Anda di halaman 1dari 7

Perilaku HIdup Bersih dan Sehat [PHBS] PENGERTIAN PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah

sekumpulan perilaku yan dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBS mencakup beratus-ratus bahkan mungkin beribu-ribu perilaku yang harus dipraktikkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkunan harus dipraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolaan air minum dan makanan yan memenuhi syarat, menggunakan air bersih, mengguanakankan jamban sehat, pengelolaan limbah cair yang memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-lain. Di bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi, menjadi akseptor keluarga berencana dan lain-lain. Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktikkan perilaku makan dengan seimbang, minum tablet Tambah Darah selama hamil, memberi bayi air susu ibu (ASI) eksklusif, mengkonsumsi Garam Beryodium dan lain-lain. Sedangkan di bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif menurus dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), memanfaatkan Puskesmasdan fasilitas pelayanan kesehatan lain dan lain-lain. PHBS DI BERBAGAI TATANAN Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipraktikan di bidang pencegahan dan penanganan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluara berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktikkan dimana pun seseorang berada di rumah tangga, di instusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yan dijumpai. 1. PHBS di Rumah Tangga Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Rumah Tangga BerPHBS, yang mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menunakan air bersih, mencuci tangan denan air bersih dan sabun, penelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat (Stop Buan Air Besar Sembaranan/Stop BABS), pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain. Manfaat Anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Anak tumbuh sehat dan cerdas. Produktivitas anggota keluarga meningkat INDIKATOR RUMAH TANGGA SEHAT 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi bayi ASI eksklusif 3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan 4. Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai

6. 7. 8. 9.

Menggunakan jamban sehat Memberantas jentik di rumah Makan sayur dan buah setiap hari Melakukan aktifitas fisik setiap hari
1

sabun 5. Menggunakan air bersih

10. Tidak merokok di dalam rumah

2. PHBS di Insitusi Pendidikan Di instusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Instusi Pendidikan Ber-PHBS, yan mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembar tempat, memberantas jenk nyamuk dan lain-lain. Manfaat Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindung dari berbagai ancaman dan gangguan penyakit. Meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain. INDIKATOR PHBS DI SEKOLAH 1. Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun 2. Mengkonsumsi jajanan sehat di sekolah 3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk 6. Tidak merokok di sekolah 7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan / bulan 8. Membuang sampah pada tempatnya

3. PHBS di Tempat Kerja Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Kerja Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tanan denan sabun, menonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak menonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain. Manfaat Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit Produktifitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan Pengeluaran biaya rumah tangga hanya untuk meningkatkan taraf hidup bukan untuk biaya berobat Meningkatnya citra tempat kerja yang positif INDIKATOR PHBS DI TEMPAT KERJA 1. Tidak merokok di tempat kerja 2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja 3. Melakukan olahraga secara teratur/ aktifitas fisik 4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil 5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja

6. Menggunakan air bersih 7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar 8. Membuang sampah pada tempatnya 9. Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

4. PHBS di Tempat Umum Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Umum Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tanan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tiddak merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jenk nyamuk dan lain-lain. Manfaat
2

Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi Lingkungan di sekitar TTU menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra tempat umum Meningkatkan pendapatan TTU akibat meningkatnya kunjungan pengguna TTU

INDIKATOR PHBS DI TTU PHBS Di Pasar Menggunakan air bersih Menggunakan jamban Membuang sampah pada tempatnya Tidak merokok di pasar Tidak meludah sembarangan Memberantas jentik nyamuk

PHBS Di Rumah Makan Menggunakan air bersih Menggunakan jamban Membuang sampah pada tempatnya Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

PHBS Di Tempat Ibadah


Menggunakan air bersih Menggunakan jamban Membuang sampah pada tempatnya Tidak merokok di tempat ibadah Tidak meludah sembarangan Memberantas jentik nyamuk

Tidak merokok di rumah makan Menutup makanan dan minuman Tidak meludah sembarangan Memberantas jentik nyamuk PHBS Di Angkutan Umum (Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut, dll) Menggunakan air bersih Menggunakan jamban Membuang sampah pada tempatnya Tidak merokok di angkutan umum Tidak meludah sembarangan

5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan BerPHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak menonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dll. Manfaat Pasien memperoleh pelayanan kesehatan di institusi kesehatan yang sehat Pasien terhindar dari penularan penyakit Mempercepat proses penyembuhan penyakit bagi pasien Meningkatkan citra sebagai institusi kesehatan yang baik INDIKATOR PHBS DI INSTITUSI KESEHATAN 1. Menggunakan air bersih 2. Menggunakan jamban 3. Membuang sampah pada tempatnya 4. Tidak merokok di institusi kesehatan

5. Tidak meludah sembarangan 6. Memberantas jentik nyamuk 7. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun

GIzi Ibu & Anak Cara Penilaian Status Gizi Balita Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Berat badan anak ditimbang dengan timbangan digital yang memiliki presisi 0,1 kg, panjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 0,1 cm, dan tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 0,1 cm. Variabel BB dan TB anak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku antropometri balita WHO 2005. Selanjutnya berdasarkan nilai Z-score masing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan batasan sebagai berikut :
3

1.

2.

3.

4.

Nilai Z-Score Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan indikator BB/U : a. Gizi Buruk : Zscore < -3,0 b. Gizi Kurang : Zscore >= -3,0 s/d Zscore < -2,0 c. Gizi Baik : Zscore >= -2,0 s/d Zscore <= 2,0 d. Gizi Lebih : Zscore > 2,0 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan indikator TB/U: a. Sangat Pendek: Zscore < -3,0 b. Pendek : Zscore >=- 3,0 s/d Zscore < 2,0 c. Normal : Zscore >= -2,0 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan indikator BB/TB: a. Sangat Kurus : Zscore < -3,0 b. Kurus : Zscore >= -3,0 s/d Zscore < 2,0 c. Normal : Zscore >= -2,0 s/d Zscore < =2,0 d. Gemuk : Zscore > 2,0 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan gabungan indikator TB/U dan BB/TB: a. Pendek-Kurus : Zscore TB/U < -2,0 dan ZScore BB/TB < -2,0 b. Pendek-Normal :Zscore TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB antara -2,0 s/d 2,0 c. Pendek-Gemuk :Zscore TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB > 2,0 d. TB Normal-Kurus :Zscore TB/U > = 2,0 dan Zscore BB/TB < -2,0 e. TB Normal-Normal :Zscore TB/U >= 2,0 dan Zscore BB/TB antara -2,0 s/d 2,0 f. TB Normal-Gemuk :Zscore TB/U >= 2,0 dan Zscore BB/TB > 2,0

Perhitungan angka prevalensi dilakukan sebagai berikut: 1. Berdasarkan indikator BB/U: a. Prevalensi gizi buruk = (S Balita gizi buruk/S Balita) x 100% b. Prevalensi gizi kurang =(S Balita gizi kurang/S Balita) x 100% c. Prevalensi gizi baik = (S Balita gizi baik/S Balita) x 100% d. Prevalensi gizi lebih =(SBalita gizi lebih/S Balita) x 100% 2. Berdasarkan indikator TB/U: a. Prevalensi sangat pendek = (S Balita sangat pendek/S Balita) x 100% b. Prevalensi pendek = (S Balita pendek/S Balita) x 100% c. Prevalensi normal = (S Balita normal/S Balita) x 100% 3. Berdasarkan indikator BB/TB: a. Prevalensi sangat kurus = (S Balita sangat kurus/S Balita) x 100% b. Prevalensi kurus = (S Balita kurus/S Balita) x 100% c. Prevalensi normal = (S Balita normal/S Balita) x 100% d. Prevalensi gemuk = (S Balita gemuk/S Balita) x 100%

4. Berdasarkan gabungan indikator TB/U dan BB/TB a. Prevalensi pendek-kurus = (S Balita pendek- kurus/ S Balita)x100% b. Prevalensi pendek-normal =(S Balita pendek-normal/S Balita)x100% c. Prevalensi pendek-gemuk =(S Balita pendek-gemuk/S Balita)x100% d. Prevalensi TB normal-kurus = (S Balita normal-kurus/S Balita)x100% e. Prevalensi TB normal-normal =(S Balita normal-normal/S Balita)x100% f. Prevalensi TB normal-gemuk =(S Balita normal-gemuk/S Balita)x100%

Dalam laporan ini ada beberapa istilah status gizi yang digunakan, yaitu: 1. Berat Kurang :Istilah untuk gabungan gizi buruk dan gizi kurang (underweight) 2. Kependekan :Istilah untuk gabungan sangat pendek dan pendek (Stunting) 3. Kekurusan :Istilah untuk gabungan sangat kurus dan kurus (Wasting) Status Gizi Anak Umur 6-18 Tahun Status Gizi anak umur 6-18 tahun dikelompokan menjadi tiga kelompok umur yaitu 6-12 tahun, 13-15 tahun dan 1618 tahun. Indikator status gizi yang digunakan untuk kelompok umur ini didasarkan pada pengukurran antropometri berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang disajikan dalam bentuk tinggi badan menurut umur (TB/U) dan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U). Indeks massa tubuh anak dihitung berdasarkan rumus berikut: Dengan menggunakan baku antropometri anak 5-19 tahun WHO 2007 dihitung nilai Z_score TB/U dan IMT/U masing-masing anak. Selanjutnya berdasarkan nilai Z_score ini status gizi anak dikategorikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan indikator TB/U: a. Sangat pendek :Z_score < -3, b. Pendek :Z_score >= -3,0 s/d < -2,0 dan c. Normal :Z_score >= -2,0

2. Berdasarkan indikator IMT/U: a. Sangat kurus :Z_score < -3,0 b. Kurus :Z_score >= -3,0 s/d < -2,0 c. Normal :Z_score > =-2,0 s/d <= 2,0 d. Gemuk :Z_score > 2,0

Program Pokok Puskesmas Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu : 1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuantemuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan 2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat). 3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita. 4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll). 5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat, 6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat. Faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang Pola makan, Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Contoh : Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Gaya hidup modern dengan perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi yang membawa banyak perubahan pada pola hidup masyarakat Faktor social, Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor. Factor pendidikan, kurang adanya pengetahuan tentang pentingnya gizi dikalangan masyarakat yang pendidikannya relative rendah. Faktor ekonomi, Kemiskinan keluarga penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya. Faktor infeksi dan penyakit lain, Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP (Malnutrisi energi protein) dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Islam Positive Thinking Pola hidup Bersih dan sehat (PHBS) dimulai dengan pola pikir. Kekuatan pikiran dapat merubah perilaku seseorang. Kekuatan Pikiran dapat mengubah cara pandang dan pola hidup. Berbagai penderitaan yang dialami seseorang, sering
5

terjadi karena lemahnya pikiran. Membangun keyakinan secara alami sangat diperlukan agar dapat menatap masa depan dengan gemilang. Kekuatan pikiran dapat menghasilkan perilaku yang lebih santun dan bijak. Kekuatan pikiran yang dikelola dengan baik tidak saja berpengaruh pada kesehatan jiwa, lebih dari itu, ia akan berpengaruh pada kesehatan jasmani, kekayaan, kepercayaan diri, dan kreatifitas. Sucikan Hati Agar pola hidup bersih dan sehat terwujud, maka kita harus membersihkan hati.Ia merupakan sifat lembut Ketuhanan yang terdapat dalam jiwa manusia.Ia digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai mudhghah (segumpal daging, potensi) yang akan menentukan baik buruknya kehidupan: "Ketahuilah,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah hati". (H. R. al-Bukhari). Orang yang mampu menjaga hati agar tetap bersih dan sehat adalah orang ikhlas. Ikhlas itu sendiri bermakna membersihkan sesuatu dari kotoran sehingga menjadi jernih, bening, dan bersih. Orang ikhlas adalah orang yang membersihkan hatinya dalam setiap aktifitas murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain serta tidak riya (pamer) dalam beramal. Orang yang ikhlas selalu memurnikan niat hanya mengharap ridha Allah saja dalam setiap amal, tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Hati yang ikhlas akan menyelamatkan seorang mukmin dari siksa neraka. Allah berfirman: Pada hari itu (kiamat), tidaklah bermanfaat harta dan keturunan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (Q. S. al-Syuar/26: 88-89). Rasulullah SAW. bersabda, Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan kecuali dilakukan dengan ikhlas demi mengharap wajah-Nya. (H.R. al-Nasai dari Abu Umamah al-Bahili). Beliau juga bersabda: Orang yang paling berbahagia dengan syafaatku kelak pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan la ilaha illallah dengan ikhlas dari dalam hati atau dirinya. (H.R. al-Bukhari dari Abu Hurairah). Seorang yang hatinya bersih dan sehat akan sanggup merubah jiwa marah menjadi jiwa sejuk. Jiwa pendendam akan berubah menjadi jiwa pemaaf. Jiwa kikir akan berubah menjadi jiwa pemurah. Jiwa iri dengki akan berubah menjadi jiwa lapang. Jiwa kerdil akan berubah menjadi jiwa besar. Jiwa pesimistis negatif akan berubah menjadi jiwa optimistis positif. Jiwa sombong akan berubah menjadi jiwa santun bersahaja. Jiwa kebencian akan berubah menjadi jiwa kasih sayang. Jiwa yang kotor dan jahat (al-nafs al-ammrah bi al-s', al-nafs al-lawwmah), akan berubah menjadi jiwa bersih terkendali (al-nafs al-muthmainnah). Jiwa itulah jiwa yang diridhai Allah SWT dan akan mendapatkan nikmat surgwi tanpa batas. Firman Allah SWT.: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku. Q.S. al-Fajr/89: 27-30 Bersihkan Harta dan Lingkungan. Ketika hendak menghadap Allah dalam Shalat, kita diharuskan dalam keadaan suci dan bersih. Bersih diri, pakaian dan tempat. Aktifitas menjaga kebersihan diwajibkan dalam syariat. Disebutkan dalam sebuah Hadist: "Al-thahr syatr al-mn, kebersihan itu sebagai dari iman. Bersih, suci (thhir) adalah keadaan tanpa najis/hadas, baik besar maupun kecil pada badan, pakaian, tempat, air dan sebagainya. Sedangkan bersuci merupakan aktifitas seseorang untuk mencapai kondisi suci, seperti berwudhu, tayyamum dan mandi junub. Selain itu juga menjaga kebersihan makanan, minuman, menjaga kebersihan pakaian, lingkungan dn lain-lain. Allah berfirman:"Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!, dan Tuhanmu agungkanlah!, dan pakaianmu bersihkanlah,dan perbuatan dosa tinggalkanlah,(Q.S. al-Muddatsir/74: 1- 5). Kebersihan lingkungan erat kaitanya dengan masalah kesehatan. Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat. Kelalaian dalam menjaga kebersihan lingkungan merupakan awal dari mewabahnya berbagai penyakit. Banyak wabah penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Menjaga kebersihan lingkungan dimulai dari kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, sebagimana ajaran mulia yang menyetarakan membuang sampah dengan sedekah, Wa imathah al-adza 'an al-tharq shadaqah (menyingkirkn duri, sampah, di jalan termasuk sedekah). Kita
6

diperintah membersihkan lingkungan, tempat tinggal dan tempat ibadah. Kita juga diperintah untuk membersihkan harta dari unsur-unsur haram baik secara materialnya maupun proses mendapatkannya, termasuk mengeluarkannya dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah, wakaf dan lain-lin. http://tabligh.muhammadiyah.or.id/berita-91-detail-pola-hidup-bersih-dan-sehat.html http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/kiat-sehat/127-phbs-di-berbagai-tatanan dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/119-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/03/penyakit-gizi-salah/

Anda mungkin juga menyukai