Anda di halaman 1dari 12

Mekanisme Terjadinya Kram pada Betis

Chrisanto-102014046
Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta Barat 11510
Telp : (021)56942061. Fax (021)5631731
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta
Abstrak
Sistem muskular (otot) merupakan sebagian besar otot yang bertanggung jawab atasgerakan
tubuh. Ada tiga jenis yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Dari ketiga otottersebut,
otot yang memiliki andil besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot rangka.Otot
rangka yang bekerja dibawah pengaruh saraf. Otot rangka akan melakukan mekanismegerak
otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Secara sederhana kontraksi yang terjadi dikarenakanadanya
proses sliding filamen oleh protein aktin dan miosin. Perlu diingat, otot rangka adalahjenis
otot yang mudah lelah. Kelelahan otot tersebut dapat terjadi dikarenakan penumpukanasam
laktat akibat berbagai faktor, seperti waktu istirahat yang kurang, kerja otot yang berat,kerja
enzim

maupun

sumber

energi

yang

berkurang,

yang

dimana

semuanya

akanmengakibatkan penimbunan asam laktat. Cara untuk mengurangi penimbunan tersebut


adalahdengan menambah pasokan oksigen atau dengan bantuan enzim yang ada di hati.
Kata kunci: sistem muskular, mekanisme gerak otot, kelelahan otot
Abstract
Muscular system (muscle) consists of a large number of muscle that responsible forbody
movements. There are three types: smooth muscle, cardiac muscle, and skeletal muscle.From
the three muscles, the muscle that has a big contribution in the movement of humanbody is
skeletal muscle. Skeletal muscles are working under the influence of nerve. Skeletalmuscle
will do the mechanism of muscle motion, they are contraction and relaxation. Putsimply,
contractions that occur due to the sliding filament proteins actin and myosin. Toremember,
skeletal muscle is a type of muscle that easily tired. Muscle fatigue may occurbecause of the
buildup of lactic acid due to various factors, such as lack of rest time, heavymuscular work,
the energy source or the enzyme is reduced, all of which will result in the buildup of lactic

acid. How to reduce the buildup is to increasethe supply of oxygen or with the help of enzyme
in the liver.
Keywords: muscular system, mechanism of muscle movement, muscle fatigue
Pendahuluan

Manusia dapat bergerak berpindah tempat atau hanya menggerakkan bagian tubuhnya
saja sesuai dengan keinginananya. Gerakan tubuh manusia terjadi karena adanya kerjasama
anatar tulang dan otot. Tulang tidak mempunyai kemampuan untuk menggerakkan dirinya,
oleh karena itu tulang disebut sebagai alat gerak pasif. Sedangkan otot mempunyai
kemampuan untuk berkontraksi dan berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tulang, oleh
karena itu otot disebut sebagai alat gerak pasif. Otot atau yang sering disebut sebagai daging,
adalah jaringan dalam tubuh yang berguna sebagai alat gerak aktif yang menggerakan tulang.
Terdapat tiga jenis otot, yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot yang berperan
besardalam pergerakan tubuh manusia adalah otot lurik atau yang sering disebut otot rangka.
Otot rangka melakukan gerak dari gerakan sederhana sampai gerakan kompleks. Otot ini
bekerja secara sadar, yaitu dapat dikendalikan oleh syaraf dan akan melakukan mekanisme
kontraksi dan relaksasi. Dan untuk melakukan kontraksi , otot membutuhkan energi yang
didapatkan dari proses metabolisme otot. Otot rangka sangat mudah lelah , hal tersebut
diakibatkan penumpukan asam laktat
Jaringan Otot
Jaringan otot pada manusia merupakan jaringan yang jumlahnya dapat mencapai 40%
hingga 50% massa tubuh manusia. Jaringan ini juga sekaligus merupakan jaringan tunggal
yang terbesar di dalam tubuh manusia. Otot berfungsi sebagai transducer atau mesin yang
dapat mengubah energi potensial (kimiawi) menjadi energi kinetik (mekanis).1
Secara umum, otot pada manusia terbagi menjadi 3 tipe, yaitu (1) otot polos yang
bekerja di luar kesadaran (involunter), (2) otot lurik yang bekerja di bawah kesadaran
(volunter) umumnya terdapat pada dinding organ dalam yang berlumen, dan (3) otot jantung
yang memiliki struktur seperti otot lurik namun memiliki kerja seperti otot polos, yaitu di luar
kesadaran (involunter), otot jantung juga hanya dapat ditemukan di jantung sehingga sifatnya
sangat khusus dan didesain untuk mendukung fungsi jantung sebagai pemompa darah ke
seluruh tubuh.2

Histologi Otot Lurik


Otot penyusun ekstremitas inferior merupakan otot lurik.

Otot rangka adalah

seratotot, yaitu sel-sel silindris panjang multinuklear. Sel-sel otot memiliki inti yang
umumnyaberbentuk lonjong, terdapat di tepian sel di bawah membran sel. Lokasi inti sel
yang khas inimembantu membedakan otot rangka dari otot jantung dan otot polos dengan inti
yang berada di tengah. Komponen jaringan ikat otot skelet terdiri atas fibroblast dan serat
kolagen. Epimisium adalah kapsula jaringan ikat yang mengelilingi tiap otot secara
keseluruhan. Perimisium adalah sarung jaringan ikat yang membungkus tiap fasikulus.
Endomisium adalah sarung jaringan ikat halus yang mengelilingi tiap sel otot dan
mengikatnya ke sel yang berdekatan.2,3
Otot lurik merupakan sel-sel serabut otot yang memiliki banyak inti atau multinukleus
yang dikelilingi oleh membran plasma yang dapat dirangsang oleh listrik, dan biasa disebut
sarkolema. Masing-masing serat dari otot lurik ini merupakan berkas miofibril yang
tersusun secara sejajar yang terbenam dalam cairan intrasel yang biasa disebut sarkoplasma.
Di dalam sarkoplasma inilah, akan ditemukan berbagai macam zat, seperti (a) glikogen, (b)
ATP dan keratin-fosfat, dan (c) enzim-enzim glikolisis. Otot rangka disebut juga otot lurik
karena susunan beraturan miofilamennya membentuk pola berulang pita yang terang dan pita
yang gelap. Masing-masing unit berulang itulah yang disebut sebagai sarkomer dan
merupakan unit fungsional yang bekerja saat otot melakukan kontraksi maupun relaksasi.4

Gambar 1. Struktur Otot Lurik

Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa miofibril masih terbagi lagi menjadi 2
bagian filamen, yaitu filamen tebal dan filamen tipis. Filamen tebal dari miofibril
mengandung protein otot yang disebut miosin, sedangkan filamen tipisnya mengandung
beberapa protein otot, yaitu aktin, troponin, dan tropomiosin (berbentuk fibrous).
Keempat protein otot inilah yang membentuk struktur miofibril secara keseluruhan dan
berperan dalam proses terjadinya kontraksi dan relaksasi.5
Selain filamen tebal dan filament tipis, kita juga dapat melihat adanya daerah H,
pita I, pita A, garis M, dan garis Z. Pita A merupakan pita yang terlihat gelap, sedangkan
pita I merupakan pita yang terlihat terang, kedua pita ini bersama-sama membentuk
penampakan gelap-terang pada otot rangka, sehinga terlihat berlurik-lurik. Daerah H
membagi pita A menjadi 2 bagian, sedangkan yang disebut sebagai 1 sarkomer merupakan
regio yang ada di antara garis Z yang sangat padat dan sempit. Kontraksi akan terjadi apabila
filamen tipis melakukan penyisipan ke filamen yang tebal akibat pengaruh daerah H dan pita
I yang memendek. Proses penyisipan ini disebut juga sebagai proses sliding. Selama proses
penyisipan ini, tidak terjadi perubahan panjang baik pada filamen tebal maupun pada filamen
tipis, karena kedua filamen hanya saling bertumpang tindih satu sama lain Sebelum
membahas lebih lanjut mengenai mekanisme kontraksi otot.5
Filamen tipis mengandung aktin, troponin, dan tropomiosin. Aktin, memiliki
monomer yang disebut G-aktin dan berbentuk globuler, monomer-monomer ini kemudian
akan berpolimerisasi menjadi F-aktin yang berbentuk filamen, F-aktin inilah yang
selanjutnya akan berikatan dengan miosin untuk melaksanakan kontraksi. Selain aktin, pada
filamen tipis juga terdapat troponin dan tropomiosin. Troponin bersifat unik bagi otot lurik
karena terdiri atas tiga macam polipeptida dan ketiganya berbentuk globuler, yaitu (1)
Troponin T atau TpT yang berfungsi untuk mengikat tropomiosin dan 2 komponen troponin
lainnya, (2) Troponin I atau TpI yang berfungsi sebagai inhibitor untuk menghambat
terjadinya ikatan antara F-aktin dan miosin dan juga mengikat komponen-komponen troponin
lainnya, dan (3) Troponin C atau TpC yang berfungsi sebagai polipeptida pengikat kalsium
dan mampu mengikat sampai 4 molekul ion kalsium.5,6
Filamen tebal terdiri terutama dari miosin. Miosin merupakan kompleks
yangberukuran lebih besar. Miosin dapat diuraikan menjadi 2 rantai berat yang identik dan2
pasang rantai ringan. Rantai berat miosin adalah molekul berbentuk batang halusdan terdiri
atas 2 rantai berat yang terpilin bersama. Tonjolan globulus kecil pada satu ujung setiap rantai

berat membentuk kepala, yang memiliki tempat penggabungan ATP, selain kapasitas
enzimatik untuk menghidrolisis ATP dan kemampuan untuk mengikat aktin.6
Mekanisme Kerja Otot
Kerja otot dapat terjadi karena adanya suatu impuls saraf yang diberika oleh
sistemsyaraf pusat (SSP). SSP sendiri terdiri dari otak dan medulla spinalis yang berfungis
untukmengatur fungsi tubuh. SSP bekerja dengan cara menterjemahkan informasi
yangdisampaikan oleh rangsangan dari sistem saraf tepi menggunakan sel saraf sensorik
danmengembalikan instruksi melalui SPP untuk kerja selular yang sesuai. Rangsangan
yang diberikan oleh SSP dapat meningkatkan atau menghambat aktivitas neuron.7
Sistem saraf tepi terdiri dari dua bagian yaitu sistem saraf somatik (SSS) dan
sistemsaraf otonom (SSO). SSS bersifat volunteer yang bekerja pada otot-otot rangka
untuk menghasilkan gerak dan respirasi sedangkan SSO disebut juga visceral karena sifatnya
yanginvolunter berfungsi untuk mengatur fungsi jantung, sistem saraf, dan kelenjar.7
Respon yang diberikan oleh SSP akan diteruskan melalui sel saraf motorik.
Ketikasaraf motorik dirangsang maka akan mengakibatkan terjadinya suatu gelombang
listrikdepolarisasi yang akan dialirkan sepanjang saraf sampai ujung saraf pada
otot.Tibanya impuls saraf pada pertemuan neuromuskular mengakibatnya dilepaskannya
asetilkolin akanmenghasilkan perubahan permaebilitas membrane yang mengeliligi serabut
otot. Membranini disebut juga dengan sarkolema.8
Hal ini memungkinkan terjadinya aliran ion K keluar dari sel-sel serabut dan
aliranaliran ion Na masuk ke dalam sel. Pertukaran ini disertai dengan depolarisasi membrane
yangakan diikuti juga dengan kontraksi serabut. Perubahan permaebilitas oleh asetilkolin
akanmembuat gerbang Na+ akan terbuka yang menyebabkan ion-ion positif bergerak masuk
kedalam sel yang mengubah potensial membrane istirahat (polarisasi) menjadi potensial aksi
(depolarisasi).Perubahhan yang terjadi dilihat dari pergeseran diferensial dari -70 mv
sampemencapai +30mv. Depolarisasi juga menyebabkan terbukanya lebih banyak gerbang
Natrium sehingga mempercepat respons dalam siklus umpan balik positif. Ketika mencapai
+30 mv,gerbang Natrium kemudia menutup, menghentikan aliran deras ion-ion positif
dan Na+.Gerbang K+ kemudian terbuka menyebabkan ion K+

mengalir ke luar sel

dengan deras. Kemudian terjadilah repolarisasi dimana repolarisasi adalah pemulihan daya
potensial untukkembali ke keadaan istirahat. Dengan bantuan pompa ion Na+ dan K+,

membantu pengembalian gradient konsentrasi ion asal yang melewati membrane sel.
Pompa yang bekerja dengan energy ini akan memompa kelebihan ion Na+

yang ada di

dalam sel keluardan memompa masuk ion K+ yang ada di luar sel masuk ke dalam sel.8
Proses terjadinya kontraksi danr relaksasi otot yaitu; suatu potensial aksi berjalan di
sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot. Tibanya impuls saraf
pada pertautan neuromuskular mengakibatkan dilepaskannya substansi neurotransmitter
berupa asetilkolin dalam jumlah sedikit disetiap ujung saraf, Asetilkolin bekerja pada area
setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak
asetilkolin. Perubahan

permeabilitas

membran

yang

kanal

mengelilingi

bergerbang
serabut

otot

mengakibatkan terbukanya kanal bergerbang asetilkolin sehingga memungkinkan sejumlah


besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini akan
menimbulkan potensial aksi pada membran. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang
membran serabut otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang
membran serabut saraf sehingga menimbulkan depolarisasi membran otot. Potensial aksi
pada akhirnya menyebabkan lepasnya sejumlah besar ion kalsium yang tersimpan di dalam
retikulum sarkoplasma. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen
aktin dan miosinsehingga kedua filamen bergeser satu sama lain menghasilkan proses
kontraksi.Setelah kurang dari

satu

detik,

ion kalsium dipompa kembali

ke

dalam

retikulumsarkoplasma dan ion-ion ini tetap tersimpan hingga potensial aksi otot yang
barudatang lagi. Pelepasan ion kalsium dari miofibril menyebabkan otot berhenti
berkontraksi.7,8
Metabolisme Kerja Otot

Gambar 2. Hidrolisis ATP Pada Proses Kontraksi dan Relaksasi Otot


Proses metabolisme otot menurut biokimia; pada saat relaksasi, kepala S-1 miosin
menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi, tetapi terikat pada miosin.Ketika kontraksi, otot
distimulasi (melalui proses-proses yang melibatkan Ca2+, Troponin, Tropomiosin, dan Aktin),
Aktin dapat diakses dan kepala S-1 Miosin menemukannya, mengikatnya, dan membentuk
kompleks Aktin-Miosin-ADP-Pi.Pembentukan kompleks tersebut, mendorong membebaskan
Pi yang memicu power stroke, diikuti pembebasan ADP dan disertai oleh perubahan
konformasi mencolok di kepala myosin dalam kaitannya dengan ekornya akibat proses
sliding/ representasi jembatan silang.Molekul ATP lain mengikat kepala S-1 Miosin
membentuk kompleks ATP-Aktin-Miosin.Miosin-ATP memiliki afinitas rendah terhadap
Aktin sehingga Aktin terlepas. Kemudian terjadilah siklus yang sama dari awal dengan
penghidrolisisan ATP.9,10
Anatomi Betis Kanan Manusia
Otot tungkai bawah terdiri atas :
a. Otot flexor
b. Otot extensor
c. Otot peronei
a. Otot Flexor Tungkai Bawah
- lapis dangkal
- lapis dalam
Otot flexor tungkai bawah lapis dangkal
1. M. gastrocnemeus
2. M. soleus
3. M.plantaris

Gambar 4. Posterior Tungkai bawah3


Gambar 3. Posterior Tungkai bawah11
Otot flexor tungkai bawah lapis dalam
1. M. popliteus
2. M. flexor digitorum longus
3. M. tibialis posterior
4. M. flexor hallucis longus

Gambar 4. Otot flexor tungkai bawah lapis dalam11

Otot ekstensor tungkai bawah


1. M. tibialis anterior
2. M. ekstensor digitorum longus
3. M. ekstensor hallucis longus
4. M. peroneus tertius

Gambar 5 .Otot Ekstensor Tungkai Bawah11

Penyebab Kram pada Betis


Kram merupakan keadaan dimana otot yang terdapat pada ekstremitas inferior
mengalami kontraksi secara terus-menerus. Selain itu, kram pada kaki dapat terjadi karena
adanya proses perubahan metabolisme yang dapat merubah keseimbangan asam-basa, cairan
tubuh, dan darah. Selain disebabkan karena adanya proses perubahan metabolisme, kram
dapat disebabkan karena ATP atau energi yang terdapat pada sel menurun atau berkurang
cukup banyak. Sehingga ikatan antara bagian aktif aktin dengan kepala jembatan
penyebrangan yang terdapat pada miosin tidak dapat terlepas sehingga tidak terjadi proses
relaksasi.12
ATP yang menurun dapat terjadi karena proses glikolisis yang rendah. Sehingga suatu
saat ATP dihasilkan untuk proses kontraksi sangat rendah pada sel dan menyebabkan aktin
dan jembatan penyebrangan dari miosin tidak dapat terlepas sehingga terjadi kontraksi secara
terus-menerus. Sehingga menimbulkan kram. Hal tersebut akan memberikan rangsangan
kepada sistem saraf pusat untuk meningkatkan proses glikolisis sehingga dapat meningkatkan
ATP yang berperan dalam proses kontraksi. Dengan meningkatnya jumlah ATP menyebabkan
bagian aktif dari aktin dapat terlepas dengan jembatan penyebrangan dari miosin sehingga
terjadi proses relaksasi pada otot dan kram terhenti.12,13
Pembuluh darah yang berperan penting dalam proses pertukaran darah dalam tubuh
apabila aliran darahnya terganggu maka akan menyebabkan gangguan pada daerah
ekstremitas inferior. Pembuluh darah berperan sebagai perantara di dalam tubuh. Apabila
metabolisme tubuh yang kurang akan menyebabkan asam laktat tidak secara sempurna diolah
kembali sehingga menyebabkan penumpukkan pada aliran darah yang mengalir melalui
pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan timbulnya kontraksi secara terus-menerus karena
aliran darah yang membawa O2 dan CO2 terhambat oleh asam laktat. Selain karena
metabolisme ternganggu, pembuluh darah dapat dihambat karena kelelahan, dehidrasi, atau
kekurangan cairan elektrolit terutama kalium dan natrium.14
Kram kaki adalah nyeri akibat spasme otot di kaki yang timbul karena otot
berkontraksi terlalu keras. Kram adalah kontrasi tiba- tiba singkat yang sakit sekali pada otot
atau kelompok otot. Daerah yang paling sering kram adalah otot betis di bawah dan belakang
lutut. Nyeri kram dapat berlangsung beberapa detik hingga menit dengan keparahan
bervariasi.14

Kesimpulan
Sesuai pembahasan di atas maka Kram otot di sebabkan oleh kontraksi otot yang
terlalu keras dan menimbulkan rasa nyeri atau sakit. Dengan beberapa kemungkinan saat
melakukan olahraga berat berupa tidak tercukupinya pasokan oksigen dalam darah atau tidak
melakukan pemanasan lebih dahulu.

Daftar Pustaka
1. Murray RK, Graner DK, Rodwell VW. Editor: Wulandari N, Rendy L, Dwijayanthi L,
liena, Danny F, Rachman LY. Biokimia Harper. Edisi ke 27. Jakarta: EGC;
2009.h.158,582-9.
2. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002.h.163-256.

3. Paulsen W. Sobotta: Atlas of human anatomy latin nomenclature: general anatomy and
muskoloskeletal system. Edisi ke-15. Munich: Elsevier GmbH; 2011. h. 248, 318

4. Sloane E. Editor: Widyastuti P. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC;
2003.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Editor: Pendit BU. Jakarta: EGC;
2001.
6. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi Jilid 3. Ed ke-5. Jakarta:
Erlangga;2007.h.255-261.
7. Kee JL, Hayes ER. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1994. h. 191

8. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002. h.163-256.

9. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2007.h.314-22.
10. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.

11. Buku Ajar Myologi. Salim, Darminto. 2013. Jakarta. h.38-41


12. Murray Robert K, Granner Daryl K, Rodwell Victor W. Biokimia harper. Edisi 27.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC ;2009.h.582-90.

13. Artistichemes. Kram otot (khususnya di kaki).14 Agustus 2008.Diunduh dari www.
doramuzical.multiply.com, 24 Maret 2011.
14. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simardibrata MK, Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Edisi ke -5. Jakarta : Interna Publishing, 2009 : h 2629

Anda mungkin juga menyukai