Anda di halaman 1dari 19

MALPRAKTEK DALAM KEPERAWATAN Oleh ; Drs.Julianus Ake, SKp, M.

Kep Pendahuluan Dewasa ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat pesat menuju kepada perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini merupakan suatu proses berubah yang sangat mendasar dan konsepsional, yang mencakup seluruh aspek keperawatan baik aspek pelayanan/asuhan keperawatan, aspek pendidikan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta kehidupan keprofesian dalam keperawatan.

termasuk latas belakang pendidikan yang semakin tinggi yang berdampak pada tututan pelayanan keperawatan yang semakin berkualitas. Jaminan pelayanan keperawatan yang berkualitas hanya dapat diperoleh dari tenaga keperawatan yang profesional, karena dalam konsep profesi terkait erat tiga nilai sosial, yaitu : a Pengetahuan yang mendalam dan sistematik, b !eterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan lama dan teliti, c Pelayanan/asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis tersebut dengan berpedoman pada filsafat moral yang diyakini, yaitu etika profesi. Keperawa an se!a"ai !en uk pela#anan pr$%esi$nal.

Perkembangan keperawatan menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi dipengaruhi oleh berbagai perubahan yang cepat sebagai akibat tekanan globalisasi yang juga menyentuh perkembangan keperawatan profesional termasuk tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi keperawatan yang pada hakekatnya harus diimplementasikan pada perkembangan keperawatan profesional di Indonesia (Marifin Husin, 2002). Disamping itu dipicu oleh adanya Undang-Undang No.23 tahun1992 tentang Kesehatan dan UndangUndang No.8 tahun 1999 tentang er!indungan Konsu"en, tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan yang semakin meningkat sebagai akibat kondisi sosial ekonomi yang semakin baik

"okakarya keperawatan pada tahun #$%& yang merupakan titik tolak diterimanya profesionalisme keperawatan di Indonesia mendefinisikan #e$era%atan se&agai suatu &entu# $e!a'anan $rofesiona! 'ang "eru$a#an &agian integra! dari $e!a'anan #e$era%atan, didasar#an $ada i!"u dan #iat #e$era%atan, &er&entu# $e!a'anan &io-$si#o-sosio-s$iritua! 'ang #o"$rehensif, ditu(u#an #e$ada indi)idu, #e!uarga dan "as'ara#at, &ai# sa#it "au$un sehat 'ang "en*a#u$ se!uruh $roses #ehidu$an "anusia. e!a'anan #e$era%atan &eru$a &antuan 'ang di&eri#an #arena adan'a #e!e"ahan fisi# dan "enta!, #eter&atasan $engetahuan serta #urangn'a #e"auan "enu(u #e$ada #e"a"$uan "e!a#sana#an #egiatan sehari-hari se*ara "andiri.

ake/cerama'samarinda/agust()&

Pada hakekatnya keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, artinya profesi keperawatan lebih mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat di atas kepentingan sendiri. Pelayanan keperawatan merupakan bentuk pelayanan yang &ersifat hu"anisti* dengan menggunakan $ende#atan ho!isti*,

dengan tetap berpedoman pada

standar praktek yang ditetapkan serta

senantiasa memperhatikan norma(norma etika profesi.

Mal prak ek. Pada masa yang akan datang dimana kesadaran hukum masyarakat semakin meningkat dimana masyarakat akan lebih menyadari akan haknya, dan disisi lain perawat dituntut untuk melaksanakan kewajiban dan tugas profesinya dengan lebih hati(hati dan penuh tanggung jawab. +al ini didukung adanya berbagai produk peraturan perundang(undangan yang mengatur tentang sistem pelayanan keperawatan yang semakin jelas menuntut tenaga keperawatan bekerja secara profesional, dan bila terjadi pelanggaran akan berdampak negatif bagi kliennya, maka perawat diperhadapkan pada tuntutan atau gugatan konsumen sebagaimana antara lain pada UU No.8/1999 pada : asa! 8 0 (1) $ada $oint (a) tida# "e"enuhi atau tida# sesuai dengan standar 'ang di$ers'arat#an dan #etentuan $erundang-undangan dan terhada$ $e!anggaran $ada $asa! ini "a#a se&agai"ana din'ata#an $ada san#si hu#u"n'a

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang mengacu pada standar $e!a'anan #e$era%atan serta menggunakan #ode eti# #e$era%atan sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan. !eperawatan sebagai profesi bermakna bahwa sebagai suatu kumpulan pekerjaan yang selanjutnya membangun set norma yang sangat khusus, yang berasa dari perannya di masyarakat ( +dgar H.,*hein,19-2 da!a" Marifin, 1993 yang selanjutnya oleh Hughes,+...(1993) lebih orang lain, serta mempertegas bahwa profesi menyatakan *profess yang bermakna ia mengetahui lebih baik tentang sesuatu hal dari terjadi pada kliennya.. Dengan demikian dapat dipahami bahwa keperawatan sebagai profesi menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi keperawatan dan hal ini diperoleh melalui berbagai jenjang pendidikan pendidikan dibidang keperawatan. pengusaan ilmu pengetahuan dan tehnologi keperawatan akan dimplementasikan dalam praktek keperawatan mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau

(2) $asa! -2 a'at (1) 'aitu di$idana dengan $en(ara $a!ing !a"a 1 tahun atau $idana denda $a!ing &an'a# dua "i!iar ru$iah. Ha! saru$a 2uga ditegas#an $ada UU No.23/1992 $ada $asa! 13 a'at 2 dan 3, $asa! 13 a'at 1 dan 2, $asa! 11 a'at 1 dan 2, se&agai"ana &eri#ut ini. asa! 13 0

ake/cerama'samarinda/agust()&

(2). 4enaga #esehatan da!a" "e!a#u#an tugasn'a &er#e%a(i&an untu# "e"atuhi standar $rofesi dan "enghor"ati ha# $asien. (3). 4enaga #esehatan, untu# #e$entingan $e"&u#tian, da$at "e!a#u#an asa! 13 0 (1). 4erhada$ tenaga #esehatan 'ang "e!a#u#an #esa!ahan atau #e!a!aian da!a" "e!a#sana#an $rofesin'a da$at di#ena#an tinda#an disi$!in. (2). enentuan ada tida#n'a #esa!ahan atau #e!a!aian se&agai"ana 'ang di"a#sud da!a" a'at (1) ditentu#an o!eh Ma(e!is 5isi$!in 4enaga Kesehatan. asa! 11 0 (1). ,etia$ orang &erha# atas ganti rugi a#i&at #esa!ahan atau #e!a!aian 'ang di!a#u#an tenaga #esehatan. (2). 6anti rugi se&agai"ana di"a#sud da!a" a'at (1) di!a#sana#an sesuai dengan $eraturan $erundang-undangan 'ang &er!a#u. -alpraktek yang merupakan bentuk pelanggaran terhadap kaidah( kaidah profesi, dimasa yang akan datang merupakan masalah yang cukup menarik untuk didiskusikan khususnya yang terkait dengan malpraktek bidang keperawatan, yang selama ini kurang mendapat perhatian misalnya untuk menangani masalah yang terkait dengan pelanggaran etika bidang keperawatan , PP.I baru membentuk suatu badan yaitu Ma(e!is Kode +ti# Ke$era%atan ( 7nggaran 5asar N8 tinda#an "edis terhada$ seseorang dengan "e"$erhati#an #esehatan dan #ese!a"atan 'ang &ersang#utan.

9a& :888) pada tanggal ,/ Januari ,)), dimana badan ini berkewenangan menyelidiki dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelanggaran etik profesi keperawatan sebagaimana pada 0nggaran Dasar PP.I pada asa! 2; 'ang &er&un'i <Ma(e!is Kode +ti# &er#e%enangan "en'e!idi#i dan "en'e!esai#an "asa!ah 'ang &er#aitan dengan $e!anggaran eti# $rofesi #e$era%atan=. Pen"er ian. Dalam suatu kasus di .a!ifornia tahun #$/1 (6u%andi, 1993 mendefinisikan Ma!$ra#ti# ada!ah #e!a!aian dari seorang do#ter atau $era%at untu# "entera$#an ting#at #etra"$i!an dan $engetahuann'a di da!a" "e"&eri#an $e!a'anan $engo&atan dan $era%atan terhada$ seorang $asien 'ang !a>i" ditera$#an da!a" "engo&ati dan "era%at orang sa#it atau ter!u#a di !ing#ungan %i!a'ah 'ang sa"a (Ma!$ra*ti*e is the neg!e*t of a $h'si*ian or nuse to a$$!' that degree of s#i! and !earning on treating and nursing a $atient %hi*h is *usto"ari!' a$$!ied in treating and *aring for the si*# or %ounded si"i!iar!' in the sa"e *o""unit'). +!!is dan Hart!e' (1998) mengungkapkan bahwa malpraktik merupakan

batasan yang spesifik dari kelalaian *negligence yang ditujukan kepada seseorang yang telah terlatih atau berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang tugas/pekejaannya. 2erhadap malpraktek dalam keperawatan maka malpraktik adalah suatu batasan yang dugunakan untuk menggambarkan kelalaian perawat dalam melakukan kewajibannya.

&

ake/cerama'samarinda/agust()&

0da dua istilah yang sering dibicarakan secara bersamaan dalam kaitan malpraktik yaitu kelalaian dan malpratik itu sendiri. !elalaian adalah melakukan sesuatu dibawah standar yang ditetapkan oleh aturan/hukum guna melindungi orang lain yang bertentangan dengan tindakan(tindakan yang tidak beralasan dan berisko melakukan kesalahan (Keeton, 1983 da!a" ?eah' dan Ki>i!a', 1998). -enurut Hanafiah dan 7"ir (1999) mengatakan bahwa kelalaian

bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan, jika kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat menerimanya *Hanafiah @ 7"ir, 1999 . 2etapi jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merengut nyawa orang lain, maka ini dklasifikasikan sebagai kelalaian berat (*u!$a !ata , serius dan kriminal. -alpraktek tidaklah sama dengan kelalaian. -alpraktik sangat spesifik dan terksait dengan status profesional dari pemberi pelayanan dan *misalnya dokter dan perawat standar pelayanan profesional -alpraktik adalah kegagalan seorang profesional melakukan sesuai dengan standar profesi yang berlaku bagi seseorang yang karena memiliki ketrampilan dan pendidikan (:esta!,K.A, 1991). +al ini bih dipertegas oleh 3llis 4 +artley *#$$% bahwa malpraktik adalah suatu batasan spesifik dari kelalaian. Ini

adalah sikap yang kurang hati(hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati(hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati(hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut. 6u%andi (1993) mengatakan bahwa kelalaian adalah kegagalan untuk bersikap hati(hati yang umumnya seorang yang wajar dan hati(hati akan melakukan di dalam keadaan tersebut , ia merupakan suatu tindakan yang seorang dengan hati(hati yang wajar tidak akan melakukan di dalam keadaan yang sama atau kegagalan untuk melakukan apa yang seorang lain dengan hati(hati yang wajar justru akan melakukan di dalam keadaan yang sama.

ditujukan pada kelalaian yang dilakukan oleh yang telah terlatih secara khusus atau seseorang yang berpendidikan yang ditampilkan dalam pekerjaannya. 5leh karena itu sebagai tenaga keperawatan. !elalaian memang termasuk dalam arti malpraktik, tetapi didalam malpraktik batasan malpraktik ditujukan untuk menggambarkan kelaliaian oleh perawat dalam melakukan kewjibannya

Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa kelalaian lebih bersifat ketidaksengajaan, kurang teliti, kurang hati(hati, acuh tak acuh, sembrono, tidak peduli terhadap kepentingan orang lain, namun akibat yang ditimbulkan memang bukanlah menjadi tujuannya. !elalaian

tidak selalu harus ada unsur kelalaian. -alpraktik lebih luas daripada neg!igen*e.!arena selain mencakup arti kelalaian, istilah malpraktik pun mencakup tindakan(tindakan yang dilakukan dengan sengaja (*ri"ina! "a!$ra*ti*e dan melanggar 6ndang(undang. Didalam arti kesengajaan

ake/cerama'samarinda/agust()&

tersirat ada motifnya *gui!t' "ind) sehingga tuntutannya dapat bersifat perdata atau pidana. Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan malpraktik adalah : #. -elakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan. ,. 2idak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajibannya *neg!igen*e &. -elanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan perundang(undangan. Malprak ik dala& keperawa an. 8anyak kemungkinan yang dapat memicu perawat melakukan kelalaian atau malpraktik. Perawat dan masyarakat pada umumnya tidak dapat membedakan antara kelalaian dan malpraktik. 9alaupun secara nyata jelas penbedaannya sebagaimana telah diuraikan terdahulu. -alpraktik lebih spesifik dan terkait dengan status profesional seseorang misalnya perawat, dokter atau penasehat hukum. -enurut :esta!, K.A. (1991) mengatakan bahwa untuk mengatakan secara pasti dibawah ini : #. 5ut' : Pada saat terjadinya cedera, terkait dengan kewajibanya yaitu kewajiban untuk mempergunakan segala ilmu dan kepandaiannya untuk menyembuhkan atau setidak(tidaknya meringankan beban penderitaan pasiennya berdasarkan stadar malpraktik ,apabila penggugat dapat menunjukkan 7. ,.

profesi. +ubungan perawat(klien menunjukkan bahwa melakukan kewajiban berdasarkan standar keperawatan. 9rea*h of the dut'((( pelanggaran terjadi sehubungan dengan kewajibannya artinya menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan menurut standar profesinya.Pelanggaran yang terjadi terhadap pasien *misalnya kegagalan dalam memenuhi keperawatan yang ditetapkan sebagai kebijakan rumah sakit. &. 8n(ur' : ;eseorang mengalami injury atau kerusakan *damage yang dapat dituntut secara hukum *misalnya pasien mengalami cedera sebagai akibat pelanggaran. !eluhan nyeri, atau adanya penderitaan atau stress emosi dapat dipertimbangkan sebagai akibat cedera hanya jika terkait dengan cedera fisik . roBi"ate yang terjadi *aused'pelanggaran terhadap kewajibannya menyebabkan/terkait dengan injury yang dialami *misalnya cedera secara langsung berhubungan dengan pelanggaran terhadap kewajiban perawat terhadap pasien . ;ebagai penggugat, harus mampu menunjukkan bukti pada setiap elemen dari keempat elemen di atas. Jika semua elemen itu dapat dibuktikan hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi malpraktik, dan perawat berada pada tuntutan malpraktik. 2erhadap tuntutan malpraktik , pelanggaran dapat bersifat pelanggaran : #. e!anggaran eti#a $rofesi. 2erhadap pelanggaran ini sepenuhnya oleh organisasi profesi * -ajelis !ode 3tik !eperawatan sebagaimana tercamtum pada $asa! 2- dan 2; 7nggaran 5asar standar

ake/cerama'samarinda/agust()&

N8. ;ebagaimana halnya doter, maka perawat pun merupakan menghadapi tenaga kesehatan masalah yang preofesional yang banyak moral/etik sepanjang

#e!a!aian da!a" di#ena#an tinda#an disi$!in.

"e!a#sana#an

$rofesin'a da$at

(2). enentuan ada tida#n'a #esa!ahan atau #e!a!aian se&agai"ana di"a#sud da!a" a'at (1) ditentu#an o!eh Ma(e!is 5isi$!in 4enaga Kesehatan. !eanggotaan -D2! terdiri dari unsur ;arjana +ukum, ahli kesehatan yang diwakili organisasi profesi di bidang kesehatan, ahli agama, ahli psikologi, dan ahli sosiologi. 5rganisasi ini berada baik di tingkat pusat, juga ditingkat Propinsi. ;ejauh ini di ;ulawesi ;elatan belum terbentuk -D2!. &. e!anggaran hu#u". Pelanggaran dapat bersifat $erdata "au$un $idana. Pelanggaran yang bersifat perdata sebagaimana pada UU No.23 tahun 1992 $ada $asa! 11 a'at (1) dan a'at (2) &er&un'i0 (1) ,etia$ orang &erha# atas ganti rugi a#i&at #esda!ahan atau #e!a!aian 'ang di!a#u#an tenaga #esehatan. (2). 6anti rugi se&agai"ana di"a#sud da!a" a'at (1) di!a#sana#an sesuai dengan $eraturan $erundangundangan 'ang &er!a#u.. +al yang berhubungan dengan ganti rugi dapat bersifat negosiasi atau diselesaikan melalui pengadilan . e!anggaran 'ang &ersifat $idana se&agai"ana $ada UU No.23 tahun 1992 $ada 9a& C (Ketentuan idana) &eru$a $idana $en(ara dan atau $idana denda, atau se&agi"ana $ada $asa! -1 dan -2 UU No. 8 tahun 1999 tentang er!indungan Konsu"en, &er&un'i 0

melaksanakan praktik profesional. 8eberapa masalah etik yang sering terjadi pada tenaga keperawatan antara lain moral unpreparedness, moral blindness, amoralism, dan moral fanatism. 6ntuk menangani masalah etika yang terjadi pada tenaga keperawatan dilakukan organisasi profesi keperawatan *PP.I melalui -ajelis !ode 3tik !eperawatan. ,. ,an#si ad"inistratif. 8erdasarkan Ke$$res No.1- tahun 1991 di&entu# Ma(e!is 5isi$!in 4enaga Kesehatan(M54K) dalam rangka pemberian perlindungan yang seimbang dan objetif kepada tenaga kesehatan dan masyarakat penerima pelayanan kesehatan. -D2! bertugas meneliti dan menentukan ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. 8erdasarkan hasil pemeriksaan -D2! akan dilaporkan kepada pejabat kesehatan berwenang untuk mengambil tindakan disiplin terhadap tenaga kesehatan dengan memperhatikan peraturan perundang(undangan yang berlaku. 2indakan sebagaimana yang dimaksud tidak mengurangi #etentuan $ada 0 $asa! 13 a'at (1) dan a'at (2) UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan, 'aitu 0 (1). 4erhada$ tenaga #esehatan 'ang "e!a#u#an #esa!ahan atau

ake/cerama'samarinda/agust()&

asa! -1 0 enentuan $idana da$at di!a#u#an terhada$ $e!a#u usaha dan/atau $engurusn'a. asa! -2 0 (1). e!a#u usaha 'ang "e!anggar #etentuan se&agai"ana di"a#sud da!a" asa! 8, $asa! 8, asa! 10, asa! 13 a'at (2), asa! 1; a'at (1) huruf a, huruf &, huruf *, huruf e, a'at (2), dan $idana (2). asa! 18 di$idana dengan $a!ing &an'a# $en(ara $a!ing !a"a 1 (!i"a) tahun atau denda D$.2.000.000.000.00 (dua "i!iar ru$iah). e!a#u usaha 'ang "e!anggar #etentuan se&agai"ana di"a#sud da!a" asa! 11, asa! 12, asa! 13 a'at (1) huruf d dan huruf f di$idana dengan $idana $en(ara $a!ing !a"a 2 (dua) tahun atau $idana denda &an'a# D$. 100.000.000.00 (!i"a ratus (uta ru$iah). (3). 4erhada$ $e!anggaran 'ang "enga#i&at#an !u#a &erat, sa#it &erat, *a*at teta$ atau #e"atian di&er!a#u#an #etentuan $idana 'ang &er!a#u. 'idan" peker(aan perawa #an" !erisik$ &elakukan kesalahan )

.affee (1991) da!a" :esta!, K.A. (1991) mengidentifikasi & area dimana perawat berisiko melakukan kesalahan yaitu Pada tahap pengkajian keperawatan *assess"ent errors), eren*anaan #e$era%atan ($!anning errors), dan tinda#an inter)ensi #e$era%atan (inter)ention errors . 6ntuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : #. 7ssess"ent errors, termasuk kegagalan mengumpulkan data/informasi tentang pasien secara adekuat, atau kegagalan mengidentifikasi informasi yang diperlukan seperti data hasil pemeriksaan laboratorium, tanda(tanda <ital, atau keluhan pasien yang membutuhkan tindakan segera. !egagalan dalam pengumpulan data akan berdampak pada ketidaktepatan menetapkan diagnosa keperawatan dan lebih lanjut akan mengakibatkan dalam kesalahan/ketidaktepatan dalam tindakan. 6ntuk menghindari kesalahan ini, perawat seharusnya dapat mengumpulkan data dasar secara komprehensif dan mendasar. ,. !anning errors, termasuk : a. !egagalan mencatat masalah pasien dan kelalaian menuliskan dalan rencana keperawatan. b. !egagalan mengkomunikasikan secara efektif rencana keperawatan yang telah dibuat *misalnya menggunakan bahasa dalam rencana keperawatan dimana perawat yang lain tidak memahami dengan pasti . c. !egagalan memberikan asuhan keperawatan secara berkelanjutan yang disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh dari rencana keperawatan.

ake/cerama'samarinda/agust()&

d. !egagalan

memberikan

instruksi

yang

dapat

komunikasi baik diantara anggota tim kesehatan maupun terhadap pasien dan keluarganya. 6ntuk menghindari kesalahan ini, sebaiknya rumah sakit tetap melaksanakan program pendidikan berkelanjutan *.ontinuing Nursing +du*ation).

dimengerti oleh pasien. 6ntuk mencegah kesalahan tersebut diatas, jangan hanya megira(ngira dalam membuat rencana keperawatan tanpa dipertimbangkan dengan sebaik(baiknya. ;eharusnya dalam menulisan harus dengan pertimbangan yang jelas dengan berdasarkan masalah pasien. 8ila dianggap perlu, lakukan modifikasi rencana berdasarkan data baru yang terkumpul. >encana harus realistik, berdasarkan standar yang telah ditetapkan termasuk pertimbangan yang diberikan oleh pasien. !omunikasikan secara jelas baik secara lisan maupun dengan tulisan. 8ekerja berdasarkan rencana dan dilakukan secara hati(hati instruksi yang ada. ;etiap pendapatnya perlu di<alidasi dengan teliti. &. 8nter)ention errors, termasuk kegagalan menginterpretasikan dan melaksanakan tindakan kolaborasi, kegagalan melakukan asuhan keperawatan secara hati(hati, kegagalan mengikuti/mencatat order/perintah dari dokter atau dari super<isor. !esalahan pada tindakan keperawatan yang sering terjadi adalah kesalahan dalam membaca perintah/order, mengidentifikasi pasien sebelum dilakukan tindakan/prosedur, memberikan obat, dan terapi pembatasan * restri*ti)e thera$'). Dari seluruh kegiatan ini yang paling berbahaya nampaknya pada tindakan pemberian obat, oleh karena itu perlunya

'e!erapa *$n $h kesalahan perawa ) #. Pada pasien usia lanjut, pasien mengalami disorientasi pada saat berada diruang perawatan. Perawat tidak membuat rencana keperawatan guna memonitoring dan mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang tempat tidur. ;ebagai akibat disorientasi, pasien kemudian terjatuh dari tempat tidur pada waktu malam hari dan pasien mengalami patah tulang tungkai. ,. Pada pasien dengan pasca bedah disarankan untuk melakukan ambulasi. Perawat secara drastis menganjurkan pasien melakukan mobilisasi berjalan, pada hal disaat itu pasien mengalami demam, denyut nadi cepat, dan mengeluh nyeri abdomen. Perawat melakukan ambulasi pada pasien sesuai rencana keperawatan yang telah dibuat tanpa mengkaji terlebih dahulu kondisi pasien. Pasien kemudian bangun dan berjalan, pasien mengeluh pusing dan jatuh sehingga pasien mengalami trauma kepala. 'a"ai&ana &en*e"ah adan#a un u an &alprak ik )

ake/cerama'samarinda/agust()&

;angat perlu bagi seorang perawat beru?aya melakukan sesuatu guna mencegah terjadinya tuntutan malpraktik yaitu upaya mempertahankan standar pelayanan/asuhan ya@ng berkualitas tinggi. +al ini dilakukan dalam pekerjaan sebagai perawat yaitu meningkatkan kemampuan dalam praktik keperaweatan dan menciptakan iklim yang dapat mendorong peningkatan praktik keperawatan., yaitu : #. kesadaran diri *self(awareness : Aaitu mengidentifikasi dan memahami pada diri sendiri tentang kekutan dan kelamahan dalam praktik keperawatan. 8ila terindentifikasi akan kelemahan yang dimiliki maka berusahalah untuk mencari penyelesaiannya. 8eberapa hal yang dapat dilakukan yaitu melalui pendidikan, pengalaman langsung, atau berdiskusi dengan teman sekerja/kolega. 0pabila berhubungan seorang super<isor, sebaiknya bersikap terbuka akan kelemahannnya dan jangan menerima tanggung jawab dimana perawat yang bersangkutan belum siap untuk itu. Jangan menerima suatu jabatan atau pekerjaan kalau menurut kriteria yang ada tidak dapat dipenuhi. ,. 8eradaptasi terhadap tugas yang diemban 2enaga keperawatan yang diberika tugas pada suatu unit perawatan dimana dia merasa kurang berpengalaman dalam merawat pasien yang ada di unit tersebut, maka sebaiknya perawat perlu mengikuti program orientasi/program adaptasi di

unit tersebut. Perawat perlu berkonsultasio dengan perawat senior yang aa diunit terbut &. -engikuti kebijakan dan prosedur yang ditetapkan ;eorangmperawat dalam melaksanakan tugasnya harus sealu mempertimbangkan kebijakan dan prosedur yang berlaku di unit tersebut. Ikuti kebijakan dan prosedur yang berlaku secara cermat, misalnya kebijakan/prosedur yang berhubungan dengan pemberian obat pada pasien. 7. -enge<aluasi kebijakan dan prosedur yang berlaku Ilmu pengetahuan dan tehnologi keperawatan bersifat dinamis artinya berkembang secara terus menerus. Dalam perkembangannya, kemungkinan kebijakan dan prosedur yang ada diperlukan guna menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi. 5leh krena itu itu ada kebutuhan untuk menyeuaikan kebijakan dan proseudr atau protokol tertentu. 6ntuk itu merupakan tanggung jawab perawat profesional bekerja guna mempertahankan mutu pelayanan sesuai dengan tuntutan perkembangan. /. Pendokumentasian Pencatatan perawat dapat dikatakan sesuatu yang unit dalam tatanan pelayanan kesehatan, karena kegiatan ini dilakukan selama ,7 jam. 0spa yang dicatat oleh perawat merupakan faktor yang krusial guna menghindari suatu tuntutan. Dokumentasi dalam suatu pencatatan adalah laporan tentang pengamatan yang dilakukan, keputusan yang

ake/cerama'samarinda/agust()&

diambil, kegiatan yang dilakukan, dan penilaian terhadap respon pasien. 5leh karena setiap kasus ditentukan adanya fakta yang mednkung suatu tuntutan, maka diperlukan pencatatan yang jelas dan rele<an. Pencatatan diperlukan secara jelas, benar, dan jelas sehingga dapat dipahami.

bersama dengan tim keperawatan guna memberikan masukan yang diperlukan bagi tim kesehatan lainnya. 7. 2anyakan saran/order yang diberikan oleh dokter jika : Perintah tidak jelas,masalah itu ditanyakan oleh pasien atau pasien menolak, tindakan yang meragukan atau tidak tepat sehubungan dengan perubahan dari kondisi kesehatan pasien. 2erima perintah dengan jelas dan tertulis. /. 2ingkatkan kemampuan anda secara terus menerus, sehingga pengetahuan/kemampuan yang dimiliki senantiasa up(to(date. Ikuti perkemangan yang terbaru yang terjadi di lapangan pekerjaan dan bekerjalah berdasarkan pedoman yang berlaku.

:esta!, K.A (1991) memberikan pedoman guna mencegah terjadinya malpraktik, sebagai berikut : #. 8erikan kasih sayang kepada pasien sebagaimana anda mengasihi diri sendiri. "ayani pasien dan keluarganya dengan jujur dan penuh rasa hormat. ,. Bunakan pengetahuan keperawatan untuk menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat dan laksanakan inter<ensi keperawatan yang diperlukan. Perawat mempunyai kewajiban untuk menyusun pengkajian dan melaksanakan pengkajian dengan benar. &. 6tamakan kepentingan pasien. Jika tim kesehatan lainnya ragu(ragu terhadap tindakan yang akan dilakukan atau kurang merespon terhadap perubahan kondisi pasien, diskusikan

1. Jangan melakukan tindakan dimana tindakan itu belum anda kuasai. =. "aksanakan asuhan keperawatan berdasarkan keperawatan. +indari kekurang hati(hatian asuhan keperawatan. %. Catatlah rencana keperawatan dan respon pasien selama dalam asuhan keperawatan. .yatakanlah secara jelas dan lengkap. Catatlah sesegera mungkin fakta yang anda obser<asi secara jelas. $. "akukan konsultasi dengan anggota tim lainnya. 8iasakan bekerja berdasarkan kebijakan organisasi/rumah sakit dan prosedur tindakan yang berlaku. #). Pelimpahan tugas secara bijaksana, dan ketahui lingkup tugas masing(masing. Jangan pernah menerima atau meminta orang lain menerima tanggung jawab yang tidak dapat anda tangani. model proses dalam memberikan

#)

ake/cerama'samarinda/agust()&

'e!erapa per&asalahan #an" dihadapi $leh pr$%esi keperawa an di +nd$nesia. 9awasan ilmu keperawatan mencakup ilmu(ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal(hal yang melatarbelakanginya, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut, melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial. 8idang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi ilmu keperawatan adalah penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia *bio(psiko(sosio(spiritual , mulai dari tingkat indi<idu utuh, mencakup seluruh siklus kehidupan, sampai pada tingkat masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional sampai subseluler. Perawat diperhadapkan pada suatu situasi guna mengidentifikasi sejauhmana kebutuhan dasar seseorang tidak terpenuhi dan berbagai upaya membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar. +al ini dilakukan dalam proses interaksi perawat(klien. 5leh karena objeknya adalah manusia dalam segala tingkatannya, dan manusia adalah mahluk hidup yang sampai saat ini masih banyak dari aspek manusia belum terungkap melalui ilmu pengetahuan dan ini berarti pula perawat senantiasa diperhadapkan pada kondisi pekerjaan yang penuh dengan risiko. 5leh karenanya, perawat dituntut pada tingkat kemampuan profesional agar ia mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan.

;ebagaimana dikemukakan bahwa keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan atas ilmu dan kiat keperawatan. hal ini bermakna bahwa pelayanan keperawatan yang profesional hanya dapat dimungkinkan bila tenaga keperawatan yang bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan adalah juga tenaga keperawatan yang profesional yang ditandai dengan memiliki pengetahuan yang mendalam dan sistematik, ketrampilan tehnis dan kiat yang diperoleh melalui latihan lama dan teliti, serta pelayanan/asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan tehnis tersebut dengan berpedoman pada filsafat moral yang diyakini, yaitu etika profesi. Di Indonesia, katagori pendidikan yang menghasilkan tenaga keperawatan profesional adalah diperoleh dari jenjang pendidikan tinggi yang pada saat ini adalah 0kademi keperawatan *jenjang Diploma III keperawatan/.ers. Pada kenyataannya, masih sebagian besar tenaga keperawatan lulusan ;P! *setingkat ;-6 yaitu sebanyak %/ D ( ,u!ae"an, M, 5r., 2000 yang secara formal belum memiliki kemampuan profesional sehingga ditinjau dari aspek hukum belum mampu untuk mempertanggung jawabkan setiap tindakan. Pada situasi dimana terjadi kesalahan yang dilakukan oleh tenaga non profesional, amka perlu dilakukan pelimpahan tanggung jawab kepada atasannya. Dengan jumlah tenaga keperawatan non profesional yang lebih mendominasi asuhan keperawatan di tatanan pelayanan khususnya di rumah sakit belum dapat dilaksanakan secara baik sehingga menyebabkan pelayanan keperawatan yang sesduai dengan standar dan etika profesi belum dan program pendidikan sarjana

##

ake/cerama'samarinda/agust()&

dapat

dilaksanakan sepenuhnya,

walaupun beberapa

peraturan

keperawatan. sebagaimana yang telah diatur dalam 0D/0>2 PP.I *-ajelis !ode 3tik !eperawatan tingkat Pusat baru dibentuk pada tanggal ,1 Januari ,)),, bagaimana dengan -ajelis !ode 3tik !eperawatan di tingkat propinsi E . Dimana -ajelis !ode etik !eperawatan inilah yang bertanggung jawab menangani masalah tersebut. !ode etik keperawatan sebagai norma moral yang mengandung nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh setiap tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada kliennya. ;ebagai suatu profesi, PP.I memiliki kode etik keperawatan yang ditinjau setiap / tahun dalam -6.0; PP.I. :8/ 8erdasarkan keputusan MUN7, +ti# :8 N8 No.09/MUN7, Patut N8/2000 tentang Kode Ke$era%atan 8ndonesia.

perundang(undangan telah mengatur . Undang-undang No.23 4ahun 1992 te!ah "e"&eri#an $enga#uan se*ara (e!as terhada$ tenaga #e$era%atan se&agai tenaga $rofesiona! se&agai"ana $ada $asa! 32 a'at (3), $asa! 13 a'at (1) dan a'at (2). ,e!an(utn'a $ada a'at (3) "en'e&ut#an &ah%a #etentuan "engenai standar $rofesi dan ha#-ha# $asien se&agai"ana di"a#sud da!a" a'at (2) diteta$#an dengan eraturan e"erintah. ;ampai saat ini peraturan tentang standar profesi belum ada. Dengan demikian standar praktik keperawatan yang di sebagian rumah sakit hanya bersifat mengikat kedalam, tetapi keluar yaitu secara hukum belum dapat dipertanggung jawabkan *karena akan ditetapkan dalam Peraturan pemerintah . ;ehingga tenaga keperawatan yang saat ini bekerja di tatanan pelayanan tidak memiliki standar baku sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan keperawatan. +al ini berdampak pada rendahnya mutu pelayanan keperawatan dan berisiko terjadinya malpraktik. 8anyak kasus yang keburu diajukan ke pengadilan sebelum ditangani oleh organisasi profesi *misalnya -ajelis !ode 3tik !eperawatan yang kadang(kadang bukanlah merupakan pelanggaran hukum *perdata/pidana tetapi hanya merupakan perlanggaran etik profesi semata. 2idak adanya penanganan dari profesi keperawatan karena sampai saat ini belum ada badan yang dibetuk oleh organisasi profesi

dipertanyakan apakah semua perawat di Indonesia mengetahui adanya kode etik keperawatan yang akan dipedomani dalam memberikan pelayanan keperawatan. -ungkin masih sebagian besar dari perawat di Indonesia belum mengetahui adanya kode etik yang dimaksud, apalagi anggota masyarakat lainnya yang perlu pula mengetahui norma moral apa yang diyakini oleh perawat dalam memberikan pelayanan terhadap dirinya. !arena dengan jaminan nilai(nilai luhur ini maka setiap orang akan dengan suka rela menerima uluran tangan perawat. ;anksi administratif/tindakan disiplin yang diberikan kepada tenaga dianggap melakukan

kesehatan termasuk tenaga keperawatan karena

kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan standar profesi dalam memberikan pelayanan kesehatan diberikan oleh pejabat yang berwewenang

#,

ake/cerama'samarinda/agust()&

*organisasi

dimana

tenaga

keperawatan

bekerja

atas

dasar

pembinaan anggota agar semakin berkualitas dalam memberikan pelayanan. Disadari saat ini bahwa PP.I terutama di tingkat propinsi dan !abupaten/!ota belum berperan sebagaimana layaknya sebagai organisasi profesi. !eberadaan PP.I di daerah tidak dirasakan sebagai suatu kebutuhan dalam mempertahankan kemampuan profesional anggotanya. +al ini kadang( kadang dipertanyakan oleh para anggotanyaF0pa yang saya peroleh dari organisasi, walaupun kewajiban saya telah saya penuhi untuk organisasiF E. PP.I yang ada di daerah hanyalah sekedar memenuhi 0D/0>2 PP.I, tetapi kegiatan yang mengarah pada pembinaan anggota kurang mendapat perhatian. 2anpa pembinaan, akan sangat berisiko melakukan malpraktik. Demikian pula dengan terjadinya kasus yang dianggap merupakan pelanggaran yang berlalu begitu saja tanpa turun tangan dari pihak organisasi PP.I, yang kadang(kadang kasusnya menyeret tenaga keperawatan untuk berhubungan dengan Polisi/Jaksa/pengadilan. Dalam suatu perkara pidana, guna kepentingan pemeriksaan dari suatu kasus diperlukan keterangan ahli yaitu keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan membuat terang suatu perkara (,oerodi&roto, ,.,2001). Aang menjadi pertanyaan adalah siapa yang melakukan tindak pidana *perawat profesional kah atau non profesional . ;aksi ahli yang dimaksud yang akan memberikan keterangan adalah yang dianggap ahli dalam bidang keperawatan *menguasai ilmu keperawatan . ;ebagaimana telah dikemukakan bahwa tenaga keperawatan profesional *ahli hanya terdapat #/ D dari seluruh tenaga keperawatan yang ada, yang tersebar diseluruh pelosok tanah air. 2enaga ini lebih banyak

pertimbangan yang diajukan oleh Ma(e!is 5isi$!in 4enaga Kesehatan (M54K). Ma(e!is ini di&entu# dengan Ke$$res No.1- 4ahun 1991, 'ang terdiri dari M54K 4ing#at usat dan M54K 4ing#at ro$insi. ;epengetahuan penulis, sampai saat ini -D2! 2ingkat Propinsi belum terbentuk. "alu timbul pertanyaan, bagaimana sebuah rumah sakit memberikan tindakan disiplin pada tenaga kesehatan yang bekerja di lingkungan rumah sakit tanpa terlebih dahulu kasus pelanggaran tersebut ditangani oleh -D2! 2ingkat propinsi. 0pabila persoalan diserahkan pada 2ingkat Pusat, apakah tidak terjadi keterlambatan dalam pengambilan keputusan E. Pada kondisi ini nampaknya tenaga kesehatan berada pada posisi yang lemah/dirugikan. Pertanyaan lain yang dapat diajukan adalah ditingkat organisasi profesi keperawatan dikenal adanya -ajelis !ode 3tik !eperawatan , bagaimana hubungan kerjanyaE. 6ntuk adanya kepastian dalam pengambilan keputusan diperlukan kejelasan baik dalam tata hubungan, lingkup tanggung jawab dan kegiatannya pada masing(masing organisasi yang dibentuk yang memiliki kemiripan dalam arah/sasaran dan tujuan serta lingkup kegiatannya. 5rganisasi profesi bertanggung jawab melakukan pembinaan terhadap anggotanya guna mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan anggotanya dan terhindar dari perbuatan yang tercelah *criminal malpractice atau pelanggaran lainnya. Demikian pula dengan PP.I sebagai organisasi profesi keperawatan bertanggung jawab terhadap

#&

ake/cerama'samarinda/agust()&

terkonsentrasi dikota(kota besar dan tidak terdistribusi secara merata. !elangkaan tenaga ahli yang akan berperan sebagai saksi ahli dalam suatu perkara pidana, akan mengakibatkan tenaga perawat tetap berada pada posisi yang lemah. Pendidikan tenaga keperawatan terutama Program Pendidikan D III !eperawatan saat ini di Indonesia sebanyak ,$& yang terdiri dari /% milik Depkes dan ,&/ milik Daerah/2.I/P5">I/;wasta (7#e, 2., 2000). Penyelenggaraan pendidikan tidak didukung sumber daya yang memadai. 2erbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pendidikan, terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, dan terbatasnya lahan praktik sebagai model pelayanan keperawatan profesional akan mengakibatkan mutu lulusan tidak berkualitas. Dengan demikian ijasah menjadi bukan jaminan profesional seseorang, sehingga bagi tenaga ini akan sangat berisiko untuk melakukan malpraktik karena mereka diberi tanggung jawab dan dipercaya sebagai tenaga profesional walaupun tidak didukung oleh kemampuan yang memadai sebagai tenaga keperawatan yang profesional. ;ebagian besar waktu perawat dalam tatanan pelayanan khususnya di rumah sakit adalah mengerjakan pekerjaan yang tidak terkait langsung dengan tugas pokoknya sebagai perawat. 8anyak tindakan(tindakan medik yang harus dikerjakan oleh perawat antara lain tindakan in<asif, dimana tindakan ini dapat berdampak menimbulkan cedera/injury, kecacatan seumur hidup atau kematian misalnya kesalahan perawat

dalam memberikan obat pada pasien. Perawat harus mengerjakan tindakan medik karena keterbatasan tenaga dokter terutama di puskesmas/puskesmas Pembantu. >isiko melakukan kesalahan sangat besar karena perawat tidak siap melakukan tidakan tersebut dengan tepat sesuai prosedur yang berlaku. -ereka hanya diperkaya oleh pengalaman yang diperoleh dilingkungan kerjanya dari sesama perawat dan tidak didukung oleh latar belakang pengetahuan yang memadai. 6ntuk tindakan medik apabila diperlukan untuk didelegasikan kepada perawat sebaiknya dilakukan secara tertulis *standing order . ;aat ini telah tersusun 0lgoritma klinik *clinical 0lgorithm bagi perawat dan bidan di puskesmas yang disusun oleh Ikatan Dokter Indonesia *IDI dan PP.I bekerjasama dengan Depkes 4 !essos >>. 0lgoritma klinik ini dibuat atas dasar ,urat +daran $eriha! 9 858 No"or 0 380/ 9/+.1/01/2001 ersetu(uan $e!i"$ahan %e%enang $rosedur tinda#an "edi#

ter&atas &agi $era%at dan &idan di us#es"as . +al semacam ini diperlukan pula bagi perawat dan bidan yang bekerja di rumah sakit, yang sampai saat ini belum ada sebagaimana di puskesmas. 0lgoritma klinik perlu diikuti pelatihan bagi perawat dan bidan dalam mengimplementasikan kegiatan tersebut. !alau hal ini berlaku, dan ternyata dalam pelaksanaannya perawat atau bidan melakukan kesalahan, siapa yang akan bertanggung jawab E. 0pakah cukup perawat saja yang telah melakukan kesalahan, ataukah dokter yang memberikan pelimpahan. Dan bila dokter, siapa yang dimaksudkan apakah dokter yang ada di puskesmas E. Pertanyaan ini perlu terjawab agar dikemudian hari tidak saling melempar tanggung jawab, yang akan menyebabkan masalah menjadi berlarut(larut.

#7

ake/cerama'samarinda/agust()&

Kesi&pulan 8erdasarkan uraian di atas menjadi jelas bahwa masalah malpraktik bersifat sangat kompleks karena berbagai faktor yang terkait didalamnya. ;ebagai perawat profesional dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti perkembangan yang terjadi baik oleh karena perkembangan IP23! khususnya IP23! keperawatan, tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. ;aat ini perawat diperhadapkan pada berbagai tuntutan pelayanan profesional melalui peraturan perundang(undangan yang berlaku, yang apabila melakukan kesalahan dan kelalaian akan diperhadapkan pada suatu tuntutan baik dari organisasi profesi, organisasi pelayanan kesehatan, dan tututan hukum. Perawat di Indonesia sangat berisiko melakukan malpraktik karena tidak didukung oleh kemampuan yang memadai *profesional dalam bidangnya , banyak mengerjakan tindakan kolaboratif/tindakan in<asif yang mungkin bukan bidang pekerjaannya sebagai layaknya seorang perawat profesional. ;ehingga untuk masalah ini diperlukan pembinaan dari semua pihak yang terkait.

5rganisasi profesi sebagai wadah para anggotanya bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu tenaga keperawatan sebagai konsekuensi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan perannya kesejahteraan

anggotanya. 5perasionalisasi kegiatan organisasi PP.I terjadi disemua tingkat organisasi baik di Pusat, Pro<insi, !abupaten/!ota, dan !omisariat Instituasi pendidikan sebagai lembaga yang menghasilkan tenaga keperawatan profesional bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan secara berkualitas dengan cara mengembangkan dan mengorganisasikan kurikulum nasional kedalam kurikulum institusi, menyediakan segala sumber daya yang dapat mendukung sepenuhnya kegiatan pendidikan. Demikian pula perlu didukung tersedianya lahan praktik yang memungkinkan mengimplementasikan teori(teori kedalam situasi nyata, serta berbagai kebijakan yang mendukung.

#/

ake/cerama'samarinda/agust()&

'A,AN R-J-KAN
0ke, J.,*,))) , Sistem ketenagaan dalam mengembangkan sistem pemberian pelayanan keperawatan, Jakarta *tidak diterbitkan . Depkes >I *#$$, , Undang-Undang Republik Indonesia nomor : 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, Jakarta : 8iro +ukum dan +ubungan -asyarakat ;etjen Depkes >I. 3llis 4 +artley *#$$% , ursing in today!s world, *1th.ed , Philadelphia : "ippincott. Buwandi, J. *#$$7 , "elalaian #edik $medi%al negligen%e&' *,nd.ed , Jakarta : 8alai penerbit G!6I. +anafiah dan 0mir *#$$$ , (tika kedokteran dan hukum kesehatan, *&rd.ed , jakarta : 3BC IDI dan PP.I *,))# , )lgoritma "linik $%lini%al algorithm& bagi perawat dan bidan di *uskesmas+ "eahy 4 !iHilay *#$$% , ,oundations o- nursing pra%ti%e . ) nursing pro%ess approa%h, Philadelphia I 9.8.;aunders Company. -egan 4 Johnstone *#$%$ , /io ethi%s : ) nursing perspe%ti0e , ;ydney : 9.8. ;aunders. P8 IDI *,))# , Surat (daran omor 3123*/3(+132432221 perihal *ersetu5uan pelimpahan wewenang prosedur tindakan medik terbatas bagi perawat dan bidan di *uskesmas+ PP PP.I *,))) , #usyawarah nasional 6I *ersatuan *erawat asional Indonesia, 8andung #,(#/ 0pril ,))) *tidak diterbitkan .

PP!C *,))) , *elatihan : 7uty manager keperawatan , Jakarta *tidak diterbitkan . ;yawali dan Imaniyati *,))) , +ukum perlindungan konsumen, 8andung : CJ -andar -aju. -aKrifin +usin *,)), , *endidikan keperawatan di masa depan . 7isampaikan pada rapat ker5a nasional ** I , lawang ,1 januari ,)), *tidak diterbitkan . LLL... *#$$& *endidikan tinggi keperawatan . 7isampaikan pada pelatihan kurikulum materi 8"/ pada program pendidikan 7 III "eperawatan di Indonesia, jakarta *tidak diterbitkan . ;oerodibroto, ;., *,))# , "U9* dan "U9)* dilengkapi Aurisprudensi mahkamah 0gung dan +oge >aad, *7 th.ed , Jakarta : P2 >aja Brafindo Persada. ;ulaeman, -. Dr. *,))) , *ola pelayanan keperawatan dalam menghadapi desentralisasi sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, Direktorat pelayanan keperawatan Ditjen Aanmedik Depkes >I *tidak diterbitkan . 9ijono *#$$$ , #ana5emen mutu pelayanan kesehatan, ;urabaya : 0irlangga uni<ersity Press. Jestal, !.9. *#$$/ , ursing #anagement : :on%epts and issues , *,nd.ed , Philadelphia : J.8."ippincott Company.

#1

ake/cerama'samarinda/agust()&

#=

ake/cerama'samarinda/agust()&

Oleh : Drs. Julianus Ake, SKp, M.Kep

#%

ake/cerama'samarinda/agust()&

#$

ake/cerama'samarinda/agust()&

Anda mungkin juga menyukai