Anda di halaman 1dari 5

Kelainan Katup Jantung

Stenosis
Stenosis merupakan deformitas pembukaan katup jantung sehingga menyebabkan adanya
peningkatan beban hemodinamik pada rongga jantung. Hal ini biasanya dapat diperburuk dengan
kecenderungan infeksi yang lebih besar terhadap katup yang sebelumnya telah mengalami lesi.
Lesi pada katup aorta dan mitral merupakan lesi katup yang paling sering ditemukan, sedangkan
lesi katup trikuspidalis dan pulmonal biasanya terjadi sebagai akibat kerusakan katup aorta
ataupun mitral sebelumnya.
Kumar, V., RZ. Cotram, dan SL. Robbins. 2004. Buku Ajar Patologi Edisi Ke-7. Jakarta : EGC.

Etiologi
1. Stenosis Katup Mitral
Penyebab paling sering kelainan ini adalah adanya jaringan parut pasca inflamasi demam
jantung reumatik, dimana biasanya dapat ditemukan massa Aschoff serta infiltrate leukosit di
sekitar pembuluh darah dekat katup. Etiologi lain bisa berupa stenosis mitral congenital,
penyakit karsinoid malignan, SLE, dan rheumatoid atritiis.
2. Stenosis Katup Aorta
Etiologi stenosis katup aorta dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan umurnya, yaitu
kelompok dibawah usia 70 tahun dan usia diatas 70 tahun. Pada usia dibawah 70 tahun
etiologi dengan presentase terbesar sekitar 50% didapatkan dari pasien yang sebelumnya telah
menderita lesi di katup mitral, sedangkan 25% sisanya akibat jaringan parut pasca penyakit
intrinsic. Pada usia diatas 70 tahun, penyebab degenerative memiliki presentase etiologi
sebesar 48%, disusul dengan kerusakan katup mitral sebelumnya sebanyak 27%.

Zegdi R, Ciobotaru V, Huerre C, Allam B, Bouabdallaoui N, Berrebi A, et al. Detecting Aortic Valve Bicuspidy
in Patients With Severe Aortic Valve Stenosis: High Diagnostic Accuracy of Colour Doppler Transoesophageal
Echocardiography. Interact Cardiovasc Thorac Surg. Jan 2013; 16(1):16-20. [Medline]

Patofisiologi
1. Stenosis Katup Mitral
Orifiisium katup mitral normalnya memiliki luas area rata-rata 4-6 cm 2. Jaringan
parut pasca demam reumatik yang dibentuk oleh sistem imun tubuh yang menyerang area
katup mitral dikarenakan komposisinya mirip dengan bakteri yang menyebabkan demam
reumatik, menyembabkan timbulnya bentukan fibrosis pada katup mitral sehingga
orifisiumnya pun menyempit. Jika lubang ini menyempit, maka darah dari atrium kiri tidak
bisa lewat secara sempurna ke ventrikel kiri sehingga cardiac outpun pun menurun, padahal
yang terjadi di atrium kiri justru adanya penumpukan cairan yang menyebabkan peningkatan
tekanan akibat sistol arteri memerlukan usaha lebih tinggi dari normal. Peningkatan tekanan
kemudian mempengaruhi tekanan yang meningkat juga di vena dan arteri pulmonal,

mengingat prinsip terjadinya aliran adalah adanya perbedaan tekanan dan cairan mengalir dari
tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
Ketika tekanan di arteri pulmonal yang pada normalnya hanya sekitar 20mmHg
meningkat, maka ventrikel kanan memerlukan peningkatan tekanan yang lebih tinggi juga
untuk memompa darah melewati katup pulmonal sehingga gambaran adanya pembesaran
ventrikel kanan sering terlihat pada pasien dengan stenosis katup mitral.
Pada keadaan belum tertatalaksana dengan baik, kerusakan dapat berlanjut hingga
ke insufisiensi katup trikuspidalis karena peningkatan tekanan di ventrikel kanan. Hal ini
menyebabkan akan adanya aliran balik darah ke atrium kanan sehingga bisa didapatkan pada
pemeriksaan fisik pasien, peningkatan tekanan vena jugularis.
Pasien biasanya tidak mengeluhkan gejala apapun sampai area orifisium katup mitral hanya
tinggal 2-2.5 cm2 atau lebih kecil. Dimana, pada keadaan ini aktivitas fisik yang sedang saja
sudah dapat membuat takikardi hingga dyspnea, serta peningkatan signifikan tekanan atrium
kiri. Pada keadaan lebih parah luas area orifisium katup mitral hanya tinggal 1 cm 2, sehingga
peningkatan transudat cairan di rongga paru sudah dapat menyebabkan dyspnea walaupun
pasien dalam keadaan istirahat.
Dima, Claudia. et al. 2012. Mitral Stenosis. Emedicine.medscape.com/article/155724overview#a0104.

2. Stenosis Katup Aorta


Gangguan pembukaan pada katup aorta memiliki etiologi yang mirip dengan
stenosis katup mitral, dimana bisa terjadi tumpukan fibrosis di orifisium katup atau pada
etiologi yang lebih sering, akibat degenerasi katup yang sejalan dengan semakin
bertambahnya usia seseorang. Katup yang sudah sering terpakai pada usia lanjut ini biasanya
seringkali dijadikan tempat timbunan kalsium, apalagi jika terdapat hiperkalsemia pada
pasien. Hal ini menyebabkan kurangnya pergerakan menutup dan membuka yang dapat
dilakukan oleh katup aorta.
Stenosis pada katup aorta dapat menyebabkan peningkatan tekanan ventrikel kiri
agar darah dapat dipompakan melewati katup. Pembuluh aorta pada dasarnya memiliki
tekanan sekitar 70mmHg sehingga peningkatan tekanan ventrikel kiri yang terjadi dapat lebih
signifikan daripada itu jika stenosis terjadi. Peningkatan tekanan ventrikel kemudian
berdampak pada hipertropi ventrikel kiri serta peningkatan tekanan atrium kiri karenan
adanya peningkatan volume diastole akhir hingga menyebabkan kerusakan berlanjut hingga
ke atrium kanan. Stenosis aorta ini juga dapat mengurangi curah jantung ke jaringan.
Ren, Xiushui. et al. 2013. Aortic Stenosis. Emedicine.medscape.com/article/150638overview#aw2aab6b2b3aa.

Endocarditis

Prognosis
Prognosis tergantung pada sejauh mana perkembangan endokarditis. Jika tanpa
tatalaksana, prognosis akan fatal. Deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa namun presentasi
mortalitas total sebesar 14.5%.
Prognosis penyembuhan dibagi berdasarkan bakteri yang menginfeksi, dimana pada
katup buatan (prostetik) prognosisnya akan lebih buruk karena kecenderungan penggantian katup
normal memang merupakan tempat vegetasi bakteri yang supportif. Barikut prognosis untuk
beragam bakteri yang menyerang katup alami (native) jantung.
-

Untuk infeksi S. viridians dan S. bovis prognosis sembuh 98%.


Infeksi enterococci dan S. aureus yang tidak disertai dengan kebiasaan obat-obatan jarum
suntik (pengguna narkotika) penyembuhan dapat mencapai 90%.
Untuk infeksi S. aureus pada mereka yang terbiasa menggunaan obat-obatan jarum
suntik, prognosis sembuh hanya 60-70%.
Infeksi dengan organism bakteri gram negative, prognosis hanya 40-60%.
Infeksi oleh jamur memiliki prognosis hanya 50%.

DH., Bor, Woolhandler S, Nardin R, Brusch J, Himmelstein DU. Infective Endocarditis in the U.S., 1998-2009: A
Nationwide Study. PLoS One. 2013;8(3):e60033. [Medline].

Kalsifikasi
Kalsifikasi merupakan salah satu etiologi adanya penyakit kelainan pada katup jantung
yang ditandai dengan adanya penimbunan kalsium pada penampakkan makroskopis katup.
Berdasarkan patologi anatominya, dibagi menjadi tiga bentuk penyakit.
1. Stenosis Aorta Kalsifikasi Senile (akibar degenerasi usia katup)
- Tampak gambaran massa kalsium menonjol ke sinus
- Hipertrofi ventrikel kiri karena stenosis katup aorta
- Ditemukan pada orang yang biasanya telah menderita angina pectoris maupun gagal
jantung. Biasa juga ditandai dengan terjadinya sinkop
2. Stenosis Katup Aorta Kongenital
- Kelainan congenital dimana terdapat perbedaan ukuran kuspis katup aorta, sehingga pintu
kuspis tampak gagal memisah.
- Ditemukan raphe yaitu garis tempat dimana kuspis tampak gagal memisah. Disinilah
biasanya ditemukan adanya penimbunan kalsium.
3. Kalsifikasi Katup Mitral Annular
- Terjadinya deposit kalsium di bagian pinggiran katup mitral

Pinggiran katup mitral merupakan tempat konduksi nodus AV sehingga pada kasus ini
sering terjadi aritmia jantung pada pasien karena kadar kalsium yang berlebihan dapat
masuk ke sel otot dan menghalangi konduksi
Biasanya terbentuk ulser thrombus emboli stroke
Risiko meningkat pada wanita dengan usia 60 tahun ke atas dengan myxomatosa katup
mitral. Biasanya tekanan ventrikel kirinya relative tinggi
Kalsifikasi ini bisa menyebabkan endokarditis

Kumar, V., RZ. Cotram, dan SL. Robbins. 2004. Buku Ajar Patologi Edisi Ke-7. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai