Anda di halaman 1dari 4

Aterosklerosis

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk arterosklerosis mirip dengan pemeriksaan
penunjang untuk jantung, terutama jika sudah terdapat serangan jantung akibat
penyumbatan ini. Berikut beberapa pemeriksaan rutin dan spesifik yang dilakukan.
1. Hematologi : kadar Hb, Ht, peningkatan leukosit, dan LED (laju endap darah)
2. Kimia Darah
- Kadar glukosa : tingginya kadar glukosa indikasi aterosklerosis.
- Profil Lipid : kolesterol total, TG, LDL, HDL dan Lp(a)
Kolesterol dapat diproduksi sendiri oleh tubuh dan menyuplai sekitar 80%
kolesterol total dalam tubuh. 20 % sisanya didapatkan dari bahan makanan.
Pada pengukuran profil lipid ini, pasien sebaiknya dipuasakan minimal 10 jam
agar kadar TG yang diperoleh merupakan kadar yang sebenarnya. Namun
untuk profil lipid lainnya seperti LDL dan HDL bisa dilakukan tanpa
sebelumnya melakukan puasa.

Stone
NJ,
Bilek S,
Rosenbaum S. Recent National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III update:
adjustments and options. Am J Cardiol. Aug 22 2005;96(4A):53E-59E. [Medline].

Ureum dan Kreatinin : untuk melihat apakah terdapat kerusakan di ginjal juga
karena biasanya kerusakan salah satu organ ini bersifat artificial (saling
mempengaruhi).
Asam urat : peningkatannya merupakan pemicu terjadinya perlekatan
trombosit pada daerah yang terakumulasi.

3. Marker serum darah : Troponin I atau T, CK MB, LDH, dan SGOT.


Pemeriksaan spesifik ini biasanya dilakukan jika sudah terlihat tanda iskemik pada
tubuh yang dicurigai karena adanya penurunan curah jantung.
4. Studi Imaging : ECG, CT Scan, Resonansi magnetic, Angiography, USG Doppler,
dan lain lain. Ultrasonografi akan mendiagnosis oklusi-oklusi mayor walaupun
dibutuhkan arteriografi untuk memberikan visualisasi yang akurat pada penyakit
pembuluh darah, stenosis, dan oklusi.
Boudi, F. Brian. et al. 2013. Coronary Artery Atherosclerosis Workup.
Emedicine.medscape.com/article/153647-workup.

Pierce A. Grace dan Neil R. Boley. 2007. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ke-3. Penerbit Erlangga :
Jakarta.

Terapi

`
Pada dasarnya terapi yang diberikan bergantung pada sudah sampai mana
komplikasi dari penyumbatan pembuluh darah akibat arterosklerosis.
1. Kolesterol
Obat-obatan yang bekerja pada HMG Ko-a Reduktase dapat menginhibisi enzim
untuk produksi kolesterol dalam tubuh. Atorvastatin, pravastatin, simvastatin,
rosuvastatin, pitavastatin, lovastatin, dan fluvastatin.
2. Hipertensi
Aterosklerosis dapat mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga pasien
cenderung mengalami hipertensi. Jika pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah meningkat cukup signifikan, Obat calcium-channel blocker seperti
amlodipin dapat diberikan sebagai obat yang cukup aman. Jika dirasa kurang,
obat-obatan diuretika juga bisa ditambahkan.
3. Iskemik
Pada onset aterosklerosis yang lebih gawat, iskemik dapat terjadi di jaringan tubuh
yang merupakan dampak dari penurunan curah jantung. Untuk peningkatan
kontraktilitas dapat diberikan digoksin agar volume sekuncup dapat
mengkompensasi terjadinya iskemik.
Boudi, F. Brian. et al. 2013. Coronary Artery Atherosclerosis Workup.
Emedicine.medscape.com/article/153647-workup.

Studi Kasus
Untuk faktor usia merupakan faktor risiko yang tidak bisa diubah. Pertambahan usia
akan mengurangi elastisitas pembuluh darah sebagai respon kompensasi terhadap

perubahan-perubahan aliran dalam tubuh. Dilatasi arteri pada usia lanjut tidak dapat
terjadi cepat ketika memperoleh respon. Namun, faktor perokok berat dan hipertensi
masih bisa diubah. Merokok dapat memicu terjadinya aterosclerosis, melingkupi
meningkatnya proses oksidasi modifikasi dari LDL dan menurunkan HDL dalam
sirkulasi. Kelainan disfungsi endotel pembuluh darah disebabkan karena jaringan
tersebut mengalami hipoksia dan peningkatan adhesi dari trombosit, peningkatan
molekul leukosit dan respon inflamasi stimulasi yang tidak sesuai dari nervus
simpotikus oleh nikotin dan perpindahan dari oksigen menjadi karbon monoksida
pada hemoglobin. Maka jika konsumsi nikotin dapat dihentikan, komplikasi lebih
lanjutnya dapat dicegah. Sedangkan untuk hipertensi yang terjadi akibat
vasokonstriksi akan memperkecil diameter pembuluh darah sehingga mendukung
insiden terjadinya akumulasi lipid karena diameter yang dilaluinya terlalu sempit.

Anda mungkin juga menyukai