada ibu
balita ditempat tersebut yang lebih banyak bekerja di pagi hari, misalnya
membuka Posyandu di sore hari dengan catatan petugas yang bertugas
sore hari dibebastugaskan keesokan harinya.
c. Posyandu harus dapat berapresiasi dengan aspek ekonomi, sosial dan
masyarakat dalam memberikan pelayanan masyarakat lainnya seperti
arisan dan pengajian.
118
d. Perlu dipertimbangkan jarak dari rumah ke Posyandu untuk
dikembangkan Posyandu baru atau pemilihan lokasi Posyandu yang
tepat.
e. Perlu meningkatkan pengetahuan dengan penyuluhan konsep tentang
Posyandu sehingga masyarakat lebih mengerti dan lebih memahami
pengertian dan manfaat Posyandu sehingga partisipasi dalam kunjungan
Posyandu tidak drop out serta perlu adanya kesadaran dari masyarakat
secara berkala.
3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Tangerang
a. Perlu adanya pembinaan melalui pelatihan peningkatan kemampuan
petugas Puskesmas yang melaksanakan pembinaan posyandu untuk
meningkatkan motivasi dan kualitas pelayanan yang diberikan terutama
upaya-upaya promosi kesehatan (penyuluhan kesehatan pada saat
Posyandu)
b. Perlu meningkatkan upaya untuk melengkapi sarana Posyandu terutama
penambahan fasilitas media dan model penyuluhan (promosi kesehatan)
berupa alat peraga, poster dan gambar, sehingga setiap Posyandu
memiliki fasilitas untuk penyuluhan serta program pembinaan kader
melalui training khususnya dalam aspek pencatatan dan pelaporan.
4. Bagi Peneliti Lain
119
a. Perlu dilakukan penelitian lain yang bersifat kualitatif disertai kuantitatif
untuk menggali pendapat-pendapat baik dari masyarakat, kader kesehatan
maupun petugas kesehatan terkait pelayanan gizi di Posyandu sehingga
dapat memberikan gambaran dalam upaya perbaikan gizi kesehatan
masyarakat.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengikutsertakan variabel-variabel
lain yang diduga berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam
pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu, yang belum diteliti pada
penelitian ini misalnya variabel pendapatan, kepemilikan KMS,
dukungan keluarga, jumlah anak, status menikah, budaya dan lain
sebagainya.
120
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Al-Quran dan Terjemahannya. 2002. Semarang: Penerbit CV. Asy-Syifa.
Anderson, Ronald M. 1995. Revisting the Behavioral Model and Access to Medical
care: Does It Matter?. Journal of Health and Social Behavior University of
California at Los Angeles.
Arinta, Fitriyah Rahayu 2010. Partisipasi Ibu Kader Dalam Program Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Kaitannya dengan Tingkat
Kepatuhan Ibu Balita. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas
Ekologi Manusia. IPB.
Azwar. Azrul. 2001. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Binarupa.
Becker, H Marshall & Lois A Maiman. 1995. Model-Model Perilaku Kesehatan dalam
Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan, Editor Muhazam, penerbit UI-Press,
Jakarta
Becker, M.H., ed. 1974. The Heath Belief Model and Personal Health Education
Monograph. Diakses dari http://www.enotes.com//, pada Tanggal 22 Mei
2011 Pukul 22.00 WIB
Birwin, Alib. 2001. Karakteristik Keluarga yang Berhubungan dengan Status Gizi
Kurang Pada Balita yang Berkunjung ke Posyandu di Desa Bojong Baru
Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor Jawa Barat Tahun 2001. Tesis.
Program Studi Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI
Budiyanto, M. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas Muhammadiyah
Conyers. 1991. Theory of Public Participant. Diakses dari http://digital
collection/jiunkpe/d3/pari/2002/bawean/chapter2.pdf, pada tanngal 25 Mei
2011 pukul 21.25 WIB
Departemen Kesehatan RI,2002. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Petugas Kesehatan. Bina Kesehatan Masyarakat. Depkes RI, Jakarta
121
________, 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Depkes RI, Jakarta
________, 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan. Depkes RI, Jakarta
________, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Depkes RI, Jakarta
________, 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2007.
Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta
________, 2009. Buku Saku Gizi. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. 2003. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di
Kabupaten/Kota. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Dalam Negerri RI. 2001. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
No.411.3/1116/SJ, tentang Pedoman Revitalisasi Posyandu. Jakarta: Medagri
RI
Depdikbud. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka
Dinas Kesehatan Kota Tangerang.2010. Profil Kesehatan Dinas Kota Tangerang Tahun
2009.
Dirjen Bina Kesehatan masyarakat.2003. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta:
Depkes RI
Doherty,J and R.Govender. 2007. The Cost-Effectiveness of Primary Care Service in
Developing Countries: A Review of International Literature. Diakses dari
http://www.dcp2.org// , pada tanggal 6 Mei 2011 Pukul 11.00 WIB.
Donabedian, Avedis. 2005. Evaluating the Quality of Medical Care. Journal of
Milkbank Memorial Fund. Blackwell Publishing
Eddy, 2000. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Cakupan Penimbangan Balita di
Posyandu Kabupaten Aceh Timur Tahun 1999. Tesis. Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.
122
Greenly, R James.1980. sosialstructural and Phychological Aspects of The Utilization of
Health Services, dalam Assessing The Contribution of The Social Sciences to
Health, Edited: M. Harvey Brenner, dkk. Westview Press Inc, United States of
America
Gunarsa, S. 1991. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: BPK
Gunung Agung Mulia.
Harianto, Bambang. 1992. Hubungan Karakteristik Ibu Balita dan Lingkungan
Posyandu dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program UPGK. Tesis.
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.
Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Hutagalung, Sihol P. 1992. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam
Menimbangkan Anaknya di Posyandu Kotip Palu, Propinsi Sulawesi Tengah.
Tesis. Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat UI
Juarsa, Kodiat. 2004. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Cakupan Penimbangan
Balita di Posyandu Wilayah I Kabupaten Pandeglang Tahun 2004. Tesis.
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI
Khalimah, Umi. 2007. Hubungan Antara Karakteristik dan Sikap Ibu Balita dengan
Praktek Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran Gunungpati
Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Khomsan, Ali. 2000. Tehnik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian IPB Bogor
Laporan Tahunan Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang 2010.
Lestari, Cinta. 2010. Manajemen Puskesmas dan Posyandu Diakses dari
http://cintalestari.wordpress.com/2010/02/14/manajemen-puskesmas-dan-
posyandu/, pada tanggal 2 Februari 2011, pukul 14.02 WIB
Maharsi, Retno. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Balita
Datang ke Posyandu di Wilayah Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Tahun
2007. Tesis. Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat UI.
123
Ministry of Health. 2009. Revitalizing Primary Health Care, Country Experience:
Indonesia. MOH, Indonesia.
Murphy, Jill. 2006. The Impact of the Basic Integrated Health System (SIBASI) program
on participation in, Access to and Quality of Healthcare Among Public Health
Care Users in El Salvador.Research Report. Equity and HealthProgramme
Initiative.
Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta :
Rhineka Cipta
Notoatmodjo, 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rhineka Cipta
Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rhineka
Cipta
Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rhineka Cipta.
Pradianto, Tuti. 1989. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakhadiran Ibu Balita
Dalam Penggunaan Posyandu di Kecamatan Bogor Barat. Tesis. Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.
Robbins, S. P. (2003) Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Sambas, Gun-gun. 2002. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ib-ibu
Anak Balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur.
Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.
Sedioetama, Achmad Djaeni. 2006. Imu Gizi Jilid untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I.
Jakarta: Dian Rakyat.
Sedioetama, Achmad Djaeni. 2006. Imu Gizi Jilid untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II.
Jakarta: Dian Rakyat.
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. 2010. Ibu Negara Resmikan 1000
Posyandu di Kota Tangerang. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/index.php/berita. pada tanggal 28 Januari 2011
124
Sembiring, Nasab. 2004. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam
Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Jurnal: Bagian Kependudukan
dan Biostatistik FKM UI.
Shaikh, Babar T dan Juanita Hatcher. 2004. Health Seeking Behavior and Health Service
Utilization in Pakistan; Challenging the Policy Makers. Jurnal of Public
Health Advance Access Published
Sudarti, Kresno. 2008. Laporan Penelitian Study Pemanfaatan Posyandu di Kelurahan
Cipinang Muara Kecamatan Jatinegara Kodya Jakarta Timur Tahun 2007.
Tesis. Program Studi Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI
Supariasa, I Dewa Nyoman dkk. 2000. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Thaha, Ridwan M. 1990. Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Praktek Penggunaan
Posyandu Oleh Ibu Balita di Kotamadya Ujung Pandang. Tesis. Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.
Tjiong, Roy and Protus Tanahundaru.2010. Health Reform: Revitalizing Indonesias
Integrated Service Post. Diakses dari http://www.thejakartapost.com// , pada
Tanggal 22 Mei 2011, Pukul 10.23 WIB.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36.2009. Kesehatan. Jakarta: Diakses dari
www.google.com pada tanggal 01 Juni 2011, pukul 13.23 WIB.
Widiastuti, I Gusti AAM, 2006. Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Kota Denpasar,
Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jurnal:
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
William E. Bertrand And Bethan F.Welmus: Maternal Knowledge, Attitude, and
Practice As Predictors of Dearhoel Desiase In Young Children. International
Journal of Epidemiology, Vol.12 No.2, 1990.
Yamin, Ahmad. 2003. Analisis Perbedaan Faktor Yang Berkontribusi Terhadap
Pemanfaatan Posyandu oleh Pengunjung Rutin dan Tidak Rutin dalam
Konteks Keperawatan Komunitas di Wilayah Kecamatan Limus Nunggal,
Baros dan Cikundul Kota Sukabumi Tahun 2002. Tesis. Program Studi Ilmu
Keperawatan Pasca Sarjana UI
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sebagai persyaratan tugas akhir, Saya Nita Kurnia mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, sedang melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan
Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2011. Untuk itu saya memohon kesediaan ibu
untuk (BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA) mengisi kuesioner ini. Kejujuran Ibu dalam
menjawab pertanyaan sangat saya harapkan. Identitas dan jawaban ibu akan saya rahasiakan.
Demikian Lembar persetujuan ini saya buat. Atas perhatian dan kerja sama ibu, saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Responden Peneliti
.
No. Responden :
:
A. Indentitas Responden
1. Nama Ibu :
2. Umur Ibu :
3. Nama Anak :
4. Umur Anak :
5. Alamat :
6. No. telp/HP :
B. PENDIDIKAN
NO PERTANYAAN
Kode
(Diisi Peneliti)
1.
Apa pendidikan terakhir Ibu?
a. Tidak sekolah d. Tamat SMA
b. Tamat SD e. Tamat Perguruan Tinggi
c. Tamat SMP
[ ] B1
C. STATUS BEKERJA
NO PERTANYAAN
Kode
(Diisi Peneliti)
1.
Apa pekerjaan ibu?
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Usaha (dalam lingkungan rumah/di luar rumah)
c. Ibu rumah tangga
d. Pegawai Swasta
e. Lainnya, sebutkan.
[ ] C1
D. PENGETAHUAN
Pilihlah Salah Satu Jawaban Dibawah Ini yang Menurut Anda Benar!
NO PERTANYAAN
Kode
(Diisi Peneliti)
1.
Apa yang dimaksud dengan Posyandu?
a. Wadah peran serta masyarakat khususnya dalam bidang
kesehatan
b. Wadah peran serta masyarakat dalam bidang keamanan
[ ] D1
2.
Menurut ibu, tujuan dari penimbangan balita adalah
a. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Mengetahui berat badan anak
c. Mengetahui apakah anak sehat
[ ] D2
3.
Menurut ibu, anak umur berapakah yang perlu ditimbang?
a. Anak balita (0-5 tahun)
b. Bayi saja (0-1 tahun)
c. Semua anak
[ ] D3
4.
Menurut ibu, kapan seharusnya anak pertama kali ditimbang?
a. Sejak lahir
b. Kapan saja
[ ] D4
5.
Biasanya anak balita rutin ditimbang di Posyandu adalah
a. Seminggu sekali
b. Sebulan sekali
[ ] D5
6.
Menurut ibu, kegiatan apa saja yang dilaksanakan di Posyandu?
(Jawaban Boleh lebih dari 1)
a. Penimbangan Balita d. Imunisasi
b. Pemberian Vitamin A e. Pemeriksaan Ibu Hamil
c. Pelayanan KB
[ ] D6
7.
Bila anak balita ibu terlihat sudah sehat dan gemuk, apakah
masih perlu ditimbang di Posyandu?
a. Ya
b. Tidak
[ ] D7
8.
Setelah anak umur 5 tahun, menurut ibu apakah anak tersebut
masih harus ditimbang?
a. Ya
b. Tidak
[ ] D8
9.
Menurut ibu, program apa yang sebaiknya dilakukan di
Posyandu agar anak balita tidak mudah sakit?
a. Menimbang berat badan anak secara rutin
b. Imunisasi
[ ] D9
10.
Apa tujuan pemberian makanan tambahan bagi anak balita di
Posyandu?
a. Agar anak tidak rewel
b. Mencukupi kebutuhan gizi anak
[ ] D10
E. JARAK TEMPUH (Observasi rumah responden)
1. Menurut pendapat ibu, bagaimana jarak dari rumah ke
Posyandu?
a. Dekat
b. Jauh
[ ] E1
2. Berapa menit kira-kira perjalanan dari rumah ke Posyandu?
a. Kurang dari 10 menit
b. Lebih dari 10 menit
[ ] E2
3. Biasanya ibu datang ke Posyandu, menggunakan apa?
a. Berjalan kaki
b. Memakai kendaraan
[ ] E3
F. PERSEPSI IBU TERHADAP KELENGKAPAN SARANA di POSYANDU
1. Menurut Ibu, Apakah ruang tunggu Posyandu di tempat ibu
nyaman?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak ada ruang tunggu Posyandu
[ ] F1
2. Menurut ibu, apakah barang-barang tersebut di bawah ini
tersedia di Posyandu?
(jawaban dari responden konfirmasikan dengan data sekunder
di Posyandu/pengamatan langsung)
a. Meja, kursi
b. Tanda tulisan di meja
c. Poster/Gambar
d. Dacin/timbangan gantung
e. Sarung timbangan
f. Buku SIP
g. PAUD
[ ] F3
3. Bagaimana pendapat ibu tentang sarana/fasilitas yang ada di
Posyandu?
a. Baik
b. Tidak baik
[ ] F4
G. PERSEPSI IBU TERHADAP KADER KESEHATAN
1. Menurut ibu, bagaimanakah pelayanan yang diberikan pada
saat penimbangan?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Sedang
d. Kurang
[ ] G1
2. Apakah di Posyandu ibu mendapat penjelasan atau anjuran dari
kader agar tetap mempertahankan kesehatan anaknya dan
supaya tetap rajin menimbang?
a. Ya
b. Tidak
[ ] G2
3. Menurut pengamatan ibu, bagaimana tindakan kader pada
waktu menimbang anak?
a. Sangat Terampil c. Kurang Terampil
b. Terampil d. Tidak Terampil
[ ] G3
4. Bagaimana pendapat ibu tentang sikap kader pada waktu
melayani penimbangan balita?
a. Sangat ramah c. Kurang Ramah
b. Ramah d. Tidak ramah
[ ] G4
5. Menurut ibu, bagaimana keterampilan kader dalam melakukan
pencatatan hasil penimbangan balita pada KMS?
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Kurang terampil
d. Tidak terampil
[ ] G5
H. KEBUTUHAN YANG DIRASAKAN IBU BALITA TERHADAP PEMANFAATAN
PELAYANAN di POSYANDU
Petunjuk pengisian Jawaban Berikut (beri tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai
dengan pendapat ibu)
SS artinya Anda Sangat Setuju dengan pernyataan
S artinya Anda Setuju dengan pernyataan
TS artinya Anda Tidak Setuju dengan pernyataan
STS artinya Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
No. PERNYATAAN SS S TS STS
Kode
(Diisi Peneliti)
1.
Menurut saya, Posyandu bermanfaat
dalam memantau pertumbuhan anak
saya
[ ] H1
2.
Saya merasa bahwa bayi/balita saya
perlu ditimbang berat badannya di
Posyandu setiap bulan
[ ] H2
3.
Bila terdapat tetangga ibu yang
memilki bayi/balita sehat menolak
diajak oleh kader ke Posyandu untuk
menimbang balitanya. Bagaimana
pendapat ibu?
[ ] H3
4.
Bila ada tetangga ibu yang mengatakan
bahwa tanpa menimbangkan anaknya
setiap bulan, ibu tetap tahu kesehatan
anaknya. Bagaimana pendapat ibu?
[ ] H4
I. PARTISIPASI KE POSYANDU
1. Berapa kali anak ibu dibawa ke Posyandu dalam 12 bulan
terakhir ini?
(Observasi KMS)
[ ] I1
J. DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT
1. Dalam 3 bulan terakhir apakah ibu pernah mendapat
ajakan/anjuran dari tokoh masyarakat (RT/RW) untuk hadir ke
Posyandu?
a. Pernah
b. Tidak pernah
[ ] J1
2. Apakah tokoh masyarakat (RT/RW) hadir dan terlibat aktif
dalam kegiatan Posyandu?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
[ ] J2
LAMPIRAN 4
ANALISIS UNIVARIAT
Partisipasi_ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Aktif 48 53.3 53.3 53.3
Aktif 42 46.7 46.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
Umur_ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Muda 52 57.8 57.8 57.8
Tua 38 42.2 42.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Rendah 39 43.3 43.3 43.3
Tinggi 51 56.7 56.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
Status_Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kerja 32 35.6 35.6 35.6
Tidak Bekerja 58 64.4 64.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 39 43.3 43.3 43.3
Baik 51 56.7 56.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
Jarak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Jauh 37 41.1 41.1 41.1
Dekat 53 58.9 58.9 100.0
Total 90 100.0 100.0
Persepsi_thd_Sarana
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Lengkap 41 45.6 45.6 45.6
Lengkap 49 54.4 54.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Persepsi_thd_Kader
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 24 26.7 26.7 26.7
Baik 66 73.3 73.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Toma
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 34 37.8 37.8 37.8
Butuh 56 62.2 62.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
ANALISIS BIVARIAT
Umur_ibu * Partisipasi_ibu
Crosstab
Partisipasi_ibu
Total
Tidak Aktif Aktif
Umur_ibu Muda Count 27 25 52
% within Umur_ibu 51.9% 48.1% 100.0%
Tua Count 21 17 38
% within Umur_ibu 55.3% 44.7% 100.0%
Total Count 48 42 90
% within Umur_ibu 53.3% 46.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .098
a
1 .754
Continuity Correction
b
.010 1 .920
Likelihood Ratio .098 1 .754
Fisher's Exact Test
.832 .461
Linear-by-Linear
Association
.097 1 .755
N of Valid Cases
b
90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.73.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Umur_ibu (Muda / Tua) .874 .378 2.024
For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif .940 .638 1.384
For cohort Partisipasi_ibu = Aktif 1.075 .684 1.689
N of Valid Cases 90
Pendidikan * Partisipasi_ibu
Crosstab
Partisipasi_ibu
Total
Tidak Aktif Aktif
Pendidikan Rendah Count 15 24 39
% within Pendidikan 38.5% 61.5% 100.0%
Tinggi Count 33 18 51
% within Pendidikan 64.7% 35.3% 100.0%
Total Count 48 42 90
% within Pendidikan 53.3% 46.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6.116
a
1 .013
Continuity Correction
b
5.107 1 .024
Likelihood Ratio 6.173 1 .013
Fisher's Exact Test
.019 .012
Linear-by-Linear
Association
6.048 1 .014
N of Valid Cases
b
90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendidikan (Rendah / Tinggi) .341 .144 .809
For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif .594 .381 .928
For cohort Partisipasi_ibu = Aktif 1.744 1.115 2.726
N of Valid Cases 90
Status_Kerja * Partisipasi_ibu
Crosstab
Partisipasi_ibu
Total
Tidak Aktif Aktif
Status_Kerja Kerja Count 28 4 32
% within Status_Kerja 87.5% 12.5% 100.0%
Tidak
Bekerja
Count 20 38 58
% within Status_Kerja 34.5% 65.5% 100.0%
Total Count 48 42 90
% within Status_Kerja 53.3% 46.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 23.290
a
1 .000
Continuity Correction
b
21.208 1 .000
Likelihood Ratio 25.527 1 .000
Fisher's Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear
Association
23.031 1 .000
N of Valid Cases
b
90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.93.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Status_Kerja (Kerja / Tidak Bekerja) 13.300 4.090 43.252
For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif 2.538 1.739 3.704
For cohort Partisipasi_ibu = Aktif .191 .075 .486
N of Valid Cases 90
Pngetahuan * Partisipasi_ibu
Crosstab
Partisipasi_ibu
Total
Tidak Aktif Aktif
Pngetahuan Kurang Count 25 14 39
% within Pngetahuan 64.1% 35.9% 100.0%
Baik Count 23 28 51
% within Pngetahuan 45.1% 54.9% 100.0%
Total Count 48 42 90
% within Pngetahuan 53.3% 46.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 3.207
a
1 .073
Continuity Correction
b
2.489 1 .115
Likelihood Ratio 3.236 1 .072
Fisher's Exact Test
.090 .057
Linear-by-Linear
Association
3.171 1 .075
N of Valid Cases
b
90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pngetahuan (Kurang / Baik) 2.174 .924 5.115
For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif 1.421 .969 2.085
For cohort Partisipasi_ibu = Aktif .654 .402 1.065
N of Valid Cases 90
Jarak * Partisipasi_ibu
Crosstab
Partisipasi_ibu
Total
Tidak Aktif Aktif
Jarak Jauh Count 32 5 37
% within Jarak 86.5% 13.5% 100.0%
Dekat Count 16 37 53
% within Jarak 30.2% 69.8% 100.0%
Total Count 48 42 90
% within Jarak 53.3% 46.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 27.747
a
1 .000
Continuity Correction
b
25.531 1 .000
Likelihood Ratio 30.140 1 .000
Fisher's Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear
Association
27.438 1 .000
N of Valid Cases
b
90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.27.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jarak (Jauh / Dekat) 14.800 4.877 44.912
For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif 2.865 1.866 4.399
For cohort Partisipasi_ibu = Aktif .194 .084 .446
N of Valid Cases 90
Persepsi_thd_Sarana * Partisipasi_ibu
Crosstab
Partisipasi_ibu
Total
Tidak Aktif Aktif
Persepsi_thd_Sarana Tidak
Lengkap
Count 25 16 41
% within Persepsi_thd_Sarana 61.0% 39.0% 100.0%
Lengkap Count 23 26 49
% within Persepsi_thd_Sarana 46.9% 53.1% 100.0%
Total Count 48 42 90
% within Persepsi_thd_Sarana 53.3% 46.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.767
a
1 .184
Continuity Correction
b
1.248 1 .264
Likelihood Ratio 1.775 1 .183
Fisher's Exact Test
.208 .132
Linear-by-Linear
Association
1.748 1 .186
N of Valid Cases
b
90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.13.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Persepsi_thd_Sarana (Tidak Lengkap /
Lengkap)
1.766 .761 4.099
For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif 1.299 .884 1.910
For cohort Partisipasi_ibu = Aktif .735 .462 1.170
N of Valid Cases 90
Persepsi_thd_Kader * Partisipasi_ibu
Crosstab
Partisipasi_ibu
Total
Tidak Aktif Aktif
Persepsi_thd_Kader Kurang Count 17 7 24
% within Persepsi_thd_Kader 70.8% 29.2% 100.0%
Baik Count 31 35 66
% within Persepsi_thd_Kader 47.0% 53.0% 100.0%
Total Count 48 42 90
% within Persepsi_thd_Kader 53.3% 46.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4.027
a
1 .045
Continuity Correction
b
3.125 1 .077
Likelihood Ratio 4.139 1 .042
Fisher's Exact Test
.057 .037
Linear-by-Linear
Association
3.982 1 .046
N of Valid Cases
b
90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Persepsi_thd_Kader (Kurang / Baik) 2.742 1.004 7.485
For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif 1.508 1.049 2.168
For cohort Partisipasi_ibu = Aktif .550 .283 1.068
N of Valid Cases 90
Toma * Partisipasi_ibu
Crosstab
Partisipasi_ibu
Total
Tidak Aktif Aktif
Toma Kurang Count 13 21 34
% within Toma 38.2% 61.8% 100.0%
Butuh Count 35 21 56
% within Toma 62.5% 37.5% 100.0%
Total Count 48 42 90
% within Toma 53.3% 46.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.005
a
1 .025
Continuity Correction
b
4.077 1 .043
Likelihood Ratio 5.037 1 .025
Fisher's Exact Test
.031 .022
Linear-by-Linear
Association
4.949 1 .026
N of Valid Cases
b
90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.87.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Toma (Kurang / Butuh) .371 .154 .894
For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif .612 .381 .982
For cohort Partisipasi_ibu = Aktif 1.647 1.072 2.530
N of Valid Cases 90
Kebutuhan * Partisipasi_ibu
Crosstab
Partisipasi_ibu
Total
Tidak Aktif Aktif
Kebutuhan Kurang Count 12 21 33
% within Kebutuhan 36.4% 63.6% 100.0%
Butuh Count 36 21 57
% within Kebutuhan 63.2% 36.8% 100.0%
Total Count 48 42 90
% within Kebutuhan 53.3% 46.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6.029
a
1 .014
Continuity Correction
b
5.000 1 .025
Likelihood Ratio 6.080 1 .014
Fisher's Exact Test
.017 .012
Linear-by-Linear
Association
5.962 1 .015
N of Valid Cases
b
90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.40.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kebutuhan (Kurang /
Butuh)
.333 .137 .812
For cohort Partisipasi_ibu = Tidak
Aktif
.576 .352 .943
For cohort Partisipasi_ibu = Aktif 1.727 1.127 2.646
N of Valid Cases 90
ANALISIS MULTIVARIAT
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013
Status_Kerja 23.290 1 .000
Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045
Toma 5.005 1 .025
Kebutuhan 6.029 1 .014
Overall Statistics 36.820 7 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 44.402 7 .000
Block 44.402 7 .000
Model 44.402 7 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 79.965
a
.389 .520
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates
changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9
Aktif 9 33 78.6
Overall Percentage
75.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1
a
Pendidikan -.490 .611 .643 1 .423 .613 .185 2.030
Status_Kerja 1.270 .795 2.549 1 .110 3.560 .749 16.917
Pngetahuan 1.802 .662 7.405 1 .007 6.059 1.655 22.179
Jarak 2.286 .832 7.552 1 .006 9.838 1.926 50.242
Persepsi_thd_
Kader
.819 .657 1.553 1 .213 2.267 .626 8.215
Toma -.408 .594 .471 1 .493 .665 .208 2.131
Kebutuhan .230 .656 .123 1 .726 1.258 .348 4.554
Constant -3.734 1.367 7.465 1 .006 .024
a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader,
Toma, Kebutuhan.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable
Encoding
Original
Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013
Status_Kerja 23.290 1 .000
Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045
Toma 5.005 1 .025
Overall Statistics 36.745 6 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 44.278 6 .000
Block 44.278 6 .000
Model 44.278 6 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 80.088
a
.389 .519
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates
changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9
Aktif 9 33 78.6
Overall Percentage
75.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1
a
Pendidikan -.510 .608 .702 1 .402 .601 .182 1.979
Status_Kerja 1.223 .790 2.399 1 .121 3.398 .723 15.973
Pngetahuan 1.781 .655 7.401 1 .007 5.934 1.645 21.406
Jarak 2.177 .765 8.096 1 .004 8.821 1.969 39.517
Persepsi_thd_Kader .814 .657 1.532 1 .216 2.256 .622 8.181
Toma -.462 .573 .652 1 .419 .630 .205 1.935
Constant -3.441 1.072 10.302 1 .001 .032
a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak,
Persepsi_thd_Kader, Toma.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013
Status_Kerja 23.290 1 .000
Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045
Overall Statistics 36.365 5 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 43.625 5 .000
Block 43.625 5 .000
Model 43.625 5 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 80.742
a
.384 .513
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 37 11 77.1
Aktif 11 31 73.8
Overall Percentage
75.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1
a
Pendidikan -.535 .609 .772 1 .380 .585 .177 1.932
Status_Kerja 1.188 .780 2.317 1 .128 3.279 .711 15.132
Pngetahuan 1.806 .651 7.690 1 .006 6.086 1.698 21.810
Jarak 2.279 .752 9.182 1 .002 9.765 2.236 42.640
Persepsi_thd_Kader .774 .657 1.385 1 .239 2.167 .598 7.861
Constant -3.731 1.019 13.411 1 .000 .024
a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Status_Kerja 23.290 1 .000
Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045
Overall Statistics 36.122 4 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 42.850 4 .000
Block 42.850 4 .000
Model 42.850 4 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 81.516
a
.379 .506
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates
changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9
Aktif 9 33 78.6
Overall Percentage
75.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1
a
Status_Kerja 1.373 .761 3.256 1 .071 3.945 .888 17.520
Pngetahuan 1.663 .620 7.190 1 .007 5.275 1.564 17.791
Jarak 2.252 .752 8.977 1 .003 9.510 2.179 41.499
Persepsi_thd_Kader .792 .653 1.473 1 .225 2.208 .615 7.934
Constant -4.051 .952 18.109 1 .000 .017
a. Variable(s) entered on step 1: Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Status_Kerja 23.290 1 .000
Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Overall Statistics 34.864 3 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 41.362 3 .000
Block 41.362 3 .000
Model 41.362 3 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 83.005
a
.368 .492
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by
less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 33 15 68.8
Aktif 6 36 85.7
Overall Percentage
76.7
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1
a
Status_Kerja 1.379 .761 3.283 1 .070 3.973 .893 17.664
Pngetahuan 1.554 .608 6.538 1 .011 4.732 1.437 15.576
Jarak 2.401 .747 10.340 1 .001 11.040 2.554 47.714
Constant -3.526 .825 18.270 1 .000 .029
a. Variable(s) entered on step 1: Status_Kerja, Pngetahuan,
Jarak.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Overall Statistics 32.985 2 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 38.070 2 .000
Block 38.070 2 .000
Model 38.070 2 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 86.296
a
.345 .461
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates
changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 32 16 66.7
Aktif 5 37 88.1
Overall Percentage
76.7
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1
a
Pngetahuan 1.559 .594 6.897 1 .009 4.753 1.485 15.212
Jarak 3.151 .650 23.484 1 .000 23.363 6.532 83.566
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1
a
Pngetahuan 1.559 .594 6.897 1 .009 4.753 1.485 15.212
Jarak 3.151 .650 23.484 1 .000 23.363 6.532 83.566
Constant -3.016 .704 18.357 1 .000 .049
a. Variable(s) entered on step 1: Pngetahuan, Jarak.
ANALISIS MULTIVARIAT
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013
Status_Kerja 23.290 1 .000
Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045
Toma 5.005 1 .025
Kebutuhan 6.029 1 .014
Overall Statistics 36.820 7 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 44.402 7 .000
Block 44.402 7 .000
Model 44.402 7 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 79.965
a
.389 .520
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates
changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9
Aktif 9 33 78.6
Overall Percentage
75.6
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9
Aktif 9 33 78.6
Overall Percentage
75.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1
a
Pendidikan -.490 .611 .643 1 .423 .613 .185 2.030
Status_Kerja 1.270 .795 2.549 1 .110 3.560 .749 16.917
Pngetahuan 1.802 .662 7.405 1 .007 6.059 1.655 22.179
Jarak 2.286 .832 7.552 1 .006 9.838 1.926 50.242
Persepsi_thd_
Kader
.819 .657 1.553 1 .213 2.267 .626 8.215
Toma -.408 .594 .471 1 .493 .665 .208 2.131
Kebutuhan .230 .656 .123 1 .726 1.258 .348 4.554
Constant -3.734 1.367 7.465 1 .006 .024
a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader,
Toma, Kebutuhan.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable
Encoding
Original
Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013
Status_Kerja 23.290 1 .000
Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045
Toma 5.005 1 .025
Overall Statistics 36.745 6 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 44.278 6 .000
Block 44.278 6 .000
Model 44.278 6 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 80.088
a
.389 .519
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates
changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9
Aktif 9 33 78.6
Overall Percentage
75.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1
a
Pendidikan -.510 .608 .702 1 .402 .601 .182 1.979
Status_Kerja 1.223 .790 2.399 1 .121 3.398 .723 15.973
Pngetahuan 1.781 .655 7.401 1 .007 5.934 1.645 21.406
Jarak 2.177 .765 8.096 1 .004 8.821 1.969 39.517
Persepsi_thd_Kader .814 .657 1.532 1 .216 2.256 .622 8.181
Toma -.462 .573 .652 1 .419 .630 .205 1.935
Constant -3.441 1.072 10.302 1 .001 .032
a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak,
Persepsi_thd_Kader, Toma.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013
Status_Kerja 23.290 1 .000
Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045
Overall Statistics 36.365 5 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 43.625 5 .000
Block 43.625 5 .000
Model 43.625 5 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 80.742
a
.384 .513
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 37 11 77.1
Aktif 11 31 73.8
Overall Percentage
75.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1
a
Pendidikan -.535 .609 .772 1 .380 .585 .177 1.932
Status_Kerja 1.188 .780 2.317 1 .128 3.279 .711 15.132
Pngetahuan 1.806 .651 7.690 1 .006 6.086 1.698 21.810
Jarak 2.279 .752 9.182 1 .002 9.765 2.236 42.640
Persepsi_thd_Kader .774 .657 1.385 1 .239 2.167 .598 7.861
Constant -3.731 1.019 13.411 1 .000 .024
a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Status_Kerja 23.290 1 .000
Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045
Overall Statistics 36.122 4 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 42.850 4 .000
Block 42.850 4 .000
Model 42.850 4 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 81.516
a
.379 .506
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates
changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9
Aktif 9 33 78.6
Overall Percentage
75.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1
a
Status_Kerja 1.373 .761 3.256 1 .071 3.945 .888 17.520
Pngetahuan 1.663 .620 7.190 1 .007 5.275 1.564 17.791
Jarak 2.252 .752 8.977 1 .003 9.510 2.179 41.499
Persepsi_thd_Kader .792 .653 1.473 1 .225 2.208 .615 7.934
Constant -4.051 .952 18.109 1 .000 .017
a. Variable(s) entered on step 1: Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Status_Kerja 23.290 1 .000
Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Overall Statistics 34.864 3 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 41.362 3 .000
Block 41.362 3 .000
Model 41.362 3 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 83.005
a
.368 .492
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by
less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 33 15 68.8
Aktif 6 36 85.7
Overall Percentage
76.7
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1
a
Status_Kerja 1.379 .761 3.283 1 .070 3.973 .893 17.664
Pngetahuan 1.554 .608 6.538 1 .011 4.732 1.437 15.576
Jarak 2.401 .747 10.340 1 .001 11.040 2.554 47.714
Constant -3.526 .825 18.270 1 .000 .029
a. Variable(s) entered on step 1: Status_Kerja, Pngetahuan,
Jarak.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 90 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 90 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 90 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Aktif 0
Aktif 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0
Aktif 42 0 .0
Overall Percentage
53.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pngetahuan 3.207 1 .073
Jarak 27.747 1 .000
Overall Statistics 32.985 2 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 38.070 2 .000
Block 38.070 2 .000
Model 38.070 2 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 86.296
a
.345 .461
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates
changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted
Partisipasi_ibu
Percentage
Correct Tidak Aktif Aktif
Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 32 16 66.7
Aktif 5 37 88.1
Overall Percentage
76.7
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1
a
Pngetahuan 1.559 .594 6.897 1 .009 4.753 1.485 15.212
Jarak 3.151 .650 23.484 1 .000 23.363 6.532 83.566
Constant -3.016 .704 18.357 1 .000 .049
a. Variable(s) entered on step 1: Pngetahuan, Jarak.