Anda di halaman 1dari 6

Mengapa Pancasila dianggap sakti hingga harus dilestarikan?

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, pedoman hidup, dan petunjuk hidup. Mengapa
kita sebagai warga negara Indonesia mau menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup?
Padahal Pancasila bukanlah sebuah kitab, bukanlah sebuah barang yang memiliki kekuatan
luar biasa atau hipnotis, tetapi kita bisa terpengaruh untuk menjalankan aktivitas hidup di
dalam segala bidang mengikuti apa yang terkandung dalam Pancasila. Bukankah itu berarti
Pancasila itu sakti? Ya, kita sebagai warga negara Indonesia menganggap Pancasila sakti
sampai-sampai setiap tanggal 1 Oktober dianggap sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Lalu mengapa setiap tanggal 1 Oktober dianggap sebagai Hari Kesaktian Pancasila? Ini
dikarenakan peristiwa pada tanggal 30 September 1965 yang merupakan awal dari Gerakan
30 September (G30SPKI). Oleh pemerintah Indonesia, pemberontakan ini merupakan wujud
usaha mengubah unsur Pancasila yang merupakan dasar Negara Indonesia menjadi ideologi
komunis. Hari itu, enam orang Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya
kudeta. Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut
mengalami kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30
September dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian pancasila.
Betapa saktinya Pancasila, Pancasila yang hanya terdiri dari lima kalimat atau lebih tepatnya
terdiri dari lima sila bisa sangat berpengaruh dan ampuh untuk menyadarkan para
pemberontak Gerakan 30 September (G30SPKI) dan juga berpengaruh terhadap kehidupan
kita sehingga kita bisa menjalankan kehidupan kita dengan lebih baik. Selain itu di dalam
kelima sila tersebut, memiliki kandungan yang sangat banyak dan bermanfaat yang bisa kita
jadikan pedoman untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia sehingga
terciptalah Indonesia yang aman dan makmur.
Untuk itu kita sebagai warga negara Indonesia yang baik harus mengamalkan dan
melestarikan nilai-nilai yang terkandung dari setiap sila yang ada pada Pancasila, agar kita
bersama-sama bisa cepat mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia dan terwujudnya cita-cita
tersebut berlangsung lama.

Mengapa Pancasila Dianggap Sakti??


"Pancasila pada hakekatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar Negara.
Mengapa pancasila dianggap sakti hingga harus dilestarikan???"
PANCASILA SAKTI
1 Oktober di Indonesia diperingati sebagai hari kesaktian pancasila. Peringatan Kesaktian
Pancasila ini berakar pada sebuah peristiwa tanggal 30 September 1965. Konon, ini adalah
awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI). Oleh pemerintah Indonesia, pemberontakan ini
merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.
Hari itu, enam orang Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta.
Namun konon berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut
mengalami kegagalan.
Maka 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September dan tanggal 1
Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Jadi, penulis menyimpulkan bahwa kemunculan peringatan Kesaktian Pancasila disebabkan
oleh gagalnya misi kaum Komunis mengganti dasar negara Indonesia. Karena kegagalan
itulah selanjutnya Pancasila dianggap sakti, atau justru Pancasila kemudian dibikin sakral dan
dianggap sakti.
Pancasila secara de yure dan de facto memang merupakan dasar negara Republik Indonesia

resmi. Beberapa dokumen penetapannya ialah :


Rumusan Pertama : Piagam Jakarta - tanggal 22 Juni 1945
Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945
Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27
Desember 1949
Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus
1950
Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit
Presiden 5 Juli 1959)
1. untuk menghindari pembunuhan (nilai kemanusiaan) guna mencapai samadi.
2. untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan (nilai keadilan) guna mencapai
samadi.
3. untuk tidak melakukan perbuatan asusila (berzinah, menggauli suami/istri orang lain, nilai
keluarga) guna mencapai samadi.
4. untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar / berbohong, berdusta, fitnah,
omong-kosong (nilai kejujuran) guna mencapai samadi.
5. untuk melatih diri menghindari segala minuman dan makanan yang dapat menyebabkan
lemahnya kewaspadaan (nilai pembebasan) guna mencapai samadi.
Lantas, kenapa Pancasila dianggap SAKTI? Apakah Pancasila merupakan sebuah benda atau
wujud atau sesuatu yang dianggap sebagai objek selayaknya Keris yang dilabeli kata SAKTI
menjadi KERIS SAKTI?. Dimanakah letak sebenarnya Kesaktian Pancasila itu sementara
Pancasila sendiri setuju atau tidak setuju tidak lagi ditaati sebagai sebuah jiwa yang menyatu
pada diri bangsa Indonesia. Dimanakah letak Kesaktia Pancasila itu sementara Pancasila
sendiri memiliki arti dan makna yang berbeda di setiap rezim yang memimpin negara ini?
Lantas, apakah ada perbedaan kesaktian antara Kesaktian Pancasila dengan istilah KERIS
SAKTI, KERA SAKTI, PUSAKA SAKTI, BIMA SAKTI, atau SAKTI MANDRAGUNA
misalnya? Sekedar info, ternyata terminology kata SAKTI Sakti (kekuatan, kekuasaan atau
energi) adalah sebuah konsep ajaran agama Hindu atau perwujudan dari aspek kewanitaan
Tuhan (Baca: Dewata).
Sementara itu, lambang burung Garuda yang sering menjadi satu kesatuan frase dengan kata
Pancasila menjadi GARUDA PANCASILA ternyata memiliki dasar filosofis tersendiri yang
oleh beberapa kalangan disebut berasal dari akar Yahudi.
Simbol negara burung Garuda juga dapat ditelusuri asal-usulnya sebagai simbol Yahudi.
Pemilihan simbol burung Garuda sendiri sebagai lambang negara adalah sebuah
kontroversi karena hanya ditentukan oleh segelintir orang saja tanpa memperhatikan aspirasi
mayoritas rakyat Indonesia. Burung Garuda memang ada dalam mitologi Hindu yang
pernah menjadi agama mayoritas Indonesia di masa lalu, namun pada masa kemerdekaan,
Hindu tidak lagi memiliki pengaruh yang signifikan. Agama Islam sendiri sebagai agama
mayoritas rakyat Indonesia setelah era Hindu juga tidak mengenal simbol burung Garuda.
Burung Garuda juga tidak pernah benar-benar ada karena hanya sebuah mitos, berbeda
dengan burung elang botak yang merupakan binatang asli Amerika. Karena bukan simbol asli
bangsa Indonesia maka tidak ada lain simbol burung Garuda mengadopsi simbol-simbol
kebudayaan asing yang memang memuja-muja simbol burung mirip Garuda, yaitu Yahudi
yang gerakan Fremasonry-nya sangat berpengaruh sampai saat ini.
Orang-orang yang merancang simbol burung Garuda sebagai simbol negara adalah Sultan
Hamid II, Ki Hajar Dewantoro dan Muhammad Yamin. Ketiganya adalah pengikut gerakan
Vrijmeselarij dan Theosofi. Sedangkan Presiden Soekarno yang menetapkan simbol burung
Garuda sebagai lambang negara juga berada dalam pengaruh Fremasonry melalui ayahnya
yang merupakan anggota Perhimpunan Theosofi Surabaya.

Untuk menguak korelasi simbologi antara Simbol-Simbol Negara RI dengan Yahudi dan
Zionisme silakan banyak membaca buku-buku karangan Herry Nurdi (Jejak Freemason &
Zionis Di Indonesia, Penerbit Cakrawala); Ridwan Saidi (Fakta dan Data Yahudi di
Indonesia), dan Muh Thalib & Irfan S Awwas (Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila,
Penerbit Wihdah Press).
Kesimpulan
Pancasila dianggap sakti karena tidak ada satu orangpun yang boleh mengubah dan
mangganti dari isi yang telah tercantum dalam pancasila. Selain itu, karena pancasila itu
sendiri dijadikan sebagai dasar negara/pondasi yang penting dalam menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia yang bermula dari pandangan hidup bangsa dan nilai-nilai
murni/falsafah bangsa Indonesia.
Pancasila itu harus diperlukan bukan sekedar sebagai ideologi politik, melainkan juga sebagai
nilai budaya inti (core value) yang menjiwai kehidupan dan berfungsi sebagai motor serta
simbol pengikat persatuan dalam masyarakat majemuk Indonesia yang sedang mengalami
perkembangan. Sebagai perangkat nilai inti, Pancasila tidak hanya akan berfungsi sebagai
kerangka acuan bagi segenap warganegara dalam menghadapi tantangan, malainkan juga
sebagai kendali yang mengikat arah perkembangan kebudayaan agar tidak terlepas dari
akarnya. Sementara itu sebagi simbol pengikat persatuan, Pancasila yang terwujud sebagai
konfigurasi perangkat nilai budaya inti yang diyakini kebenarannya sebagai acuan bersama,
mempunyai kekuatan integratif dalam masyarakat majemuk yang mempunyai anekaragam
latar belakang kebudayaan. Oleh karena itu ia harus diwujudkan secara nyata dalam
pengembangan kebudayaan bangsa yang akan berfungsi sebagai acuan bagi masyarakat
dalam menyelenggarakan kehidupan sehari-hari maupun dalam menggapai tantangan
kemajuan.
Mengingat arti pentingnya Pancasila sebagai kerangka acuan yang memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa, ia harus dilestarikan secara aktif melalui proses pendidikan dalam arti
luas. Nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh (integrated whole) harus
diutamakan dan dikukuhkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dan bukannya untuk
dihafalkan unsur-unsurnya secara lepas, apabila dipuja-puja sebagai sesuatu yang sakti.
Perlakuan nilai-nilai inti Pancasila secara lepas hanya akan memicu fanatisme dan
memancing konflik sosial, politik dan kebudayaan yang semakin tajam dikalangan
masyarakat majemuk yang cenderung memilih pengutamaan salah satu nilai inti sebagai
simbol integratif kelompok sosial masing-masing. Sementara itu pemuja Pancasila sebagai
rumusan ethos budaya bangsa yang sakti atau sakral, hanya akan menambah jauh nilai-nilai
budaya inti dari kehidupan nyata para pendukungnya. Oleh karena itu Pancasila harus
diterjemahkan sebagai kerangka acuan bagi perkembangan pranata sosial dan pengembangan
sikap serta pola tingkah laku masyarakat dalam menghadapi tantangan hidup yang penuh
dinamika.

Mengapa pancasila itu sakti dan harus dilestarikan?


Pancasila pada hakekatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara.
Mengapa pancasila dianggap sakti hingga harus dilestarikan
Menurut pendapat saya mengapa pancasila itu dianggap sakti dan harus dilestarikan karena
pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua atau aktivitas hidup dan kehidupan di
dalam segala bidang, berarti bahwa semua tingkah laku dan tindak/perbuatan setiap warga
negara Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila pancasila karena
pancasila selalu merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisah-pisahkan satu dengan yang

lain. Seperti sila pertama dalam pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai
perwujudan jiwa keagamaan, sila ke 2 Kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai
perwujudan jiwa yang berperikemanusiaan, sila ke 3 Persatuan Indonesia sebagai perwujudan
jiwa kebangsaan, sila ke 4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan sebagai perwujudan jiwa keraykatan dan sila ke 5 keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai perwujudan jiwa keadilan social harus selalu
terpancar dalam segala tingkah laku dan tindak atau perbuatan serta sikap hidup seluruh
bangsa Indonesia. Tidaklah mudah juga merumuskan secara konkret betapa perwujudan
pancasila dilaksanakan dalam tingkah laku dan sikap hidup sehari-hari karena terlalu banyak
ragamnya meliputi seluruh aspek kehidupan. Tetapi yang pasti disini adalah pancasila sebagai
pegangan hidup bangsa, penjelmaan falsafah hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup seharihari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma agama, kesusilaan, sopan santun, dan
tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku. Pancasila dilihat dari
kedudukannya mempunyai kedudukan yang tinggi yakni sebagai cita-cita dan pandangan
hidup bangsa dan negara Republik Indonesia. Dilihat dari fungsinya sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Dilihat dari segi materinya pancasila digali dari pandangan hidup bangsa
Indonesia yang merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Dapat dikatakan bahwa
pancasila itu dibuat dari mated atau bahan dalam negeri, bahan asli murni dan merupakan
kebanggaan bagi suatu bangsa yang patriotik.
Bangsa Indonesia mulai sadar diri betapa penting arti Pancasila untuk mendukung existensi
negara-bangsa, sehingga Pancasila mulai diusung lagi ke permukaan, menjadi wacana di
berbagai forum seminar dan diskusi. Bahkan kalau sejak reformasi tanggal 1 Oktober sebagai
Hari Kesaktian Pancasila dilupakan, mulai tahun 2005, tanggal 1 Oktober diperingati lagi
sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Oleh karena itu dipandang perlu untuk mendudukkan
pengertian Pancasila Sakti secara proporsional, supaya tidak menimbulkan kesalah
pahaman.

Sakti memiliki makna tidak terkalahkan, tidak dapat ditaklukkan. Sakti biasanya menjadi
predikat bagi seseorang yang memiliki suatu kekuatan tertentu, baik fisik maupun non fisik,
sehingga tidak akan terkena segala macam senjata baik senjata tajam maupun senjata yang
tidak nampak. Dalam bahasa Jawa terdapat ungkapan; Ora tedas tapak paluning pande,
sisaning gurendo, menggambarkan seorang yang tidak akan terlukai oleh senjata apapun.
Sakti merupakan kekuatan yang bersifat kemampuan bertahan diri dari segala macam
ancaman dan gangguan.
Sangat erat dengan istilah sakti adalah ampuh, yang biasanya dipergunakan untuk
memberikan gambaran mengenai kehebatan suatu senjata. Senjata yang ampuh adalah senjata
yang memiliki daya hancur yang luar biasa, sehingga tidak ada satu obyekpun yang mampu
untuk menahannya. Sebagai contoh keris Empu Gandring adalah sangat ampuh, tiada
pandang bulu siapapun yang terkena oleh keris tersebut pasti lebur. Sebaliknya
Tunggulametung yang pertama terkena keris tersebut kurang sakti sehingga tidak mampu
menahan ke-ampuhan keris Empu Gandring. Kalau istilah sakti memiliki konotasi defensif,

ampuh lebih bermakna ofensif atau proaktif, meskipun batas ini tidak kaku, bahkan dapat
saling berganti.

Istilah sakti sering diberi padanan tangguh, perkasa dan sebagainya, merupakan istilah-istilah
yang bombastis, lebih untuk konsumpsi politis, untuk maksud dan tujuan politik tertentu, oleh
karena itu istilah tersebut tidak digunakan dalam uraian ini, dan lebih dititik beratkan pada
ketepatan Pancasila bagi bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Kesaktian Pancasila itu bukan pepesan kosong. Kesaktian pancasila itu berarti bahwa lima
sila yang terkandung dalam Pancasila telah terbukti mampu melindungi keselamatan jiwa
raga dan harkat masyarakat, bangsa dan Negara pada tragedi 30 September 1965. Kini,
Pancasila itu masih sakti. Bila masyarakat mau betul-betul menghayati maknanya dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat. Tidak akan ada pertikaian,
tawuran massal, ataupun tragedi perpecahan lainnya seperti yang terjadi sekarang ini.

Setidaknya itulah yang ditekankan pidato menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, yang
dibacakan Wako Ismet Amzis saat menjadi inspektur upacara dalam Peringatan Hari
Kesaktian Pancasila di Lapangan Wirabraja 0304 Agam pada Jumat (01/10). Meskipun terik
matahari, lagu Garuda Pancasila yang dimainkan tetap terdengar lantang dan menyentil
kembali kesadaran peserta upacara tentang eksistensi dan makna Pancasila.
Wako Ismet, di akhir upacara mengingatkan Pancasila itu falsafah hidup berbangsa, bukan
sekedar hafalan yang dibaca setiap hari Senin ujarnya. Menurut Ismet, masyarakat perlu
kembali melihat ke Pancasila. Masyarakat perlu kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Memunculkan kembali rasa kemanusiaan di antara sesama, apalagi di tengah banyaknya
bencana. Kemudian, masyarakat perlu saling mengikat silaturrahmi dan persaudaraan dalam
persatuan karena bersatu adalah kunci keberhasilan dan kemajuan. Serta masyarakat
Bukittinggi perlu memahami esensi berdemokrasi di setiap level permasalahan. Dimana
segala sesuatu perlu dimusyawarah-mufakatkan. Terakhir, masyarakat diminta sama-sama
mengerahkan tenaga, turut berpartisipasi untuk meuwujudkan kesejahteraan bersama,
mengentaskan warga dari kemiskinan dan himpitan hidup sehingga tercipta keadilan sosial
bagi seluruh warga. Itulah artinya, Pancasila itu Sakti. Tutup Ismet.

Jadi, Pancasila yang dianggap sakti itu harus dilestarikan karena Sakti itu sebagai symbol dari
kekuatan sebuah nilai Pancasila, dimana Pancasila merupakan cirri khas yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Selain itu kesaktian Pancasila mampu
melindungi segenap jiwa masyarakat Indonesia apabila kita sebagai masyarakat mampu
menghayati makna dan mengamalkan Pancasila dengan baik.
Pancasila itu sakti dapat di optimalisasikan apabila kita seluruh rakyat dan warga negara
Indonesia mampu mewujudkan negara Indonesia yang makmur dan sejahtera kearah / tingkat
yang lebih tinggi.
Pancasila dianggap sakti karena tidak ada satu orangpun yang boleh mengubah
dan mangganti dari isi yang telah tercantum dalam pancasila termasuk ketika
kaum komunis ingin mengganti dasar Negara Indonesia menjadi paham komunis.
Tetapi hal itu dapat dicegah sehingga Pancasila masih menjadi dasar Negara kita
hingga sekarang. Selain itu, karena pancasila itu sendiri dijadikan sebagai dasar
negara/pondasi yang penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia yang bermula dari pandangan hidup bangsa dan nilai-nilai
murni/falsafah bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila harus dilestarikan
karena Pancasila merupakan identitas bangsa Indonesia yang membedakan
bangsa kita dengan bangsa lain.

Anda mungkin juga menyukai