PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang adalah melaksanakan model Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) dengan merujuk kepada standar nasional yang ditetapkan
oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan tetap memperhatikan misi
pendidikan tinggi Muhammadiyah, kebutuhan lokal, regional dan Perserikatan
Muhammadiyah dengan pendekatan
1.
2.
3.
4.
5.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk dapat mengidentifikasi dan memahami penyakit mata kering
yang ada di masyarakat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Tugas Pengenalan Profesi kali ini, adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu mengetahui gejala dari penyakit mata kering.
2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis penyakit mata kering.
3. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit mata
kering.
4. Mahasiswa mampu mengetahui tatalaksana yang dapat dilakukan pada
penyakit mata kering..
5. Mahasiswa mampu mengetahui pencegahan penyakit mata kering.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata
yang
bermuara
kira-kira
sepuluh
lubang
kecil,
bersama
saraf
fasialis
(n.VII).
Saraf
lakrimalis
kemudian
Sistem sekresi air mata terdiri atas puncta, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan
duktus nasolakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup mirip mulai di lateral,
menyebarkan air mata secara merata di atas kornea, dan menyalurkannya ke sistem
eksresi pada aspek medial palpebra. Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan
dengan kecepatan yang sesuai dengan jumlah yang diuapkan, dan itulah sebabnya
hanya sedikit yang sampai ke sistem eksresi.Bila memenuhi sakus konjungtivae air
mata akan memasuki puncta sebagian karena sedotan kapiler. Dengan menutupnya
mata, bagian khusus orbikularis pra-tarsal yang mengelilingi ampula mengencang
untuk mencegahnya keluar. Bersamaan waktu, palpebra ditarik ke arah krista
lakrimalis posterior, dan traksi fascia mengelilingi sakus lakrimalis berakibat
memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negatif di dalam sakus. Kerja
pompa dinamik ini menarik air mata kedalam sakus yang kemudian berjalan melalui
duktus nasolakrimalis karena pengaruh gaya berat dan elastisitas jaringan, ke dalam
meatus
inferior
hidung.
Lipatan-lipatan
mirip
katup
dari
epitel
pelapis
jika
terjadi
luka
kornea.
Albumin,
transferrin,
agar
air
mata
dapat
membasahinya,
serta
berfungsi
urea (0.04 mg/dL), dan perubahan dalam konsentrasi darah diikuti perubahan
konsentrasi glukosa dan urea air mata. pH rata-rata air mata adalah 7.35, meski
ad variasi normal yang besar (5.20-8.35). dalam keadaan normal, cairan air
mata adalah isotonik. Osmolalitas film air mata bervariasi dari 295 sampai 309
mosm/L. (Vindica , 2010 )
2.2 Definisi Mata Kering
Mata kering adalah suatu gangguan pada permukaan mata yang ditandai
dengan ketidakstabilan produksi dan fungsi dari lapisan air mata. Angka kejadian
Mata Kering ini lebih banyak pada wanita dan cenderung meningkat sesuai dengan
peningkatan usia. Banyak diantara penyebab sindrom mata kering mempengaruhi
lebih dari satu komponen film air mata atau berakibat perubahan permukaan mata
yang secara sekunder menyebabkan film air mata menjadi tidak stabil. Ciri
histopatologik termasuk timbulnya bintik-bintik kering pada kornea dan epitel
konjungtiva, pembentukan filamen, hilangnya sel goblet konjungtiva, pembesaran
abnormal sel epitel non-goblet, peningkatan stratifikasi sel, dan penambahan
keratinasi. (Vaughan, 2010)
Sindrom Mata Kering (Keratokonjungtivitis Sicca) didefinisikan sebagai
suatu gangguan pada permukaan mata yang ditandai dengan keringnya permukaan
kornea dan konjungtiva yang terjadi akibat ketidakstabilan produksi dan fungsi dari
lapisan air mata (akueus, musin, atau lipid). Permukaan mata kita dilapisi oleh 3
lapisan air mata yaitu lapisan lipid, akuos dan musin. Ketiganya membentuk lapisan
air mata yang stabil diantara kedipan mata. Lapisan air mata yang stabil ini membuat
mata terasa nyaman dan penglihatan jelas. Ketidakstabilan lapisan ini akan membuat
bercak kering di permukaan mata yang menyebabkan sensasi rasa kering, terasa
seperti berpasir dan kadang-kadang penglihatan menjadi kabur. (Ilyas, 2014)
Mata Kering merupakan penyakit multifaktorial pada kelenjar air mata dan
permukaan okuler yang menghasilkan gejala-gejala ketidaknyamanan, gangguan
pengelihatan, air mata yang tidak stabil sehingga berpotensi untuk menimbulkan
kerusakan pada permukaan okuler. Mata Kering disertai dengan peningkatan
osmolaritas dari air mata dan peradangan dari permukaan okuler. ( Stephen, 2014)
8
8. Pasien yang telah menjalani operasi refraktif seperti PRK, LASIK akan mengalami
dry eye untuk sementara waktu. (Asyari. 2007)
menyebabkan
cedera
epitelium
permukaan
okuler
dengan
neuro
humoral
permukaan
okuler
yang
menyebabkan
10
11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
pandangan
berkabut.
Biasanya
gejala
tersebut
12
13
(tetracaine
0.5%)
mengukur
fungsi
kelenjar
lakrimal
tambahan
mata, atau dengan menahan palpebra agar tetap terbuka. Waktu ini lebih
pendek pada mata dengan defisiensi air pada air mata dan selalu lebih
pendek dari normalnya pada mata dengan defisiensi musin.
15
Bengal rose lebih sensitif dari flourescein. Pewarna ini akan memulas
semua sel epitel non-vital yang mengering dari kornea konjungtiva.
F. Penguji Kadar Lisozim Air Mata
Penurunan konsentrasi lisozim air mata umumnya terjadi pad awal
perjalanan sindrom Sjorgen dan berguna untuk mendiagnosis penyakit ini.
Air mata ditampung pada kertas Schirmer dan diuji kadarnya. Cara paling
umum adalah pengujian secara spektrofotometri.
G. Osmolalitas Air Mata
Hiperosmollitas air mata telah dilaporkan pada keratokonjungtivitis
sicca dan pemakaian kontak lens dan diduga sebagai akibat berkurangnya
sensitivitas
kornea.
Laporan-laporan
menyebutkan
bahwa
16
17
Pada kasus dry eye ringan, cukup dengan tetes mata, lubrikasi pada
malam hari, kompres hangat dan massage kelopal mata jika disertai radang
tepi kelopak mata (blefaritis).
(Asyari, 2007 & Jaya, 2014)
2.8 Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Berikut langkah-langkah pemeriksaan tajam penglihatan (visus) ,antara lain :
1. Penderita dan pemeriksa berhadapan.
2. Penderita duduk pada jarak 6 m dari Optotype Snellen, mata yang
satu ditutup.
3. Penderita dipersilahkan untuk membaca huruf/gambar yang
terdapat pada Optotype, dari yang paling besar sampai pada
huruf/gambar yang dapat terlihat oleh mata normal.
4. Apabila penderita tak dapat melihat gambar yang terdapat pada
Optotype, maka kita mempergunakan jari kita.
5. Penderita diminta untuk menghitung jari pemeriksa, pada jarak 1 m,
2 m, sampai dengan 6 m.
6. Dalam hal demikian maka visus dari penderita dinyatakan dalam
per-60
7. Apabila penderita tak dapat menghitung jari, maka dipergunakan
lambaian tangan pemeriksa pada jarak 1m sampai 6 m.
8. Dalam hal ini, maka visus penderita dinyatakan dalam per 300.
9. Apabila lambaian tangan tak terlihat oleh penderita, maka kita
periksa visusnya dengan cahaya (sinar baterai).
10. Untuk ini maka visus dinyatakan dalam per tak terhingga.
(Elvioza. 2010)
18
2.9 Prognosis
Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien dengan sindrom
mata kering adalah baik. Sebagian besar pasien dengan derajat keparahan ringan
hingga sedang dapat diobati gejalanya dengan pemberian lubricant, dan
gejalanya bisa teratasi. Pada mata kering yang berat, bisa mengganggu kualitas
hidup karena seringkali pasien mengeluhkan penglihatan kabur, iritasi berat
sehingga mereka kesulitan membuka mata dan mereka aktivitas kerja menjadi
terganggu. (Vindica, 2010)
2.10 Komplikasi
1. Pada awal perjalanan penyakit , penglihatan sedikit terganggu.
2. Pada kasus lanjut, dapat timbul ulkus kornea, penipisan kornea, dan perforasi.
Kadang-kadang terjadi infeksi bakteri sekunder, dan berakibat timbulnya
jaringan parut dan vaskularisasi pada kornea, yang sangat menurunkan
penglihatan.
(Vaughan, 2010 & Asyari, 2007)
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Nama Kegiatan
Tugas Pengenalan Profesi dengan judul Identifikasi Penyakit Mata Kering di
Masyarakat.
19
Hari/ Tanggal
: 24 November 2014
Waktu
: 16.00 WIB
Alat tulis
2.
Kamera
3.
Alat rekam
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
20
8.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil kunjungan kami ke masyarakat , kami mendapatkan seorang pasien
dengan gangguan mata kering yang bertempat tinggal di daerah rumah susun
Kemudian kami melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik mata terhadap pasien.
21
Pertanyaan
Hasil Wawancara
Sakit kepala
Bapak/ Ibu?
Apakah mata terasa kering, merah
Iya
Iya
nyeri?
Apakah mata terasa seperti terdapat
Iya
mengeluarkan
banyak air ?
Apakah
keluhan
tersebut
dicetuskan oleh debu , asap, dan
lingkungan yang kering?
setelah
memakai
mata
membaca
lama
computer
dan
jangka
panjang?
mata.
Arthritis ?
7
Pemeriksaan
apa
saja
yang
dokter?
9
mengurangi keluhan ?
pemeriksaan
terhadap Ny.I berupa pemeriksaan tekanan darah serta pemeriksaan terhadap mata
dengan menggunakan snellen chart dan Tes Schimer dengan kertas lakmus,berikut
merupakan hasil dari pemeriksaan yang kami lakukan :
TD :
Visus :
140/80 mmHg
OD : 6/6
23
OS : 6/6
Tes Schimer : < 10 mm / 5 menit
4.2 Pembahasan
Ny. R yang berumur 54 tahun mengeluh mata kering sejak 1 tahun terakhir.
Hal ini sesuai dengan epidemiologi mata kering yang terutama pada orang
berusia lebih dari 40 tahun dan 90% terjadi pada wanita. Pada pasien menopause
terjadi penurunan sekresi air mata yang diyakini karena defisiensi estrogen. Pada
pemeriksaan Tes Schimer didapatkan hasil <10mm dalam 5 menit, itu
menandakan produksi air mata yang abnormal. Pemeriksaan visus pada kedua
mata beliau normal. (Vindica,2010)
Ny. R mempunyai riwayat mengonsumsi obat antihipertensi, obat rheumatoid
arthritis, dan obat alergi. Semua jaringan pada permukaan bola mata, kelenjar
sekretorius, palpebra dan saluran ekskretorius dari jalur nasolakrimal terhubung
oleh jaringan neural yang kompleks/unit fungsional lakrimal. Gangguan jalur
eferen dipengaruhi oleh konsumsi obat antidepresan,dekongestan, antihistamin,
anti hipertensi, , diuretic, obat-obat tukak lambung,tranquilizers, beta blockers,
anti-muscarinic, obat anestesi umum. Obat antihipertensi yang terbukti
menurunkan produksi air mata antara lain clonidine, prazosin, propanolol,
reserpine, methyldopa dan guanethidine. Chlorpheniramin maleat atau lebih
dikenal dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek
sedative (menimbulkan rasa kantuk). Obat ini juga mengganggu jalur eferen dan
menyebabkan penurunan produksi air mata. Penyakit yang sering dihubungkan
dengan penyakit mata kering antara lain rheumatoid arthritis, diabetes, kelainan
tiroid, asma, lupus erythematosus, pemphigus, sindrom Stevens- Johnson,
sindrom Syogrens, scleroderma, poliarteritis, nodosa, sarcoidosis, sindrom
Mickulick. (Surasmiati, 2014)
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil yang didapat, gejala dari mata kering terdiri dari mata
seperti berpasir , mata terasa panas dan perih .
2. Cara mendiagnosis keluhan mata kering tersebut adalah dengan melakukan
anamnesis dengan mengajukan pertanyaan terkait penyakit mata kering,
pemeriksaan visus mata dan melakukan tes Schimer dengan media kertas
lakmus.
3. Pemeriksaan penunjang mata kering adalah Tear film break-up time, Sitologi
Impresi, dan Osmolalitas Air Mata.
4. Tatalaksana dari penyakit mata adalah dengan tetes air mata buatan, lubricant
pada malam hari, kompres hangat, dan massage kelopak mata jika disertai
radang tepi kelopak mata. Untuk dry eye berat, dapat dipertimbangkan
25
penglihatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asyari, Fatma. 2007. Dry Eye Syndrome. Jurnal Dexa Media No.4, Volume 20 ,
Oktober - Desember 2007, 162-166 .
Elvioza. 2010. Pemeriksaan Mata Dasar. Jakarta : Departemen Ilmu Kesehatan
Mata FK UI .
Ilyas, Sidharta . 2014. Ilmu penyakit mata edisi 5. Jakarta: Balai penerbit FK UI.
Jaya, Dhani. 2014. Keratokonjungitvitis sika pdf . Jawa Timur : RSUD Dolopo.
Surasmiati, Ni Made Ayu . 2014. Faktor Risiko Rendahnya Sekresi Air Mata pdf .
Bali: Universitas Udayana.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Stephen, Foster . 2014 . Dry Eye Syndrome .
http://emedicine.medscape.com/article/1210417-overview diakses tanggal 31
Oktober 2014.
Vaughan D.G. 2010. Sindrom Mata Kering (Keratokonjungtivitis Sika).
26
LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
No
Pertanyaan
Hasil Wawancara
mata
mengeluarkan
banyak air ?
3
Apakah
keluhan
tersebut
dicetuskan oleh debu , asap, dan
lingkungan yang kering?
membaca
memakai
lama
computer
dan
jangka
panjang?
5
Pemeriksaan
apa
saja
yang
28
29
30
31