Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Laboratorium Hematologi telah mengalami revolusi teknologi setelah 20 tahun


terakhir dari metode manual berkembang menuju instrumen yang relatif sederhana
sampai pada instrumen multi-parameter yang kompleks. Meluasnya penggunaan
analyzer darah lengkap otomatis beserta perbaikan material kalibrator dan kontrol
membawa dampak besar terhadap efisiensi operasional laboratorium. Meskipun
demikian, tetap diperlukan upaya untuk mempertahankan akurasi dengan jalan
mencegah atau memprediksi penyimpangan selma pemakaian rutin. (NCCLS, 1996)
Upaya ini sekarang semakin mudah dilakukan dengan tersedianya berbagai strategi
dan perangkat satistik untuk membantu pelaksanaan program penjaminan mutu
(quality assurance/QA) dan kontrol kualitas (quality control/QC) Hematologi, yang
bila diterapkan secara teliti diharapkan hasil tes yang reliabel akan dapat dicapai.
PERMASALAHAN
Berbeda dengan kimia klinik, dimana pelaksanaan kontrol kualitas relarif telah mapan
dan berkembang luas, beberapa area kontrol kualitas bidang hematologi masih
dihadapkan pada masalah pada upaya standardisasi. Hal ini disebabkan sifat
pengukuran dalam bidang hematologi yang melibatkan komponen seluler yang hidup.
Elemen-elemen dari pemeriksaan darah lengkap (complete blood count/CBC) yang
saat ini telah tersedia dan termasuk didalam stndar adalah pengukuran kadar
hemoglobin, hematookrit (Hct), mean carpuscular volume (MCV), hitung jumlah
eritrosit (RBC), leukosit (WBC), hitung jumlah trombosit (platelet count), dan hitung
jumlah leukosit.
Idealnya material untuk kalibrasi dan QC sebaiknya berasal dari sumber yang sama
dan identik dengan bahan yang akan diperiksa. Darah segar mempunyai keterbatasan
dimana komponen-komponen sel darah akan mengalami kerusakan sesudah 24 jam.

(Van Dun, 2007) Fakta ini berakibat masalah yang spesifik, akibat kurangnya
material stabil yang tersedia untuk digunakan sebagai kontrol atau kalibrator.
KONTROL KUALITAS
Kontrol kualitas merupakan produk metode kuantitatif dan statistik yang digunakan
dalam laboratorium untk menjamin hasil tes yang reliabel. Tujuan utama dari
prosedur kontrol kualitas adalah untuk memperoleh hasil yang reliabel mampu
mendeteksi kesalahan (error) dan mencegah munculnya kejadian tertentu. (Shamsi,
2003) Proses kontrol kualitas merupakan proses terpadu yang dirancang untuk
menjamin bahwa hasil pasien yang dilaporkan adalah valid dan dapat digunakan
Dokter didalam membuat keputusan diagnostik dan terapautik. Dengan melakukan
kontrol kualitas, kita dapat melakukan konfirmasi bahwa penampilan instrumen
analitik adalah stabil dan tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. (Van Dun,
2007) Kontrol kualitas melibatkan prosedur untuk memonitor dan mengevaluasi
karakteristik dari suatu pemeriksaan.
Kontrol kualitas diuji dengan analisis sampel kontrol bersamaan dengan sampel
pasien dan menerapkan metode statistik yang sesuai terhadap hasil untuk
menegakkan akurasi dan presisi yang merupakan tolak ukur untuk menetapkan
akseptabilitas hasil. (Burns, 2007) Kontrol kualitas terdiri atas prosedur-prosedur
yang digunakan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan yang terjadi berkaitan dengan
kegagalan sistem pengujian, kondisi lingkungan yang merugikan, dan variasi didalam
penampilan. (CLIA, 2003)
Kontrol Kualitas Internal
Kontrol kualitas internal hematologi dilakukan secar mandiri oleh laboratorium klinik
dengan memonitor prsedur tes-tes hematologi yang merupakan indikator kinerja
laboratorium. Prosedur kualitas internal hematologi serupa dengan kontrol kualitas
internal pada umumnya yang melibatkan penggunaan material kontrol dan

pengukuran berulang (repeated measurement) pada spesimen rutin. Analisis sampel


kontrol dilakukan bersamaan dengan sampel pasien.
Hasil yang diperoleh melalui prosedur ini dianalisis secara statistik berdasarkan luang
lingkup waktu harian (within day dan to day) untuk menetapkan akseptabilitas suatu
tindakan analisis. Dengan prosedur ini laboratorium dapat memonitor presisi dan bias
analitik

metode

pemeriksaan

sehingga

dapat

menjamin

evaluasi

yang

kontinyu.prosedur ini dikenal juga sebagai real time quality control. (Burns, 2007;
Shamsi, 2003)
Kontrol Kualitas Eksternal
Kontrol kualitas eksternal merupakan suatu evaluasi obyektif oleh panitia atau badan
independen yang diorganisasi secara internasional, nasional atau regional terhadap
penampilan sejumlah besar laboratorium. Program kontrol kualitas eksternal
dilakukan dengan menyuplai khusus bahan kontrol secara periodik untuk dianalisis
oleh laboratorium-laboratorium peserta program, hasilnya dikirim kembali pada
panitia atau badan independen tesebut. (Burns, 2007; Shasmi, 2003)
Penampilan tiap laboratorium dibandingkan dengan hasil rerata seluruh laboratorium
peserta program dan nilai benar yang diperoleh dari pemeriksaan baku emas
dilaboratorium rujukan. Evaluasi dilakukan pula dengan menilai seberapa dekat hasil
tersebut bila dibandingkan dengan rerata berdasarkan konsensus. Hal yang perlu
diperhatikan adalah kontrol kualitas eksternal bukan suatu real time quality vontrol
akan tetapi merupakan penampilan analitik retrospektif dari laboratorium secara
individul. Tujuannya untuk memperoleh komparabilitas dengan hasil laboratorium
lain.
Material Kontrol Kualitas
Istilah-istilah kunci berikut ini pada umumnya digunakan didalam pemantauan
kontrol kualitas didalam laboratorium klinik, termasuk didalam bidang hematologi.

Bahan Kontrol Hematologi


Suatu material yang mempunyai nilai uji yang diramalkan dan mempunyai matriks
yang tipikal sama seperti halnya sampel pasien. Kontrol diperiksa secara bersamaan
dengan spesimen pasien untuk memonitor penampilan uji tersebut. Sampel kontrol
adalah spesimen yang dipersiapkan secara khusus dan disisipkan kedalam proses
pemeriksaan yang mempunyai matriks yang sama dan diperlakukan sama seperti
sampel pasien. Nilai pengujian sampel kontrol seharusnya berada didalam rentang
yang ditentukan sebelumnya, sehingga memberikan kepercayaan bahwa uji tersebut
ditampilkan secara optimal. Pada seleksi kontrol harus diperhitungkan suatu kadar
yang secara klinis mempunyai arti, yaitu suatu kadar yang digunakan oleh klinisi
dalam membuat keputusan berkenaan dengan pemberian terapi. (Burns, 2007)
Syarat-syarat Bahan Kontrol Hematologi yang Ideal

Tidak mahal

Stabilitas lama

Siap periksa

Mudah tersuspensi

Tidak mudah aglutinasi

Karakteristik aliran menyerupai darah

Sifat optik dan elektrik menyerupai darah

Ukuran dan bentuk partikel menyerupai darah

Dapat diukur dengan metode apapun

Darah Segar
Darah segar (fresh whole blood) merupakan kontrol yang ideal untuk pemriksaan
darah lengkap karena secara fisik dan biologik identik dengan material yang
diperiksa. (Doston, 1998) Akan tetapi darah segar secar alamia mempunyai
keterbatasan untuk sebagai kalibrator atau kontrol. (Van Dun, 2007) Nilai

hemoglobin akan stabil untuk beberapa hari tetapi hitung jumlah trobosit dan leukosit
akan cepat dipengaruhi oleh waktu jika sampel tersebut tidak masuk lemari pendingin
dimana sampel darah tersebut aman digunakan sebagai kontrol selama 24 jam. Sub
populasi leukosit untuk kontrol hitung jenis hanya stabil untuk 4-8 jam, tergantung
instrumen yang digunakan. Reprodusibilitas dari hitung jenis leukosit akan menurun
sesuai dengan umur sampel. Umur sampel menjadi faktor kritis karena subpopulasi
leukosit teridentifikasi sesuai dengan bagaimana sel-sel tersebut mengalami
perubahan oleh sistem regensia. Sementara itu, pengelompokkan trombosit (platelet
clomp) yang terjadi diatas periode 24 jam memungkinkan terjadinya penurunan
jumlah trombosit.
Darah Manusia Terstabilkan
Darah manusia terstabilkan (stabilizer human blood) yang disuplai oleh pabrik
dihunakan secara luas oleh sekitar 80 %

laboratirium klinik. Sampel tersebut

mempunyai jangka hidup yang lebih panjang (sampai beberapa minggu) sel-sel yang
terstabilkan berbeda dengan darah segar dipandang dari sudut ukuran, bentuk,
deformabilitas, dan kemungkina berbeda sifatnya dengan reagen instrumen yang
berbeda.
Variabilitas hasil pemeriksaan terutama yang disebabkan oleh sistem reagensia dan
prinsip pengukuran yang sifatnya spesifik alat (instrument-specific) seperti tampak
pada MCV dan hitung jenis leukosit. Hal ini disebabkan karakteristik membran
dipengaruhi secara signifikan oleh metode pengawetan. Sebagai contoh, eritrosit yang
difiksasi dengan aldehid dapat stabil dalam periode waktu yang panjang akan tetapi
cenderung untuk mengelompok dan menempel pada dinding wadah. Kekakuan
eritrosit dapat mempengaruhi hemolisis dan kemungkina berakibat peningkatan semu
pada hasil hitung leukosit.

Pengiriman melalui kapal juga berpengaruh pada kualitas kalibrator dan kontrol
terutama bila penyimpanan tidak dilakukan pada suhu yang optimal atau waktu
pengiriman yang terlalu lama.

Anda mungkin juga menyukai