TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI
2.1.1. Tonsil Secara Umum8,9
Tonsil mulai berkembang pada awal bulan ketiga dari fetus.
Ukuran tonsil bervariasi tergantung pada usia, secara individual, dan status
patologisnya. Pada usia 5-6 tahun, tonsil membesar dengan cepat dan
mencapai ukuran maksimumnya saat pubertas. Pada saat pubertas ini,
ukurannya dapat mencapai 20-25 mm secara vertikal dan berdiameter 1015 mm. Di bagian anterior tonsil, berhubungan dengan muskulus
palatoglossus dan bagian posteriornya dengan muskulus palatopharyngeus.
Di bagian atas, tonsil meregang hingga ke ujung soft palatum.
(A)
(B)
b.
c.
d.
e.
2.2. TONSILITIS
2.2.1. Definisi
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina (tonsil faucial) yang
bersama dengan tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual (tonsil pangkal
lidah), dan tonsil tuba Eustachius, membentuk cincin Waldeyer. Cincin
Waldeyer merupakan susunan kelenjar limfa dalam rongga mulut yang
menyediakan pertahanan terhadap patogen, dan berperan dalam produksi
immunoglobulin serta perkembangan baik sel T maupun sel B.1,2
2.2.2. Epidemiologi
Data internasional menyatakan bahwa tonsillitis paling sering
terjadi pada anak-anak. Tonsillitis yang disebabkan oleh Streptococcus
biasanya menyerang anak berumur 5-15 tahun, sementara tonsillitis akibat
virus lebih sering pada anak berusia lebih muda. 5 Namun, hal ini bukan
berarti bahwa tonsillitis tidak dapat diderita oleh orang dewasa, karena
rata-rata 5-10% kasus ini dapat ditemukan pada orang dewasa.2
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data epidemiologi penyakit THT
di 7 provinsi, tonsillitis kronik menempati urutan kedua setelah faringitis
dengan persentase sebesar 3,8%.7
2.2.3. Klasifikasi
(B)
tonsillaris
T2, tonsil membesar <50%
T3, tonsil menempati ruang <75%
T4, tonsil menempati hingga 75% atau lebih
Gambar 2.5. Skala Ukuran Pembesaran Tonsil11
b. Diagnosis
Diagnosa dapat ditegakkan secara klinis sesuai dengan manifestasi
klinis yang sering ditemukan. Dikarenakan etiologi tersering adalah
10
2.2.7. Tatalaksana
a. Tonsilitis Viral1,5
Tonsillitis viral biasanya dapat sembuh spontan dengan istirahat dan
minum yang cukup, sehingga pengobatan hanya bersifat symptomatik.
Analgesik dan antipiretik seperti parasetamol dan NSAID masih
dilaporkan adekuat, namun karena efek samping NSAID yang masih
sering muncul, NSAID merupakan lini kedua setelah parasetamol.
Pada tonsillitis viral yang menampakkan gejala berat, dapat diberikan
antiviral, yang efektif hingga hari ketiga gejala.
b. Tonsilitis Bakterial1,3,5
Antibiotik spektrum luas seperti penisilin dapat dijadikan lini utama
karena efisien dan aman terutama pada kasus strep throat akut oleh
GAS baik pada anak maupun dewasa. Amoxicilin juga dapat diberikan
kepada anak yang lebih muda jika dikhawatirkan adanya rasa yang
kurang menyenangkan dari konsumsi penicillin. Jika terjadi episode
rekuren, peningkatan ke sefalosporin dan clindamycin dapat dilakukan
karena berdasarkan penelitian anak dengan keadaan ini merespon
dengan baik dan berkurangnya episode rekurensi.
2.2.8. Tatalaksana Tonsilektomi6,13-14
Tonsilektomi adalah eksisi
bedah
tonsil
palatina.
Tonsil
11
pertumbuhan orofasial
4) hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan.
Indikasi relatif :
1) Serangan tonsillitis lebih dari 3 kali per tahun walaupun telah
mendapatkan terapi yang adekuat
2) Napas berbau yang tidak berhasil dengan pengobatan
3) tonsillitis kronik maupun rekuren dengan bakteri yang resisten
12
untuk
radiofrekuensi
mengikis
bipolar
jaringan
dimana
yang membentuk
digunakan
kelompok plasma
tonsil.
Intracapsular
partial
tonsillectomy,
tonsilektomi
parsial
vagus,
inflamasi
dan
spasme
otot
faringeus
yang
13
gangguan
terhadap
suara,
aspirasi,
otalgia,