PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumonia dapat memberikan gambaran yang berbeda dari pneumonia
bakterial aku dan dapat terjadi di lngkungan masyarakat ataupun di rumah sakit.
Keadaan ini terjadi karena latar belakang patofisiologinya berbeda dengan
pneumonia bakterial akut (Conte, 2005).
Di Indonesia, pneumonia penyebab kematian nomor tiga setelah
penyakit kardiovaskuler dan TBC. Faktor sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematian akibat penyakit tersebut. Pneumonia aspirasi
merupakan peradangan yang mengenai paru, distal dari bronkus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh
aspirasi benda asing yang berasal dalam tubuh maupun di luar tubuh penderita
(Marik, 2001).
Aspirasi merupakan proses terbawanya bahan yang ada di orofaring
pada saat respirasi kesaluran napas bawah dan dapat menimbulkan kerusakan
parenkim paru. Kerusakan yang terjadi tergantung jumlah dan jenis bahan yang
teraspirasi serta daya tahan tubuh. Sindrom aspirasi dikenal dalam berbagai
bentuk berdasarkan etiologi dan patofisiologi yang berbeda dan cara terapi yang
juga berbeda (Marlisa, 2011).
A. Definisi
3. Obstruksi Mekanik
Penyumbatan mekanik saluran pernafasan bisa disebabkan oleh
terhirupnya partikel atau benda asing. Anak kecil beresiko tinggi karena
sering memasukkan benda ke dalam mulutnya dan menelan mainan kecil
atau bagian-bagian dari mainan.
mikroorganisme dapat
berkembang biak
dan
dari udara, aspirasi dari bahan- bahan yang ada di nasofaring dan orofaring
serta perluasan langsung dari tempat- tempat
lain, penyebaran
bagian
bawah
secara
sangat
efisien untuk mencegah infeksi yang terdiri dari susunan anatomis rongga
hidung, jaringan limfoid di nasofaring, bulu getar yang meliputi sebagian besar
epitel traktus respiratorius dan sekret lain yang dikeluarkan oleh
sel
epitel
sistem
limfatis
dan fungsi
menyaring
kelenjar limfe regional. Fagositosis, aksi limfosit dan respon imunohumoral terutama
dari IgA. Sekresi enzim enzim dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial
yang bekerja sebagai anti mikroba yang non spesifik. Bila pertahanan tubuh
tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke alveoli yang
menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya. Setelah itu
darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler
darah tidak lagi mengalami kongesti.
D. Stadium IV (711hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun
dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
III.KESIMPULAN
1. Pneumonia Aspirasi (Aspiration pneumonia) adalah infeksi paru-paru yang
disebabkan oleh terhirupnya bahan-bahan ke dalam saluran pernafasan.
2. Terdapat 3 macam penyebab sindroma pneumonia aspirasi , aspirasi bakteri
dan exogenous lipoid pneumonia.
DAFTAR PUSTRAKA
Chamberlain, NR. Clinical Syndromes of Pneumonia.2002.
(http://www.kcom.edu/faculty/chamberlain/Website/lectures/syllabi3.htm)
Conte PL et al. Pneumonia, aspiration.E medicine.2005.
(http://www.emedicine.com/EMERG/topic464.htm)
Dahlan, Z.2011.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Interna Publishing.
Marik. E.P, 2001. Aspiration Pneumonitis and Aspiration Pneumonia. N Engl J Med,
Vol
Massacussetts
Marlisa. 2011. Pneumonia Aspirasi. UPN Veteran. (http://www.scribe.com/, 8 Maret
2012)