PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
oleh Amanda Peracini pada tahun 2010 mengenai kekuatan transversa lempeng
akrilik yang direndam dalam alkaline peroxide effervescent menunjukkan perbedaan
yang signifikan pada kekuatan transversa lempeng akrilik.5 Beberapa uji di atas
menunjukkan hasil yang berbeda dari kekuatan transversa lempeng akrilik yang
direndam dalan berbagai larutan. Akan tetapi hingga saat ini di Indonesia belum ada
uji yang dilakukan pada lempeng akrilik yang direndan di dalam larutan pembersih
gigitiruan tablet.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka timbul masalah, bagaimana
1.3
TUJUAN PENELITIAN
1.3.1
TUJUAN UMUM
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan
1.3.2
TUJUAN KHUSUS
MANFAAT PENELITIAN
Memberi informasi tentang efek pemakaian tablet pembersih gigitiruan
terhadap kekuatan transversa basis akrilik gigitiruan. Kiranya hasil penelitian ini
dapat membantu pemakai tablet pembersih gigitiruan mengetahui cara penggunaan
pembersih gigitiruan yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PEMBERSIH GIGITIRUAN
Pembersih gigitiruan adalah sebuah bahan yang digunakan untuk
2.1.1
1. Teknik mekanik
Pembersihan gigitiruan secara mekanik, yaitu dengan menyikat gigitiruan
menggunakan sikat gigi yang lembut atau sikat gigi nilon yang lembut
dengan menggunakan air dan sabun. Tindakan pembersihan mekanis
sikat biasanya cukup untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang
melekat pada gigitiruan, namun tidak efektif untuk desinfeksi gigitiruan.
Penggunaan sikat gigi yang kaku, pasta gigi yang abrasif, seperti kalsium
karbonat atau silika terhidrasi, dapat menyebabkan abrasi pada bahan
polimer atau mengakibatkan goresan pada permukaannya. Pasta gigi
dengan beberapa bahan abrasif lembut (natrium bikarbonat atau resin
akrilik) dapat digunakan.
2. Pembersih gigtiruan secara kimia
Pembersih kimia yang paling umum digunakan menggunakan teknik
perendaman gigitiruan pada larutan peroksida dan hipoklorit. Keuntungan
dari pembersihan gigitiruan dengan cara perendaman adalah pembersihan
yang mencakup seluruh bagian dari gigitiruan, abrasi minimal pada basis
gigitiruan dan gigi, dan merupakan teknik yang sederhana.
a. Pembersih Oxygenating
Peroksida disediakan dalam bentuk bubuk dan tablet. Bahan
yang mengandung senyawa alkali, deterjen, natrium perborat, dan
bubuk. Ketika bahan ini dicampur dengan air, perborat natrium
peroksida terurai melepaskan oksigen. Pembersihan adalah hasil dari
kemampuan oksidasi dari dekomposisi peroksida dan dari reaksi
effervescent menghasilkan oksigen. Hal ini secara efektif dapat
2.2
Manfaat 8
Kesehatan:
a. Menghilangkan sisa-sisa makanan dan plak yang terbentuk pada
gigitiruan.
b. Menjaga kesehatan rongga mulut.
Sosial dan psikologis:
a. Hilangnya plak dan sisa makanan memberikan penerimaan taktil
gigitiruan yang lebih baik.
b. Mengurangi timbulnya bau untuk mendapatkan penerimaan sosial yang
lebih baik.
c. Menghilangkan stain (pewarnaan gigi).
2.2.2
2.2.4
KOMPOSISI 8
1. Surfactants (deterjen):
- Sodium polyphosphate
Sodium polyphosphate digunakan sebagai pengatur keasaman,
emulsifier, stabilsasi dan pengental yang biasa digunakan dalam
deterjen pembersih gigitiruan. Kandungan fosfat dari sodium
10
2. Effervescent
- Sodium bicarbonate
Sodium bikarbonat adalah bahan kimia berbentuk kristal putih yang
larut dalam air, bahan ini banyak digunakan dalam industri pembuatan
pasta gigi dan pembersih gigitiruan. Sodium bikarbonat merupak agen
-
menghilangkan deposit. 12
3. Oxidizing agents
- Sodium perborate
Sodium perborat berfungsi sebagai sumber oksigen aktif dalam
deterjen, pembersih gigitiruan dan formula pemutih gigi. Senyawa ini
digunakan sebagai agen untuk menghilangkan noda dan memberikan
aksi pemutih pada gigitiruan. Sodium perborat memiliki sifat
antiseptik dan dapat bertindak sebagai desinfektan.13
Potassium monopersulfate
11
CARA PEMAKAIAN 8
1.
2.
3.
4.
2.3
BASIS GIGITIRUAN
Selama bertahun-tahun berbagai bahan telah digunakan untuk membuat basis
gigitiruan. Bahan yang paling umum digunakan adalah polimer seperti polimetil
metakrilat (PMMA) atau resin akrilik. Polimetil metakrilat memiliki sifat mekanik
dan estetika baik, dan mudah dikerjakan. Proses polimerisasi dari PMMA melibatkan
konversi dari molekul monomer rendah ke molekul polimer tinggi.7
12
dan
akhirnya,
penghentian.
Inisiator
seperti
benzoyl
peroxide
menghasilkan radikal bebas, yang memicu reaksi berantai. Aktivasi inisiator dapat
dicapai melalui aktivasi panas, bahan kimia, seperti amina tersier, atau dengan
sumber energi lainnya, seperti visible light-activated (VLA) uretan dimethacrylate,
atau melalui radiasi elektromagnetik seperti aktivasi microwave.7
2.3.1
2.3.2
13
2.3.3.1 METAL
Metal sebagai bahan basis gigitiruan memiliki beberapa keunggulan:17
1. Penghantar panas
Karena metal merupakan penghantar panas yang baik, maka setiap perubahan
suhu yang terjadi akan langsung disalurkan ke jaringan di bawahnya.
Rangsang seperti ini akan menstimulasi dan mempertahankan kesehatan
jaringan.
2. Ketepatan dimensi
Basis yang terbuat dari paduan emas maupun krom kobalt tidak hanya lebih
tepat, tetapi juga mampu mempertahankan bentuk tanpa terjadi perubahan
selama pemakaian dalam mulut. Hal ini disebabkan tidak terjadinya strain
internal selama proses pembuatannya, sehingga tidak terjadi perubahan
bentuk dan volume. Ketepatan bentuk basis akan menciptakan kecermatan
kontak dengan jaringan mulut di bawahnya, sehingga meningkatkan retensi.
3. Kebersihan
Paduan logam adalah bahan yang tahan abrasi, karena itu permukaannya tetap
licin dan mengkilat, serta tidak menyerap cairan mulut. Sifat ini membuat
deposit makanan maupun kalkulus sulit melekat.
4. Kekuatan maksimal dengan ketebalan minimal
14
Basis logam dapat dibuat lebih tipis dari resin, tetapi cukup kuat dan tegar,
sehingga ruang gerak bagi lidah relatif lebih luas. Dibanding paduan krom
kobalt yang dapat dibuat lebih tipis dan ringan, basis dari paduan emas harus
dibuat lebih tebal untuk mencapai kekuatan sama.
Disamping
beberapa
keunggulan,
metal
juga
mempunyai
beberapa
kelemahan:
1. Basis metal tak mungkin dilapis atau dicekatkan kembali jika terjadi
kerusakan
2. Warna basis metal tidak harmonis dengan warna jaringan sekitarnya.
3. Relatif lebih berat, terutama aloi emas untuk rahang atas
4. Perluasan basis metal sampai ke lipatan bukal maupun pengembalian kontur
pipi dan bibir sulit dilakukan dengan basis metal
5. Teknik pembuatannya lebih rumit dan mahal.
2.3.3.2 RESIN
Basis resin menunjukkan kelebihan:17
1. Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya, sehingga memenuhi faktor
2.
3.
4.
5.
estetik
Dapat dilapis dan dicekatkan kembali dengan mudah
Relatif lebih ringan
Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah
Harga relatif murah.
15
2.4
Sebanyak 98% dari semua basis gigitruan dibuat dari polimer atau kopolimer metil
metakrilat. Polimer (metil metakrilat) murni tidak berwarna, dan padat. Menurut
American Dental Association (ADA) terdapat dua jenis resin akrilik yaitu heat cured
polymer dan self cured polymer, yang masing-masing terdiri dari bubuk yang disebut
polimer dan cairan yang disebut monomer.18,19
2.4.1
dan pengecoran. Polimer dan monomer yang dicampur dalam perbandingan yang
tepat 3:1 berdasarkan volume atau 2,5:1 berdasarkan berat. Kebanyakan sistem resin
PMMA terdiri atas komponen bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas butir-butir
16
17
dipasok dalam bentuk bubuk dan cairan. Waktu kerja untuk resin yang teraktivasi
secara kimia adalah lebih pendek dibanding bahan yang diaktivasi secara panas.7
2.4.3
2.4.4
kopolimer dari dimetakrilat uretan dan resin akrilik kopolimer bersama dengan silika
microfine. Proses polimerisasi diaktifkan dengan menempatkan resin akrilik yang
telah dicampur dalam moldable di model master pada sebuah meja berputar, dalam
ruang cahaya dengan intensitas cahaya yang tinggi dari 400-500 nm, untuk periode
sekitar 10 menit.
Resin dilapisi dengan senyawa tidak reaktif untuk mencegah penghambatan
oksigen dari proses polimerisasi. Resin diaktifkan cahaya tidak mengandung
18
2.4.5
menghasilkan
pengerutan
volumetrik
sebesar
21%.
Bila
resin
19
permukaan
dan
di
bawah
permukaan
dapat
20
21
2.5
PLAK GIGITIRUAN 18
Plak gigitiruan merupakan pengumpulan mikroorganisme yang membentuk
lapisan lunak, tidak terkalsifikasi dan melekat pada gigitiruan. Gigitiruan di dalam
rongga mulut selalu berkontak dengan saliva, selanjutnya gigitiruan ini akan
mengabsorbsi protein saliva secara selektif acquired denture pellicle (ADP). Segera
setelah ADP terbentuk, mikroorganisme akan melekat pada reseptor protein saliva
dalam membentuk koloni.
Mikroorgnisme yang banyak dijumpai dalam plak pada gigitiruan adalah
Streptococcus mutans karena habitat utamanya adalah plak dan berkoloni pada
permukaan gigi sehingga terbentuk formasi plak. Plak gigitiruan merupakan
penyebab masalah yang berhubungan dengan jaringan periodontal, bau mulut,
perubahan warna pada gigitiruan dan peradangan pada jaringan mukosa di bawah
gigitiruan yang disebut denture stomatitis.
22
2.5.1
status kesehatan mulut individu. Metode yang digunakan untuk menilai kuantitas
plak yang telah menyertakan tes biokimia, jumlah mikroorganisme dan penilaian
visual dari plak atau ketebalan biofilm.
The quantitative light induced fluorecence (QLF) sistem penyinaran
(Inspektor Systems Research, BV) adalah alat diagnostik khusus gigi yang telah
digunakan untuk penilaian kuantitatif in vivo dan in vitro dari karies gigi, pemutihan
gigi, aktivitas bakteri, kalkulus, pewarnaan dan plak gigitiruan. Teknik ini didasarkan
pada autofluorescence gigi, yang, ketika diterangi dengan daya rendah terlihat warna
biru terang, memancarkan di bagian hijau dari spektrum. Iradiasi sinar fluoresensi
menunjukkan perbedaan enamel opacity, membuat awal karies deteksi lesi mungkin.
Selain itu, QLF dapat digunakan untuk menunjukkan adanya plak pada gigitiruan,
karena mikroorganisme berpendar sampai batas tertentu selama proses tersebut.
23
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1
KERANGKA KONSEP
Tekanan alat
uji
Proses
perendaman
LEMPENG
AKRILIK
24
Kekuatan
transversa lempeng
akrilik
Ukuran lempeng
uji
Kecepatan
tekananan alat
Suhu dan
kelmbapan
Keterangan:
: variabel penghubung
: variabel bebas
: variabel kendali
: variabel akibat
3.2
HIPOTESIS
Ha:
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
RANCANGAN PENELITIAN
Berdasarkan asal datanya, penelitian ini disebut sebagai penelitian primer.
25
akrilik yang tiap unitnya adalah homogen. Desan penelitian ini posttest only control
group design.
4.2
SAMPEL
Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random
sampling dengan populasi homogen. Sampel dari penelitian ini adalah lempeng yang
terbuat dari bahan resin akrilik PMMA jenis heat cured, karena merupakan jenis
resin akrilik yang sering digunakan dalam dunia kedokteran gigi. 19 Dengan toleransi
kriteria sampel ukuran panjang = 65 mm, lebar = 10 mm dan tebal = 2,5 mm, serta
permukaan halus, tidak porus, dan tidak ada perubahan bentuk.19, 20 Sampel dibagi
menjadi 4 kelompok, yaitu setiap kelompok terdiri dari 5 sampel.
4.2.1
BESAR SAMPEL21
Besar sampel dihitung dengan rumus:
2
(1/q + q ) S
n=
4.3
VARIABEL PENELITIAN
26
4.3.1
VARIABEL BEBAS
a. Frekuensi waktu dan lama perendaman
b. Kekuatan tekanan dari Universal Testing Machine terhadap lempeng
akrilik
4.3.2
VARIABEL TERGANTUNG
a. Kekuatan transversa lempeng akrilik
4.3.3
VARIABEL KENDALI
a.
b.
c.
d.
e.
4.4
DEFINISI OPERASIONAL
a. Kekuatan transversa adalah kekuatan dari lempeng akrilik yang didukung
pada masing-masing ujung lempeng akrilik, terhadap tekanan yang
dikenakan pada lempeng uji.23
b. Pembersih gigitiruan tablet adalah salah satu bahan pembersih gigitiruan
yang berfungsi untuk menghilangkan plak pada gigitiruan. 2 Pada
penelitian ini digunakan pembersih gigtiruan tablet Polident.
c. Lempeng resin akrilik adalah salah satu bagian gigitiruan. Dalam
penelitian ini resin akrilik yang digunakan adalah heat cured. Ukuran:
panjang = 65 mm, lebar = 10 mm dan tebal = 2,5 mm.
27
4.5
ALUR PENELITIAN
Pembuatan
lempeng uji
Perendaman
lempeng
akrilik
dalam
larutan
effervescent
selama 5
menit dalam
Perendaman
lempeng
akrilik
dalam
larutan
effervescent
selama 5
menit dalam
Perendaman
lempeng
akrilik
dalam
larutan
effervescent
selama 5
menit dalam
Perendaman
lempeng
akrilik
dalam
larutan
effervescent
selama 5
menit dalam
Perendaman
lempeng
akrilik
dalam
larutan
effervescent
selama 5
menit dalam
Perendam
an
lempeng
akrilik
dalam
akuades
28
Uji
kekuatan
transversa
Analisis
data
Simpulan
4.6
BAHAN PENELITIAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
29
B
C
Gambar 4.1 Bahan-bahan penelitian. (A) akuades. (B) lempeng akrilik,
(C) tablet pembersih gigitiruan. (Sumber: Koleksi Pribadi)
4.7
4.8
ALAT PENELITIAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kuvet
Alat pres
Kuas
Gelas porselen
Gelas ukur
Alat Universal Testing Machine (Tensile Testing Machine Type PM 100
g.
h.
i.
j.
GALDABINI)
Mesin poles
Kertas gosok
Bur Poles
Pisau gips dan pisau malam
LOKASI PENELITIAN
a. Laboratorium Mekanik Politeknik Negeri Ujung Pandang.
b. Laboratorium Dental Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
4.9
WAKTU PENELITIAN
30
PROSEDUR KERJA
31
32
33
34
4.11
ANALISIS DATA
Data kekuatan transversa yang diperoleh ditabulasi ke bentuk tabel. Uji
homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji levene statistic. Hasil
penelitian kemudian dianalisis melakukan uji statistik Anova satu arah untuk
mengetahui pengaruh tablet pembersih gigitiruan terhadap kekuatan
transversa lempeng akrilik. Uji Anova satu arah dipakai untuk melihat
perbedaan dari beberapa varians (= 0,05). Selanjutnya jika bermakna, maka
dilakukan uji beda lanjut (post hoc test) yaitu least significance difference
(LSD) untuk mengetahui lebih lanjut letak perbedaan tersebut. Uji ini dipakai
untuk melihat perbedaan dari masing-masing kelompok perlakuan.
35
BAB V
HASIL PENELITIAN
36
.1
1
6
0
.1
5
0
.1
4
0
.1
3
0
.10
2
0
.1
0.K
lp
1
(h
a
ri)K
lp
2
(3
h
a
ri)K
lp
3
(5
rP
h
a
ie
)r
lla
(k
K
iu
p
4
7
h
a
r
)
K
l
p
5
(
1
0
h
a
r
i
)
K
l
p
6
(
K
o
n
t
r
l
A
k
u
a
d
e
s
)
n
sampel. Kelompok sampel I, yaitu yang direndam dalam tablet pembersih gigitiruan
selama 5 menit dengan waktu perendaman 1 hari dapat menahan beban paling besar
M
e
a
n
o
fK
e
k
u
a
tn
_
T
ra
n
v
e
rs
a
Gambar 5.1 Grafik besar kekuatan transversa lempeng akrilik (Sumber: Koleksi
pribadi)
37
Tabel 5.2 Rerata hasil uji kekuatan transversa lempeng akrilik dengan kecepatan
crosshead 3 mm/menit yang direndam dalam tabet pembersih gigitiruan
dan akuades.
Kelompok
I
sampel
1
172,8
2
144
3
172,8
4
115,2
5
172,8
Rerata
155,52
Sumber: Data primer
115,2
115,2
144
129,6
158,4
132,48
86,4
129,6
115,2
129,6
115,2
115,2
86,4
86,4
115,2
108
115,2
102,24
VI
129,6
115,2
115,2
129,6
129,6
123,84
38
Levene statistic
1,432
df1
5
df2
24
Sig.
0,249
Pada tabel 5.13 dari hasil uji Levene diperoleh probabilitas 0,249. Berarti
hasil uji Levene didapatkan p = 0,249 (p>0,05) hal ini berarti data tersebut homogen.
Selanjutnya dilakukan uji Anova satu arah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh larutan tablet pembersih gigitiruan terhadap kekuatan transversa lempeng
akrilik dengan menggunakan = 0,05.
Tabel 5.4 Hasil uji Anova satu arah kekuatan transversa lempeng akrilik
Sumber variasi
Jk
Antar kelompok 8095,680
Dalam
8750,592
kelompok
Total
16846,272
Sumber: Data primer
Keterangan:
jk
: jumlah kuadrat
db
: derajat bebas
mk
: median kuadrat
Fhit
: nilai F hitung
p
: Probabilitas
db
5
24
mk
1619,136
364,608
Fhit
4,441
p
0,005
29
Dari hasil uji Anova didapatkan nilai p = 0,005 (p<0,05) yang berarti ada
pengaruh yang bermakna antara kelompok perlakuan pada lempeng akrilik setelah
perendaman dalam akuades dan perendaman dalam larutan tablet pembersih
gigitiruan terhadap kekuatan transversa lempeng akrilik.
Untuk mengetahui perbedaan rerata kekuatan transversa pada kelompok
perlakuan maka dilakukan uji lanjuttan dengan uji LSD yang dapat dilihat pada tabel
5.5
39
Tabel 5.5 Hasil uji LSD perbandingan rerata kekuatan transversa lempeng akrilik
yang direndam di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan
Kelompok
40
BAB VI
PEMBAHASAN
41
perendaman 1 hari di dalam akuades sebagai kontrol. Pada penelitian ini dilakukan
perendaman lempeng akrilik selama 5 menit pada saat malam hari sesuai prosedur
penggunaan tablet pembersih gigiitruan.
Lempeng resin akrilik telah digunakan sebagai basis gigitiruan selama lebih
dari 60 tahun dan saat ini merupakan bahan yang paling umum digunakan untuk
pembuatan basis gigitiruan.1 Hal tersebut disebabkan harganya murah, pengerjaan
mudah, warna menyerupai gingiva, tidak toksik dan dapat direparasi. Sedangkan
kekurangan resin akrilik adalah porus, absorbsi air, mudah fraktur dan retak.7
Penyerapan air pada resin akrilik terjadi pada celah yang terletak diantara
rantai interpolimer yang merupakan struktur pembentuk dari resin akrilik. Besarnya
celah interpolimer ini menentukan jumlah air yang diserap. Polimerisasi resin akrilik
yang baik dapat meningkatkan kekuatan ikatan rantai interpolimer dan menurunkan
jumlah penyerapan air.1
42
43
Pada penelitian yang dilakukan oleh Amanda dkk pada tahun 2010 mengenai
efek pembersih gigitiruan Corega Tabs dan Bony Plus terhadap sifat-sifat fisik heat
cured acrylic menunjukkan hasil perbedaan kekuatan transversa yang signifikan p:
0,001 (p<0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok yang diberi perlakuan.5
Poli (metil-metakrilat) menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan dalam
lingkungan basa. Namun air yang teresap ini menimbulkan efek yang nyata pada
sifat mekanis dan dimensi polimer. Meskipun penyerapan dimungkinkan oleh adanya
polaritas molekul poli (metal-metakrilat), umumnya mekanisme penyerapan air yang
terjadi adalah difusi. PMMA memiliki nilai penyerapan air sebesar 0,69% mg/cm2. 1
Pada Akrilik heat cure terdapat monomer sisa 0,2%-0,5%. Monomer sisa
akan berperan sebagai plasticizer yang menyebabkan resin lebih lemah. Akrilik yang
mempunyai monomer sisa yang tinggi, maka menunjukkan kekuatan transversa yang
rendah. Penurunan kekuatan transversa menunjukkan jumlah kehilangan monomer
sisa yang terlepas ke saliva atau larutan tablet pembersih gigitiruan.3
D
C
B
A
44
45
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
46
7.2 Saran
1. Perlu pengujian lempeng akrilik dengan menggunakan pembersih
gigitiruan lain.
2. Perlu pengujian yang membandingkan pembersih gigitiruan yang alami
dengan pembersih gigitiruan dari bahan kimia lain.
3. Perlu pengujian lempeng akrilik yang direndam dalam tablet pembersih
gigitiruan dengan waktu perendaman yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anusavice KJ. Philps: Buku ajar ilmu kedokteran gigi. Ahli bahasa: Budiman
JA, Purwoko S. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. hal. 197-8.
2. Felton D, Cooper L, Duqum I, Minsley G, Guckes A, Haug S, et al. Evidencebased guidelines for the care and maintenance of complete dentures. J Am Dent
47
Dentures
at:
at:
www.gsk-
konsentrasi
sodium
polifosfat.
2003.
Available
at:
Sodium
bicarbonate.
2012.
Available
at:
at:
tetrahydate
2012.
Available
at:
http://www.runyoutech.com/sodiumperborat-monohydrate-tetrahydrate.
Diunduh 2 oktober 2012
48
49
25. American Dental Association. Spefication No. 12 for denture base polymers.
1975. Available at: http://www.ada.org/830.aspx#top. Diunduh 26 september
2012.
26. Jubhari EH. Jarring-jaring penguat sambungan sebagai alternatif penguat bahan
reparasi lempeng resin akrilik [tesis]. Surabaya: Universitas Airlangga; 2001.
hal. 43.
50