Bahan Referat 2
Bahan Referat 2
Referat
ENDOFTALMITIS
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani kepaniteraan klinik senior di
bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama
Oleh :
Vicky Ilda Viantini, S.Ked
Pembimbing :
Dr. Safwan Ahmad, Sp. M
Dr. Zulfri Nur, Sp. M
HALAMAN PENGESAHAN
Endoftalmitis
Oleh:
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan
Klinik Senior (KKS) Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro Sigli
Pembimbing I
Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas limpahan
berkah dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat yang
berjudul Endoftalmitis. Shalawat berangkaikan salam kepada Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawa perubahan besar dalam kehidupan
manusia dari zaman yang penuh dengan kebodohan menuju zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Referat ini ditulis untuk melengkapi tugas-tugas penulis dalam
menjalankan kepaniteraan klinik senior di SMF/Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama-Rumah Sakit Umum Daerah Tgk
Chik Ditiro, Sigli.
Dalam penulisan dan penyusunan Referat ini penulis telah banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dr. Safwan Ahmad, Sp. M dan dr. Zulfri
Nur, Sp. M selaku pembimbing penulisan Referat ini. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada dr.
Safwan Ahmad, Sp. M dan dr. Zulfri Nur, Sp. M karena telah membantu penulis
menyelesaikan referat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya Referat ini masih sangat banyak
kekurangan maka untuk itu penulis harapkan kepada semua pihak agar dapat
memberikan kritik dan saran agar Referat ini dapat menjadi lebih baik di
kemudian hari.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................ 1
1.3 Batasan Masalah............................................................................. 4
1.4 Metode Penulisan........................................................................... 2
2.9.3 Operatif.................................................................................. 31
2.9.4 Pencegahan............................................................................ 32
2.10 Komplikasi................................................................................... 33
2.11 Prognosis...................................................................................... 33
BAB III KESIMPULAN................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 35
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Endoftalmitis Dan Panoftalmitis....................................... 26
Tabel 2.2 Penggunaan dan Dosis Antibiotik Empiris Untuk Endoftalmitis........ 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Konjungtiva Dan Kelopak Mata....................................... 4
Gambar 2.2 Gambaran Luar Dari Sklera, Kornea, Iris Dan Pupil...................... 5
Gambar 2.3 Lapisan Kornea............................................................................... 6
Gambar 2.4 Anatomi Koroid............................................................................... 7
Gambar 2.5 Anatomi Lensa................................................................................. 9
Gambar 2.6 Gambaran Kamera Okuli, Kanal Schlemm Dan Trabecular
Meshwork........................................................................................ 10
Gambar 2.7 Badan Vitreus.................................................................................. 11
Gambar 2.8 Lapisan Retina................................................................................. 13
Gambar 2.9 Gambaran Funduskopi Mata........................................................... 13
Gambar 2.10 Endoftamitis.................................................................................. 22
Gambar 2.11 B Scan Endoflalmitis..................................................................... 24
Gambar 2.12 Panoftalmitis.................................................................................. 26
Gambar 2.13 Vitrektomi...................................................................................... 31
Gambar 2.14 Perbedaan Sebelum dan Sesudah Dilakukannya Vitrektomi........ 32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Endoftalmitis merupakan kejadian yang jarang namun merupakan
komplikasi yang membahayakan. Endoftalmitis sering terjadi setelah trauma
pada mata termasuk setelah dilakukannya operasi mata yang merupakan faktor
resiko masuknya mikroorganisme ke dalam mata. Mikroorganisme ini
menyebabkan infeksi intraokuler yang disebut endoftalmitis.(1)
Diagnosis endoftalmitis selalu berdasarkan kondisi klinis. Biasanya
ditandai dengan edema palpebra, kongesti konjungtiva, dan hipopion atau
eksudat pada COA. Visus menurun bahkan dapat menjadi hilang. Prognosis
penglihatan menjadi jelek pada pasien-pasien dengan endoftalmitis.(1)
Karena hasil pengobatan akhir sangat tergantung pada diagnosis awal,
maka penting untuk melakukan diagnosis sedini mungkin. Penelitian tentang
endoftalmitis pada beberapa tahun terakhir telah menunjukkan beberapa cara
sebagai profilaksis terjadinya endoftalmitis.(1)
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui anatomi
bola
mata,
definisi,
epidemiologi,
etiologi,
klasifikasi,
patogenesis,
10
etiologi,
klasifikasi,
patogenesis,
manifestasi
klinis,
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Bola Mata
2.1.1
Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis dan transparan
yang melapisi bagian yang paling anterior dari sklera dan melapisi
permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtiva dibagi menjadi
daerah limbal, bulbar, forniks, dan palpebra. Sel yang terkait dengan
konjungtiva adalah sel goblet yang menghasilkan lendir dan kelenjar yaitu
kelenjar konjungtiva (Krause) dan kelenjar lakrimal aksesorius (Wolfring).
Kelenjar konjungtiva (Krause) terkonsentrasi di fornix atas, sedangkan
kelenjar lakrimal aksesorius (Wolfring) berhubungan dengan tarsus. (2)
2.1.2
Kelopak Mata
Kelopak mata yang dirancang untuk melindungi, memelihara, dan
12
Tunika Fibrosa
1) Sklera
Sklera adalah jaringan fibrosa padat yang membentuk lapisan
terluar mata. Sklera melindungi mata dan memberikan tempat
perlekatan otot ekstraokuler. Pada daerah posterior, bagian sklera yang
berlubang akan dilewati oleh saraf optik di lamina cribrosa.(2)
Ketebalan sklera tidak seragam. Pada daerah anterior, ketebalan
sklera adalah 0,6mm; 0,3mm pada tempat melekatnya otot rektus;
0,5mm di ekuator bola mata dan 1,0mm di kutub posterior. Secara
eksternal, sklera ditutupi oleh episklera, yang berisi pembuluh
episklera, dan pleksus anterior serta posterior.(2)
13
Iris
Gambar 2.2 Gambaran luar dari sklera, kornea, iris dan pupil
2) Kornea
Kornea merupakan lapisan yang jernih dan transparan yang
berada dibagian depan mata. Kornea merupakan media refraksi utama
pada bola mata. Lapisan kornea merupakan lapiran avaskular yang
terdiri dari 5 lapis.(2)
a. Lapisan epitel merupakan lapisan yang tersusun atas epitel
skuamosa bertingkat non-keratinosa (5-6 lapis sel). Lapisan ini
memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap beberapa serabut akhir
saraf dan memiliki kemampuan regenerasi yang baik.
b. Membrane Bowman merupakan membran yang astruktural dan
aselular.
c. Substansi propia (stroma) membentuk 90% dari total ketebalan
kornea. Jaringan ikat penyusun lapisan ini membentuk struktur
14
Tunika Vaskulosa
1) Koroid
15
16
Lensa
Lensa adalah struktur kristal, cembung pada kedua sisi, dan
ditutupi oleh kapsul lensa. Lensa melekat pada serat zonula yang
menempel ke badan siliar sebagai ligamentum suspensorium. Lensa
avaskular dan nutrisi untuk lensa berasal dari aqueous humor. Lensa
bersifat elastic dan transparan.(2)
17
2.1.6
Kamera Okuli
Ruang anterior atau kamera okuli anterior adalah ruang yang
Gambar 2.6 Gambaran kamera okuli, kanal Schlemm dan trabecular meshwork
2.1.7
Aqueous Humor
Aqueous humor adalah cairan yang mengisi kedua kamera okuli
anterior dan posterior mata. Aqueous humor disekresi sebagian oleh epitel
silia dan sebagian oleh difusi dari kapiler dalam prosesus siliaris. Aqueous
18
2.1.9
Trabekula Meshwork
Trabecular meshwork adalah jaringan seperti spons yang berada
disela antara kamera okuli anterior dan sinus vena skleral. Trabekula yang
terdiri dari inti serat kolagen yang ditutupi oleh endothelium.(2)
2.1.10 Badan Vitreous
Badan vitreous adalah gel transparan dan jernih yang mengisi
ruang antara retina dan lensa yang melekat ke retina. Fungsinya adalah
untuk
mempertahankan
bentuk
dan
turgor
mata
serta
untuk
19
20
21
22
2.4 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, endoftalmitis dapat dibedakan menjadi
endoftalmitis yang disebabkan oleh infeksi dan endoftalmitis yang disebabkan
oleh imunologis atau autoimun (non infeksi).(3)
Endoftalmitis yang disebabkan oleh infeksi dapat dibagi menjadi
endoftalmitis endogen dan endoftalmitis eksogen. Endoftalmitis endogen
diakibatkan penyebaran bakteri, jamur ataupun parasit dari fokus infeksi yang
terdapat didalam tubuh, yang menyebar secara hematogen ataupun akibat
penyakit sistemik lainnya, seperti endokarditis.(3)
Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus bola mata atau
adanya infeksi sekunder akibat komplikasi yang terjadi pada tindakan
membuka bola mata dan reaksi terhadap benda asing.(3)
Endoftalmitis fakoanafilaktik adalah suatu penyakit autoimun terhadap
jaringan tubuh sendiri yang diakibatkan jaringan tubuh tidak mengenali
jaringan lensa yang tidak terletak didalam kapsul. (3)
Berdasarkan
masa
inkubasi
mikroorganismenya,
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus
penyebab
23
Streptococcus sp
b. Kronis
Endoftalmitis terjadi 6 minggu 2 tahun setelah operasi
Staphylococcus epidernidis
Propionibacterium acnes
Bacillus cereus
Staphylococcal sp
Streptococcal sp
3. Bakteri Endogen
Staphylococcal sp
Volutella
Neurospora
Fusarium
Candida
5. Fungal Endogen
24
Candida
6. Fungal Trauma
Fusarium
Aspergilus
2.5 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, secara umum endoftalmitis diklasifikasikan
sebagai berikut:(5-7)
Post Operatif
Eksogen
Post Trauma
Endoftalmitis
Endogen
Fakoanafilatik
2.5.1
Endoftalmitis eksogen
Pada endoftalmitis eksogen organisme yang menginfeksi mata
25
2.5.2
Endoftalmitis Endogen
Pada endoftalmitis endogen, organisme disebarkan melalui aliran
2.5.3
Endoftalmitis Fakoanafilaktik
Endoftalmitis fakoanafilaktik merupakan endoftalmitis unilateral
26
27
Bakteri
yang
sering
menyebabkan
endoftalmitis
adalah
28
Fotofobia
Nyeri kepala
29
Kornea keruh
Hipopion
Keratik presipitat
Proptosis
1. Bakteri
Hipopion
Diffuse glaucoma
2. Fungi
30
Transient hipopion
Lesi satelit
USG jantung
31
32
yang sudah ada sebelumnya dan keratitis, diabetes, terapi glaucoma, dan
bedah sebelumnya. Toxic anterior segment syndrome (TASS) juga termasuk
dalam diagnosis diferensial endoftalmitis. TASS disebabkan oleh pengenalan
substansi zat beracun selama operasi yang umumnya disebabkan oleh
instrumen, cairan, atau lensa intraokular. Keratitis dan infeksi pasca operasi
sering disertai dengan hipopion tanpa infeksi intraokular. Ini penting untuk
menghindari memperkenalkan infeksi eksternal (seperti dalam kasus keratitis
bakteri) ke mata dengan melakukan paracentesis yang tidak perlu. Sel tumor
dari limfoma mungkin menumpuk di vitreous, atau sel retinoblastoma dapat
terakumulasi di ruang depan, simulasi perandangan intraokular. Pada
retinoblastoma intraokular biopsi merupakan kontraindikasi. Karakteristik
yang paling membantu untuk membedakan endoftalmitis yang benar adalah
bahwa vitritis ini progresif dan keluar dari proporsi lain temuan segmen
anterior. Jika ragu, dokter harus menangani kondisi ini sebagai suatu proses
infeksi.(8)
Berikut ini merupakan perbedaan endoftalmitis dan panoftalmitis:(4)
Tabel 2.1 Perbedaan endotalmitis dan panoftalmitis
Gambaran Klinis
Endoftalmitis
Panoftalmitis
Radang
Intraokuler
Intraokuler, Intraorbita
Demam
Tidak nyata
Nyata
Ada
Berat
Eksoftalmus
Tidak ada
Mata menonjol
Bedah
Eviserasi
Enukleasi
33
2.9 Tatalaksana
Pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasari endoftalmitis.
Hasil akhir ini sangat tergantung pada penegakan diagnosis dan pengobatan
tepat waktu tujuan dari terapi endoftalmitis adalah untuk mensterilkan mata,
mengurangi kerusakan jaringan dari produk bakteri dan peradangan, dan
mempertahankan penglihatan. Dalam kebanyakan kasus terapi yang diberikan
adalah antimikroba jika penyebabnya jamur dan antibiotic jika penyebabnya
bakteri secara intravitreal, periokular, dan topical. Sedangkan dalam kasus
yang parah, dilakukan vitrectomy.(12)
2.9.1
Nonfarmakologi
Perlu dijelaskan bahwa:(12)
34
Farmakologi
Endoftalmitis diobati sesuai dengan mikroorganisme penyebab.
Antibiotik
atau
antifungi
diberikan
melalui
periokular
atau
35
antiglaukoma
disarankan
untuk
pasien
adalah
acetozolamide
Drug
Dose
Intravitreal
Ceftazidime
2.25mg in 0.1ml
Vancomycin
1.0mg in 0.1ml
Dexamethasone
400.0g in 0.1ml
Vancomycin
25.0mg in 0.5ml
Ceftazidime
100.0mg in 0.5ml
Dexamethasone
6.0mg
Vancomycin
Ceftazidime
Ceftazidime
1.0g intravenously
hours
Vancomycin
Prednisone
Subconjunctival
Topical
Systemic
every
36
37
d. Dexamethasone (Ocu-Dex)
Untuk bermacam-macam penyakit alergi dan inflamasi.
Mengurangi peradangan dengan cara menghambat perpindahan
leukosit-leukosit polymorphonuclear dan mengurangi kebocoran
(permeabilitas) pembuluh kapiler. Opsional; data klinis masih
bertentangan mengenai manfaatnya.(14)
2.9.3
Operatif
Vitrectomy adalah tindakan bedah dalam terapi endoftalmitis.
Bedah debridemen rongga vitreus terinfeksi menghilangkan bakteri,
sel-sel inflamasi, dan zat beracun lainnya untuk memfasilitasi difusi
vitreal, untuk mencegah ablasio retina, dan membantu pemulihan
penglihatan. Vitretomi juga memainkan peran penting dalam
pengelolaan endoftalmitis yang tidak responsif terhadap terapi
medikamentosa.(15)
38
Pencegahan
Identifikasi keadaan pasien yang memiliki faktor resiko sebelum
operasi (blepharitis, kelainan drainase lakrimal, adanya infeksi yang
aktif).(15)
b.
2.10Komplikasi
39
40
BAB III
KESIMPULAN
41
DAFTAR PUSTAKA
W,
2006,
Endofftalmitis
Post
Operatif,
42
prophylaxis
and
emerging
resistence:
Are