Anda di halaman 1dari 3

Jawaban Olimpiade Astronomi Kab/Kota. 2007 1. Periode rotasi Bulan sama dengan periode revolusinya mengelilingi Bumi.

Jika kita berada di suatu lokasi di permukaan Bulan, maka yang akan kita amati adalah a. Panjang 1 hari 1 malam di Bulan sama panjang dengan panjang interval waktu dari Bulan purnama ke Bulan purnama berikutnya jika diamati dari Bumi. b. Bumi akan melewati meridian pengamat di Bulan setiap 29,5 hari sekali. c. Bumi akan selalu diamati dalam fase purnama. d. Matahari akan bergerak lebih lambat dibandingkan Bumi. e. Wajah Bumi yang diamati dari Bulan selalu sama dari waktu ke waktu. Jawab :D Alasan : Panjang 1 hari 1 malam di Bulan adalah periode rotasi Bulan yang besarnya sama dengan periode sideris Bulan, yakni 27,33 hari. Namun perubahan fase Bulan (misalnya dari purnama ke purnama berikutnya) bergantung kepada periode sinodis yang besarnya 29,5 hari. Transit Bumi (dimana Bumi melewati meridian pengamat di Bulan) terjadi bersesuaian dengan periode sideris Bulan, yakni 27,33 hari sekali. Bumi juga tak mungkin teramati selalu dalam fase purnama karena Bumi sendiri berotasi pada sumbunya dengan periode 1 hari sementara Bulan mengelilingi Bumi dalam 27,33 hari. Akibat ketidaksamaan periode rotasi Bumi dengan periode revolusi sideris Bulan, maka wajah Bumi yang diamati dari Bulan tidak akan sama sepanjang waktu. 2. Seorang astronot dipermukaan Bulan melihat Bumi bercahaya dalam keadaan purnama. Radius Bulan : 1.738 km, radius Bumi 6.378 km dan radius Matahari : 696.000 km. Diameter sudut Bulan dan Matahari jika dilihat dari Bumi adalah 30 menit busur. Hasil pengamatan yang diharapkan a. Diameter sudut Bumi lebih besar dibandingkan diameter sudut Matahari. b. Diameter sudut Bumi sama dengan diameter sudut Bulan purnama bila dilihat dari Bumi. c. Diameter sudut Bumi jauh lebih kecil dibanding diameter sudut Matahari karena dilihat dari permukaan Bulan yang tak beratmosfer. d. Diameter sudut Bumi dilihat dari Bulan sama dengan diameter sudut Matahari dilihat dari Bulan. e. Semua jawaban salah. Jawab :A Alasan : Jika diamati dari Bumi, diameter sudut Matahari dan Bulan sama sama bernilai 30 menit busur sehingga bisa menyebabkan Gerhana Matahari Total jika posisinya tepat segaris lurus, dengan geometri sebagai berikut :

Matahari

Bulan

Bumi

Bila posisi Bulan dan Bumi saling ditukarkan, dengan jarak BulanBumi tidak berubah dan perubahan jarak Bulan Matahari dianggap nol (karena jarak Bumi Bulan jauh lebih kecil dibanding jarak Bumi Matahari), maka geometrinya adalah sebagai berikut :

Matahari 1

Bumi

Bulan

Nampak jelas bahwa diameter sudut Bumi lebih besar dibanding diameter sudut Matahari. 3. Salah satu penyebab tsunami adalah a. Bila Bumi sangat dekat dengan Bulan. b. Posisi planet satu jajar dengan Matahari dan Bulan. c. Bulan purnama. d. Ada bolide dan hujan meteor. e. Ada komet atau asteroid yang menumbuk Bumi. Jawab :E Alasan : Tsunami hanya bisa terjadi apabila ada usikan besar di laut, yang disebabkan oleh : Perubahan morfoplogi dasar laut (akibat gempa) Masuknya massa yang massif (sangat besar) ke dalam laut (akibat letusan gunung api laut, longsoran besar dasar laut, longsoran tebing curam dekat laut dan jatuhnya benda langit). Benda langit massif yang bisa jatuh (menumbuk) Bumi adalah komet atau asteroid, sebagaimana ditunjukkan banyaknya kawah tumbukan komet/asteroid dari segala umur di Bumi. 4. Poltak mengamati Bulan 3 hari sebelum lebaran Idul Fitri a. Poltak dapat melihat Bulan pada dini hari. b. Poltak dapat melihat Bulan setelah maghrib.. c. Poltak dapat melihat Bulan pada saat tengah malam. d. Poltak dapat melihat Bulan pada siang hari. e. Poltak tidak dapat melihat Bulan. Jawab :A Alasan : Jika Poltak melihat Bulan pada 3 hari sebelum Idul Fitri, maka berarti pada saat itu Bulan sudah dekat dengan waktu konjungsi namun belum mengalami konjungsi. Pada kondisi ini Bulan hanya akan bisa diamati pada saat dini hari, yang dinamakan Bulan sabit fase tua (the waning crescent). 5. Meridian adalah lingkaran khayal di langit yang menghubungkan utara, zenith dan selatan. Beda waktu WIB dengan GMT adalah 7 jam. Pada jam 12:00 WIB tanggal 21 Maret di kota Surabaya (7 o 14 LS 112o 45 BT) dan Jakarta (6o 10 LS 106o 49 BT) a. Matahari tepat berada di meridian pengamat di kedua kota. b. Di Jakarta Matahari masih di timur meridian sementara di Surabaya Matahari sudah berada di sebelah barat meridian. c. Matahari sudah berada di sebelah barat meridian kota tersebut. d. Matahari masih berada di sebelah timur meridian kota tersebut. e. Di Jakarta Matahari sudah berada di barat meridian sementara di Surabaya Matahari masih berada di sebelah timur meridian. Jawab :B Alasan : Beda waktu GMT dengan WIB adalah 7 jam sehingga meridian WIB berada di garis bujur : 7 x 15 = 105o BT. Matahari tepat berada di sebuah meridian pada kondisi transit dengan waktu lokal pada saat transit (Ttransit) : Ttransit = 12 + (Lacuan Ltempat)/15 EoT Dengan L = meridian dan EoT = equation of time/perata waktu yang dirumuskan sebagai : EoT (menit) = 9,87 sin 2B 7,53 cos B 1,5 sin B Dengan B = (360/364) x (N 81) dimana N = jumlah hari sejak tanggal 1 Januari tahun tersebut. Pada 21 Maret, N = 80 atau 81 sehingga EoT = 7,53 menit. Dengan demikian pada meridian WIB transit terjadi pada pukul 12:07:32 WIB. Sementara di Jakarta (L = 106o 49 BT) transit terjadi pada pukul 12:00:16 WIB. Sehingga pada pukul 12:00 2

WIB, Matahari masih berada di sebelah timur Meridian Jakarta meski posisinya sudah menempel terhadap Meridian Jakarta. Jika digambarkan :

Garis Lintang

Meridian WIB

Meridian Jakarta

Meridian Surabaya

Nampak jelas terlihat, Matahari masih di timur Jakarta namun sudah berada di barat Surabaya. 6. The full moon sets in Pontianak at about a. 6 oclock b. 9 oclock c. 12 oclock d. 18 oclock e. 24 oclock Jawab :A Alasan : Untuk daerah di sekitar khatulistiwa, pada saat Bulan baru Bulan terbenam hampir bersamaan dengan terbenamnya Matahari. Sementara pada saat Bulan purnama, Bulan terbenam hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari.

Anda mungkin juga menyukai