pendarahan. Kebanyakan
luka
ditangani
medis
diperlukan
apabila
perdarahan
gagal
(Betadine)
dapat
digunakan
untuk
pertama
untuk
luka
tusukan
dengan
Comminuted Fracture
Ciri-Ciri Fraktur
Ingatlah 5P untuk tanda dan gejala fraktur.
Pain
Pallor
Pulse
Parestesia
Paralisis
Shortening
Angulasi
Rotasi
DISLOKASI
Terlepasnya sebuah sendi dari tempatnya yang seharusnya.
Lokasi: bahu, angkle (pergelangan kaki), lutut dan panggul.
secara
terbatas
untuk
memperkuat
struktur
antar tulang)
: Cedera karena regangan berlebihan
(penghubung tulang dan otot).
2.
3.
:Bagian
yang
mengalami
cedera
cukup
regenerasi.
: RICE (Rest, Ice, Compression and Elevation).
Tindakan imobilisasi dilakukan selama
3-6 minggu. Fase awal: terapi dingin, fase
Crush Syndrome
Crush Syndrome adalah keadaan klinis karena kerusakan
otot, yang jika tidak ditangani akan menyebabkan kegagalan
ginjal. Kondisi ini terjadi akibat cedera atau trauma otot
rangka. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan perfusi otot,
iskemia, dan pelepasan mioglobin. Pelepasan mioglobin akan
memicu pengeluaran radikal bebas yang menyebabkan
Primary Survey
Survey TKP (Scene Size Up)
Survey TKP pada kasus trauma adalah aktivitas tertentu
sebelum mendekati penderita.
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk penderita trauma:
1) Peralatan perlindungan diri.
2) Long backboard dengan tali-talinya dan alat untuk
membatasi gerakan kepala.
3) Immobilisator leher (cervical collar) kaku yang dapat
disesuaikan ukurannya.
4) Airway kit (terpisah untuk dewasa dan anak-anak)
Oksigen
Peralatan airway
Bag Valve Mask (BVM)
Penghisap
5) Kotak trauma (seharusnya terpisah untuk dewasa dan anak-
anak).
6) Kasa dan pembalut untuk membantu mengotrol perdarahan.
Pengukur tekanan darah
Stetoskop
3.
TKP(Tempat
Kejadian
Perkara)
aman,
dekat penderita.
Leader: melakukan pemeriksaan
tulang leher
Nilai jalan nafas
Nilai pernafasan
Nilai sirkulasi
Prioritas penderita Ditentukan adanya bahaya yang
mengancam nyawa.
Survey Primer
Trauma Survey).
Setiap intervensi dilakukan oleh orang kedua.
Interupsi dilakukan hanya jika bahaya lokasi, sumbatan
jalan napas, henti jantung.
Kesan Umum
Kesadaran
Buat catatan tentang tingkat kesadaran sambil menstabilkan
cervical.
Skala AVPU:
A
V
korban
korban merespon
Tidak merespon/unresponsive korban tetap tidak
merespon meskipun sudah dilakukan semua cara di
atas.
yang
terfokus
dan
harus
memperoleh
riwayat
SAMPLE
dalam
pemeriksaan.
S Gejala (Symptom)
A Alergi (Allergies)
M Pengobatan/Terapi (Medication)
P Riwayat penyakit dahulu (Past medical history)
L Makan/Minum terakhir (Last oral intake)
E Kejadian sebelum insiden (Event before incident)
tension pneumothorax)
Nyeri, distensi perut
Instabilitas panggul
Patah tulang femur/paha bilateral
Mekanisme
trauma
signifikan
atau
kesehatan
umum
4.
Jika TIDAK
ADA
NAFAS,
maka
lakukan
PEMBIDAIAN
Pembidaian merupakan proses mengimmobilisasi bagian
tulang
yang
patah
menggunakan
bidai
untuk
Airway, Breathing,
Circulation)
dan
atasi
Periksa
sirkulasi
(denyut,sensasi
kapiler,pergerakan)
2.
3.
4.
sehat.
Jika korban terbaring, pembalut disisipkan dari lateral ke
medial dengan bidai melalui bagian bawah rongga tubuh.
5.
soft) pada sisi medial dan bidai rigid pada sisi lateralnya.
Mengikat bidai dengan pengikat kain bisa dari pembalut,
kain bajuatau bahan lain. Tiap ikatan tidak boleh
menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan
berada di bagian lateral, tidak pada permukaan anggota
tubuh yang dibidai. Pengikatan dimulai dari bagian
proksimal-distal fraktur lalu sendi yang lain yang
7.
berbatasan.
Jika memungkinkan, anggota gerak tersebut ditinggikan
setelah dibidai.
seluruh
luka,
menciptakan
tekanan
untuk
HANDBOOK SYOK
TKM Lakesma 2015
Definisi Syok
Syok adalah sindrom klinis yang terjadi akibat
gangguan hemodinamik dan metabolik yang ditandai dengan
kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi
adekuat pada organ-organ vital tubuh. Hal ini muncul akibat
gangguan pada hemostasis tubuh yang serius seperti,
perdarahan massif, trauma atau luka bakar berat (syok
hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok
kardiogenik), sepsis akibat bakteri yang tidak terkontrol
(syok septic), tonus vasomotor yang tidak adekuat (syok
neurogenik) atau akibat respon imun (syok anafilaktik).
Syok dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem
sirkulasi yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan
oksigenasi jaringan. Bahaya syok adalah tidak adekuatnya
perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke
jaringan. Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa cedera.
(Az Rifki, 2006).
Syok
kardiogenik
(berhubungan
dengan
kelainan
reaksi
hipersensitivitas.
Antigen
yang
relatif
syok,
karena
vasodilatasi
sedangkan
yang
peningkatan
4.
vasodilatasi
kapiler
dan
terbukanya
karena
vasodilatasi
perifer
menyebabkan
permeabilitas
kapiler
menyebabkan
perfusi
disebabkan
oleh
dan
oksigenasi
kegagalan
sistem
jaringan
yang
saraf
dalam
klinik
syok
bervariasi
tergantung
pada
capillary refill
time
bertujuan
untuk
memperbaiki
perfusi
jaringan;
yang
perlu
dilakukan
sebagai
Posisi Tubuh
Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka.
Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang
dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ
vital.
jangan
digerakkan
sampai
persiapan
satu
sisi
tubuh
(berbaring
miring)
untuk
Penanganan
yang
sangat
penting
adalah
Pertahankan Respirasi
Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(Circulation)
Peninggian tungkai sekitar 8-12 inchi jika ABC clear
Cegah hipotermi dengan menjaga suhu tubuh pasien tetap
7.
bantuan
medis
tiba.
Periksa
kembali
2.
melalui oral
Memperbaiki keseimbangan asam basa Memperbaiki
volume komponen-komponen darah Memberikan jalan
2.
3.
4.
dipasang
jalur
infus
intravena
untuk
pemberian obat)
Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil,
misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok
Kontraindikasi
1.
2.
pemasangan infus.
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena
lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula
arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
3.
darah).
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh
vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya
pembuluh vena di tungkai dan kaki).
Terapi Oksigenasi
Indikasi
1.
2.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
Flowmeter
4.
Tali pengikat
5.
Sumber oksigen
6.
Humidifikasi
Komplikasi
1.
2.
3.
4.
5.
Nasal Canula
Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan
2.
>40 %.
Simple face mask.
Mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 40-60%
mengalami
sebuah
bencana,
korban
sering
Tekanan
mental
yang
menyebabkan
timbulnya
rasa
secara
memikirkan
atau
merasakan bencana
-Korban mengasumsikan bahwa orang lain akan memberi
mereka label, menilai mereka, atau merasa kecewa
terhadap mereka
-Korban tidak tahu di mana harus mencari pertolongan
Manfaat dan Tujuan Psychological First Aid
Keadaan terekspos secara tiba-tiba terhadap bencana berarti
bahwa korban dapat mengalami stres dan kebimbangan.
Korban dapat berada pada berbagai variasi level dari stres.
Korban dalam keadaan tekanan / stres ini perlu untuk
mendapatkan PFA.
untuk
dapat
sembuh
berpengaruh
pada
Promote Safety
Promote Safety merupakan elemen pertama pada PFA.
Sesuai dengan namanya, elemen ini bertujuan untuk
baik
secara
fisik
maupun
secara
psikologi
-Membantu orang-orang mengakses kebutuhan pokok mereka
akan makanan, air, tempat tinggal / tempat perlindungan,
dan finansial
-Membantu orang-orang mendapatkan pertolongan medis
darurat
-Menyediakan dukungan dan kenyamanan fisik dan emosi
-Menyediakan
informasi
yang
sederhana
namun
berkelanjutan, agar korban dapat kembali pada fungsi
sosial mereka, dan bagaimana agar mereka dapat mencari
2.
informasi
penanganannya
mengenai
stres
dan
cara
memperbaiki keadaan
Promote Connectedness
Prinsip ketiga ini bertujuan agar korban dengan trauma
psikologis dapat kembali menjadi pribadi yang memiliki
hubungan sosial yang baik dengan sekitarnya. Poin-poin
saja
PFA
dapat
dilakukan.
PFA
seharusnya
agar
orang-orang
merasa
aman;
dapat
reaksi
korban
dan
cara
tidak
mereka
1.
2.
3.
4.
5.
bercerita,
mendengarkan.
maka
Tetapi
pelaku
apabila
PFA harus
korban
tidak
siap
ingin
7.
Adapun,
beberapa
perilaku
yang
dapat
mengganggu
2.
3.
4.
5.
6.
tindakan
Humas : memberikan informasi ke reporter, koordinasi
dengan komandan, meminimalisir intervensi kerja tim,
mencegah reporter masuk ke zona kuning & posko,
memberi laporan ke komandan sebelum & sesudah
melakukan tindakan
ALUR EVAKUASI DAN PENANGANAN KORBAN
DALAM MCI
mengalami
hipoksia,
syok,
trauma
dada,
c.
Definisi
Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi
bencana sebagai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam
dan
mengganggu
kehidupan
dan
tersebut
menyebutkan
bahwa
bencana
meliputi
konflik
sosial
antarkelompok
Klasifikasi
GEOLOGI :
SOSIAL
atau
Gempa Bumi
Tsunami
Letusan Gn Api
K
onflik Sosial
IOLOGI
H
HIDRO-METEOROLOGI
Banjir
ama
P
Tanah Longsor
Kekeringan
Topan/Badai
LINGKUNGAN
Kebakaran (permukiman, hutan
enyakit
KEGAGALAN
TEKNOLOGI
K
ecelakaan
Industri
K
ebocoran
Reaktor Nuklir
Manajemen bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangaian
upaya yang meliputi :
Rehabilitasi
(UU 24/2007, pasal 1, angka 5)
Makanan,
Pencarian
Penyelamatan
Evakuasi; dan
Pemberian bantuan darurat
Minuman, Obat-obatan,
Penampungan
Rehabilitasi
fungsi dasar/standar minimal
Rekonstruksi
:mengupayakan pulihnya
:mengupayakan pulihnya
dari
PRINSIP PERLINDUNGAN DIRI PADA MANAJEMEN
BENCANA
Definisi Triage
Salah satu tanda dari bencana adalah kebutuhan mendesak
dari penduduk yang terkena dampak dengan jumlah melebihi
sumber daya yang tersedia saat ini. Hal ini mengarah pada
pertanyaan bagaimana sumber daya yang terbatas dapat
digunakan untuk mengoptimalkan penyelamatan pasien.
Triage merupakan alokasi dari sumber yang terbatas
selama bencana. Meskipun konsep triage dapat diaplikasikan
ke seluruh sumber daya, aplikasi yang paling sering
didiskusikan dan dipelajari adalah perawatan pasien. Pada
konteks ini triage adalah evaluasi pasien dengan cepat utuk
atau
bisa
diartikan
sebagai
suatu
tindakan
4.
Lokasi kejadian
Tipe insiden yang terjadi
Adanya ancaman atau bahaya yang mungkin terjadi
Perkiraan jumlah pasien
Tipe bantuan yang harus diberikan
Respirasi
Perfusi (mengecek nadi radialis)
Status mental
Hal
mungkin
lanjut,resusitasi,stabilisasi
terjadi,evaluasi
dan
transportasi.
lebih
Retriage
Untuk
diberi
(Tidak
label
sementara
tidak
terdapat
gangguan
yang
Pustaka :
Ettinger, S. J. Dan E. C. Feldman, 2005. Textbook of
Veterinary Internal Medicine Vol 1. 6th Ed. St. Louis,
Missouri: Elsevier Inc.
Fox, P. R. 2007. Critical care cardiology. In Proceedings of
the World Small Animal Veterinary Association. Sydney,
Australia.
Fuentes, V. L. 2007. Cardiovascular emergencies. In
Proceedingsof the SCIVAC Congress. Rimini, Italy
Genthon, Alissa dan Wilcox, Susan R. Crush Syndrome. 26
September
2015.
http://www.medscape.com/viewarticle/819850
Hannafin, Jo A. Sprains and Strains . 26 September 2015.
http://www.niams.nih.gov/Health_Info/Sprains_Strains/de
fault.asp
Kahn, C. M. Dan S. Line, 2008. The Merck Veterinary
Manual (E-book). 9th Ed. Whitehouse Station, N.J., USA:
Merck and Co., Inc.
dan
Schultz,
2010.
Disaster
Medicine:
Animal
Medical
Therapeutics.
Philadelphia:
Italian
Association
of
Companion
Animal
David.
Shock
25
September
2015.
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000039
.htm
Zieve, David. Septic Shock. 25 September 2015.
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000668
.htm