Anda di halaman 1dari 53

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Learning Outcomes

Mahasiswa dapat menerangkan elemen dasar mesin perkakas

Outline Materi :
Klasifikasi Proses Pemesinan Persyaratan Struktur Mesin Perkakas Rangka Mesin Penggerak Metode Pemegangan Benda Kerja Metode Pengendalian

Parjan,SSiT., MT.

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

PERSYARATAN STRUKTUR MESIN PERKAKAS


Mesin perkakas pada umumnya dibuat dengan menggunakan dua komponen atau lebih. Struktur mesin perkakas harus memenuhi persyaratan, seperti antara lain : Memiliki kekakuan yang cukup untuk ketepatan dan ketelitian produk yang dihasilkan; Mudah didekati operator dan bendakerja; Mudah untuk mengeluarkan serpihan dari celah-celah mesin; Menjamin keselamatan kerja; Memiliki redaman yang cukup untuk mencegah getaran yang berlebihan.

Parjan,SSiT., MT.

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Struktur mesin pemotong (cutting machine), berdasarkan cara pergerakan perkakas dapat dibedakan atas : Bendakerja tidak bergerak dan perkakas bergerak, cara ini digunakan pada mesin ketam (shaper), kempa gurdi (drill presses), mesin freis (milling machine), mesin pengebor (boring machine), dan mesin gerinda (grinder); Bendakerja bergerak dan perkakas tidak bergerak, cara ini digunakan pada mesin serut (planer), bangku bubut (lathe), mesin freis pengebor (boring mill); Bendakerja bergerak dan perkakas bergerak, cara ini merupakan modivikasi cara-cara di atas, seperti misalnya pada pahat bubut (lathe tool) dan meja kerja mesin pengebor (boring machine worktable).

Parjan,SSiT., MT.

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Gerakan pemotong dan makan untuk mesin perkakas konvensional :


Machine Lathe Boring machine Planner Shaper Horizontal milling machine Horizontal boring Cylindrical grinder Drill press Saw Broaching Cutting Movement Feed Movement Type of Operation Workpiece rotates Tool and carriage Cylindrical surfaces, drilling, boring, reaming and facing Tool rotates Table Drilling, boring, reaming and facing Table transverses Tool Flat surfaces (planning) Tool transverses Table Flat surfaces (shaping) Tool rotates Tool rotates Tool (grinding wheel) rotates Tool rotates Tool Tool Flat surfaces, gears, cams, drilling, boring, reaming, and facing Tool transverses Flat surfaces Table Table or tool Cylindrical surfaces (grinding) Tool Drilling, boring, facing and threading Tool and/or work Cut off piece Tool External and internal surfaces
Parjan,SSiT., MT.

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Klasifikasi berdasarkan cara pergerakan perkakas : 1. Gerak memutar : bubut, gurdi freis, gerinda rata, gerinda silindris.

2. Gerak linear : sekrap, sekrap meja, parut, gergaji.

Gambar 15.1 Gerakan memotong dan gerakan makan mesin perkakas


Parjan,SSiT., MT.

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

ELEMEN DASAR MESIN PERKAKAS : Rangka mesin (machine frame); Penggerak (drive); Peralatan pemegang (work-holding devices); Peralatan pelayanan bendakerja (workhandling devices); 5. Peralatan pengendalian (controling devices). 1. 2. 3. 4.

Parjan,SSiT., MT.

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

RANGKA MESIN
Rangka mesin dapat dibuat dengan besi cor kelabu atau baja, maupun dengan mengelas pelat baja. Besi cor kelabu digunakan bila : bentuk rumit, berat rangka tidak dipentingkan, beban getaran sangat besar, ukuran mesin tidak terlalu besar. ukuran mesin besar, beban tumbukan sangat besar.

Baja cor digunakan bila :

Rangka yang dilas digunakan bila : diperlukan penghematan berat (s/d 25 %).
Parjan,SSiT., MT.

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Keuntungan pemakaian rangka yang dilas : perbaikan relatif mudah, berbagai jenis baja dapat digunakan dalam rangka yang sama, perubahan desain lebih murah dan lebih mudah dikoreksi, getaran dan difleksi lebih mudah dikendalikan. Elemen dasar rangka mesin : kepala tetap, kolom, bangku atau dasar, meja, landasan, sadel, rel melintang / meluncur.

Parjan,SSiT., MT.

10

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL POLITEKNIK GAJAH


TUNGGAL

Elemen dasar rangka mesin perkakas :

Gambar 15.2 Elemen struktural dasar mesin perkakas bubut bangku dan mesin pengebor horisontal

Kepala tetap, bangku, meja, rel melintang, sadel pada : A. Bangku bubut; B. Mesin pengebor horisontal;
Parjan,SSiT., MT.

11

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL POLITEKNIK GAJAH


TUNGGAL

Elemen dasar rangka mesin perkakas :

Gambar 15.3 Elemen struktural dasar mesin perkakas bubut bangku dan mesin pengebor horisontal

Bangku, meja, ram, peti lonceng, peluncur, kolom pada : C. Mesin ketam / sekrap (shaper); D. Mesin serut / sekrap meja (planner);
Parjan,SSiT., MT.

12

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Elemen dasar rangka mesin perkakas :

Gambar 15.4 Elemen struktural dasar mesin perkakas freis horisontal dan freis vertikal

Meja, overarm, kolom, lutut, kepala putar, pada : E. Mesin freis horisontal; F. Mesin freis vertikal.
Parjan,SSiT., MT.

13

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Elemen dasar rangka mesin perkakas :

Gambar 15.5 Elemen dasar rangka mesin perkakas pengebor, pemfreis, dan penggurdi horisontal jenis lantai

Tiang penyangga dan landasan yang digunakan pada : pengebor, penggurdi horisontal pemfreis, jenis lantai.
Parjan,SSiT., MT.

14

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Elemen dasar rangka mesin perkakas :

Gambar 15.6 Elemen dasar rangka mesin gerinda jenis bangku

Roda gerinda dan bendakerja diputar dalam arah yang sama, sehingga perpotongan antarmuka terjadi dalam arah yang berlawanan; Roda gerinda diputar dengan kecepatan jauh lebih tinggi (4000 s/d 6500 ft/min) daripada kecepatan putar benda kerja (60 s/d 100 ft/min); Gerakan makan memanjang dilakukan oleh meja yang bergerak ulak-alik sedang gerak makan melintang dilakukan oleh meja perkakas.
Parjan,SSiT., MT.

15

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL POLITEKNIK GAJAH


TUNGGAL

PENGGERAK
1. Listrik : Motor arus bolak-balik, momen putar starternya rendah; Motor arus searah : Motor seri, mempunyai momen putar starter tinggi, tetapi kecepatannya turun dengan naiknya beban; Motor shunt, dapat mempertahankan kecepatan yang lebih konstan ketika beban bertambah, tetapi momen putar starternya rendah. 2. Hidrolis 3. Mekanis 4. Pneumatis
Parjan,SSiT., MT.

16

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

METODE PEMEGANGAN BENDAKERJA


Metode pemegangan bendakerja (methods of holding workpiece) tergantung pada : ukuran dan jenis bendakerja, mesin, dan kecepatan produksi. 1. Menyangga bendakerja diantara ke dua ujungnya, pada umumnya digunakan untuk bendakerja yang berputar, yaitu dengan mengganjal diantara ke dua pusatnya. Keuntungan : dapat menahan pemotongan berat dan sesuai untuk bendakerja yang panjang, bendakerja berputar secara seragam dengan puta-ran spindelnya.
Parjan,SSiT., MT.

17

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

2. Mandrel : digunakan untuk bendakerja yang berlubang.

Gambar 15.7 Berbagai jenis mandrel

mandrel pejal, mandrel gang,

mandrel muai, mandrel kerucut.


Parjan,SSiT., MT.

18

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

3. Pelat muka (faceplate):

Gambar 15.8 Pelat muka mesin bubut

bendakerja yang didukung dibautkan pada pelat muka, sesuai untuk penggunaan pelat datar dan bagian yang bentuknya tidak biasa seperti untuk mengebor lubang eksentris.
Parjan,SSiT., MT.

19

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

4. Pencekam (chuck) : digunakan untuk memegang bagian yang besar dan bentuknya tidak umum dan mungkin dibautkan atau disekrupkan kepada spindel, sehingga pemasangannya kaku.
Pencekam universal; seluruh rahang mempertahankan hubungan yang konsentris ketika kunci pencekam diputar; Pencekam bebas; setiap rahang mempunyai penyetelan yang tak tergantung satu sama lainnya; Pencekam kombinasi; setiap rahang mempunyai penyetelan yang tak tergantung dan mempunyai hubungan kunci terpisah yang mengendalikan seluruh rahang secara serentak; Pencekam gurdi; suatu pencekam sekrup universal yang pada dasarnya digunakan pada kempa gurdi tetapi sering digunakan pada mesin bubut untuk menggurdi dan menyenter.

Gambar 15.9 Pencekam mesin bubut rahang bebas (independent)


Parjan,SSiT., MT.

20

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

5. Leher (collet) : digunakan untuk memegang bendakerja bentuk batangan bulat, segi empat, dan segi enam.

A. Leher dari jenis didorong ke luar; B. Leher yang ditarik ke dalam.

Gambar 15.11 Dua jenis leher (collet)


Parjan,SSiT., MT.

21

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

5. Arbor : digunakan untuk memegang bendakerja potongan pendek yang di dalamnya memiliki lubang tepat yang dimesin sebelumnya.

Gambar 15.12 Arbor jenis sumbat mengembang

Parjan,SSiT., MT.

22

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

6. Celah T dan Catok (vises) : digunakan untuk memegang dan menjepit bagian bendakerja yang akan dimesin, pada meja kerja penyerut dan pengetam.

Gambar 15.13 Metode pemegangan bendakerja pada meja penyerut


Parjan,SSiT., MT.

23

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

6. Pencekam magnetis (magnetic chuck): digunakan untuk memegang bendakerja pada gerinda ulak-alik, freis ringan, mesin bubut, gerinda meja putar, dll.

Gambar 15.14 Pencekam putar celah konsentris dan kutub radial

Terdapat dua jenis pencekan magnetis : pencekam magnetis permanen, pencekam yang dimagnetisasi menggunakan arus searah.
Parjan,SSiT., MT.

24

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

METODE PENANGANAN BENDAKERJA


Metode penanganan bendakerja (methods of handing work piece) dapat dilakukan secara : Manual, bila masanya kurang dari 10 sampai 25 kg; Kran atau konveyor, bila masanya lebih berat. Terdapat berbagai mekanisme untuk pemuatan, penempatan, pengendalian daur (cycle) dan pengeluaran bendakerja : pemuat dan penurun mekanis, robot pemuat dan penurun otomatis /semi otomatis.
Gambar 15.15 Mesin robot pemuat dan penurun semi otomatis
Parjan,SSiT., MT.

25

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

METODE PENGENDALIAN
Metode pengendalian (methods of control) dapat dilakukan secara : Manual, misalnya pada mesin gurdi kecil; Semiotomatis, menggunakan secara numeris; Otomatis, menggunakan komputer.

Parjan,SSiT., MT.

26

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

MESIN PERKAKAS NON KONVENSIONAL

Parjan,SSiT., MT.

27

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Learning Outcomes

Mahasiswa dapat menerangkan prinsip kerja mesin perkakas non konvensional

Outline Materi :
Pemesinan Ultrasonik Pemotongan dengan Pancaran Air Pemotongan dengan Pancaran Air Abrasif Pemesinan dengan Pelepasan Muatan Listrik Pemesinan Berkas Laser

Parjan,SSiT., MT.

28

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

PEMESINAN NON-KONVENSIONAL
Ultrasonic Machining (USM) Water Jet Cutting (WJC) Abrasive Water Jet Cutting (AWJC) Abrasive Jet Machining (AJM)

Proses Energi Mekanik

Pemesinan Non-Konvensional

Electric Discharge Processes (EDM) Proses Energi Termal Electric Discharge Wire Cutting (EDWC) Laser Beam Machining

Parjan,SSiT., MT.

29

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

PEMESINAN ULTRASONIK (USM)

Campuran air dengan partikel abrasif (slurry), digerakkan dengan kecepatan tinggi ke suatu benda kerja;

Perkakas digetarkan pa-da amplitudo yang ren-dah yaitu sekitar 0,003 in. (0,076 mm) dan fre-kuensi tinggi mendekati 20.000 Hz; Perkakas berisolasi de-ngan arah tegaklurus thd. permukaan benda-

Gambar 21.2 Pemesinan Ultrasonik

kerja, dan partikel abrasif akan mengikis benda kerja sedemikianrupa sehingga dihasilkan bentuk yang sesuai dengan bentuk perkakas; Amplitudo vibrasi hampir sama dengan ukuran butir partikel, sedang celah antara perkakas dengan benda kerja sekitar dua kali ukuran butir partikel.
Parjan,SSiT., MT.

30

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Kecepatan pembentukan gram :

Makin tinggi frekuensi makin tinggi kecepatan pembentukan gram; Makin tinggi amplitudo makin tinggi kecepatan pembentukan gram.

Catatan : Dalam hal ini dipilih amplitudo rendah dan frekuensi tinggi agar permukaan potong yang dihasilkan lebih halus.

Gambar 21.3 Hubungan antara osilasi frekuensi dan amplitudo dengan kecepatan pembentukan gram

Parjan,SSiT., MT.

31

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

PEMOTONGAN PANCARAN AIR (WJC)

Digunakan aliran air halus de-ngan tekanan dan kecepatan tinggi (biasanya digunakan laru-tan polimer karena cendrung menghasilkan aliran yang lebih menyatu); Untuk mendapatkan aliran air yang halus digunakan pembu-kaan nosel dengan diameter sekitar 0,004 sampai 0,016 in (0,1 sampai 0,4 mm);

Gambar 21.4 Pemotongan dengan pancaran air

Agar diperoleh aliran dengan energi yang cukup untuk pemotongan, digunakan tekanan di atas 60.000 lb/in2 (400 Mpa), dan pancaran mencapai kecepatan di atas 3000 ft/sec. (900m/s).
Parjan,SSiT., MT.

32

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Parameter dalam proses WJC adalah :


jarak

antara nosel dan permukaan distance), diameter pembukaan nosel, tekanan air dan kecepatan potong.

bendakerja

(standoff

Penggunaan :

WJC sangat efektif digunakan untuk memotong alur yang


sempit dalam bendakerja datar, seperti : ubin, karpet, dan kulit. plastik, tekstil, komposit,

Parjan,SSiT., MT.

33

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

PEMOTONGAN PANCARAN AIR ABRASIF (AWJC)

maka biasanya harus ditambahkan partikel abrasif ke dalam aliran pancaran. Partikel abrasif yang sering digunakan adalah : oksida aluminium, dioksida silikon, dan garnet (mineral silikat).

Bila WJC digunakan untuk pemotongan bendakerja logam,

Parameter dalam proses AWJC sama dengan pada proses WJC, yaitu : diameter pembukaan nosel, tekanan air, dan jarak antara pembukaan nosel dan permukaan bendakerja.
Parjan,SSiT., MT.

34

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

PEMESINAN PANCARAN ABRASIF (AJM)

Proses pelepasan material menggunakan aliran gas kecepatan tinggi yang mengandung partikel-pertikel abrasif yang sangat halus ( 15 40 m), dan ukuran harus seragam; Digunakan gas kering dengan tekanan 25 - 200 lb/in2 (0,2 - 1,4 MPa dialir- kan melalui lubang nosel dengan diameter 0,003 0,040 in. (0,075 - 1,0 mm) pada kecepatan 500 - 1000 ft/min (2,5 5,0 m/s);

Gambar 21.5 Pemesinan pancaran abrasif

Gas yang digunakan adalah udara kering, nitrogin, dioksida karbon, dan helium; Jarak antara ujung nosel dengan permukaan bendakerja sekitar 1/8 in. sampai beberapa in.; Tempat kerja harus disiapkan dengan ventilasi yang cukup memadai untuk operator.
Parjan,SSiT., MT.

35

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

seperti : pemangkasan, pembersihan, pemolesan, dan sebagainya.

AJM pada umumnya digunakan untuk proses penyelesaian

Pemotongan dapat dilakukan untuk material yang keras dan getas, sebagai contoh : gelas, silikon, mika, dan keramik Abrasif yang sering digunakan adalah : oksida aluminium (untuk aluminium dan kuningan), karbida silikon (untuk baja tahan karat dan keramik), dan butir gelas (untuk pemolesan).
Parjan,SSiT., MT.

36

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

PROSES ENERGI TERMAL Karakteristik proses pelepasan material dengan menggunakan energi termal ditandai dengan pemakaian temperatur lokal yang sangat tinggi, cukup panas untuk melepaskan material dengan peleburan atau penguapan. PROSES PELEPASAN MUATAN LISTRIK (ELECTRIC DISCHARGE PROCESSES / EDP) menggunakan pelepasan muatan listrik yang mengakibatkan terjadinya temperatur lokal cukup tinggi untuk melebur atau menguapkan logam.
Parjan,SSiT., MT.

EDP adalah proses pelepasan logam dengan

37

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Dua proses utama yang termasuk dalam katagori ini adalah : pemesinan pelepasan muatan listrik (electric discharge machining, EDM), dan pemotongan kabel pelepasan muatan listrik (electric discharge wire cutting, EDWC).

Parjan,SSiT., MT.

38

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

PEMESINAN PELEPASAN MUATAN LISTRIK (EDM)


Bentuk permukaan akhir bendakerja dihasilkan oleh elektrode pembentuk; Pelepasan muatan listrik terjadi pada celah antara elektrode dan permukaan bendakerja; Proses EDM harus dilakukan dalam suatu media fluida dielektrik, yang merupakan penghantar untuk setiap pelepasan muatan listrik (discharge) karena fluida akan menjadi terionisasi di dalam celah;
Gambar 21.6 Pemesinan pelepasan muatan listrik
Parjan,SSiT., MT.

39

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Pelepasan muatan listrik dihasilkan oleh catu daya listrik arus searah yang dihubungkan dengan bendakerja dan elektrode. Celah antara elektrode perkakas dan benda kerja : Pelepasan muatan listrik terjadi pada dua permukaan yang terdekat; Ionisasi fluida dielektrik pada lokasi tersebut merupakan Gambar 21.7 Celah antara elektrode penghantar untuk pelepasan perkakas dengan bendakerja muatan; Pada daerah tempat terjadinya pelepasan muatan listrik tersebut akan timbul panas dengan temperatur sangat tinggi sehingga bagian kecil permukaan bendakerja secara tiba-tiba menjadi lebur dan terlepas;
Parjan,SSiT., MT.

40

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Aliran fluida kemudian membersihkan partikel kecil (serpihan) tersebut; Melepasnya bagian kecil dari permukaan bendakerja menyebabkan jarak dari elektrode perkakas menjadi lebih jauh, sehingga bagian lain yang lebih dekat akan mengalami proses yang sama dengan sebelumnya; Demikian seterusnya sampai semua daerah mengalami pengurangan yang sama; Walupun pelepasan muatan listrik secara individual melepaskan bagian demi bagian dari bendakerja, tetapi hal ini terjadi ratusan bahkan ribuan kali per detik sehingga pengikisan secara bertahap akan terjadi pada semua bagian permukaan dalam daerah celah tersebut.

Parjan,SSiT., MT.

41

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Arus dan frekuensi pelepasan muatan listrik :

Gambar 21.8 Permukaan akhir dalam EDM sebagai fungsi pelepasan arus dan frekuensi

Bila salah satu parameter ini meningkat, maka laju pelepasan material juga akan meningkat; Kekasaran permukaan juga dipengaruhi oleh arus dan frekuensi; Permukaan akhir yang paling baik dihasilkan dalam EDM dengan pengoperasian pada frekuensi yang tinggi dan arus pelepasan muatan listrik yang rendah.
Parjan,SSiT., MT.

42

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Kelebihan potong (over cut) :


Karena perkakas memberikan penetrasi pada bendakerja, maka ini berarti telah terjadi proses pemesinan lubang pada bendakerja diluar ukuran perkakas (perkakas tidak menyentuh bendakerja); Gambar 21.9 Over cut Jarak antara perkakas dengan sebagai fungsi pelepasan bendakerja pada saat pemesinan arus dan frekuensi lubang terjadi disebut overcut; Semakin tinggi frekuensi pelepasan arus, semakin kecil over cut yang dihasilkan; Semakin tinggi amplitudo pelepasan arus, semakin besar over cut yang dihasilkan; Agar dapat dihasilkan produk yang lebih presisi, maka biasanya frekuensi diusahakan sebesar mungkin dengan amplitudo arus yang sekecil mungkin.
Parjan,SSiT., MT.

43

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Keausan perkakas :
Temperatur bunga api yang tinggi tidak hanya menyebabkan meleburnya bendakerja tetapi juga melebur perkakas, sehingga akan terjadi rongga kecil pada permukaan yang berhadapan dengan rongga yang dihasilkan pada bendakerja; Keausan perkakas biasanya diukur sebagai rasio antara material yang dilepaskan pada bendakerja dengan material yang dilepaskan pada perkakas; Rasio ini berkisar antara 1,0 sampai 100 atau sedikit di atasnya, tergantung pada kombinasi material bendakerja dengan material elektrode perkakas.

Elektrode perkakas biasanya dibuat dari :


grafit, tembaga, kuningan, tembaga tungsten, perak tungsten, material yang lain.
Parjan,SSiT., MT.

44

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Kekerasan dan kekuatan material bendakerja bukan merupakan faktor dalam EDM, karena prosesnya tidak melalui persentuhan antara perkakas dengan bendakerja; Tetapi titik lebur material bendakerja adalah merupakan sifat yang sangat penting, dan laju pelepasan material dapat dihubungkan secara pendekatan dengan titik lebur, dengan menggunakan rumus empiris sebagai berikut :

Laju pelepasan material (Material Remove Rate) :

MRR = K I / Tm1,23 Dimana : MRR = laju pelepasan material, in. 3/min

(cm3/min); K = konstante personalitas = 5,08 dalam satuan US, atau = 39,86 dalam satuan SI; I = arus pelepasan muatan (discharge current), Amper; T = temperatur lebur bendakerja, oF, (oC).
Parjan,SSiT., MT.

45

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Contoh soal :
Suatu alloy memiliki titik lebur = 200oF akan dimesin dalam operasi EDM. Bila digunakan arus pelepasan muatan (discharge current) = 25 A, berapa laju pelepasan material (MRR) ?

Jawab :

MRR = K I / Tm1,23 = 5,08(25)/2001,23 = 0,11 in.3/min.

Parjan,SSiT., MT.

46

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

PEMOTONGAN KABEL PELEPASAN MUATAN LISTRIK (EDWC), sering disebut EDM kabel :
menggunakan kabel berdiameter kecil sebagai elektrode untuk memotong bendakerja; Proses pemotongan dalam EDM kabel dilakukan dengan energi termal dari pelepasan muatan listrik antara kabel elektrode dan Gambar 21.10 Pemotongan kabel bendakerja; pelepasan muatan listrik Kendali numerik digunakan untuk mengendalikan gerakan bendakerja selama pemotongan; Pada saat pemotongan, kabel secara kontinu digerakkan dari satu penggulung ke penggulung yang lain agar elektrode ke bendakerja selalu dalam keadaan baru dengan diameter konstan, sehingga celah pemotongan yang dihasilkan tetap sama selama proses berlangsung; Parjan,SSiT., MT.

47

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Seperti pada EDM, EDM kabel harus dilakukan dalam media dielektrik. Hal ini dilakukan dengan nosel yang diarahkan pada antarmuka (interface) perkakas dan bendakerja, atau dengan memendam bendakerja dalam bak dielektrik; Hal ini dilakukan dengan nosel yang diarahkan pada antarmuka (interface) perkakas dan bendakerja, atau dengan memendam bendakerja dalam bak dielektrik; Diameter kabel berkisar dari 0,003 hingga 0,012 in. (0,076 hingga 0,30 mm), tergantung pada lebar potongan yang diinginkan; Material yang digunakan untuk kabel adalah kuningan, tembaga, tungsten, dan molibdenum; Fluida dielektrik yang digunakan adalah air atau oli yang telah dideionisasi;

Parjan,SSiT., MT.

48

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Seperti pada EDM, pada EDM kabel juga terjadi overcut yang membuat celah potong (kerf) lebih lebar daripada diameter kabel; Overcut ini berkisar dari 0,0008 hingga 0,002 in. (0,020 hingga 0,051 mm); Walupun EDWC mirip dengan operasi gergaji sabuk (bandsaw), tetapi ketelitiannya jauh melebihi gergaji sabuk; Gambar 21.11 Definisi kerf dan over cut Celah potong jauh lebih dalam EDM kabel sempit, sudut dapat dibuat jauh lebih tajam, dan gaya potong terhadap bendakerja adalah nol; Sebagai tambahan, kekerasan dan ketangguhan material bendakerja tidak berpengaruh terhadap performansi; Yang menjadi persyaratan hanyalah bahwa bendakerja harus memiliki sifat hantaran listrik.
Parjan,SSiT., MT.

49

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

PEMESINAN BERKAS LASER


Laser digunakan untuk berbagai jenis operasi dalam industri, termasuk perlakuan panas (heat treatment), pengelasan, dan pengukuran, serta penggoresan (scribing), pemotongan, dan penggurdian. Istilah laser merupakan singkatan dari light amplification of stimulated emission of radiation. Laser adalah suatu transduser optik yang mengkonversikan energi listrik menjadi berkas sinar yang menyatu; Berkas sinar laser memiliki beberapa sifat berbeda dari sinar yang lain, yaitu : hanya memiliki satu panjang gelombang (monokromatik), dan; memiliki berkas sinar sejajar (hampir sempurna). Sifat-sifat ini memungkinkan sinar laser dapat difokuskan menggunakan lensa optik konvensional, menjadi titik terpusat sehingga memiliki densitas daya yang tinggi;
Parjan,SSiT., MT.

50

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Tergantung pada jumlah energi yang terkandung dalam berkas sinar dan tingkat konsentrasi sinar kesuatu titik, berbagai proses industri dapat dilakukan.

sinar laser untuk melepaskan material bendakerja dengan menguapkan dan membakar. Pemesinan berkas laser digunakan dalam berbagai jenis penggurdian, pembelahan, pembuatan alur, penggoresan, dan operasi penandaan; Penggurdian diameter lubang kecil dapat dilakukan di bawah 0,001 in. (0,025 mm);
Gambar 21.12 Pemesinan berkas laser
Parjan,SSiT., MT.

Pemesinan berkas laser (laser beam machining, LBM), adalah proses pemesinan menggunakan energi

51

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Untuk lubang yang lebih besar, diameter di atas 0,020 in. (0,50 mm), dilakukan dengan mengendalikan berkas laser memotong garis luar dari lubang; LBM tidak digunakan untuk proses produksi massal, dan pada umumnya digunakan untuk bendakerja yang tipis; Material kerja yang dapat dikerjakan dengan LBM sebenarnya tidak terbatas; Sifat material yang ideal untuk dikerjakan dengan LBM adalah material yang memiliki : daya absorbsi energi sinar tinggi, reflektivitas (daya pantul sinar) rendah, konduktivitas termal baik, panas lebur rendah, panas penguapan rendah.
Parjan,SSiT., MT.

52

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

Material bendakerja yang dapat dikerjakan dengan LBM adalah :


logam dengan kekerasan dan kekuatan yang tinggi, logam lunak, keramik, gelas dan epoksi gelas, plastik, karet, kain, dan kayu.

Parjan,SSiT., MT.

53

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

SELESAI TERIMA KASIH

Parjan,SSiT., MT.

Anda mungkin juga menyukai