I.
TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari spectra berbagai ion kompleks logam transisi, yaitu : Ni, Co, Cr,
Mn dan Cu.
II.
transisi yang
kompleks
adalah
senyawa
yang
terbentuk
karena
yang disebut logam dengan ikatan koordinasi. Jumlah ligan yang dapat diikat
oleh ion logam disebut bilangan koordinasi senyawa kompleks.
(Rivai, 1995)
Ion-ion dan kompleks-kompleks dari 18 unsur transisi deret pertama
dan kedua cenderung mengabsorbsi sinar tampak. Unsur-unsur transisi ini
mempunyai
beberapa
kompleks
anorganik
memperlihatkan
absorbs
perpindahan
muatan dan
IV.
Pembahasan
Senayawa
kompleks
unsur transisi
emrupakan
senyawa
yang
berwarna yang berarti bahwa kompleks ini dapat menyerap sinar pada
daerah tampak
warna dapat dipengaruhi oleh anion (ligan) yang di ikatnya. Pengaruh dari
lemah atau kuatnya ligan pada pembentukan ion kompleks dapat terjadi jika :
1. Ligan
kuat,
maka
aturan
rund
tidak
berlaku
dan
1. Larutan Ni(NO3)2
0,0079
terbentuk
satu
puncak
berdasarkan
spectra
dari
3. Larutan Ca (NO3)2
unsur transisi Co2+ memberikan warna merah dan bersifat
paramagnetic karena adanya electron tak berpasangan.
Ca (NO3)2 CO 2+ +2NO3konfigurasi
27
Co =[Ar] 3d
Co
2+
4 s2
= [Ar] 3d
4. Larutan KMnO4
KMnO4 K ++MnO4
Karena electron pada M7+ tidak ada electron yang menempati
orbital d maka KMnO4 bersifat dia magnetic. larutan KMnO 4
berwarna karena adanya transfer energy dalam bentuk electron
2+
tidak
larutan
Kesimpulan
dari percobaan diperoleh
1. pada larutan Ni(NO)2 dengan logam Ni2= mempunyai 3 puncak
= 716 nm abs = 0,0824
= 6571 nm abs = 0,0719
= 303 nm abs =0, 1884
2. pada larutan FeSO4 dengan logam Fe
2=
terdapat 2 puncak
Daftar Pustaka
Hendrayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrument. Edisi pertama.
Semarang : IKIP Press.
Rivai,Harizul.1998.Azas Pemerisa Kimia.Jakarta. UI Press.
Surakiti.1998.Kimia 3.Edisi I.Klaten. PT.Intan Pariwara.
S,Nuraini.1994. Ikatan Kimia. Yogyakarta. UGM Press.