Materi Penyuluhan Kel - Berencana
Materi Penyuluhan Kel - Berencana
Materi Penyuluhan Kel - Berencana
1. Pengertian KB
Suatu upaya menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati,2013)
2. Manfaat KB
a. Untuk ibu : dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran ibu mendapat manfaat
berupa :
Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam
waktu yang terlalu pendek
Peningkatan kesehatan mental dan sosial untuk mengasuh anak dan beristirahat.
b. Untuk anak yang dilahirkan
Memberikan kesempatan dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya
berda dalam keadaan sehat.
Sesudah lahir anak tersebut memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan cukup
karena kehadirannya diinginkan dan direncanakan.
c. Untuk ayah :
Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena
kecemasan berkurang serta banyak waktu terluang untuk keluarga.
d. Untuk seluruh keluarga
Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
memperoleh perhatian dan pendidikan.
3. Macam-macam alat kontrasepsi menurut Saifuddin (2010) :
a) KB Alamiah
1. Metode Pengamatan Lendir Kemaluan
Merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali
masa subur dari siklus haid dengan mengamati lendir yang keluar dari kemaluan
(jalan lahir).
Metode pengamatan lendir kemaluan bermanfaat untuk mencegah kehamilan
yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga
bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.
Cara
Cara pengamatan lendir yaitu apabila di sekitar alat kelamin terasa basah dan
keluar lendir berwarna jernih, tidak gatal, tidak berbau dan tidak nyeri maka
wanita tersebut memasuki masa subur dan bila terasa kering maka wanita tersebut
memasuki masa tidak subur.
Kelebihan
Metode pengamatan lendir ini memiliki kelebihan, antara lain:
1. Mudah digunakan.
2. Tidak memerlukan biaya.
3. Metode pengamatan lendir merupakan salah satu metode keluarga
berencana alami lain yang mengamati twanita-twanita kesuburan.
Keterbatasan
1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan
metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat
kelaminnya.
3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan
twanita-twanita kesuburan.
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
2. Metode Kalender
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana
yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa subur. Metode kalender ini berdasarkan pada siklus
haid/haid wanita.
Cara
Masa subur wanita terjadi saat ovuasi, yaitu pematangan sel telur yang siap
dibuahi. Ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum haid berikutnya. Sedangkan
pendapat lain mengatakan bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum
haid, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum haid berikutnya. Metode
kalender ini dengan mengetahui kapan wanita tersebut berada pada 14, 12, atau 16
hari sebelum haid berikutnya, dengan demikian dapat menghindari untuk
berhubungan seksual bagi pasangan yang tidak ingin hamil.
Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari
resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
6. Tidak memerlukan biaya.
7. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
Keterbatasan
1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5. Harus mengamati sikus haid minimal enam kali siklus.
6. Siklus haid yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Efektifitas
Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per
tahun.
3. Metode Senggama Terputus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari
vagina (jalan lahir) sebelum mencapai ejakulasi (pengeluaran sperma ke kelamin
wanita).
Cara
Alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak
masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum
(telur), dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi
kemungkinan air mani mencapai rahim.
Manfaat
Manfaat Kontrasepsi
1. Efektif bila dilakukan dengan benar.
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak ada efek samping.
4. Tidak membutuhkan biaya.
5. Tidak memerlukan persiapan khusus.
6. Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
7. Dapat digunakan setiap waktu.
Manfaat non kontrasepsi
1. Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi.
2. Menanamkan sifat saling pengertian.
3. Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
Keterbatasan
1. Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan
tumpahan sperma selama senggama.
2. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
3. Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi (masuknya penis ke
vagina), sesaat dan setelah interupsi coitus.
4. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
5. Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
4. Metode Suhu Basal
Adalah suhu badan asli. Suhu basal wanita lebih tinggi setelah terjadi ovulasi
daripada sebelum masa ovulasi. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui
kapan terjadinya masa subur/ovulasi.
Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktivitas lainnya. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang
berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan melalui mulut,
melalui vagina (jalan lahir), atau melalui anus dan ditempatkan pada lokasi serta
waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan
turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan
kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan
turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal
sebelum menstruasi.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan
suhu tubuh. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus
berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan.
5. Metode Amenorhea Laktasi (MAL)
MAL adalah kontrasepsi yang mengwanitalkan pemberian ASI, MAL bisa sebagai
kontrasepsi apabila :
a. Menyusui secara penuh, tanpa susu formula dan makanan pendamping
b. Belum haid, sejak masa nifas selesai
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan
Cara Pelaksanaan
a. Bayi disusui kebutuhan bayi
b. Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya
c. Susui bayi juga pada malam hari karena menyusui waktu malam
mempertahakan kecukupan persediaan ASI.
d. Bayi terus disusukan walau ibu / bayi sedang sakit
e. Ketika ibu mulai dapat haid lagi, ibu sudah subur kembali dan harus
segera mulai mengunakan metode KB lainnya.
Keuntungan
a. Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan)
b. Tidak menganggu senggama
c. Tidak ada efeksamping secara sistematik
d. Tidak perlu pengawasan medis
e. Tidak perlu obat atau alat
f. Tanpa Biaya
Keterbatasan
a. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusun dalam
30 menit pasca persalinan.
b. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
c. Tidak melindungi terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual ) termasuk virus
hepatitis B / HIV/ AIDS.
b) KB Non Hormonal (Kontrasepsi Non Hormonal):
1. IUD
Alat kecil yang dipasangkan dalam rahim yang befungsi mencegah pertemuan
ovum dan sperma di dalam rahim.
Efek samping IUD : sebagian besar efek samping tidak berbahaya atau bukan
merupakan suatu penyakit yang berbahaya.
Setelah pemasangan :
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)
Kerugian
Mungkin IUD keluar dari uteru tanpa diketahui (terjadi bila IUD dipasang
segera sesudah melahirkan.
Kerugian
Mekanisme kerja dengan mengoklusi tuba falopi ( mengikat dan memotong atau
memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertenu dengan ovum.
Keuntungan
sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan.
baik bagi klien bila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
Kerugian
Kerugian
Efek samping : biasanya hilang setelah 3 bulan termasuk mual,flek diantara masa
haid,sakit kepala atau nyeri payudara. Separuh pemakai pil tidak pernah
mengalami efek samping ,sebagian besar tidak berbahaya.bukan tanda adanya
penyakit.. Dan yang paling umum adalah mual( perut mual ), bercak atau flek
diantara masa haid,payudara nyeri,BB sedikit naik atau turun. Sebaiknya diminum
sebelum tidur malam untuk mengurangi efek mual.
2. Suntik 3 bulanan
Merupakan suatu metode kontrasepsi yang mengandung hormone progestin yang
penggunaannya dengan diinjeksikan secara intra muscular.
Keuntungan
sangat efektif
Kerugian
Efek Samping
Sebagian besar ibu bisa memakai suntik KB secara aman,biasanya tidak boleh
jika :
mungkin hamil
mual-mual
rambut rontok
jerawat
3. Suntik 1 bulanan
Merupakan suatu metode kontraepsi yang mengandung estrogen dan progestin,
yang penggunaannya diinjeksikan secara intra muscular.
Keuntungan
Kerugian
Efek samping
mual-mual
nyeri payaudara
menyusui
mungkin hamil
4. AKBK / susuk
Merupakan suatu kontrasepsi hormonal yang berupa batang plastik,dimasukkan di
bawah kulit.
Keuntungan
1,2 atau 6 kapsul kecil yang diletakkan dibawah kulit lengan atas
bergantung jenisnya
Efektif selama 3 tahun untuk 1-2 kapsul dan 5 tahun untuk 6 kapsul
Kerugian
Efek samping
d) Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom
Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang
diselubungkan ke organ intim lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma
bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan.
Penggunaan kondom yang benar adalah memakaikannya pada organ intim pria
yang ereksi. Sisakan ruangan di bagian paling ujung kondom untuk menampung
sperma, caranya dengan menjepit bagian paling ujung kondom dengan jari saat
memakai kondom tersebut. Setelah terjadi ejakulasi dan sperma keluar dan
ditampung oleh kondom tersebut, segera tarik penis dari vagina selama penis
masih ereksi. Karena kalau penis sudah tidak dalam keadaan ereksi, kondom akan
menjadi longgar dan sperma yang sudah tertampung tadi bisa merembes keluar
dan dapat membuahi.
Menurut penelitian, kondom terbukti memiliki kemungkinan kegagalan sebesar 23%. Berarti dari 100 wanita yang pasangan yang menggunakan kondom saat
bercinta, 2-3 wanitanya terbukti hamil. Aman atau efektifnya pemakaian kondom
sebagai alat pencegah kehamilan dan pencegah penyebaran penyakit ternyata
tergantung pada cara pemakaiannya.
Keuntungan
Harganya murah
Mudah didapat
Kerugian
Sekitar 75 persen pengguna kondom alergi dengan bahan lateks dan butuh
menggunakan kondom yang non lateks.
2. Diafragma
Diafragma adalah topi karet lunak yang dipakai di dalam vagina untuk
menutupi leher rahim (pintu masuk ke rahim). Fungsinya adalah mencegah
sperma memasuki rahim. Agar diafragma bekerja dengan benar, penempatan
diafragma harus tepat. Diafragma seefektif kondom, namun dapat dicuci dan
digunakan lagi selama satu sampai dua tahun. Kekurangannya, Wanita harus
menempatkan diafragma sebelum berhubungan seks (sampai 24 jam sebelumnya)
dan mencopotnya setelah enam jam. Beberapa wanita mungkin kesulitan
menyisipkankannya dan memiliki reaksi alergi (karena terbuat dari lateks).
Kontrasepsi diafragma merupakan hal yang tidak biasa di Indonesia.
Kontrasepsi ini adalah kontrasepsi barier (penghalang) yang dapat mengurangi
kenikamatan berhubungan seksual karena terjadi kontak kulit antara penis dengan
vagina. Selain itu pemasangannya harus oleh tenaga kesehatan dan harganya
relatif lebih mahal.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
YBP-SP
Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika