Anda di halaman 1dari 47

BAB I

Teori Arus Listrik Searah


1.1.

Macam macam arus listrik

Terdapat dua macam sumber arus listrik yaitu Arus listrik AC dan DC. Arus listrik
AC (alternating current), merupakan listrik yang besarnya dan arah arusnya selalu
berubah-ubah dan bolak-balik. Arus listrik AC akan membentuk suatu gelombang
yang dinamakan dengan gelombang sinus (sinusoida). Arus ini terjadi karena
perubahan fluks medan magnet pada kumparan. Arus AC dari PLN memiliki
frekuensi 50 Hz dengan tegangan bolak balik satu fasa 220 volt. Sumber arus bolakbalik adalah generator arus bolak-balik yang prinsip kerjanya pada perputaran
kumparan dengan kecepatan sudut yang berada di dalam medan magnetik.
Sumber

ggl

bolak-balik

tersebut

yang

akan

menghasilkan tegangan

sinusoida berfrekuensi f. Apabila generator tersebut dihubungkan dengan suatu


penghantar R dan menghasilkan tegangan maksimum sebesar V max, maka tegangan

dan arus listrik yang melewati penghantar.

Gambar 1. Rangkaian arus AC dan bentuk gelombangnya

Tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan tegangan sebagai


fungsi waktu, yaitu :

Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoida. Dengan
demikian, arus yang dihasilkan juga sinusoida yang mengikuti persamaan :

Dengan :

= Tegangan Listrik AC

= Arus Listrik AC

Vmax

= Tegangan maksimum

Imax

= Arus maksimum

= Kecepatan sudut (2f)


Arus dan tegangan bolak-balik (AC) dapat dilukiskan sebagai gelombang

sinussoidal, jika besarnya arus dan tegangan dinyatakan dalam persamaan :


V = Vmax sin t
I = Imax sin (t + 90o)
Di mana t atau (t + 90o) disebut sudut fase yang sering ditulis dengan lambang
. Sedangkan besarnya selisih sudut fase antara kedua gelombang tersebut
disebut beda fase. Berdasarkan persamaan antara tegangan dan kuat arus listrik
tersebut

dapat

terdapat beda

dikatakan
fase sebesar

bahwa
90o dan

antara

tegangan

dikatakan

arus

dan

kuat

arus

mendahului

listrik

tegangan

dengan beda fase sebesar 90o. Apabila dilukiskan dalam diagram fasor dapat
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu dengan beda fase 90o

Nilai tegangan dan arus bolak-balik selalu berubah secara periodik sehingga
menyebabkan kesulitan dalam mengadakan pengukurannya secara langsung. Oleh
karena itu, untuk mengukur besarnya tegangan dan kuat arus listrik bolak balik (AC

= Alternating Current) digunakan nilai efektif. Yang dimaksud dengan nilai efektif
arus dan tegangan bolak balik yaitu nilai arus dan tegangan bolak-balik yang setara
dengan arus searah yang dalam waktu yang sama jika mengalir dalam hambatan
yang sama akan menghasilkan kalor yang sama. Semua alat-alat ukur listrik arus
bolak-balik menunjukkan nilai efektifnya. Hubungan antara nilai efektif dan nilai
maksimum dapat dinyatakan dalam persamaan :

dan
Nilai rata-rata arus bolak-balik yaitu nilai arus bolak-balik yang setara dengan
arus searah untuk memindahkan sejumlah muatan listrik yang sama dalam waktu
yang sama pada sebuah penghantar yang sama. Hubungan antara nilai arus dan
tegangan

listrik

bolak-balik dengan

nilai

arus

dan

tegangan

maksimumnya

dinyatakan dalam persamaan :

Ir = kuat arus rata-rata ; Imax = kuat arus maksimum


Sedangkan Arus listrik DC (Direct current) merupakan arus listrik searah yang
terjadi karena proses elektrokimia. Arus searah adalah arus listrik yang nilainya
hanya positif atau hanya negatif saja (tidak berubah dari positif kenegatif, atau
sebaliknya). Arus elektron yang bergerak dari negatif menuju kutub positif
menyebabkan

timbulnya

lubang-lubang

bermuatan

positif

yang

arahnya

berlawanan disebut arus listrik. Arus listrik DC biasanya digunakan oleh perangkat
elektronika diantaranya komputer, laptop, dan TV. Ada beberapa macam sumber
arus searah, misalnya sel volta, elemen kering (baterai), akumulator, solar sel, dan
dinamo arus searah.Elemen volta, batu baterai, dan akumulator merupakan sumber
arus searah yang dihasilkan oleh reaksi kimia. Oleh karena itu, elemen volta, batu
baterai, dan akumulator sering disebut elektrokimia. Dikatakan elektrokimia sebab
alat tersebut mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
Elemen dibedakan menjadi dua, yaitu elemen primer dan elemen sekunder.
Elemen primer adalah elemen yang setelah habis muatannya tidak dapat diisi
kembali. Contohnya elemen volta dan batu baterai. Elemen sekunder adalah

elemen yang setelah habis muatannya dapat diisi kembali. Contohnya akumulator
(aki). Pada elemen volta, baterai, dan akumulator terdapat tiga bagian utama, yaitu
a. anode, elektrode positif yang memiliki potensial tinggi,
b. katode, elektrode negatif yang memiliki potensial rendah,
c. larutan elektrolit, cairan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Untuk lebih memahami prinsip kerja beberapa contoh elektrokimia, ikutilah uraian
berikut.
Elemen Volta
Elemen Volta dikembangkan pertama kali oleh Fisikawan Italia
bernama Allesandro Volta (1790-1800) dengan menggunakan
sebuah bejana yang diisi larutan asam sulfat (H 2SO4) dan dua
logam tembaga (Cu) dan seng (Zn). Bagian utama elemen Volta,
yaitu
a. kutub positif (anode) terbuat dari tembaga (Cu),
b. kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn),
c. larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H 2SO4).
Lempeng tembaga memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng
memiliki potensial rendah. Jika kedua lempeng logam itu dihubungkan melalui
Gambar 3.
Eletrokimia sel
volta

lampu, lampu akan menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang
mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan
bereaksi dengan logam tembaga maupun seng sehingga menghasilkan

sejumlah elektron yang mengalir dari seng menuju tembaga. Adapun, reaksi kimia
pada elemen Volta adalah sebagai berikut.

Pada larutan elektrolit terjadi reaksi H2SO4 > 2H+ + SO24

Pada kutub positif terjadi reaksi Cu + 2H+ > polarisasi H 2

Pada kutub negatif terjadi reaksi Zn + SO 4 > ZnSO4+ 2e

Reaksi kimia pada elemen Volta akan menghasilkan gelembung-gelembung gas


hidrogen (H2). Gas hidrogen tidak dapat bereaksi dengan tembaga, sehingga gas
hidrogen hanya menempel dan menutupi lempeng tembaga yang bersifat isolator
listrik. Hal ini menyebabkan terhalangnya aliran elektron dari seng menuju tembaga
maupun arus listrik dari tembaga menuju seng. Peristiwa tertutupnya lempeng
tembaga oleh gelembung-gelembung gas hidrogen disebut polarisasi. Adanya
polarisasi gas hidrogen pada lempeng tembaga menyebabkan elemen Volta mampu
mengalirkan arus listrik hanya sebentar. Tegangan yang dihasilkan setiap elemen
Volta sekitar 1,1 volt. Penggunaan larutan elektrolit yang berupa cairan merupakan
kelemahan elemen Volta karena dapat membasahi peralatan lainnya.
Elemen Kering
Elemen kering disebut juga baterai. Elemen kering
pertama kali dibuat oleh Leclance. Bagian utama
elemen kering adalah
a. kutub positif (anode) terbuat dari batang
karbon (C),
b. kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn),
c. larutan elektrolit terbuat dari amonium klorida
(NH4Cl),
d. dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO 2).
Baterai disebut elemen kering, karena elektrolitnya merupakan campuran antara
serbuk karbon, batu kawi, dan salmiak yang berwujud pasta (kering). Batang
karbon (batang arang) memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng
Gambar 4. komposisi
baterai

memiliki potensial rendah. Jika kedua elektrode itu dihubungkan


dengan lampu maka lampu akan menyala. Hal ini membuktikan

adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan
elektrolit akan bereaksi dengan seng.Adapun, reaksi kimia pada batu

baterai

adalah sebagai berikut.

Pada larutan elektrolit terjadi reaksi Zn + 2NH 4Cl > Zn2+ + 2Cl + 2NH3 +
H2 (ditangkap dispolarisasi)

Pada dispolarisator terjadi reaksi H2 + 2MnO2 > Mn2O3 + H2O

Reaksi kimia pada batu baterai akan menghasilkan gelembung-gelembung gas


hidrogen (H2). Gas hidrogen akan ditangkap dan bereaksi dengan dispolarisator
yang berupa mangan dioksida (MnO2) menghasilkan air (H2O), sehingga pada batu
baterai tidak terjadi polarisasi gas hidrogen yang mengganggu jalannya arus listrik.
Bahan yang dapat menghilangkan polarisasi gas hydrogen disebut dispolarisator.
Akumulator
Akumulator

sering

disebut

aki.

Elektrode

akumulator baik anode dan katode terbuat dari


timbal (Cu) berpori. Bagian utama akumulator,
yaitu
a. kutup positif (anode) terbuat dari timbal
dioksida (PbO2),
b. kutub negatif (katode) terbuat dari timbal
murni (Pb),
c. larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H 2SO4) dengan kepekatan 30%.
Gambar 5. Akumulator

Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan


akan

membentuk

satu

pasang

sel

akumulator

yang

saling

berdekatan dan dipisahkan oleh bahan penyekat berupa isolator. Beda potensial
yang dihasilkan setiap satu sel akumulator 2 volt. Dalam kehidupan sehari-hari, ada
akumulator 12 volt yang digunakan untuk menghidupkan starter mobil atau untuk
menghidupkan lampu sein depan dan belakang mobil. Akumulator 12 volt tersusun
dari 6 pasang sel akumulator yang disusun seri. Kemampuan akumulator dalam
mengalirkan arus listrik disebut kapasitas akumulator yang dinyatakan dengan
satuan Ampere Hour (AH). Kapasitas akumulator 50 AH artinya akumulator mampu
mengalirkan arus listrik 1 ampere yang dapat bertahan selama 50 jam tanpa
pengisian kembali.
1.2.

Konversi arus AC menjadi arus DC

Untuk konversi listrik AC (Alternating current/arus bolak-balik) ke DC (Direct


Curent/arus searah), dapat menggunakan metode linear power supply. Ini adalah

rangkaian AC ke DC yang sangat sederhana. Setelah Listrik AC dari line input


di-step-down
rangkaian

oleh

empat

transformator,
diode

kemudian

penyearah.

dijadikan

Rangkaian

DC secara dengan

penyearah

yang

digunakan

memanfaatkan 4 buah dioda yang telah dirancang untuk bisa meloloskan kedua
siklus gelombang ac menjadi satu arah saja.

Gambar 6. Jembatan diode sebagai


penyearah

Gambar

7.

Rangkaian

Power

Supply

Gelombang dua arah yang telah diubah menjadi satu arah keluaran
dari

dioda

bridge masih memiliki riak atau masih memiliki amplitude tegangan

yang tidak rata. Hal ini dikarenakan dioda bridge hanya menghilangkan siklus
negative

dan

menjadikannya

siklus

positif

tetapi

tidak merubah

bentuk

gelombang sama sekali dimana masih memilki lembah dan bukit. Untuk itu
dimanfaatkan kapasitor yang mempunyai kapasitansi yang cukup besar untuk
membuat
pelepasan

rata gelombang
muatan

oleh

tersebut.

Hal

ini

dikarenakan

kapasitor sehingga

seolah-olah

lamanya
amplitudo

proses
dari

gelombang tersebut menjadi rata.

Gambar 8. Gelombang arus setelah melalui kapasitor

jika memahami cara kerja kapasitor bisa dimengerti bahwa tingkat kerataan dari
gelombang yang dihasilkan masih dipengaruhi oleh impedansi beban yang

kelak akan dihubungkan dengan rangkaian power supply tersebut. Semakin kecil
impedeansi beban maka akan menjadikan proses pelepasan

muatan

pada

kapasitor akan semakin cepat, sehingga dengan begitu maka bisa dipastikan
gelombang yang semula rata akan berubah kembali menjadi memiliki riak
akibat proses pelepasan muatan yang begitu cepat.
1.3.

Hukum Ohm

Hukum Ohm berbunyi: Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah
penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial /
tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan
hambatannya (R).

I= R

Dimana
V

Gambar 9. Rangkaian arus listrik sederhana

=Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah

Volt

(V))

=Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))

= Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah

Ohm ())
1.4.

Adaptor

Adaptor adalah sebuah alat yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik
dan mengubah tegangan listrik AC (Alternating Current) menjadi tegangan listrik DC
(Direct Current). Ada banyak rangkaian adaptor dari yang paling sederhana sampai
yang paling cangih. Pada dasarnya semua jenis adaptor ini memiliki prinsip kerja
yang sama. Prinsip kerja adaptor dapat dilihat pada diagram blok berikut ini.

Gambar 10. Diagram blok adaptor


Rectifier (penyearah)

Rectifier atau penyearah adalah rangkaian yang digunakan untuk mengubah


arus AC menjadi arus DC. Rectifier terdiri dari rangkaian beberapa buah dioda. Ada
2 jenis penyearah yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang

penuh. Penyearah setengah gelombang jarang digunakan pada adaptor, biasanya


bentuk penyearah ini digunakan untuk keperluan khusus. Untuk adaptor biasanya
digunakan bentuk penyearah gelombang penuh. Untuk trafo engkel diperlukan 4
buah dioda yang dipasang dalam bentuk jembatan untuk mendapatkan bentuk
gelombang penuh, sedangkan untuk trafo CT hanya dibutuhkan 2 buah dioda untuk
membentuk penyearah gelombang penuh. Jenis dioda yang umum digunakan untuk
penyearah adalah jenis dioda silikon. Berikut gambar rangkaian penyearah dan
bentuk gelombangnya.

Gambar 11. gelombang penuh pada trafo engkel terdiri dari 4 buah dioda yang dipasang
dalam bentuk jembatan

Gambar 12. penyearah gelombang penuh pada trafo CT dengan menggunakan 2 buah
dioda.

Gambar 13. penyearah gelombang penuh pada adaptor bipolar yang umum digunakan
pada sistem OP-AMP

Gambar 14. penyearah setengah gelombang

Filter dan Stabilisator Tegangan


Filter dalam sebuah adaptor berguna untuk meratakan bentuk gelombang DC
yang dihasilkan oleh penyearah. Umumnya digunakan sebuah kapasitor dengan
ukuran kapasitas yang cukup besar untuk membentuk filter. Jenis kapasitor yang
digunakan adalah kapasitor polar dengan ukuran 1000 mikro Farrad hingga 47.000
mikro Farrad, tergantung keperluannya. Namun untuk adaptor biasanya dengan
ukuran 2200 mikroFarrad sudah menghasilkan arus DC yang cukup baik. Pada
pembuatan PCB kali ini digunakan kapasitor polar 4700 mikro Farrad.
Stabilisator adalah alat yang digunakan untuk menstabilkan arus dan
tegangan listrik yang keluar dari filter. Pada adaptor yang akan dibuat tidak
menggunakan stabilisator. Komponen elektronika berupa rangkaian transistor atau
dioda zener sering digunakan sebagai stabilisator. Berikut ini gambar beberapa
rangkaian filter dan stabilisator yang umum digunakan.

Ga
mbar 15. filter kapasitor

Pada gambar 9 tampak penggunaan filter kapasitor pada sebuah rangkaian adaptor
sederhana. Kapasitor yang digunakan ini harus memiliki kapasitas yang cukup besar
dan umumnya menggunakan kapasitor polar. Arus listrik yang dihasilkan dengan
menggunakan filter kapasitor ini sudah cukup baik, walaupun riak-riak arus masih
tetap ada. Untuk menghasilkan arus DC yang lebih baik, maka dapat dipasang
sebuah stabilisator tegangan pada sisi setelah filter.

Gambar 16. stabilisator dengan menggunakan dioda zener

Gambar

10

memperlihatkan

skema

rangkaian

adaptor

sederhana

yang

menggunakan kapasitor sebagai filter tegangan dan sebuah dioda zener sebagai
stabilisator tegangan. Tegangan yang dihasilkan sudah sangat baik, namun
rangkaian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat mengeluarkan 1 tingkat
tegangan saja, yaitu sebesar tegangan cut-off dioda zener. Misalnya jika tegangan
cut-off dioda zener 6,7 volt, maka tegangan listrik DC yang keluar dari adaptor ini
juga 6,7 volt, walaupun inputnya kita naikkan.

Ga
mbar 17. adaptor yang menggunakan transistor sebagai stabilisator tegangan

Penggunaan transistor sebagai stabilisator tegangan akan menghasilkan


tegangan yang lebih baik lagi. Namun rangkaian adaptor yang menggunakan
transistor sebagai stabilisator tegangan membuat rangkaian menjadi lebih rumit.
Beberapa

kelebihan

rangkaian

stabilisator

tegangan

dengan

menggunakan

transistor adalah dapat divariasikannya tegangan keluaran dari adaptor secara


kontinyu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan transistor
sebagai stabilisator tegangan adalah perlu memasang keping pendingin dan kipas
pendingin pada transistor karena transistor yang digunakan akan mengeluarkan
panas yang berlebih. Semakin besar arus yang dilewatkan, maka semakin banyak
tingkatan transistor yang digunakan sebagai stabilisator tegangan.
Pada saat ini telah tersedia IC (Integrated Circuit) yang dapat digunakan
sebagai stabilisator tegangan yaitu IC 78XX dan 79XX. Perbedaan kedua jenis IC ini
adalah pemasangannya di dalam rangkaian. Angka XX menunjukkan nilai tegangan
listrik

yang

dikeluarkan

oleh

IC

misalnya

7805

menyatakan

IC

ini

akan

mengeluarkan tegangan DC stabil sebesar 5 volt. Berikut rangkaian IC stabilisator


tegangan pada adaptor.

Gambar 18. rangkaian adaptor yang menggunakan IC 78XX dan 79XX

Output DC
Output dari adaptor adalah tegangan DC yang sudah difilter. Tegangan ini
akan disalurkan untuk berbagai keperluan. Banyak sekali jenis socket dan terminal
yang dapat digunakan untuk keperluan output adaptor. Namun yang perlu
diperhatikan, terminal dan socket yang digunakan sebagai sarana output adaptor ini

harus dapat menunjukkan perbedaan kutub positif dan negatif, supaya dalam
penggunaan adaptor tidak menimbulkan kekeliruan yang dapat menyebabkan
rusaknya alat elektronika yang di suplai oleh adaptor.

BAB II
Komponen Elektromagnetik untuk Adaptor
2.1. Resistor
Resistor dalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk
menahan a r u s l i s t r i k dengan memproduksi penurunan tegangan d i a n t a r a
kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm.
Resistor

digunakan

sebagai

bagian

dari

jejaring

elektronik

dan

sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan fi lm,
bahkan

kawat

re si sta n si (kawat yan g d i bu at d ari p ad u an re s i sti vi t a s ti n gg i se p e r


t i ( nikel-kromium). Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya
listrik yang dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah
listrik,dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida
dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu . Ukuran dan letak kaki
bergantung pada desain sirkuit, resistor harus cukup besar secara fisik agar tidak
menjadi terlalu panas saat memboroskan daya Komposisi karbon.
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk
tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan
resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas
mempunyai badan

yang

tidak

terisolasi,

kawat

penghubung

dililitkan

disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah
jadi dicat dengan kodewarna dari harganya. Unsur resistif dibuat dari
campuran serbuk karbon dan bahan isolator
digunakan
ditentukan

untuk

oleh

melekatkan

perbandingan

dari

(biasanya keramik). Resin


c a m p u r a n . Resistansinya

serbuk

karbon

dengan

bahan

isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970


an,

tetapi

sekarang

tidak

p op u le r kare n a re si sto r j en i s l ai n me mpu n yai

terlalu

karakteristik yang lebih

baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor


karbon

berubah

resistansinya

jika

dikenai

tegangan

komposisi

lebih),

dan

kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi


lembab, bahang dari solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi
yang tak dapat dikembalikan. Hambatan sebuah resistor dinyatakan dalam
bentuk kode warna. Pada resistor tipe karbon memiliki 4 buah gelang warna

sedangkan film resistor memiliki 5 buah gelang warna. Kode warna resistor dapat
dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Untuk resistor dengan 4 gelang warna:


Gelang

warna

pertama

menyatakan

angka

Gelang warna kedua menyatakan angka


Gelang

warna

ketiga

menyatakan

keempat

menyatakan

pangkat
Gelang

warna

toleransi
Untuk resistor dengan 5 gelang warna :
Gelang

warna

pertama

menyatakan

angka

Gelang warna kedua menyatakan angka


Gelang warna ketiga menyatakan angka
Gelang warna keempat menyatakan pangkat
Gelang warna kelima menyatakan toleransi.
Gambar 19. Pembacaan warna gelang
resistor
Pada percobaan ini, resistor yang digunakan adalah

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

0,1 5W 1 buah
47 1 buah
5,6K 1 buah
2,2K 2 buah
10K 2 buah
47K 1 buah
100K 2 buah

Potensio resistor

Gambar 20. Resistor yang digunakan dalam


Adaptor

Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai resistansinya dapat


diubah dengan cara memutar porosnya melalui tuas yang sudah di sediakan. Pada
umumnya, resistor ini terbuat dari kawat atau karbon dan paling banyak digunakan
dalam rangkaian elektornika. Saat ini telah banyak potensiometer yang terbuat dari
bahan karbon karena memiliki ukuran yang lebih kecil dan resistansi yang cukup
besar. Perubahan nilai resistansi terbagi menjadi dua, yaitu linier dan logaritmatik.
Untuk mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmatik dapat
dilihat dari huruf yang tertera pada bagian belakang. Apabila tertera huruf B maka
potensiometer tersebut bersifat logaritmatik, sedangkan jika tertera huruf A maka
potensiometer tersebut bersifat linier.
Potensiometer pada dasarnya berfungsi sebagai pembagi tegangan variabel.
Unsur resistif dapat dilihat sebagai dua resistor seri, dimana posisi wiper
menentukan rasio resistensi dari resistor pertama ke resistor kedua. Potensiometer
juga dikenal sebagai potmeter atau pot. Bentuk paling umum dari potmeter adalah
potmeter putar. Jenis pot sering digunakan dalam kontrol volume suara audio dan
berbagai aplikasi lainnya.
a. 5K 1 buah
b. 10K 1 buah

(a)

(b)

Gambar 21. Potensioresistor (a)5K dan

(b)10K
2.2. Kapasitor
Kapasitor merupakan

komponen elektronika yang berfungsi sebagai

penyimpan muatan listrik selain itu kapasitor juga dapat digunakan


sebagai

penyaring frekuensi. Kapasitas kapasitor dalam

kemampuannya menyimpan muatan listrik disebut Farad (F). Kapasitor


memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, tergantung dari kapasitas,
tegangan kerja, dan lain sebagainya. Kapasitor terbagi dalam dua kelompok
yaitu kapasitor yang memiliki kapasitas yang tetap dan kapasitor yang memiliki
kapasitas yang dapat diubah-ubah atau dengan kata lain kapasitor variabel.
Kapasitor nonpolar merupakan jenis kapasitor yang memiliki kapasitas
yang tetap, kapasitor ini memiliki kapasitas yang tidak terlalu
b e s a r. Kapasitor jenis ini biasanya terbuat dari bahan kertas, mica, keramik,

mylar

dan

lain

sebagainya. Jenis

bahan

pembuat

kapasitor

memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memiliki kekurangan dan


kelebihan

masing-masing

.Pada

umumnya

nilai

kapasitas

dari

sebuah

kapasitor nonpolar digambarkan dengan kode angka. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada contoh berikut.

Gambar 22.. pembacaan kapasitas


kapasitor

Pa d a k o d e a n g k a y a n g d i t a m p i l k a n p a d a b a r i s A u n t u k m e n g e t a h u i
berapa

nilai

kapasitasnya

adalah

dengan

melihat

pada

bagian

Capacitance/Voltage yang terletak pada bagian depan, disana tertulis 0.01/100


yang artinya kapasitor ini memiliki kapasitas 0,01nF dan tegangan maksimum-nya
adalah

1 0 0 V.

Sedangkan

untuk

nilai

toleransinya

diperlihatkan

p a d a bagian belakang, disana tertulis angka 10 yang artinya 10%. Pada kode
angka
y an g d i t am p il kan p ad a b ar i s B, ko de an g ka d i bu b u hkan p ad a b agi a
n atas

kapasitor.

Pada

bagian

tersebut

tertulis

1,0J63

yang

kapasitor

berarti
tersebut

memiliki kapasitas sebesar 1nF, tegangan maksimumnya 63V, seda


ngkan

toleransinya

ditandai

oleh

huruf

yang

mana

pada

k e t e r a n g a n g a m b a r memiliki nilai 5%. Kedua contoh kode diatas nilai kapasitas


kapasitor-nya selalu d a l a m n F ( n a n o F a r a d ) . S e l a i n i t u a d a kapasitor
Polar

atau

Kapasitor

k a p a s i t o r i n i m e m i l i k i p o l a r i t a s p a d a ke d u a

Elektrolit .
kakinya

yaitu

polaritas

positif (+) dan polaritas negatif (-). Kapasitor ini termasuk dalam kelompok
kapasitor yang memiliki nilai kapasitas yang tetap dan memiliki n i l a i k a p a s i t a s
y a n g b e s a r.
elektrolit
dan

Untuk pemberian nilai kapasitas, pada kapasitor


ditulis

tegangan

secara

maksimum,

langsung

serta

simbol

lengkap
polaritas-nya.

dengan
Perlu

satuan

diperhatikan

Ledakan dapatterjadi jika pemasangan polaritas-nya terbalik atau

tegangan yang diberikan pada kapasitor ini melebihi tegangan maksimum-nya.


Kaki yang memiliki polaritas negatif berdekatan dengan tanda garis
vertical pada bodi kapasitor, atau kaki yang berpolaritas positif memiliki
ukuran

yang

lebih

panjang

daripada

kaki

yang

berpolaritas

negatif.

Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco)


adalah yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas
positif dan negatif , ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek
negatif

atau

yang

dekat

tanda

minus(-)

adalah

kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 F (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad
dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt. Selain kondensator
elektrolit yang mempunyai polaritas pada kakinya, ada juga kondensator yang
berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum. Kerusakan umum pada kondensator
elektrolit di antaranya adalah:
Kering (kapasitasnya berubah)
Konsleting
Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan
negatifnya, jika batas maksimum voltase dilampaui juga bias
Kapasitor variabel adalah kapasitor yang nilai kapasitas-nya dapatdiubahubah sesuai keinginan. Oleh karena itu kapasitor ini di kelompokan ke dalam
kapasitor

yang

memiliki

nilai

kapasitas

yang

tidak

tetap.

Seperti

potensiometer kapasitor memiliki tuas untuk diputar atau biasa disebut rotor,dan
bagian yang diam disebut stator. Kapasitor variabel dibuat dalam berbagai bentuk
dan ukuran, nilai kapasitas-nya mulai dari beberapa pF hingga ratusan pF keatas.
Kapasitor variabel biasa terdapat pada pesawat radio penerima,biasanya kapasitor
variabel digunakan sebagai tuning untuk mencari frekuensi radio dari pemancar.
Adapun kapasitor yang digunakan dalam pembuuatan PCB adalah
a.
b.
c.
d.

2200F 1 buah
4700F 1 buah
470pF 1 buah
100nF 1 buah

2.3. Jembatan Dioda

Gambar 22. Kapasitor yang digunakan dalam


PCB

Dioda mempunyai dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir,
dan kebanyakan dioda digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya.

Dioda

varikap (Variable

Capacitor /kondensator variabel) digunakan sebagai

kondensator terkendali tegangan. Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar


jenis dioda seringkali disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum
dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah
(disebut kondisi bias maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut
kondisi bias mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik
dari

katup

pada

transmisi

Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang

cairan.
sempurna

(benar-benar menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada bias mundur),
tetapi mempunyai karakteristik listrik tegangan-arus tak linier kompleks yang
bergantung pada teknologi yang digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa
jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan
penyearahan. Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung
hampa (juga disebut katup termionik). Saat ini diode yang paling umum dibuat dari
bahan semi konduktor seperti silikon atau germanium.
Jembatan diode adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik
mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas) yang digunakan untuk
penyearah arus (rectifier) dari AC ke DC. Diode bridge juga dikenal sebagai dioda
silikon. Dioda silikon ini dirangkaikan menjadi suatu jembatan (bridge) dan dikemas
menjadi suatu kesatuan komponen. Dioda bridge kemudian digunakan menjadi
penyearah pada power suplly. Jembatan dioda sendiri merupakan sebuah gabungn
dari empat atau lebih dioda yang membentuk sebuah jembatan konfigurasi.
Jembatan tersebut menyediakan polaritas output dan polaritas input ketika
digunakan dalam sebuah aplikasi yang umum konversi dari arus bolak-balik. Bagian
utama dari sebuah jembatan dioda adalah polaritas output yang berbeda dengan
polaritas input. Dioda bridge / jembatan dioda ini memiliki nama lain berupa sircuit
gratez.

Gambar 23. jembatan dioda

2.4. Transistor

Transistor adalah alat semi

konduktor

yang

dipakai \

untuk penguat, sebagai sirkuit pemutus


dan penyambung ( switching), stabilisasi tegangan,modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Pada prinsipnya, suatu transistor terdiri atas dua buah dioda yang
disatukan. Transistor terbuat dari germanium dan silicon. Transistor di bedakan
menjadi 2 yaitu Transistor bipolar Transistor merupakan komponen dengan 3 kaki,
berbeda dengan resistor ataupun kapasitor yang hanya memiliki 2 kaki. Masingmasing elektroda (kaki) yaitu Emitter untuk membangkitkan electron di dalam
transistor ,Collector berfungsi menarik / menyalurkan electron electron keluar dari
transistor, dan Basis untuk mengendalikan / mengatur aliran electron dari emitter
ke collector. Pemasaangan transistor tidak boleh

salah karena akan merusak

rangkaian. Karena transistor mempunyai 3 kaki maka untuk mengetahui kaki-kainya


diperlukan teknik khusus atau bisa juga melihat data sheet yang dikeluarkan pabrik
pembuatnya. Fungsinya transistor Sebagai switch otomatis, penguat tegangan
dan arus, pembangkit frekuensi, pencampuran frekuensi, dan Stabilisator tegangan
pada adaptor.
Transistor jenis BJT (bipolar junction transistor) merupakan transistor yang
mempunyai dua dioda, terminal posistif atau negatifnya berdempet, sehingga ada
tiga terminal. perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat
menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor.
Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik.
Jenis jenis transistor BJT :
a. Transistor NPN (Negative Positive Negative) : arus listrik yang masuk dari basis,
dikuatkan terlebih dahulu pada emiter lalu dikeluarkan melalui kolektor. Sehingga
dapat disimpulkan transistor ini berfungsi jika tegangan basis lebih tinggi daripada
tegangan emiter.
b. Transistor PNP (Positive Negative Positive) : arus listrik yang meninggalkan basis,
dikuatkan terlebih dahulu pada emiter lalu dikeluarkan melalui kolektor. Sehingga
dapat disimpulkan transistor ini bekerja jika tegangan basis lebih rendah
dibandingkan tegangan emiter.
Perbedaanya terletak pada kombinasi bahannya. ada juga perbedaan lainnya yaitu
pemberian polaritas baterai.Transistor PNP Emitter di hubungkan dengan kutub
positif baterai dan colletor di hubungkan dengan kutub negative bateray .

Sedangkan pada transistor NPN , Emitter di hubungkan ke kutub negative baterai


dan

collector

dihubungkan

dengan

kutub

positif.

Setiap

komponen

yang

bernama transistor jika bekerja (mendapat arus listrik), maka suhunya akan turun
naik. Namun maksimal suhu adalah 70 derajat Celcius. Oleh sebab itulah, banyak
transistor yang diberi rangkaian sebagai pencegahan panas. Hal-hal yang harus
Anda perhatikan terhadap transistor adalah sebagai berikut :

Jika transistor panas, maka tahannya menjadi kecil.

Aliran listrik yang

diperlukan rangkaian elektronika lebih besar. Dengan demikian arus pada baterai
cepat habis.

Transistor tidak tahan terhadap panas yang berlebihan.

Jika transistor

terkena panas berlebihan akan menjadi aus.

Jika transistor terkena panas berlebihan, maka tahanan dalam transistor akan
mengecil dan penguatan yang dilaksanakan akan naik. Pengaruh pada hasil bunyi
yang ditimbulkan akan menjadi tidak bagus karena cacat.
Agar transistor tidak mengalami sebagaimana hal-hal yang telah disebutkan di
atas, maka biasanya dilakukan pencegahan panas sebagai berikut :

Transistor dilengkapi dengan plat pendingin yang dipasang pada chasis. Hal
ini akan memberi bantuan yang besar dalam mengurangi panas transistor.

Pada tabung transistor biasanya dipasang plat pendingin. Karena dengan


plat pendingin maka panas yang ada pada tubuh transistor akan mengalir ke plat
tersebut sehingga panas bisa dikurangi atau diminimalisir.

Pada tubuh transistor dilengkapi plat rusuk-rusuk


pendingin yang berfungsi membuang panas.

Pada kaki emitor dilengkapi dengan rangkaian


tahan dan kondensator simpang
Adapun transistor yang digunakan untuk pembuatan
PCB ini adalah
a. TIP 32C 1 buah
b. C9015 dan pendingin 1 buah
c. 2N 3055 dan pendingin 1 buah

Gambar 24. Transistor dengan pendingin

Gambar 25.Transistor yang digunakan dalam


pembuatan PCB

2.5. IC regular
Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronika yang dibuat dari
bahan semi konduktor, dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen
seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi
sebuah rangkaian berbentuk chip kecil dan mempunyai kaki banyak, IC digunakan
untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronika agar mudah dirangkai
menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil dan efisien. IC adalah komponen
yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika. Pada komputer
dipakai

adalah

IC

yang

mikroprosesor . D a l a m s e b u a h mikroprosesor Intel

Pentium 4 dengan ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik

terdapat

1 6 j u t a t r a n s i s t o r , b e l u m t e r m a s u k k o m p o n e n l a i n . Fa b r i k a s i y a n g
dipakai oleh mikroprosesor adalah 60nm. Sirkuit terpadu dimungkinkan oleh
teknologi pertengahan abad ke-20 dalam d a n p e n e m u a n e k s p e r i m e n
yang

menunjukkan

bahwa

s e m i ko n du k t o r d a p a t m e l a k u k a n f u n g s i y a n g

alat
dilakukan

oleh

tabung vakum . Pengintegrasian transistor ke c i l y a n g b a n y a k j u m l a h n y a


ke

dalam

sebuah

chip

y a n g ke c i l m e r u p a k a n p e n i n g k a t a n

yang

sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang


kecil,

tepercaya,

massal,

kecepatan

d a n kemudahan

"switch",

dalam

konsumsi

menambahkan

listrik rendah, produksi

jumlahnya

dengan

cepat

menyingkirkan tubevakum. IC di dalam sebuah sirkuit elektronik IC telah


digunakan

pada

selular d a n
penting

Radio,televisi,

komputer ,

telepon

p e r a l a t a n digital l a i n n y a y a n g m e r u p a k a n b a g i a n

dari

masyarakat

modern.

Contohnya,

transportasi, internet, dll tergantung dari keberadaan alat ini.

Gambar 26. IC 14

system

2.6. Trafo
Transformator atau Trafo adalah komponen pasif yang dibuat dari kumparan
kumparan kawat laminasi, trafo memiliki kumparan primer dan kumparan sekunder.
Perbandingan jumlah lilitan serta diameter kawat pada kumparan kumparan primer
dan

sekunder

akan

mempengaruhi

perbandingan

besarnya

arus

dan

tegangan.Apabila tegangan sekunder lebih besar dari tegangan primernya, maka


Transformator tersebut berfungsi sebagai penaik tegangan (Step up), akan
tetapiapabila tegangan sekunder lebih kecil dari tegangan primernya maka
Transformator berfungsi sebagai penurun tegangan (Step down).Prinsip kerja trafo
menggunakan asas induksi resonansi antar kumparan primer dan sekunder. Apabila
pada kumparan primer di aliri arus AC maka akan timbul medan magnit yang
berubah-ubah fluktansinya, akibatnya kumparan sekunder yang berada pada
daerah medan magnit akan membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) atau tegangan
induksi.

Transformator bekerja berdasarkan prinsip

induksi elektromagnetik.Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi


primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan
lilitan

sekunder.

Fluks

bolak-balik

ini

menginduksikan

GGL

dalam

lilitan sekunder. Jika efi siensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan
dilimpahkan ke lilitan sekunder. Fluks pada transformator

Rumus untuk fluks

magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah dan rumus untuk GGL induksi yang
terjadi di lilitan sekunder adalah. Karena kedua kumparan dihubungkan dengan
fluks yang sama, maka dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat
sedemikian hingga. Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan
tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dan lilitan
sekunder.

Np Vp Is
= =
Ns Vs Ip
Np=jumlah

lilitan

primer;

Ns:jumlah

lilitan

sekunder;

Vp:tegangan

primer;Vs:tegangan sekunder; Ip: Kuat arus primer; Is: Kuat arus primer.
Kerugian dalam transformator
Terdapat kerugian dalam transformator, yaitu

Ke r u g i a n t e m b a g a .
Ke r u g i a n d a l a m l i l i t a n

tembaga

yang

disebabkan

re si stan si te mb ag a d an aru s yan g me n g al i ri n ya.

oleh

Kerugian kopling
Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna,
sehingga
memotong

tidak

semua

lilitan

fl uks

magnet

sekunder.

yang

Kerugian

diinduksikan

ini

dapat

primer

dikurangi

denganmenggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.


Kerugian kapasitas liar.
Kerugian
yang
disebabkan
oleh
kapasitas
liar y a n g t e r d a p a t p a d a l i l i t a n - l i l i t a n t r a n s f o r m a t o r.
Ke r u g i a n i n i s a n g a t
frekuensi

tinggi.

memengaruhi

Kerugian

efisiensi

transformator

untuk

inidapat dikurangi dengan menggulung

lilitan primer dan sekunder secarasemi-acak (bank winding)


Kerugian arus eddy (arus olak)
Kerugian yang disebabkan oleh GGL maskan yang menimbulkan arus
dalam inti magnet yang melawan perubahan fl uks magnet yang
membangkitkan GGL. Karena adanya fl uks magnet yang berubahubah, terjadi olakan fl uks magnet pada material inti. Kerugian ini
berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapis.

2.7 Papan PCB


Papan sirkuit cetak (printed circuit board atau PCB) a d a l a h s e b u a h
papan yang penuh dengan sirkuit dari logam yang menghubungkan komponen
elektronik satu sama lain tanpa kabel. Papan sirkuit ini mendapatkan namanya
karena diproduksi secara massal dengan cara pencetakan. Papan sirkuit cetak
dapat digolongkan atas beberapa jenis yaitu:
Berdasarkan susunan lapis
o
o
o

lapis tunggal
lapis ganda
multi lapis (4, 6, 8 lapis)

Berdasarkan bentuk
o
o
o

keras
lunak(fleksibel)
gabungan keras dan lunak

Berdasarkan spesifikasi
o
o

konvensional
penghubung kepadatan tinggi (High Density Interconnect)

Berdasarkan material basis


o
o
o

FR4
logam
keramik

Gambar 27. PCB

BAB III
Alat Alat yang Digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
3.1.

Solder listrik dan dudukan solder

Pada pembuatan PCB ini diperlukan satu bauh solder. Solder m e r u p a k a n


alat

bantu

dalam

merakit

atau

m e m b o n g k a r rangkaian

elektronikapada papan pcb. solder merupakan alat elektronika yang mengubah


energi listrik

menjadi e n e r g i

panas. s o l d e r

banyak

enis

dan

b e r a g a m beragam bentuknya, pada umumnya berbentuk seperti pistol, dan


lurus dengan mata solder di ujung yang berbentuk lancip, dan dilengkapi tombol
pengatur suhu ukuran

tinggi

rendahnya

panas

yang

dihasilkan

untuk

membuat kawat timah mencair agar dapat melepaskan atau menyatukan


kaki-kaki komponen pada papan Pcb. Suhu panasnya yg terlalu berlebihan
dapat merusak komponen atau menyebabkan komponen lain ikut terlepas.
Solder pula digunakan untuk upaya alternatif jumper dengan menghubungkan
kabel kecil pada hubungan yang putus pada papan PCB agar yang retak atau
terputus dapat tersambung kembali.

Gambar 28.timah dan solder

3.2.

Obeng

Obeng

adalah

sebuah

alat

yang

digunakan

untuk

mengencangkan

atau

mengendorkan baut.beberapa jenis obeng adalah sebagai berikut obeng


kembang atau plus (+) dan slotted yang sering disebut obeng minus (-). Jenis
obeng lain yang digunakan di negara-negara lain antara lain Torx ,(bintang segi
enam),hex (segi enam),Robertson(kotak).
3.3Sedotan timah

Gambar 29. Sedotan timah

Dalam pembuatan PCB dibutuhkan setidaknya satu buah penyedot timah.


Penyedot

timah

sangat

diperlukan

dalam

dunia

reparasi

elektronika,

komponen elektronik yang telah mengalami kerusakan tentunya diganti


dengan yang masih dalam kondisi baik, dalam hal ini selain menggunakan
solder juga memerlukan alat bantu lain yakni Alat Penyedot Timah Solder
(Attractor).
Penggunaan penyedot timah solder juga relatif gampang, pertama tekan
ujung tangkai saklar hingga merapat ke posisi badan penyedot., lalu arahkan
ke timah/patrian yang telah dipanasi hingga leleh dengan solder, angkat ujung
solder lalu dengan serentak direkatkan ujung penghisap/penyedot timah ke
titik pusat patrian dan secara bersama tombol samping pada badan timah di
tekan.
3.4Ferri clorida
Besi(III)

klorida,

atau feri

klorida,

adalah

suatu senyawa

kimia yang

merupakan komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl3. Senyawa ini
umum digunakan dalampengolahan limbah, produksi air minum maupun
sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium.Warna dari kristal
besi(III) klorida tergantung pada sudut pandangnya: dari cahaya pantulan ia
berwarna hijau tua, tapi dari cahaya pancaran ia berwarna ungu-merah.
Besi(III) klorida bersifat deliquescent, berbuih di udara lembap, karena
munculnya HCl, yang terhidrasi membentuk kabut.Bila dilarutkan dalam air,
besi

(III)

klorida

mengalami hidrolisis yang

merupakan

reaksi eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan


yang

coklat, asam,

dankorosif,

yang

digunakan

sebagai koagulan pada

pengolahan limbah dan produksi air minum. Larutan ini juga digunakan
sebagai pengetsa untuk

logam

berbasis-tembaga

padapapan

sirkuit

cetak (PCB). Anhidrat dari besi(III) klorida adalah asam Lewis yang cukup kuat,
dan digunakan sebagai katalis dalam sintesis organik.

Gambar 30. Ferri clorida

3.5Bor PCB
Bor dignakan untuk membuat lubang untuk meletakkan komponen pada PCB.
Mata bor dapat diubah sesuai ukuran lubang. dalam mengebor dipastikan
posisi bor tegak lurus dengan posisi PCB yang akan dilubangi. Sehingga
lubang tidak miring dan dapat dengan mudah memasukkan komponen.

Gambar 30. Bor PCB

3.6Spon gosok
Spon gosok yang digunakan adalah bagian kasarnya. Bagian kasar digosokkan
pada PCB sebelum penempelan gambar PCB. Hal ini bertujuan agar tinta dpat
melekat dengan baik.

Gambar 31. spons

3.7Tinner

Thinner adalah salah satu bahan kimia yang sangat berbahaya sebagai alat
pencampur maupun alat pembersih yang dapat diaplikasikan menggunakan
kuas. Thinner digunakan untuk membersihkan bekas spidol pada jalur di PCB
setelah proses etching.
3.8Pernis
Dalam pembuatan PCB, pernis dibutuhkan secukupnya, digunakan untuk
melapisi PCB, agar tembaga tidak mudah berkarat

3.9Tang potong

Tang potong banyak manfaatnya diantara yang paling sering digunakan dalam
Gambar 32.
elektronika adalah untuk memotong
kakiTang
komponen dan kabel ukuran kecil.

3.10 Setrika PCB


Setrika digunakan untuk memanaskan glossy paper sehingga tinta dapat
menempel pada PCB

Gambar 33. Setrika

3.11 Cutter
Cutter digunakan untuk memotong kabel dan memperbaiki jalur PCB

BAB IV
Proses Pembuatan atau Perakitan
4.1. Desain PCB
PCB di desain menggunakan traxmaker pada circuit maker sesuai dengan gambar
rangkaian PCB

Gambar 34. Skema Rangkaian Adaptor

Hal pertama yang dilakukan pada layar kerja trax maker uuntuk membuat desain
PCB adalah menggunakan buttom layer seperti pada gambar. Setelah itu klik kanan
pada layar dan pilih setup. Pada menu grid/draw klik metric (mm) agar skala yang
digunakan pada lembar kerja dalam millimeter.

Gambar 36. Langkah persiapan layar traxmaker

Setelah itu, membuat komponen yang diperlukan sesuai dengan gambar rangkaian
PCB. Arahkan kursor ke menu place dan pilih komponen

Gambar 37. Langkah pertama pencarian komponen

Pada layar component selection dipilih bentuk komponen yang sesuai dengan
bentuk komponen elektronika yang digunakan. Lalu diklik menu place.

Gambar 38. Langkah pencarian komponen

Pada layar kemudian akan muncul component information, klik OK

Gambar 39. Layar informasi komponen

Kursor diarahkan ditempat komponen akan disusun. Lalu klik Kiri untuk meletakkan
komponen. Menu fit to window dipilih untuk memperbesar tampilan sesuai ukuran
layar.

Gambar 39. Langkah peletakan komponen

setelah itu, pada komponen diklik kanan dan dipilih Edit Component. Pada menu
edit component, menu designation dibiarkan kosong, dan pada Label-Value diiisi
dengan nama komponen untuk memudahkan pengecekan. Menu reference X dan
reference Y digunakan untuk mengatur posisi komponen pada traxmaker.

Jika terdapat banyak komponen denga bentuk yang sama, komponen tadi dapat
disalin dengan cara klik kanan pada komponen dan pilih copy kemudian pada
keybord computer tekan Ctrl+V sampai muncul kotak biru. Komponen ditempatkan
pada susunan yang sesai kemudial klik kiri.

Gambar

40.

Langkah

pengaturan

Gambar

41.

Langkah

pengkopian

Dengan langkah yang sama komponen komponen lainya yang dipilih adalah

Jembatan dioda menggunakan komponen Power4


Kapasitor 4700 uF menggunakan RB.3/.6
Kapasitor 220 uF menggunakan RB.2/.4
Kapasitor 100 nF dan 270 pF menggunakan RAD0.2
Resistor 0.1 Ohm/5 W menggunakan AXIAL1.0
Transistor C9015 dan TIP 320 menggunakan TO-126
Potensioresistor 5 K menggunakan VR4
Potensioresistor 10 K menggunakan SIP3
Ic menggunakan DIP 14

Sedangkan

Transistor

Zn3055

yang

diletakkan

diluar

rangkaian

karena

membutuhkan pendingin, dibuat menggunakan Pad pada menu place dengan


memilih Rectangle 75. Semua komponen disusun dengan menyesuaikan tempat
komponen yang akan saling berdekatan berdasarkan gambar.

Gambar

42.

Langkah

penyusunan

Setelah semua komponen telah ditempatkan di layar kerja, dibuat jalur untuk
menghubungkan setiap komponen. Hal ini dilakuukan dengan memilih menu place
track di layar kerja bagian atas dan diklik. Dengan memperhatikan skema rangkaian
gambar 34 komponen satu dihubungkan dengan komponen lainnya. Seperti kaki 4
IC yang terhubung dengan resistor 10 K. klik tepat pada pad seperti gambar 43.

Gambar 43. Langkah pembuatan jalur

Dalam membuat jalur PCB,

harus dipastikan tidak ada jalur yang saling

bertabrakan, jika terdapat jalur yang tidak memiliki jalan lain selain bertabrakan
sangat terpaksa menggunakan jumper. Yang digambarkan dengan jalur merah
dengan mengganti layar menjadi top layer. Seperti jalur pengubung transistor
Zn3055 dengan TIP320.

Gambar

44.

Langkah

pembuatan

jumper

pada

Setelah semua komponen terhubung, jalur tersebut diatur lebarnya sehingga tidak
terputus karena proses etching. Langkah pertama dengan memilih menu editselect-all tracks. Setelah itu, semua jalur akan bewarna putih. Kursor ditempatkan
pada salah satu jalur dan diklik kanan. Akan muncul menu dan dipilih edit track.

Gambar 45. Langkah pengaturan jalur

Pada track width diubah ukuran lebar jalur yang sesuai misalnya 0.70. lalu dipilih
OK. Setelah itu, dipastikan tidak ada jalur yang saling berdekatan.

Gambar 46. Langkah pengaturan jalur dan lubang

Setelah mengatur jalur PCB, kemudian juga dipastikan lubang untuk komponen
memiliki diameter yang sesuai dengan diameter kaki komponen dan jarak antara
satu kaki dengan kaki lainnya sudah tepat. Hal ini bisa diukur dari komponen
langsung atau dilihat pada datasheet tiap komponen. Pengaturan lubang dapat
dimulai dengan meng-klick kanan tepat pada pad sehingga muncul pilihan perintah
seperti pada gambar 46. lalu pilih Edit Pad. Pada layar edit pad diatur diameter
lubang pada bagian hole size dan dapat diterapkan untuk semua lubang komponen
dengan memilih all matching pad. Pada lembar ini juga dapat diatur posisi lubang

untuk disesuaikan dengan kaki komponen dengan mengubah nilai pada X position
dan Y position.

Gambar

47.

Langkah

pengaturan

lubang

untuk

semua

4.2 Proses Pembuatan PCB


Proses pembuatan PCB dimulai dari gambar PCB yang telah jading dicetak di glossy
paper dengan menggunakan laser printer. Kemudian papan PCB dipotong dengan
ukuran 10 cm X 8 cm dengan menggunakan cutter. Setelah itu Papan PCB dicuci
dengan sabun hingga bersih dan dikeringkan. Papan PCB dipegang pada bagian sisi
papan, agar tidak ada sidik jari yang menempel pada bagian yang akan dibuat jalur.
Kemudian papan PCB digosok mengunakan spons gosok hingga sedikit kasar dan
terbentuk garis garis. Cetakan rangkaian pada glossy paper dipotong sesuai ukuran
PCB dan diletakkan di permukaan PCB dengan bagian yang dicetak menempel pada
permukaan PCB, kemudian disetrika agar gambar menempel pada permukaan PCB.
Setrika harus ditekan dan digerakkan terus menerus dengan keadaan panas.
Setelah beberapa menit, dapat dilihat pada ujung PCB apakah jalur sudah
menempel pada permukaan PCB. Setelah jalur seluruhnya menempel pada papan
PCB,kertas dibuka. Jalur tersebut diperiksa kembali dan diteliti ulang apakah ada
jalur yang terputus atau berhimpit. Jika ada yang tertinggal, jalur diperjelas kembali
dengan menggunakan spidol permanen. Karena pada saat etching, tembaga yang
ditutupi oleh tinta tidak akan ikut luruh dalam ferriclorida. Kemudian, ujung papan
PCB dilubangi dengan bor PCB dan dipasang tali nilon. Papan PCB dimasukkan ke
dalam larutan ferrit klorid yang telah disiapkan dengan melarutkan sejumlah kecil

bubuk ferrit klorid ke dalam air dengan tetap memegang ujung tali nilon. Kemudian
PCB yang sudah digambar direndam ke dalam larutan. Untuk mempercepat proses
pelarutan tembaga, tali diangkat sehingga papan PCB ikut terangkat lalu rendam
kembali, begitu seterusnya. Proses ini dilakukan hingga semua tembaga yang tidak
tertutup spidol larut dengan terlihatnya permukaan PCB menjadi sediit transparan.
Proses ini disebut etching. Setelah proses etching selesai. PCB diangkat dan
dibersihkan pada air yang mengalir dengan menggunakan sabun hingga permukaan
PCB benar benar bersih dari sisa-sisa ferrit klorid. Setelah itu permukaan PCB
dibersihkan dari bekas tinta dengan menggunakan tinner. Kemudian digosok
dengan menggunakan spon halus hingga jalur tembaga yang sudah terbentuk
mengkilap dan bebas dari oksida tembaga. Setelah itu semua PAD titik mulai dibuat
lubang dengan menggunakan bor listrik kecil ukuran 0,8 mm. Ini dilakukan dengan
hati-hati agar tidak merusak jalur tembaga. Setelah selesai proses pengeboran, PCB
dibersihkan kembali dengan menggunakan spon halus. Semua lubang pada PCB
kemudian ditutup dengan menggunakan kertas label dengan rapi. Dan dimasukkan
kedalam pernis agar tembaga tidak berkarat. Setelah beberapa jam, kertas penutup
lubang dibuang dan lubang dibersihkan dengan mata bor. Kemudian PCB didiamkan
lagi beberapa jam sampai pernis kering.
4.3Pemasangan Komponen
Sebelum memasang komponen ke PCB, PCB yang sudah dibuat diperiksakan ke
asisten untuk benar-benar menyakinkan PCB sudah benar. Kemudian solder listrik
dipanaskan dan ditempatkan pada dudukannya. Komponen dipasang pada lubang
PCB dengan mengikuti petunjuk gambar 48. Solder dengan menggunakan timah
kaki-kaki komponen tersebut. Perlu diperhatikan jangan menyolder terlalu lama,
karena

panas

Diperhatikan

yang

berlebih

juga letak

dapat

merusak

kaki komponen jangan

komponen
sampai

yang
terbalik

digunakan.
khususnya

komponen polar. Timah jangan sampai menggelembung dan dipipihkan dengan


penyedot timah. Untuk transistor TIP 320 dan Zn3055 dipasang pada pendingin
sebelum diletakkan pada PCB dengan obeng untuk mengencangkat baut. Kaki
komponen yang tersisa dipotong dan dirapikan dengan menggunakan tang potong.
Setelah semua komponen terpasang, dipasang trafo ke PCB dengan menggunakan
baut dan dikencangkan. Setelah itu dipasang jumper penghubung untuk input dan
output. Setelah selesai PCB yang sudah dipasang komponen diperiksa asisten
kembali untuk menyakinkan pemasangan komponen sudah benar. Bila ada
komponen yang salah pasang, timah pada kombonen dilebur dengan soldir dan

komponen dicabut dengan menggunakan bantuan penyedot timah dengan hatihati.

4.4 Pemeriksaan dan finishing


Pada pembuatan kali ini ada beberapa jalur pada PCB yang kurang tepat. Perbaikan
jalur dapat dilakukan dengan memutus jalur tembaga dengan menggunakan cutter
dan memasang jumper sehingga tidak perlu dilakuan pembuatan ulang. Rangkaian
PCB seharusnya seperti gambar

Gambar 48. Desain PCB perbaikan

BAB VI
Kesimpulan
Pembutan adaptor telah selesai sampai pemasangan semua komponen di PCB serta
pemasangan jumper untuk input dan output.

Gambar 49. PCB dan komponen

Daftar Pustaka
Halliday & Resnick, 1984,Physics 3rd Edition,United State:John Wiley &Sons,Inc.
Januar, Ir. Jafet. 2005. Menggambar dan Membuat PCB Rangkaian Elektronika
dengan TraxMaker. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo.
Mavino,Albert & David J. Bates,Tanpa Tahun,Electronic Principles7th Edition,
India:McGraw-Hill Education Pvt Limited
https://djukarna.wordpress.com/ 25 Desember 2014
http://edukasielektro.blogspot.com/2013/05/integrated-circuit-ic.html /25 Desember
2014
http://hendysp.blogspot.com/2012/07/membuat-bor-pcb-sendiri.html / 02 Januari
2015
http://elkaasik.com/bentuk-gelombang-arus-bolak-balik-ac/

diakses

tanggal

05

Januari 2015
https://www.academia.edu/8119273/POWER_SUPPLY_ADAPTOR /06 Januari 2015
http://dasarelektronik.blogspot.com/2010/10/tang-potong.html 07 January 2015
http://otomotif-macine.blogspot.com/2012/02/fungsi-dan-kontruksi-bor.html

07

January 2015
http://electrozone94.blogspot.com/2013/10/penyearah-rectifier.html 08 Januari 2015
https://djukarna.wordpress.com/2013/10/21/transformator/ 08 January 2015
http://www.vcc2gnd.com/2014/02/high-durability-tin-sucker-desoldering.html
January 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunting 10 January 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Sakelar 10 January 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Obeng 10 January 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Setrika 10 January 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Solder10 January 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabel 10 January 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Besi(III)_klorida 10 January 2015

10

Lampiran 1
Proses Pembuatan PCB

Gambar 50. Proses


Gambar 51. Proses penebalan
penyetrikaanjalur
PCB

Gambar 52. Proses etching

Gambar 54. Proses


pemasangan Kabel

Gambar 53. Proses


Penyolderan

Gambar 56. Komponen Adaptor

Gambar 55. PCB

Lampiran 2
Datasheet jembatan dioda

Lampiran 4
Datasheet dioda TIP 32C

Lampiran 3
Datasheet 2n3055

Lampiran 5
Datasheet IC

Anda mungkin juga menyukai