Garis Darah (Bloodline)
Garis Darah (Bloodline)
com/
GARIS DARAH
Buku Pertama
Sidney Sheldon
http://dewi-kz.info/
BLOODLINE
by Sidney Sheldon
Copyright 1977 by Sidney Sheldon
GARIS DARAH, Buku Pertama
Alihbahasa: Threes Susilastuti
GM 402 91.080
Hak cipta terjemahan Indonesia:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
Jl. Palmerah Selatan 24-26, Jakarta 10270
Sampul dikerjakan oleh David
Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
anggota IKAPI, Jakarta, April 1991
Cetakan kedua: Juni 1991
Cetakan ketiga: Maret 1992
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
SHELDON, Sidney
Jakarta:
Gramedia
II. Susilastuti,
Threes.
8XO,3
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab Percetakan PT Gramedia
Untuk Natalie
dengan cinta
BAGIAN PERTAMA
BAB 1
Istambul
Sabtu, 5 September
BAB 2
Berlin
Senin, 7 September
Matanya
kepalanya.
Aku
tak
bisa
hanya
tersenyum
malu-malu
seraya
BAB 3
Roma
Senin, 7 September
Pukul enam sore
IVO PALAZZI berdiri di tengah kamar tidurnya, darah
bercucuran di wajahnya. Mamma mia! Mi hai rovinato!
aku
harus
yang
membuat
BAB 4
Buenos Aires
Senin, 7 September
Pukul tiga sore
STADION balap mobil Buenos Aires yang berdebu di
pinggiran ibu kota Argentina itu penuh sesak dengan lima
puluh ribu penonton yang datang untuk menyaksikan
kejuaraan klasik. Suatu lomba 115-putaran mengitari
sirkuit yang panjangnya hampir empat mil. Perlombaan
telah berlangsung hampir lima jam di bawah terik
BAB 5
London
Senin, 7 September
Pukul dua siang
WHITES CLUB terletak di puncak jalan St. James, dekat
Piccadilly. Dibangun sebagai klub judi di abad kedelapan
belas, White's merupakan salah satu klub tertua di Inggris,
dan paling eksklusif. Para anggota mencatatkan nama
putra-putra mereka sebagai anggota pada saat kelahiran,
karena daftar tunggu penerimaan anggota berlangsung tiga
puluh tahun.
Tampak depan bangunan White's merupakan contoh
kearifan. Jendela-jendela lengkung lebar yang menghadap
Jalan St. James dirancang untuk memberi kenyamanan pada
mereka yang berada di dalam, bukannya untuk memuaskan
rasa ingin tahu orang-orang luar yang lewat di depannya.
Jenjang pendek menuju pintu masuk, tetapi selain para
itu,
Dia
memandang
tak
mengerti
kepadanya.
Maksudmu,.kau ingin pergi ke London untuk beberapa
hari?
Maksudku, aku ingin pindah ke London lagi.
Alec memandang ke luar jendela, ke padang rumput
hijau tempatnya bermain sewaktu kecil, ke pohon-pohon
sikamor raksasa dan ek, dan dia berkata agak bimbang,
Vivian, di sini begini tenang. Aku
Dan Vivian berkata, Aku tahu, luv. Justru itulah yang
membuat aku tak betah - ketenangan yang menjemukan.
Mereka pindah ke London minggu berikutnya.
BAB 6
New York
Senin, 7 September
Pukul sebelas pagi
PESAWAT pribadi Boeing 707-320 itu melakukan
pendekatan terakhir ke Bandar Udara Kennedy, meluncur
keluar dari tumpukan pola lalu lintas. Penerbangan yang
sangat panjang dan menjemukan, dan Rhys Williams sangat
penat, tetapi dia tak mampu tidur sepanjang malam itu. Dia
terlalu sering naik pesawat ini bersama Sam Roffe.
Kehadirannya masih terasa memenuhi pesawat.
Elizabeth Roffe menantikan kedatangannya. Rhys telah
mengirim kawat dari Istambul, hanya memberitahu bahwa
dia akan datang keesokan harinya. Dia bisa saja
menyampaikan berita kematian ayahnya lewat telepon,
tetapi Elizabeth berhak lebih dari itu.
Pesawat telah mendarat sekarang, berjalan pelan
menuju terminal. Rhys hanya membawa bagasi sedikit
sekali, dan dia cepat digiring keluar Bea-Cukai. Di luar,
langit kelabu dan suram, pendahuluan dari musim dingin
mata
sejenak,
kemudian
BAB 7
KELAHIRAN Elizabeth Rowane Roffe merupakan
musibah ganda. Musibah yang kecil ialah bahwa ibu
Elizabeth meninggal di kamar bersalin. Musibah yang besar
ialah bahwa Elizabeth terlahir sebagai anak perempuan.
Selama sembilan bulan, sampai detik dia keluar dari
kegelapan rahim ibunya, dia merupakan anak yang paling
BAB 8
INGATAN Samuel Roffe paling awal, begitu yang terbaca
oleh Elizabeth, ialah tentang ibunya yang terbunuh dalam
suatu pogrom pada tahun 1855, ketika Samuel berumur
lima tahun. Dia bersembunyi di ruang bawah tanah rumah
kayu kecil yang dihuni keluarga Roffe bersama keluarga-keluarga lain di dalam geto Krakov. Ketika huru-hara itu
akhirnya padam berjam-jam kemudian, dan satu-satunya
suara tinggal ratap tangis mereka yang selamat, Samuel
keluar dari tempat persembunyiannya dengan sangat
hati-hati, lalu menuju ke jalanan di daerah geto untuk
mencari ibunya. Bagi bocah kecil itu tampaknya seluruh
dunia seperti dimakan api. Seluruh angkasa memerah oleh
nyala bangunan-bangunan kayu yang terbakar di setiap
penjuru, dan gumpalan asap hitam tebal menggantung di
mana-mana. Lelaki dan wanita kebingungan mencari sanak
keluarganya, atau berusaha menyelamatkan bidang usaha
dan rumah-rumah dan harta mereka yang tak seberapa.
Krakov, di pertengahan abad kesembilan belas itu,
sebenarnya mempunyai dinas kebakaran, tetapi terlarang
bagi orang-orang Yahudi. Di daerah geto di ujung kota ini,
mereka terpaksa melawan bencana tersebut dengan
tangan, dengan air yang ditimba dari sumur-sumur, dan
barisan orang-orang yang membentuk armada ember
untuk memadamkan api. Samuel melihat kematian ke mana
pun dia menoleh. Tubuh-tubuh lelaki dan wanita cacat
teronggok seperti boneka rusak. Wanita-wanita dan
anak-anak korban perkosaan dalam keadaan telanjang,
bercucuran darah dan mengerang-erang minta tolong.
BAB 9
SETELAH sinar matahari musim dingin yang hangat di
Sardinia, New York terasa seperti Siberia. Jalanan penuh
salju dan lumpur salju, dan angin yang bertiup dari East
River dingin membeku; tetapi Elizabeth tidak peduli. Dia
hidup di Polandia, di abad lain, menghayati petualangan
kakek piutnya. Setiap sore setelah sekolah, Elizabeth
bergegas ke kamarnya, mengunci pintu dan mengeluarkan
Buku itu. Pernah terpikir olehnya untuk membicarakan
Buku tersebut dengan ayahnya, tetapi dia takut melakukan
hal itu. Dia khawatir ayahnya akan merampasnya.
Secara indah dan tak dinyana, Samuel tua ternyata
menumbuhkan keberanian pada Elizabeth. Dia merasa
mereka memiliki begitu banyak persamaan. Samuel
seorang yang kesepian. Dia tak mempunyai seseorang
sebagai tempat mencurahkan isi hati. Seperti diriku, pikir
Elizabeth. Dan karena mereka hampir sebaya - meskipun
terpisah seabad - Elizabeth bisa menyamakan dirinya
dengan kakeknya itu.
Samuel ingin menjadi dokter.
dan
berusaha
mengempiskan
Bab 10
ELIZABETH didaftarkan ke International Chateau
Lemand, sebuah sekolah putri di desa SainteBlaise di depan
Danau NeuchAtel. Usia para siswi berkisar antara empat
belas sampai delapan belas tahun. Sekolah itu salah satu
yang terbaik dalam sistem pendidikan Swiss.
Elizabeth benci sekali.
Dia merasa dibuang. Dia diusir dari rumah, dan rasanya
seperti mendapat hukuman berat untuk suatu kesalahan
yang tidak dia lakukan. Pada maIam istimewa itu, dia
merasa sudah begitu dekat dengan sesuatu yang indah. Dia
menemukan ayahnya, dan ayahnya menemukan dia, dan
mereka menjadi sahabat. Namun sekarang, ayahnya
semakin jauh.
Elizabeth bisa mengikuti sepak terjang ayahnya lewat
surat kabar dan majalah. Selalu banyak cerita dan gambar
tentang pertemuan ayahnya dengan seorang perdana
BAB 11
ELIZABETH membawa si Buku bersamanya. Dia berdiri
di ruang depan vila, mengamati lukisan Samuel Roffe, dan
Terenia di sebelahnya, meresapi kehadiran-mereka,
seolah-olah rnereka hidup kembali. Setelah lama sekali,
Elizabeth berbalik dan menaiki tangga ke kamar menara,
sambil membawa si Buku. Setiap hari dia melewatkan
waktu berjam-jam di kamar menara, membaca dan
membaca ulang, dan setiap kali dia merasa lebih dekat
kepada Samuel dan Terenia, abad-abad yang memisahkan
mereka pun sirna...
Dalam beberapa tahun berikutnya, demikian Elizabeth
membaca, Samuel melewatkan waktu berjam-jam di
kemungkinan
untuk
teriak
ayahnya.
Penipu!
Pembohong!
merasakan mata
Aram
ayah
Samuel. Mereka
akan
BAB 12
ELIZABETH bertemu Rhys Williams untuk pertama kali
pada hari ulang tahunnya yang kelima belas, semester
kedua tahun pertama di sekolah. Lelaki Itu singgah di
sekolah untuk membawakan Elizabeth hadiah ulang tahun
dari ayahnya.
BAB 13
DALAM liburan Paskah pada tahun terakhir di sekolah ketika berumur delapan belas, Elizabeth pergi ke vila di
Sardinia untuk melewatkan sepuluh hari di sana. Dia sudah
belajar mengemudikan mobil, dan untuk pertama kali
syarat,
ayah
Williams,
Elizabeth
kehilangan
Elizabeth
me-
BAB 14
TANGAN duta besar Swedia yang bebas membelai-belai
pantat Elizabeth sementara mereka berdansa mengitari
ruangan. Dengan senyum mengulum di bibir, Elizabeth
berusaha untuk tidak menggubrisnya. Dengan ahli,
Jakarta:
Gramedia
II. Susilastuti,
Threes.
8XO,3
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab Percetakan PT Gramedia
BAGIAN KEDUA
BAB 15
Portugal
Rabu, 9 September
dan
yang
lain-lain
tak
mengerti
kepadanya.
Walther
benar.
Kau
disebut
ruang-seratus-juta-dolar?
tanya
kembali
rasa
gagang
menjelaskan,
Bisa
dengan
dan
dirinya,
kau
bisa
keluar,
sekali lagi,
BAB 23
Zurich
Senin, 4 Oktober
Pukul sepuluh pagi
KETIKA Elizabeth tiba di kantornya, sebuah amplop
tersegel bertanda RAHASIA terletak di atas mejanya. Dia
membuka amplop itu. Di dalamnya berisi sebuah laporan
dari laboratorium kimia. Laporan itu ditandatangani Emil
Joeppli. Isinya penuh istilah-istilah teknis, dan Elizabeth
membaca tanpa memahaminya. Kemudian dia membaca
lagi. Dan sekali lagi. Setiap kali lebih lambat. Ketika
akhirnya menangkap artinya, dia berkata kepada Kate,
Saya akan kembali dalam waktu satu jam. Dan dia pergi
mencari Emil Joeppli.
Dia seorang lelaki jangkung sekitar tiga puluh lima
tahunan, dengan wajah kurus berbintik-bintik, dan kepala
botak yang hanya bagian pinggirnya ditumbuhi rambut
merah manyala. Lelaki itu menerima kedatangannya
dengan canggung. Sepertinya dia tidak biasa menerima
tamu di laboratoriumnya yang kecil.
wewenang
terhadap
kemudian
saling
merasakan
perubahan
suasana
yang
upacara
Ya. Pergilah!
Terima kasih, Pak. Saya-
Pergilah, pergilah!
Inspektur Kepala Schmied baru bisa bemapas normal
kembali setelah tiga puluh menit.
BAB 32
BALAI kematian di Sihlfeld penuh sesak. Gedung batu
dan batu pualam itu bergaya kuno dengan banyak hiasan,
dengan ruang-ruang persiapan dan sebuah ruang
perabuan. Di dalam kapel yang besar, dua lusin pimpinan
dan karyawan Roffe and Sons menempati deretan tempat
duduk di depan. Di bagian belakang adalah kawan-kawan,
wakil-wakil masyarakat dan para wartawan. Detektif
Hornung duduk di deretan paling belakang, memikirkan
bahwa kematian itu tidak nalar. Manusia mencapai
kejayaannya,
dan
selagi
bisa
memberi
sebanyak-banyaknya, mencurahkan segala usaha untuk
hidup, dia mati. Sama sekali tidak efisien.
Peti mati itu terbuat dari kayu mahoni dan tertutup
dengan bunga-bunga. Pemborosan lebih banyak lagi, pikir
Detektif Hornung. Ada perintah agar peti mati itu dipatri.
Max maklum kenapa harus demikian. Pendeta berbicara
dengan suara masygul. kematian di tengah kehidupan,
lahir dalam dosa, dari abu kembali menjadi abu. Max
sepuluh.
tugas
mendesak
yang
harus
dia
berkata. Saya
Siapa?
Hans Bergmann. Penunjuk jalan untuk para pendaki
gunung. Dia berasal dari desa ini.
Seorang lelaki tua, dengan wajah mirip peta cuaca
karena dimakan usia, meludah ke tempat perapian dan
berkata, Anda dibohongi, Bung. Saya lahir di Lesgets. Saya
tidak pernah mendengar tentang orang bernama Hans
Bergmann.
BAB 34
ITU adalah hari pertama Elizabeth pergi ke kantor sejak
kematian Kate Erling seminggu yang lalu. Dia memasuki
lobi lantai dasar dengan gelisah, membalas salam penjaga
pintu dan para petugas keamanan secara otomatis. Di ujung
lobi dia melihat beberapa tukang mengganti pesawat lift
baru
menyadari
kehadiran
tetap
begitu.
Bagaimana
Bagus, sir.
Tamu itu berjalan ke salah satu kandang kelinci. Emil
Joeppli mengikutinya. Ada yang perlu saya jelaskan, sir?
Lelaki itu tersenyum. Tidak. Aku cukup terbiasa, Emil.
Pada waktu membalik, tamu itu menyenggol piring
kosong tempat makanan hewan yang terletak di langkan,
dan piring itu jatuh ke lantai. Maaf.
Tidak apa-apa, sir. Biar saya ambil. Emil Joeppli
membungkuk untuk memungut, dan bagian belakang
kepalanya terasa seperti meledak dalam cahaya merah. Hal
terakhir yang tampak olehnya ialah lantai ruangan yang
menimpanya.
tak
bergeming.
Saya
belum
telah
bank.
ditahan
ke
kursinya,
kepalanya
mulai
membereskan
sungai
yang
sehingga
mengancam
minat
memelihara
seorang
gundik
di
Via
dan
BAB 43
ALEC NICHOLS sebenarnya tidak ingin menghadiri
jamuan malam itu, tetapi dia tidak menghendaki Elizabeth
pergi sendiri. Mereka berdua dijadwalkan untuk memberi
sambutan. Jamuan itu diselenggarakan di Glasgow, kota
yang dibenci Alec. Sebuah mobil berada di luar hotel,
menunggu untuk membawa mereka ke bandara segera
setelah mereka merasa pantas untuk minta diri. Dia sudah
menyampaikan sambutannya tetapi pikirannya melayang
ke soal lain. Dia tegang dan gelisah, dan perutnya mual.
Seorang tolol telah menghidangkan haggis, makanan khas
Skotlandia. Alec nyaris tidak menyentuh hidangan itu.
Elizabeth duduk di sebelahnya. Kau baik-baik saja, Alec?
Tidak apa-apa. Dia menepuk-nepuk tangan Elizabeth
untuk meyakinkannya.
dahi.
Kalau
aku
memimpin
dewan
direksi
bisa
menjual
Anda
terus-terusan
mengatakan
telah
ketajaman
pulang
secepat
mungkin.
Ada
ragu-ragu.
Tidak,
Pak.
Semua
tirai
tangisnya.
Dia
membunuh
Anda
anak
tangga,
lari
BAB 52
ADA sebuah kapal feri yang berlayar antara
Civitavecchia dan Sardinia, mengangkut penumpang dan
mobil. Elizabeth mengendarai mobil sewaan ke kapal,
membaur di tengah belasan mobil lain. Bandar-bandar
udara selalu mencatat, tetapi kapal besar ini tidak
mengenal seorang pun. Elizabeth hanya salah satu dari
seratus penumpang yang menyeberang ke Pulau Sardinia
untuk berlibur. Dia yakin tidak ada orang yang
mengikutinya, namun dirinya dicekam ketakutan yang tak
beralasan. Rhys telah melangkah terlalu jauh, dan tak akan
membiarkan apa pun menghalanginya sekarang. Dialah
satu-satunya orang yang bisa membuka kedoknya. Lelaki
itu bertekad untuk melenyapkannya.
berdiri
di
kemudian
dia
terbangun
oleh
BAB 53
ELIZABETH duduk di tempat tidur, jantungnya berdebar
keras. Dia tidak tahu apa yang membangunkan dirinya.
Kemudian dia mendengar suara itu lagi. Suatu jeritan
mengerikan, melengking tinggi. Kedengarannya seperti
dirinya
tentang
memberi
kekuatan
pada
lain-lain. Dalam
-ooo0dw0ooo-
puncak