Anda di halaman 1dari 197

PENGKAJIAN LUKA

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8731/2012

1/ 2

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Luka adalah suatu keadaan putusnya kontuinitas jaringan yang


disebabkan oleh beberapa hal
1. Mengatur jenis-jenis luka, luas luka dan berat ringannya luka
2. Agar perawatan luka dilakukan dengan tepat
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Nomor UK.01.12/II/1906/2012
Dilakukan kepada :
1. Pasien dengan luka akut ataupun kronis
Persiapan :
1. Persiapan alat :
a. Mistar
b. Kertas ukur
c. Spidol/pena
d. Alat tulis untuk mencatat
e. Handscone
f. Gunting verband
g. Pinset
h. Nearbeaken
2.Persiapan pasien :
a. Bila pasien sadar siapkan dalam posisi tidur terlentang pakai
bantal atau posisi yang nyaman bagi pasien. Pasien diberi
penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.

PENGKAJIAN LUKA

RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8731/2012

2/2

Pelaksanaan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.
10.
11.
12.
13.

UNIT TERKAIT

Cek instruksi / rencana perawatan


Alat didekatkan pada pasien
Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
Bebaskan area luka dari pakaian dan kasa
Bersihkan luka dengan Nacl 0,9%.
Observasi keadaan luka :
- Kulit sekitar luka : kaji warna luka (nekrotik (hitam,kering),
slough (kuning,basah), infeksi (merah dengan cairan kuning
kehijauan/pus), granulasi (merah,basah), epilisasi (merah
muda)), kelembapan,fleksibilitas.
- Tepi luka dan perlengketan kedasar luka
Ukur luas (lebar x panjang) dengan mistar dan kertas ukur
Ukur kedalam luka dengan menggunakan pinset dari kulit terluar
sampai dengan kedasar luka
Lakukan penilaian bed luka, penilaian jaringan nekrotik/non vital,
jaringan granulasi, fibrin, eksudat dan kolonisasi bakteri serta
bau
Catat
Bereskan alat dan pasien
Perawat cuci tangan kembali.

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Sarana, Farmasi, Fasilitas


Medis.

PERAWATAN LUKA AKUT


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/ 8732/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Merupakan luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan


dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi.
Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya
sesuai dengan waktu yang diperkirakan.

1. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien


2. Mempercepat penyembuhan
3. Mencegah terjadinya komplikasi
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Nomor UK.01.12/II/1906/2012
Dilakukan pada pasien :
1. Luka post operasi
2. Luka karena trauma
Persiapan :
Persiapan alat :
1. Pinset anatomi
1
2. Pinset churigie
1
3. Gunting
2
4. Alat heating satu set
5. Kom kecil
1
6. Verband
7. Kassa steril
8. Handscoen steril
9. Kapas steril
10. Doek steril
11. Obat anastesi lokal

PERAWATAN LUKA AKUT

RSMH Palembang

No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8732/2012

No Revisi
1

Halaman
2/2

12. Spuit
13. Kassa non adherent (tulle)
14. Korentang
15. Cairan desinfeksi (bethadine)
16. Nacl 0,9%
17. Sabun antiseptik (savlon 1 :30)
Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan (bila
sadar)
Pelaksanaan :

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

1. Jelaskan tentang tindakan kepada pasien dan keluarganya


2. Siapkan alat dan atur disisi tempat tidur
3. Mencuci tangan
4. Memakai handscoen
5. Membuka balutan
6. Menganti handscoen
7. Desinfeksi luka mulai dari pinggir luka keluar
8. Pasang doek steril
9. Anastesi lokal infiltrasi
10. Cuci luka dengan sabun antiseptik (savlon 1:30) dan kapas steril
11. Bilas luka dengan Nacl 0,9%
12. Bersihkan luka dari jaringan non vital dan benda asing (surgical
debridement)
13. Irigasi luka dengan Nacl 0,9% atau aquadest
14. Keringkan dengan kassa steril
15. Lakukan penutupan luka jika mungkin (persekundam,
perpriman, graft, flap)
16. Lakukan dressing luka atau pembalutan luka yang disesuaikan
dengan kondisi luka dengan menggunakan prinsip moist
(lembab)
17. Pasien dirapikan kembali
18. Peralatan dirapikan, dibersihkan dan kembalikan ke tempat
semula
19. Perawat mencuci tangan
20. Evaluasi respon pasien
21. Dokumentasikan tindakan dan hasil

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Instalasi Farmasi RSMH


Palembang

PENATALAKSANAAN PERAWATAN LUKA GANGREN


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8733/2012

1/3

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Gangren adalah jaringan nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh
adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga
suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang
memanjang; perlukaan (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar);
proses degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan metabolik diabetes
mellitus.
Perawatan luka gangren adalah mencuci luka dengan cairan NaCl 0,9%
yang dilakukan minimal 2 kali sehari
1. Untuk membuang jaringan nekrosis, cairan luka yang berlebihan, sisa
balutan yang digunakan dan sisa metabolik tubuh pada permukaan
luka.
2. Mempercepat proses penyembuhan luka
3. Menghindari infeksi lebih lanjut
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN :
A. Persiapan alat
a. Alat Steril (bak instrument berisi) :
1. Pinset anatomi 2 buah
2. Pinset chirurgis 2 buah
3. Klem arteri 1 buah
4. Gunting jaringan 1 buah
5. Klem kocher 1 buah
6. Kassa dan deppers steril
7. Kom kecil 2 buah
8. Bengkok steril 1 buah
9. Verban gulung steril
10. Handschoon
5

PENATALAKSANAAN PERAWATAN LUKA GANGREN

RSMH Palembang

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8733/2012

2/3

b. Alat tidak steril :


1. Larutan NaCl 0,9 %
2. Handscone
3. Masker
4. Bengkok
5. Plester
6. Perlak / ziel dan alasnya
7. Bengkok berisi larutan desinfektan ( Lysol )
8. Sampiran jika perlu
9. Schort jika perlu
10. Obat obatan sesuai program medis
11. Kantong plastik kuning untuk sampah infeksius
2. Persiapan klien
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
3. Baringkan klien dengan nyaman dengan area luka gangren dan
kulit sekitar mudah dilihat.
PROSEDUR
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Seperangkat alat instrument didekatkan pada klien


Memasang sampiran
Perawat menggunakan schort dan masker
Cuci tangan dilakukan dengan benar
Perawat menggunakan handschoon non steril
Memasang perlak didaerah yang akan diganti balutannya
Membuka balutan dan membuang balutan lama ke tempat sampah
yang telah disediakan
8. Perawat membuka handschoon non steril dan menggantinya dengan
menggunakan handschoon steril
9. Membersihkan luka dengan kassa steril yang telah dibasahi dengan
NaCl 0,9% kemudian membuang bagian-bagian yang kotor atau
jaringan nekrotik dengan gunting jaringan
10. Membersihkan luka dengan arah kedalam dan keluar
11. Mengompres luka dengan cairan NaCl 0,9% dan obat yang
ditentukan oleh dokter, sampai tertutup semuanya
12. Menutup luka dengan kassa lembab kemudian kassa kering
13. Membalut luka dengan verban gulung
14. Meletakkan alat-alat yang telah selesai dipergunakan kedalam
bengkok yang berisi dengan larutan desinfektan
15. Alat-alat dibereskan, dicuci,
disterilkan dan dikembalikan
ketempatnya semula
16. Masukkan sampah infeksius ke dalam kantong kuning
17. Perawat melepas handschoon dan cuci tangan kembali dilakukan
dengan benar.
6

PENATALAKSANAAN PERAWATAN LUKA GANGREN

RSMH Palembang

PROSEDUR

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8733/2012

3/3

EVALUASI :
Observasi luka setiap mengganti balutan, dan jaga balutan luka agar tetap
kering.
Jika luka masih banyak pus, lakukan perawatan luka minimal 2 kali sehari
(pagi dan sore hari)

UNIT TERKAIT

Instalasi Non Bedah, Fasilitas Medis, dan Sarana.

PERAWATAN LUKA DEKUBITUS


(LUKA TIRAH BARING LAMA)

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8734/2012

1/3

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Suatu prosedur keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi luka


dekubitus
1. Merangsang peredaran darah
2. Memberikan perasaan nyaman pada penderita
3. Mempercepat penyembuhan luka
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN :
A. Persiapan alat
a. Alat Steril (bak instrument berisi) :
6. Pinset anatomi 2 buah
7. Pinset chirurgis 2 buah
8. Klem arteri 1 buah
9. Gunting jaringan 1 buah
10. Klem kocher 1 buah
11. Kassa dan deppers steril
12. Handschoon
13. Bengkok
b. Alat tidak steril :
14. Larutan NaCl 0,9 %
15. Handscone
16. Masker
17. Kom kecil
18. Verban gulung dan plester
19. Ziel dan alasnya
20. Bengkok berisi larutan desinfektan (Saflon)

PERAWATAN LUKA DEKUBITUS


(LUKA TIRAH BARING LAMA)

RSMH Palembang

PROSEDUR

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8734/2012

2/3

21. Sampiran jika perlu


22. Obat obatan sesuai program medis
23. Kantong plastik kuning untuk sampah infeksius
24. Afron atau schort plastik
B. Persiapan klien
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
3. Baringkan klien dengan nyaman dengan area luka dekubitus dan
kulit sekitar mudah dilihat.
PELAKSANAAN :
1. Mengecek program terapi medik
2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Melakukan evaluasi / validasi
4. Memberitahu pasien prosedur yang akan dilakukan
5. Menyiapkan kondisi lingkungan yang nyaman : memasang sampiran
6. Seperangkat alat instrument didekatkan pada klien
7. Mencuci tangan
8. Memasang APD : Perawat menggunakan masker dan schort plastik
9. Mencuci tangan
10. Memasang ziel dan alasnya didaerah yang akan diganti balutannya
11. Memakai handschoon steril
12. Membuka balutan dan membuang balutan lama ke tempat sampah
yang telah disediakan
13. Membersihkan luka dengan kassa steril yang telah dibasahi dengan
NaCl 0,9% kemudian membuang bagian-bagian yang kotor atau
jaringan nekrotik dengan gunting jaringan
14. Membersihkan luka dengan arah kedalam dan keluar
15. Bila menggunakan obat agen topikal (bila diresepkan dokter)
a.
Pertahankan sarung tangan steril. Oleskan sejumlah kecil salep
pada telapak tangan
b. Tidak memerlukan salep yang terlalu banyak. Lapisan yang tipis
mengabsorbsi dan kerja lebih efektif. Kelebihan obat dapat
mengiritasi kulit sekitarnya. Gunakan hanya pada area yang
nekrotik
c.
Ratakan obat dengan menggosok telapak tangan kuat-kuat
Membuat salep lebih mudah dioleskan pada luka
d. Oleskan salep dengan tipis secara merata diatas luka nekrotik.
Jangan oleskan salep pada kulit sekitar luka. Penyebaran salep
yang tepat menjamin kerja yang efektif. Enzim dapat
menyebabkan luka bakar, parestesia dan dermatitis pada kulit
sekitar
e. Basahi kasa balutan dengan cairan NaCl 0,9% dan tempelkan
langsung pada luka. Melindungi luka, mempertahankan permukaan
lembab mengurangi waktu yang diperlukan untuk penyembuhan.
Sel kulit secara normal hidup dalam lingkungan yang lembab.

PERAWATAN LUKA DEKUBITUS


(LUKA TIRAH BARING LAMA)

RSMH Palembang

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8734/2012

3/3

f.

PROSEDUR

Tutup kasa yang basah dengan satu lapis kasa kering dan plester
dengan baik mencegah bakteri masuk kedalam balutan yang
lembab.
16. Bila menggunakan obat antiseptik :
a. Luka dalam : berikan salep antiseptik pada tangan dengan sarung
tangan dominan dan oleskan secara merata salep disekitar luka
(hindari penyebaran kontaminasi bila area terinfeksi).
b. Salep antiseptik menyebabkan iritasi jaringan minimal. Semua
permukaan luka harus tertutup untuk mengontrol pertumbuhan
bakteri secara efektif.
c. Pasang bantalan kasa steril diatas luka dan plester dengan kuat
17. Bila menggunakan agen hidrogel :
a. Tutup permukaan luka dengan hidrogel menggunakan aplikator
steril atau sarung tangan.
b. Mempertahankan kelembapan luka sambil mengabsorbsi
kelebihan drainage.
c. Pasang kasa kering diatas gel untuk menutupi luka
18. Ubah posisi klien dengan nyaman, (lurus, miring kanan, miring kiri)
setiap 2 jam sekali.
19. Meletakkan alat-alat yang telah selesai dipergunakan kedalam bengkok
yang berisi dengan larutan desinfektan.
20. Alat-alat dibereskan, dicuci, disterilkan dan dikembalikan ketempatnya
semula.
21. Masukkan sampah infeksius ke dalam kantong kuning
22. Perawat melepas handschoon dan cuci tangan kembali dilakukan
dengan benar.
EVALUASI :
1. Catat penampilan luka dan perawatan (tipe agen topikal yang
digunakan, balutan yang digunakan dan respon klien pada catatan
perawatan).
2. Observasi dasar dan infeksi berikutnya menunjukkan kemajuan
penyembuhan perawatan.
DOKUMENTASI :
1. Dokumentasi
adanya
penyimpangan
penampilan
luka
Penyimpangan kondisi dapat mengindikasikan kebutuhan untuk terapi
tambahan.
2. Catat respon klien dan tindakan yang dilakukan pada dokumentasi
asuhan keperawatan

UNIT TERKAIT

Seluruh Instalasi Rawat Inap, Rehabilitasi Medis , Fasilitas Medis, dan


Sarana

NEKROTOMI
10

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8735/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Suatu proses usaha menghilangkan jaringan nekrotik atau jaringan non


vital dan jaringan yang sangat terkontaminasi dari bed luka dengan
mempertahankan secara maksimal struktur anatomi yang penting seperti
syaraf, pembuluh darah, tendon dan tulang
1. Mempercepat penyembuhan luka.
2. Mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut.

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin


Palembang Nomor UK.01.12/II/1906/2012
Sasaran : dilakukan pada semua pasien yang memerlukan nekrotomi
Persiapan steril :
1. Pinset anatomis 1 buah
2. Pinset cirurgis 1 buah
3. Gunting 2 buah/skapel mess
4. Kom kecil
5. Verband
6. Tromol berisi kassa
7. Tromol berisi kapas savlon
8. Handscoon
9. Korentang
10. Sprei kecil
Obat-obatan
1. Cairan Nacl 0,9%
2. Tule
3. Topical zalf

NEKROTOMI

11

RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8735/2012

Halaman
2/2

On steril
1. Gunting verband
2. Kom berisi larutan disinfektan
3. Hypafix
4. Tempat sampah : medis dan non medis
5. App
PROSEDUR
Pelaksanaan :
1. Pasien diberitahu
2. Cucitangan
3. Siapkan alat-alat
4. Atur posisi klien
5. Lakukan pencucian luka/perawatan luka
6. Luka dicuci dengan antiseptik (savlon 1:30)
7. Bilas dengan cairan steril (Nacl 0,9%)
8. Lakukan evaluasi luka bila ada luka nekrotik lakukan nekrotomi
9. Gunting dari pinggir bagian yang nekrotik, atau sayat dengan
menggunakan skapel mess hingga keseluruh bagian nekrotik hilang
10. Perhatikan/awasi adanya perdarahan
11. Bilas dengan cairan Nacl
12. Luka dilakukan perawatan terbuka atau tertutup sesuai dengan
kondisi
13. Setelah selesai pasien dirapikan kembali.
14. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ditempat semula
15. Perawat cuci tangan kembali.

UNIT TERKAIT

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

ANGKAT JAHITAN
12

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8736/2012

1/2

RSMH Palembang

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Tanggal Terbit :

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

Mengangkat benang jahitan pada jaringan kulit/otot/kulit kepala pada


luka post operasi maupun jahitan yang dilakukan untuk menutup luka
terbuka
Mengembalikan kontinuitas jaringan kulit

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1.

PROSEDUR

Dilakukan pada :
1. Pasien dengan luka operasi hari ke VII post operasi
2. Pasien dengan indikasi luka kering, tidak terbuka lagi
Persiapan alat
Bak steril berisi ;
1. Pinset cirurgis 1 buah
2. Gunting AJ 1 buah
3. Kassa
4. Bethadine
5. Cairan Nacl 0,9%
6. Sarung tangan
7. Plester
8. Alas perlak
Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi supine (terlentang)/disesuaikan dengan
letak luka

ANGKAT JAHITAN

13

RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8736/2012

2/2

Pelaksanaan :
1. Pasien diberitahu
2. Cucitangan
3. Siapkan alat-alat
4. Atur posisi klien
5. Buka penutup luka (verband)
6. Bersihkan area sekitar luka jahitan dengan cairan Nacl 0,9%
7. Tarik simpul benang dengan pinset menggunakan tangan kiri lalu
tangan kanan menggunting benang jahitan. Kemudian tarik seluruh
benang.
8. Lakukan satu persatu secara perlahan.
9. Bersihkan luka dengan bethadine.
10. Tutup luka dengan kassa steril, kemudian plester
11. Setelah selesai pasien dirapikan kembali.
12. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ditempat semula
13. Perawat cuci tangan kembali.
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

ANGKAT DRAIN
14

No Dokumentasi :

No Revisi

RSMH Palembang
YM.01.11/II.3.3/8737/2012

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

Halaman
1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Mengangkat selang drainase pada luka post operasi


Melepaskan selang drainage dengan cairan luka yang sudah kering

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin


Palembang Nomor UK.01.12/II/1906/2012

Dilakukan pada :
1. Pasien dengan luka operasi yang terpasang selang drainage
2. Cairan luka sudah kering/sudah tidak berproduksi lagi
Persiapan alat
1. Spuit 5 cc/10 cc/ disesuaikan dengan ukuran selang yang dipakai
2. Klem steril 1 buah
3. Gunting steril 1 buah
4. Kassa steril
5. Bethadine
6. Sarung tangan steril
7. Plester
8. Alas perlak
Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi supine (terlentang)/disesuaikan
dengan letak luka

ANGKAT DRAIN

15

No Dokumentasi :
RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

YM.01.11/II.3.3/8737/2012

No Revisi
1

Halaman
2/2

Pelaksanaan :
1. Pasien diberitahu
2. Cucitangan
3. Siapkan alat-alat
4. Atur posisi klien
5. Buka penutup luka (verband)
6. Klem dibagian pangkal selang (10 cm dari kulit)
7. Gunting selang drainage pada bagian yang tidak di klem
8. Masukkan spuit, lepaskan klem, lalu sedot cairan sisadengan spuit
sampai habis/tidak ada lagi cairan yang keluar
9. Tarik perlahan selang drainage
10. Tekan luka bekas selang drainage, pastikan cairan tidak keluar lagi
11. Bersihkan luka bekas selang drainage dengan betahadine
12. Tutup luka dengan kasa steril kemudian plester
13. Setelah selesai pasien dirapikan kembali.
14. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ditempat semula
15. Perawat cuci tangan kembali.

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

PEMASANGAN BEBAN TRAKSI


16

No Dokumentasi :
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Revisi
1

1/1

YM.01.11/II.3.3/8738/2012

Tanggal Terbit :

Halaman

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Merupakan metode yang baik untuk mempertahankan reduksi ektermitas


yang mengalami fraktur
1. Menurunkan nyeri spasme
2. Mengoreksi dan mencegah deformitas
3. Mengimobilisasi sendi yang sakit
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

Dilakukan pada : Pasien yang terpasang Skeletal traksi


Persiapan alat :
Tali yang kuat, panjang disesuaikan
Beban traksi :
1. Dewasa = 5-7 Kg
2. Anak = 1/13 x BB
Pelaksanaan :
1. Pasien diberitahu tentang prosedur yang akan dilakukan, meliputi
pengertian, tujuan dan manfaat pemasangan traksi
2. Atur posisi klien dalam keadaan sejajar dengan pusat tempat tidur
3. Pasang beban traksi manggunakan tali yang tersedia tarik sesuai
arah dan garis tarikan yang diinginkan
4. Gunakan simpul tali yang kuat dan pastikan tidak mudah terlepas
5. Simpul pada tali atau telapak kaki tidak boleh menyentuh katrol atau
kaki tempat tidur.
6. Tali tidak boleh macet
7. Pemberat harus tergantung bebas dan tidak boleh terletak pada
tempat tidur atau lantai
8. Setiap faktor yang dapat mengurangi tarikan atau mengubah garis
resultant tarikan harus dihilangkan.
9. Kaji tingkat kenyaman pasien ketika tali telah terpasang.
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Saran

17

PERAWATAN TRAKSI

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8739/2012

1/1

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Memantau, menjaga, memepertahankan traksi sesuai letak dan fungsinya


1. Mencegah terjadinya infeksi terutama pada pemasangan traksi sklelet
2. Mencegah komplikasi traksi seperti : dekubitus,konstipasi, anoreksia,
trombosisvena profunda dan lain-lain
3. Memastikan posisi traksi tepat dan benar
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1. Berikan tindakan kenyamanan (contoh: sering ubah posisi, pijatan
punggung ) dan aktivitas terapeutik
2. Pastikan beban traksi tergantung bebas, tidak boleh terletak pada
tempat tidur atau lantai
3. Simpul pada tali atau telapak kaki tidak boleh menyentuh katrol atau
kaki tempat tidur
4. Pastikan kaki pasien (pada pemasangan traksi di kaki) tidak
menyentuh bibir/pinggiran tempat tidur.
5. Berikan obat sesuai indikasi contoh analgesik relaksan otot
6. Berikan pemanasan lokal sesuai indikasi.
7. Beri penguatan pada balutan awal/ pengganti sesuai dengan indikasi,
gunakan teknik aseptic dengan tepat.
8. Pertahankan linen klien tetap kering, bebas keriput.
9. Anjurkan klien menggunakan pakaian katun longgar.
10. Dorong klien untuk menggunakan manajemen ansietas (lihat SOP
manajemen ansietas)
11. Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan
12. Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medik,
contoh: edema, eritema
13. Pada penggunaan traksi skelet, perlu adanya perawatan luka
Bersihkan luka dengan kassa yang diberi bethadine dan bila
perlu menggunakan tule
Tutup dengan kasa steril dan plester
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Sarana
18

PENGKAJIAN STOMA

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8740/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Stoma merupakan suatu tindakan kreasi tindakan bedah untuk membuka


hubungan antara gastrointestinal/tractus urinarius dengan permukaan
kulit
1. Mengetahui keadaan stoma post operasi
2. Mengetahui tanda-tanda komplikasi stoma
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

Dilakukan pada :
1. Pasien dengan luka operasi colostomy
Persiapan alat :
1. Kantong stoma
2. Gunting
3. Alat pengukur stoma
4. Sampiran
5. Kassa
6. Nacl 0,9%
7. Kantong sampah
8. Bengkok
9. Perlak

19

PENGKAJIAN STOMA

No Dokumentasi :
RSMH Palembang
YM.01.11/II.3.3/8740/2012

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No Revisi
1

Halaman
2/2

Pelaksanaan :
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat-alat kepasien
3. Pasang sampiran
4. Perawat cuci tangan
5. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6. Pasang perlak dibagian tubuh yang terdapat stoma
7. Lepaskan kantong stoma yang lama (jika sudah terpakai) dan buang
kekantong sampah
8. Lihat tipe stoma :
Tipe stoma berdasarkan lokasi : ileostomy dan colostomy
(descending colostomy, tranverse colostomy, sigmoid colostomy)
Tipe stoma berdasarkan konstruksi stoma : loop stoma, end
stoma, double barrel stoma.
9. Ukur diameter dan tinggi stoma
10. Observasi warna stoma
11. Observasi output stoma dan konsistensi eluaran yang dihasilkan
stoma
12. Observasi gangguan kulit sekitar stoma
13. Observasi jika ada komplikasi stoma seperti : prolapse, peristomal
hernia, stenosis, nekrosis, flush dan lain-lain
14. Stoma dan kulit sekitar stoma dibersihkan
15. Pilih kantong yang sesuai dengan struktur tubuh, output dan
kemampuan pasien
Jenis jenis kantong
One-piece closed system
One-piece drainable
Two-piece closed system
Two-piece drainable
Belt/ikat penggang
Convex
16. Pasang kantong stoma (lihat SOP pemasangan kantong)
17. Kaji respon pasien
18. Buka sarung tangan dan masker
19. Rapikan pasien
20. Buka sampiran
21. Rapikan alat
22. Cucitangan
23. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

20

IRIGASI STOMA

RSMH Palembang

No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8741/2012

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

No Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

Suatu cara untuk mengeluarkan isi kolon (feses), dilakukan secara


terjadwal dengan memasukkan sejumlah air dengan suhu yang sama
dengan tubuh/hangatpasien pada bagian kolostomi desenden/sigmoid

TUJUAN

1. Merangsang kontraksi usus sehingga mendorong keluarnya isi kolon


2. Mencegah konstipasi
3. Menetapkan pola evakuasi yang teratur sehingga kegiatan tidak
terganggu dan memberikan rasa nyaman pada pasien

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
Persiapan alat :
1. Sarung tangan bersih
2. Irigator (wadah khusus untuk irigasi)
3. Cairan irigasi (air masak,hangat kuku) 500-1500 cc atau cairan lain
untuk irigasi sesuai program medis
4. Selang irigasi
5. Konektor (penyambung selang)
6. Klem (yang bisa dipakai dengan hanya menggunakan satu tangan)
7. Kateter karet no.22 atau 24 atau corong plastik khsus untuk irigasi
kolostomi
8. Kantung/sarung irigasi (yang bisa ditempelkan)
9. Jelly
10. Kantung plastik untuk tempat sampah
11. Kertas toilet atau handuk
12. Perlak
13. Sabun
14. Salep mukosantin, jika terjadi iritasi (jamur)
15. Kantong stoma yang bersih
16. Stoma powder
17. Stomahessive pasta (membuat permukaan kulit baik dan sebagai skin
barrier)
18. Ukuran stoma atau diganti spidol
21

IRIGASI STOMA

RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8741/2012

2/2

Persiapan pasien :
1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedure dan tujuan
tindakan
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan dan jaga privasi
3. Pasien dalam keadaan duduk dikloset
4. Isi kantong irigasi dengan air yang tersedia(air hangat/air khusus
untuk irigasi) dan gantung pada tempat yang tinggi (tiang
infus/dinding sekitar 45-50cm)
5. Alirkan air kedalam selang, hindari adanya udara dalam selang
6. Siapkan untuk memulai irigasi kolostomi
7. Lepaskan kantung kolostomi dan masukkan kedalam kantong plastik
yang sudah disediakan
8. Pasang plastik irigasi dan masukkan ujung selang kedalam stoma
9. Letakkan plastik irigasi kedalam kloset untuk memfasilitasi
pengeluaran kedalam kloset
10. Memberi jelly pada kateter dan memasukkan ke stoma dengan cermat
(tidak boleh lebih dari 8 cm)
11. Alirkan air dengan aliran yang cukup (10-15 menit), lambatkan aliran
jika terdapat tanda-tanda kram abdomen
12. Klem kateter dan tutup stoma 15-290 menit
13. Satu jam kemudian pengeluaran akan terjadi, biarkan samapi semua
feses keluar
14. Bersihkan area stma dengan sabun lembut dan air
15. Pasang kembali kantung stoma (lihat SOP perawatan stoma)
16. Catat tindakan yang dilakukan dan perhatikan warna dan kondisi
stoma dan kulit peristoma, catat warna, konsistensi dan jumlah feses
yang keluar.
17. Rapikan alat dan cuci tangan

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

22

PEMASANGAN KANTONG STOMA

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8742/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Mamasang atau mengganti kantong stoma yang menampung output dari


gastrointestinal atau tractus urinarius
1. Melindungi luka dari kontaminasi
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah iritasi kulit

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

Persiapan alat :
1. Alat-alat steril
Pinset anatomis 2 buah
Kassa kering dan kom tertutup secukupnya
Kassa disinfektan dalam kom tertutup 5-10 helai
Sarung tangan 1 pasang
Stoma bag
Korentang/forcep
2. Alat-alat tidak steril
Gunting verband 1 buah
Pengalas
Kom kecil 1 buah
Nierbeken 2 buah
Nacl 0,9%
Sabun antisepik
Sarung tangan 1 pasang
Masker
Kantong lastik/baskomuntuk tempat sampah

23

PEMASANGAN KANTONG STOMA

RSMH Palembang

No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8742/2012

No Revisi
1

Halaman
2/2

Persiapan pasien :
1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedure dan tujuan
tindakan
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Pelaksanaan
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat-alat kepasien
3. Pasang sampiran
4. Perawat cuci tangan
5. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
7. Letakkan pengalas dibawah area stoma
8. Letakkan nierbeken didekat pasien
9. Buka stoma bag lama (hati-hati jangan sampai menyentuh stoma)
dengan menggunakan pinset natomis, buang stoma bag bekas
kedalam nierbeken
10. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari stoma (lihat SOP
pengkajian stoma)
11. Bersihkan stoma dengan sabun cair antiseptik, mulai dari pusat luka
kearah keluar secara perlahan-lahan karena luka setelah operasi
terdapat sedikit edema
12. Bersihkan stoma dengan kassa disinfektan mulai dari pusat luka
kearah keluar
13. Buka sarung tangan masukkan ke nierbeken
14. Pasang sarung tangan steril
15. Lakukan perawatan luka jika terdapat luka laparatomi (lihat SOP
perawatan luka)
16. Bersihkan stoma dengan kassa disinfektan, mulai dari pusat luka
kearah keluar secara perlahan-lahan.
17. Tutup stoma dengan stoma bag
18. Buka sarung tangan, masukkan kedalam nierbeken
19. Buka masker, atur dan rapikan posisi klien
20. Buka sampiran
21. Evaluasi keadaan pasien
22. Rapikan peralatan dan cuci tangan
23. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Selama perawatan lingkungan harus selalu bersih
2. Sirkulasi udara harus diperhatikan
3. Jaga privasi pasien dan jangan memperlihatkan sikap yang
menyinggung pasien
4. Pertahankan teknik aseptik selama tindakan
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi
24

PERAWATAN BIDAI
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8743/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan


(fiksasi) tulang yang patah
Pembidaian adalah suatu cara pertolongan pertama pada cedera/trauma
sistem muskuloskletal untuk mengistirahatkan bagian tubuh yang
mengalami cedera dengan menggunakan alat

TUJUAN

1. Mencegah gerakan fragmen patah tulang/sendi yang mengalami


dislokasi
2. Meminimalisasi/mencegah kerusakan pada jaringan lunak sekitar
tulang patah
3. Mengurangi perdarahan dan bengkak yang timbul/mengurangi cedera
baru
4. Mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1. Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)
2. Nilai GCS pada distal
3. Siapkan alat-alat
Papan, bambu, dahan
Kain, karton/majalah
Bantal, guling, selimut
4. Proteksi diri sebelum melakukan pembidaian
5. Jangan melepaskan stabilisasi manual pada tulang yang cedera
sampai pembidaian sempurna dilakukan
6. Membidai sesuai dengan posisi saat ditemukan, meliputi dua sendi
atau tulang
7. Jangan mereposisi/menekan fragmen tulang yang keluar kembali
ketempat semula
8. Ekspose/buka pakaian yang menutupi tulang yang patah
9. Lakukan balut tekan pada fraktur terbuka sebelum melakukan
pembidaian
25

PERAWATAN BIDAI

No Dokumentasi :
RSMH Palembang
YM.01.11/II.3.38743/2012

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No Revisi
1

Halaman
2/2

10. Bidai harus melewati sendi proksimal dan sendi distal pada tulang
yang patah
11. Bila sendi yang cedera lakukan pembidaian pada tulang proksimal
dan distal.
12. Bila ekstremitas sangat bengkak, cynotik, nadi distal tidak teraba,
realignment deformitas dengan melakukan tarikan (gentle traction)
sebelum memasang bidai.
13. Lapisi bidai dengan bahan lunak dengan ikatan jangan terlalu
keras/longgar dan jumlah ikatannya cukup
14. Berikan padding (bantalan) pada tulang yang menonjol
15. Lakukan penilaian nadi, sensasi dan gerakan distal pada tempat yang
fraktur.

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

26

PERAWATAN POST TURP


No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8744/2012

1/2

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

TUJUAN

Perawatan yang dilakukan pada pasien setelah dilakukan operasi


pengangkatan jaringan prostat lewat uretra dengan menggunakan
resektroskop (transurethral resection of the prostate)
1. Menjaga kelancaran spool irigasi vesica urinaria
2. Mencegah/menghindari pembentukan bekuan darah
3. Mengurangi nyeri paska operasi akibat ketidaklancaran irigasi

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1.

PROSEDUR

1. Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)


2. Observasi kesadaran, vital sign, perdarahan, intake dan output
3. Anjurkan pasien untuk melakukan early mobilization setelah operasi
TUR-P
4. Pertahankan keberadaan kateter dan irigasi setelah operasi, biasanya
selama 5-6 hari dengan :
Kelancaran spool dengan irigasi vesica urinaria selama 24 jam
dengan tetesan 60 tetes/menit atau lebih atau kalau perlu guyur
dengan menggunakan cairan Nacl 0,9%
Perawatan DC (threeway catheteter) biasanya no.24 dengan cara
membrsihkan sekitar pemasangan DC seperti pergantian plester
dan pencegahan iritasi dan kelembapan disekitar DC
Hari ke I : fiksasi DC luar dilepas, spool 40-60 tts/menit
Hari ke II : spool 40-30 tts/menit
Hari ke III : spool 30-20 tts/menit serta drainage dilepas
Hari ke IV : spool irigasi intermitent
Hari ke V : spool irigasi dilepas
Hari ke VI : Avaluasi, DC dilepas

27

PERAWATAN POST TURP

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8744/2012

2/2

RSMH Palembang

PROSEDUR

5. Anjurkan pasien melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap dan


kembali beraktivitas secara normal setelah 4-6 minggu
6. Anjurkan pasien untuk menghindari mengangkat beban berat dan
aktivitas seksual setelah 3-4 minggu
NB : Tekanan spool DC
Pelan pelan dan diaspirasi dengan pelan-pelan
Tekanan kuat diaspirasi dengan kuat
Bergantian antara tekanan kuat dan pelan-pelan
Penggantian DC perlu dipertimbangkan dengan hati-hati
Bila dilakukan spool, DC jangan sampai lepas

UNIT TERKAIT

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Farmasi

28

2.
3.

4.
5.
6.

7.

UNIT TERKAIT

perawatan luka pada form konsultasi.


Perawat Ruangan Rawat Inap atau Poliklinik menghubungi Tim
Perawatan Luka atau membawa pasien ke Ruang Khusus
Perawatan Luka di Instalasi Graha Spesialis RSMH Palembang.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan terhadap pasien,
Tim Perawatan Luka menginformasikan rekomendasi tindakan
keperawatan yang akan dilakukan kepada Dokter yang
bersangkutan.
Apabila dokter yang bersangkutan menyetujui maka akan
dilakukan perawatan luka oleh tim perawatan luka.
Selama proses perawatan oleh Tim Perawatan Luka, kolaborasi
perkembangan luka/stoma dengan dokter yang bersangkutan.
Apabila selama proses perawatan luka diperlukan tindakan lain
seperti : rehecting, dll, maka tim luka menyarankan kepada dokter
yang merawat untuk mengadakan konsultasi ke pihak/bagian lain
yang diperlukan (seperti dokter bedah).
Apabila setelah pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter
yang merawat, namun kondisi luka/stoma masih memerlukan
perawatan, maka Tim Perawatan Luka berkolaborasi dengan dokter
untuk melakukan tindakan Home Care.

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Sarana

29

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


ESOFAGO-GASTRO-DUODENOSKOPI
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8746/2012

1/3

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

INDIKASI

Suatu pemeriksaan langsung ke dalam lambung melalui esophagus


sampai duodenum dengan memasukkan alat gastro intestinal fiberskop
(GIF)
Tindakan Esofago-Gastro-Duodenoskopi pada dewasa dan anak pada
prinsipnya sama, hanya pada anak diperlukan seorang ahli
anestesi/perawat anestesi
1. Untuk diagnostic
2. Untuk terapeutik
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1. Pasien dengan gejala nyeri di ulu hati yang menetap dan sudah
berlangsung lama, antara lain : Heartburn, disfagia, dyspepsia dan
sebagainya
2. Adanya pendarahan gastrointestinal berupa melena atau
hematemesis
3. Untuk mendapatkan konfirmasi dari kelainan-kelainan yang
didapatkan pada pemeriksaan radiologist
4. Memantau penyembuhan tukak peptic atau kelainan lain di
lambung / dan duodenum

30

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


ESOFAGO-GASTRO-DUODENOSKOPI ( EGD )
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8746/2012

2/3

PERSIAPAN ALAT
1. Sumber cahaya / light source
2. Gastrointestinal fiberskop
3. Unit suksion
4. Penyangga mulut ( mouth piece )
5. Kamera
6. Forsep Biopsy ( bila perlu )
7. Oksigen set
8. Handuk kecil
8. Tissue
9.
Bengkok
PERSIAPAN ( LANJUTAN )
10. Gunting Perban
11. Kassa steril
12. Kapas antiseptic
13. Spuit 20 cc (1 buah) ; 2,5 cc (2 buah)
14. Botol kecil bertutup berisi formalin 10%
15. Tiang infuse dan peralatan infuse lengkap ( sesuai kebutuhan )
16. Karet pembendung
II. PERSIAPAN OBAT
1. Penenang (valium, diazepam, dormicum)
2. Buscopan (1 amp), Xylocain spray 10%
3. Sulfas atropine 0,25 mg
III. PERSIAPAN PASIEN
1. Mental
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari pemeriksaan
sekaligus mendapatkan persetujuan/ izin tindakan/ informed
concernt ( lihat lampiran 2)
2. Fisik
Memastikan bahwa pasien sedang puasa, minimal 6 jam sebelum
pemeriksaan
Mengukur dan mencatat hasil observasi keadaan fisik pasien (tanda
vital)
PELAKSANAAN :
1. Mengucapakan salam teraupetik
2. Menjelaskan ulang kepada pasien/ keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
3. Menanggalkan gigi palsu dan kacamata (bila ada)
4. Cuci tangan
5. Menyemprotkan Xyloxain Spray 10% ke dalam orofaring

kegiatan/

31

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


ESOFAGO-GASTRO-DUODENOSKOPI ( EGD )
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8746/2012

3/3

6. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kiri


7. Memberi suntikan premedikasi (Sulfas Atropin 0,25% + Buscopan
20mg, Diazepam 10 mg / sesuai program dokter)
8. Perawat dan dokter memakai sarung tangan
9. Memasang penyangga mulut (mouth piece)
10. Menghubungkan skop dengan sumber cahaya dan suction,
kemudian menghidupkan alat
11. Memegang/ menahan mouth piece agar fiberskop tidak tergigit pasien
12. Sementara dokter melakukan pemeriksaan, perawat mengobservasi/
memonitor tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran, bila ada
perubahan-perubahan yang mengkhawatirkan, lapor ke dokter
13. Melakukan Suksion, bila terdapat slim/ air liur banyak
14. Apabila ditemukan kelainan yang memerlukan tindakan biopsi,
dokter melakukan tindakan biopsi, kemudian perawat :
a. Memasukkan specimen ke dalam botol/ tabung yang berisi
b. larutan formalin 10%
c. Memberi label nama, tanggal/ bulan/ tahun dan jenis specimen
tersebut
15. Sementara dokter mengeluarkan fiberskop, perawat mengobservasi
pasien, kemudian mouth piece dilepaskan
16. Buang sampah pada tempatnya sesuai medis dan non medis
17. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan sudah dilakukan
18. Cuci tangan
19. Pasien dan alat-alat dirapihkan
20. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan diberi tanggal, nama
dan paraf
PASCA TINDAKAN
1. Memindahkan pasien ke ruang pulih (RR)
2. Mengobservasi : tanda-tanda vital, muntah dan tingkat kesadaran
3. Pasien dipuasakan 1 jam pertama setelah pemeriksaan (sampai reflex
menelan berfungsi baik). Bila dilakukan biopsi, pasien dipuasakan
selama 2 jam pertama setelah tindakan biopsi
4. Serah terima pasien kepada perawat ruangan (bila pasien rawat inap).
Bagi pasien yang berobat jalan tidak diperbolehkan mengemudikan
kendaraan bermotor, sampai efek obat penenang hilang, dan
sebaiknya didampingi oleh keluarga pulang ke rumah untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

UNIT
TERKAIT

Ruang Endoskopi, Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis, Logistik

32

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


ENDOSKOPI RETROGRADE CHOLANGIO
PANCREATOGRAPHY (ERCP)
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8747/2012

1/3

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

Suatu perpaduan antara pemeriksaan endoskopi dan radiology untuk


mendapatkan anatomi dari sistem traktus biliaris (kolangiogram) dan
sekaligus duktus pankreatikus (pancreatogram)
ERCP adalah suatu pemeriksaan dari saluran pancreas dan saluran
empedu dengan menyuntikkan zat kontras setelah melakukan kanulasi
papilla vateri dengan kateter melalui duodenoskop optic samping dan
dilakukan bersama dengan alat radiology untuk monitor
1. Untuk diagnostic
2. Untuk terapeutik

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

INDIKASI

1. Ikterus dengan penemuan ultrasonografi (USG) normal, tetapi ada


dugaan keras obstruksi atau USG tidak konklusif serta tidak dapat
memberikan informasi yang diperlukan untuk therapy adekuat
2. Nyeri pasca kolesistektomi
3. Pancreatitis tanpa sebab yang jelas

PROSEDUR

PERSIAPAN :
I. PERSIAPAN ALAT
1. Sumber cahaya / light source
2. JF Duodenoskop
3. Unit suksion
4. Penyangga mulut ( mouth piece )
5. Kamera polaroid, Film Rontgen

33

RSMH Palembang

PROSEDUR

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


ENDOSKOPI RETROGRADE CHOLANGIO
PANCREATOGRAPHY (ERCP)
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8747/2012

2/3

6. Kateter ukuran 5 Fr
7. Oksigen set
8. Sarung tangan
9. Baju apron
PERSIAPAN ALAT (LANJUTAN):
10. Baju khusus untuk pasien
11. Kapas antiseptic
12. Spuit 20 cc (3 buah) ; 2,5 cc (3 buah)
II. PERSIAPAN OBAT
1. Pethidin injeksi
2. Valium / Dormicum injeksi
3. Buscopan Injeksi
4. Gascon
5. Anezate
6. Xylocain Spray 10%

7. Xylocain Jelly/ KY Jelly


8. Urografin 60% dengan
pencernaan 1:3

III. PERSIAPAN PASIEN


3. Mental
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari pemeriksaan
sekaligus mendapatkan persetujuan/ izin tindakan/ informed
consent
4. Fisik
a. Memastikan bahwa pasien sedang puasa, minimal 6-8 jam
sebelum pemeriksaan
b. Menilai darah Hb, masa pendarahan, masa waktu
pembekuan, waktu protrombin dan trimbosit sebagai bahan
pertimbangan untuk tindakan lanjutan
c. Mengukur dan mencatat hasil observasi keadaan fisik pasien
(tanda vital)
PELAKSANAAN :
1. Mengucapkan salam teraupetik
2. Menjelaskan ulang kepada pasien/ keluarga tentang kegiatan/
tindakan yang akan dilakukan
3. Petugas mencuci tangan
4. Menyiapkan pasien mengenakan baju khusus untuk pemeriksaan
5. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kiri, dengan tangan kiri
ditaruh di belakang punggung di meja Radiology
6. Perawat dan dokter memakai baju apron dan sarung tangan
7. Menanggalkan gigi palsu dan kacamata (bila ada)
8. Memasang penyangga mulut (mouth piece)
9. Memberikan oksigen (sesuai dengan kebutuhan pasien)
10. Menyemprotkan Xyloxain Spray 10% ke dalam orofaring
34

RSMH Palembang

PROSEDUR

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


ENDOSKOPI RETROGRADE CHOLANGIO
PANCREATOGRAPHY (ERCP)
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8747/2012

3/3

21. Menghubungkan skop dengan sumber cahaya dan suction,


kemudian menghidupkan alat
22. Sementara scop diinsersi melalui mulut pasien, perawat
mengobservasi pasien
23. Sementara dokter melakukan kanulasi pada lokasi papilla vateri,
perawat mengobservasi tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran
pasien, dan melaporkan kepada dokter bila ada perubahan yang
mengkhawatirkan.
24. Melakukan Suksion, bila terdapat slim/ air liur banyak
25. Mengeluarkan anul ERCP dari duodenoskop
26. Sementara
dokter
mengeluarkan
fiberskop,
perawat
mengobservasi pasien, kemudian mouth piece dilepaskan
27. Buang sampah pada tempatnya sesuai medis dan non medis
28. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan sudah dilakukan
29. Mencuci tangan
30. Pasien dan alat-alat dirapihkan
31. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan diberi tanggal,
nama dan paraf
PASCA TINDAKAN :
1. Memindahkan pasien dari meja radiology ke tempat tidur pasien
2. Mengobservasi tanda-tanda vital, muntah dan tingkat kesadaran
3. Serah terima pasien kepada perawat ruangan setelah keadaan
umum pasien memungkinkan
4. Menyampaikan program dokter kepada perawat ruangan
5. Pasien dipuasakan 4 jam pertama setelah tindakan ERCP
6. Pasien diberi diet lunak setelah sadar betul, sudah flatus dan tidak
ditemukan faktor-faktor penyulit(mual, kembung, muntahh dan
reflek menelan sudah baik)

UNIT
TERKAIT

Ruang Endoskopi, Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis, Logistik

35

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


SKLEROTERAPI ENDOSKOPIK
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8748/2012

1/3

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

Suatu metode pengobatan dengan cara memasukkan/ menyuntikkan


obat sklerosan ke dalam pembuluh darah vena maupun disamping
pembuluh-pembuluh darah vena untuk mengatasi pendarahan pada
varises esophagus
1. Menghentikan pendarahan saluran cerna bagian atas yang
disebabkan oleh varises esophagus yang pecah
2. Memperlambat proses pecahnya varises esophagus (varises
esophagus yang pernah berdarah)
3. Merupakan tindak lanjut dalam upaya mencegah pendarahan di
masa mendatang (varises esophagus yang belum berdarah)

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

INDIKASI

1. Pengobatan darurat untuk menghentikan pendarahan aktif varises


esophagus terutama bila pengobatan cara konvensional
mengalami kegagalan
2. Pengobatan elektif atau definitive untuk mengeradikasi varises
agar tidak terjadi pendarahan ulang setelah pendarahan aktif
berhenti
3. Pengobatan profiliaktif, bila tindakan elektif dikerjakan sebelum
terjadi pendarahan

36

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


SKLEROTERAPI ENDOSKOPIK
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8748/2012

2/3

PERSIAPAN :
I. PERSIAPAN ALAT
1. Sumber cahaya / light source
2. Gastro intestinal fiberskop ( instrument chanel 3,2 mm )
3. Unit suksion
4. Mouth Suksion
5. Penyangga mulut ( mouth piece )
6. Kanul skleroterapi
7. Kamera dan Film ( bila perlu )
8. Teching fiberskop ( bila perlu )
7. Oksigen set
8. Bengkok
9. Kassa dan tissue
10. Handuk kecil
11. Spuit 20 cc (3 buah) ; 2,5 cc (3 buah)
II. PERSIAPAN OBAT
1. Sulfas Atropine 0,25 mg (1 amp)
4. Valium 10 mg (1 amp)
2. Buscopan 20 mg (1 amp)
5. Aquadest
3. Etoksisklero 1%,2%,3% (diencerkan) 6. Xylocain Spray 10%
III. PERSIAPAN PASIEN
1. Mental
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari pemeriksaan
sekaligus mendapatkan persetujuan/ izin tindakan/ informed
consent
2. Fisik
a. Memastikan bahwa pasien sedang puasa, minimal 6-8 jam
sebelum pemeriksaan, kecuali pendarahan akut
b. Menilai darah Hb, masa pendarahan, masa waktu pembekuan,
waktu protrombin dan trombosit sebagai bahan pertimbangan
untuk tindakan lanjutan
c. Menilai tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran pasien
d. Memasang infuse ( bila perlu)
PELAKSANAAN :
1. Mengucapkan salam teraupetik
2. Menjelaskan ulang kepada pasien/ keluarga tentang kegiatan/
tindakan yang akan dilakukan
3. Menanggalkan gigi palsu dan kacamata (bila ada)
4. Mencuci tangan
5. Menyemprotkan Xyloxain Spray 10% ke dalam orofaring
6. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kiri
7. Memberikan suntikan premedikasi (Sulfas Atropin 0,25% +
Buscopan 20 mg, Diazepam 10 mg atau sesuai program dokter)
8. Perawat dan dokter memakai sarung tangan
9. Menghubungkan skop dengan sumber cahaya dan suction,
37

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


SKLEROTERAPI ENDOSKOPIK
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8748/2012

3/3

kemudian menghidupkan alat


10. Memasang penyangga mulut (mouth piece)
11. Perawat memegang/ menahan mouth piece agar skop tidak tergigit
pasien
12. Sementara dokter melakukan pemeriksaan, perawat mengobservasi
tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran pasien, dan melaporkan
kepada
dokter
bila
ada
perubahan
yang
mengkhawatirkan.Melakukan Suksion, bila terdapat slim/ air liur
banyak
13. Apabila dokter telah menentukan lokasi varises yang akan
diskleroterapi, maka perawat memberikan obat etoksisklero
14. Sementara dokter mengeluarkan fiberskop, perawat mengobservasi
pasien, kemudian mouth piece dilepaskan
15. Buang sampah pada tempatnya sesuai medis dan non medis
16. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan sudah dilakukan
17. Mencuci tangan
18. Pasien dan alat-alat dirapihkan
19. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan diberi tanggal,
nama dan paraf
UNIT
TERKAIT

Ruang Endoskopi, Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis, Logistik

38

CARA MENGGUNAKAN
T R E AD M I LL
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8749/2012

1/1

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

Salah satu pemeriksaan dengan teknik non invasif yakni tes yang
dilakukan di atas sebuah jentera ban berjalan dengan pemberian beban

TUJUAN

Untuk memperoleh gambaran keadaan kardiovaskuler pasien

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
CARA MENGGUNAKAN TREADMILL
1. Hidupkan stabilizer ( tekan power ke posisi On )
2. Hidupkan mesin Treadmill ( tekan power ke posisi On )
3. Buat data penderita sesuai dengan yang diminta di layer monitor
Treadmill ( setiap memindahkan data tekan Enter )
4. Hubungkan kabel lead EKG Treadmill ke electrode yang telah
ditempel pada penderita sesuai dengan posisinya
5. Pasang manset tensi meter pada lengan kiri penderita dengan
posisi yang benar
6. Copy data penderita ( tekan Copy dan tunggu sampai selesai )
7. Buat resting EKG penderita
8. Tekan hum dan filter
9. Tekan Wefe
10. Tekan Auto Record dan tunggu sampai selesai merecord
11. Alat siap untuk dioperasikan

UNIT TERKAIT

Kardologi, Divisi Jantung, Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis


39

CARA MENGGUNAKAN
ECHO CARDIOGRAF
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8750/2012

1/1

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Pemeriksaan jantung dengan teknik non invasive dimana pemeriksaan


berdasarkan suara dengan frekuensi sangat tinggi ( Ultra Sound )

TUJUAN

Untuk memberikan informasi penting tentang anatomi, morfologi,


serta fungsi ruang jantung, katup-katup serta pembuluh darah besar.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
CARA MENGGUNAKAN TREADMILL
1. Hidupkan stabilizer ( tekan power ke posisi On )
2. Hidupkan mesin Echo Kardiografi ( tekan power ke posisi
On)
3. Matikan tranduzer ( tekan Freeze )
4. Cek video cassette, film printer
5. Hubungkan tranduzer yang akan dipakai pada tempatnya
6. Pasang lead EKG cho pada penderita sesuai posisinya
7. Tekan New Patient dan huruf Y, kemudian buat data
penderita sesuai yang diminta di layar. (setiap memindahkan
data tekan Enter )
8. Copy data penderita ( Tekan Copy printer )
9. Alat siap untuk dioperasikan

Kardologi, Divisi Jantung, Sarana, Teknik, Farmasi, Fasilitas Medis

40

CARA MENGGUNAKAN
ELEKTRO KARDIOGRAF
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8751/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

Pengoperasian alat khusus untuk melakukan tindakan ECG yaitu alat


untuk mengetahui kelainan pada jantung

TUJUAN

1. Menjamin penggunaan alat dengan aman


2. Mencegah terjadinya kerusakan alat dan mesin
3. Mencegah terjadinya kesalahan dalam memberikan tindakan dan
menjalankan mesin
4. Untuk mengetahui kelainan pada jantung

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
AUTOMATIS :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Keluarga penderita diberitahu


Alat-alat disiapkan
Sambungkan alat ke sumber listrik
Pasang arde alat ke masa
Bersihkan alat yang akan dipasang ECG Record dengan alkohol
Pasang manset di daerah kedua tangan dan kaki : Merah untuk
tangan kanan, kuning untuk tangan kiri, hitam untuk kaki kanan,
dan hijau untuk kaki kiri
Pasang tombol/ elektrode di daerah :
Tekan Tombol Power On, tunggu sebentar untuk pemanasan
Lakukan kalibrasi alat
Tekan tombol Start, dan atur kecepatan 25 mm/dtk

41

CARA MENGGUNAKAN
ELEKTRO KARDIOGRAF
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8751/2012

1/2

PROSEDUR

MANUAL :
1. Pindahkan tombol lead sesuai yang diinginkan untuk ECG
2. Buat pencatatan ECG secara berurutan : Sadapan I, II, II, aVR,
aVL, aVF s.d V6
3. Setelah selesai pencatatan pindahkan lagi ke kalibrasi
4. Catat di pinggir kiri ke atas kertas ECG : nama, umum, tanggal,
jam. Sedangkan nama petugas yang membuat rekaman dicatat
pada bagian kiri bawah
5. Setelah itu matikan mesin ECG
6. Rapihkan pasien dan bereskan alat
7. Setelah selesai, cabut kabel dari sumber listrik
8. Alat-alat dibersihkan dan siap untuk dipakai lagi
9. Dokumentasikan tindakan

UNIT
TERKAIT

IRD, ICU/ICCU, NICU, PICU, IRJ, Ruang Kateterisasi Jantung,


Kardologi, Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis

42

CARA MENGGUNAKAN
DEFFEBRILATOR ( DC SHOK )
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8752/2012

1/1

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Menjalankan alat/ mesin Deffrebilator untuk melakukan tindkaan


pengobatan sesuai prosedur

TUJUAN

1. Mencegah terjadinya kerusakan alat dan mesin


2. Mencegah terjadinya kesalahan dalam memberikan tindakan dan
menjalankan mesin
3. Dapat melakukan tindakan pengobatan sesuai dengan prosedur

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
CARA PENGGUNAAN :
1. Hubungkan arus listrik dengan Deffebrilator
2. Hidupkan Deffebrilator ( tekan power ke posisi On)
3. Pasangkan kabel lead EKG Deffebrilator pada penderita sesuai
dengan posisinya
4. Olesi jelly pada pedle Deffebrilator
5. Perhatikan gambar EKG pada monitor Deffebrilator
6. Pilih energi ( tekan yang diinginkan )
7. Deffebrilator siap dioperasikan

UNIT TERKAIT

Ruang Kateterisasi Jantung, Kardologi, ICCU, Divisi Jantung, Sarana,


Farmasi, Fasilitas Medis

43

CARA PENGOPERASIAN
HOLTER MONITORING

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8753/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Alat perekam jantung dalam waktu lebih kurang 24 jam secara terus
menerus dengan alat perekam (analyzer) yang digerkkan oleh baterai,
kemudian dihubungkan dengan pasien yang memakai elektrode dan
alat tersebut tertempel pada pasien.
1. Aritmia berbagai jenis : sick sinus syndrome, bradiaritmia,
takiaritmia, gangguan konduksi, syndrome WPW
2. Iskemia miokar : prinzmetal angina, angina pectoris, lainnya
3. Lain-lain : Evaluasi obat anti aritmia dan anti angina, evaluasi pacu
jantung buatan, tindakan lanjut infark miokar akut, analisis keluhan
yang sulit diterangkan, misalnya : dizziness, effort, intolerance.
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
CARA PENGOPERASIAN :
1. Pasang ECG lead pada pasien sesuai dengan posisi ( 7 channel )
2. Hubungkan leads pasien dengan Holter Monitoring, lalu
pasangkan Compact flash ke dalam control lalu pasang baterai
( perhatikan kutub (+) dan (-) ) ; Holter siap digunakan
3. Manual pembacaan data :
a. Pilih menu Holter
b. Select menu New Patient kemudian isi datanya ( Start
time, last name, DOB, dsb )
c. Lepaskan baterai dari Holter, lepaskan compact flash
d. Masukkan compact flash dengan posisi lubang jarusm

44

CARA PENGOPERASIAN
HOLTER MONITORING
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8753/2012

1/2

PROSEDUR

CARA PENGOPERASIAN (LANJUTAN):


e. masuk ke scan disk dampai tanda lampu hijau menyala
f. Select menu Next ( muncul menu baru ) tekan OK. Data
siap ditarnsfer dari flash disk ke computer
g. Select menu Accept sampai data di save di harddisk, pilih
menu untuk mengeluarkan flash disk tekan OK dan data
siap dibaca
h. Pilih menu Page Scan, tentukan bagian yang akan dilihat
dengan mouse, lalu klik zoom in
i. Bila telah didapat gambar yang diinginkan cetak dengan
memilih menu print
j. Pilih menu 3 lead atau 12 lead, data akan diprint
4. Manual pembacaan database
a. Pilih menu Prior Holter, tentukan pasien yang diinginkan,
pilih menu Access
b. Untuk membaca dan memilih data, lakukan langkah g
pada manual pembacaan data

UNIT TERKAIT

IRD, ICU/ICCU, NICU, PICU, Cath Lab, Kardologi, Divisi Jantung,


Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis

45

CARA MENGGUNAKAN
OXYMETRI
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8754/2012

1/1

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Pengoperasian alat khusus yaitu alat yang digunakan untuk memonitor


saturasi O2
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui kadar O2 dalam darah


Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien
Mencegah terjadinya kerusakan alat
Mencegah terjadinya kesalahan dalam memberikan tindakan
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

PROSEDUR

CARA PENGGUNAAN :
1. Alirkan listrik ke alat (sebaiknya selalu terpasang walaupun alat
sedang tak terpasang)
2. Hidupkan power pada alat
3. Test dahulu pada jari kita dengan menyambungkan alat ke salah
satu jari kita, sebaiknya ibu jari, dengan cara lampu yang menyala
berada di kuku/ punggung jari. Bila diyakini bekerja dengan baik,
sambungkan ke ibu jari pasien
4. Tunggu gambaran yang terlihat pada alat, saturasi O2 dan health
rate
5. Tentukan Low and Upper alarm, sesuai dengan yang diinginkan
6. Pulse rate saturasi O2 akan terlihat di layer monitor

UNIT TERKAIT

IRD, ICU/ICCU, NICU, PICU, Cath Lab, Kardologi, Divisi Jantung,


Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis

46

CARA MENGGUNAKAN
BED SIDE MONITOR
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8755/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Pengoperasian alat untuk memonitor vital sign dan monitor kadar O2


dalam darah
1.
2.
3.
4.
5.

Menjamin pemberian/ penggunaan alat dengan aman


Mencegah terjadinya kerusakan alat
Mencegah terjadinya kesalahan dalam memberikan tindakan
Monitor vital sign
Meonitor O2
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

CARA PENGGUNAAN :
1. Sambungkan alat ke sumber listrik
2. Tekan tombol power On
3. Posisi tidur pasien, sebaiknya datar (flat) keculai pasien khusus,
bersihkan daerah yang akan dipasang penghantar (elektrode)
dengan alkohol sampai bersih
4. Pasang arde alat ke masa, beri jelly pada daerah yang akan dipasang
penghantar (elektrode)
5. Pasang penghantar (elektrode) sesuai pada tempatnya :
6. Pasang monitor saturasi O2 pada jari kaki/ tangan pasien
7. Pasang monitor suhu pada daerah axila, boleh kiri atau kanan sesuai
dengan posisi monitor
8. Tunggu sampai gambaran keadaan pasien yang dimonitor ada di
layar monitor

47

CARA MENGGUNAKAN
BED SIDE MONITOR
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8755/2012

2/2

CARA PENGGUNAAN :
9. Tekan tombol data pasien, lalu isi dengan data pasien yang
dipasang monitor
10. Isi alarm kontrol pada mesin dengan menekan tombol alarm
kontrol sesuai dengan keadaan pasien yang tergambar di layar
monitor
11. Pastikan alat berfungsi dengan baik

UNIT
TERKAIT

IRD, ICU/ICCU, NICU, PICU, Cath Lab, Kardologi, Divisi Jantung,


Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis

48

CARA MENGGUNAKAN
SYRINGE PUMP
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8756/2012

1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal Terbit
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Alat yang digunakan untuk memompa (memasukkan)) jumlah tetsan


cairan parental nutrisi, obat-obatan dalam tiap menit atau tiap jam
1. Agar pasien mendapat asupan cairan/ obat sesuai dengan kebutuhan
2. Dosis yang diberikan tepat (akurat) baik waktu dan volumenya
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
CARA PENGGUNAAN :
1. Keluarga diberitahu
2. Infus dalam keadaan terpasang baik
3. Atur posisi pasien
4. Siapkan alat-alat terlebih dahulu
5. Cuci tangan sebelum bekerja
6. Isi syringe 50 cc/ 20 cc dengan dextrose 5% untuk pengenceran
obat-obat sesuai dengan order dokter. Isi syringe dengan perental
nutrisi (IVELIP) sesuai dengan order dokter
7. Kemudian isi extension tube dengan cairan tersebut di atas dengan
cara mendorong pelan-pelan pendorong syringe sampai External
Tube (ET) terisi penuh oleh cairan dan tidak ada udara lagi
8. Hubungkan ET pada three way, kemudian ke abbocath yang sudah
terpasang infus
9. Siapkan syringe pump, hubungkan kabel dengan sumber listrik
10. Masukkan syringe ke dalam syringe pump, skala syringe harus
menghadap ke atas.

49

CARA MENGGUNAKAN
SYRINGE PUMP
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8756/2012

2/2

PROSEDUR

CARA PENGGUNAAN :
11. Tekan tombol powre, tekan F (Function), tekan C (clear)
12. Atur jumlah tetesan yang akan diberikan ke dalam 1 menit atau 1
jam atau sesuai kebutuhan
13. Kemudian tekan tombol start
14. Jika habis, alarm akan berbunyi
15. Observasi kondisi pasien
16. Setelah selesai, rapihkan alat.
17. Buang sampah pada tempatnya medis dan non medis
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan tindakan dengan tanggal, nama, dan parafCuci
tangan
20. Dokumentasikan tindakan dengan tanggal, nama, dan paraf

UNIT TERKAIT

IRD, ICU/ICCU, NICU, PICU, Inst. Anak, Kardologi, Divisi Jantung,


Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis

50

CARA MENGGUNAKAN
INFUSION PUMP
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8757/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Pengoperasian alat yang digunakan untuk mengatur tetesan infus agar


lebih akurat

TUJUAN

1. Menjamin pemberian/ penggunaan alat yang aman


2. Mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan tindakan
3. Agar tetesan cairan yang dilakukan lebih akurat sesuai kebutuhan.

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

PROSEDUR

CARA PENGGUNAAN :
1. Sambungkan mesin ke sumber listrik
2. Tekan tombol power On
3. Jika menggunakan infusomat
a. Siapkan cairan infus yang akan digunakan, lalu
sambungkan dengan infus, pasangkan penjepit dari alat
ke tabung monitor tetesan infus, masukkan selang infus
ke infusion pump sesuai dengan tanda yang terdapat
pada infus set
b. Tentukan jumlah cairan yang akan ditentukan dalam 1
jam atau dapat juga dengan menentukan jumlah tetesan
yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan infusomat
c. Lalu tekan tombol start
4. Jikan menggunakan alat terumo
a. Siapkan cairan infus yang digunakan lalu sambungkan
dengan infus set

51

CARA MENGGUNAKAN
INFUSION PUMP
RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8757/2012

2/2

b. Pasangkan penjepit dari alat ke tabung monitor tetesan


infus sesuai kebutuhan cairan (makro/mikro)
c. Tekan tombol select jumlah cairan yang akan
dimasukkan ke pasien
d. Set kembali tetesan sesuai kebutuhan
e. Lalu tekan tombol start

IRD, ICU/ICCU, NICU, PICU, Cath Lab, Inst. Anak, Kardologi, Divisi
Jantung, Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis

52

CARA MELAKUKAN
I N T U B AS I
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8758/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Menyiapkan pasien dan alat untuk


mempermudah pemberian oksigen

TUJUAN

Sebagai acuan langkah-langkah dalam menyiapkan alat dan pasien


untuk tindakan intubasi

KEBIJAKAN

PROSEDUR

tindakan

intubasi

guna

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN ALAT :
1. Siapkan Laringoskope lurus dan bengkok berbagai ukuran dalam
keadaan siap pakai
2. Xylocain Spray dan Xylocain Jelly
3. NTT & OTT dengan berbagai ukuran
4. Magil Forcep
5. Spuit dan obat premedikasi
6. Gudel berbagai ukuran
7. Cuff infultor ( spuit 20 cc )
8. Stetescope, Arteri klem
9. Slym zuiger
10. Air pipa dan masker oksigen
11. Sarung tangan steril
12. Monitor EKG
13. Mouth sperder atau pembuka mulut
14. Ventilator lengkap
15. Mandrin.

53

CARA MELAKUKAN
I N T U B AS I
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8758/2012

2/2

PROSEDUR KERJA TINDAKAN INTUBASI :


1. Cuci tangan
2. Memasang monitor EKG
3. Memberikan obat relaktan dan sedatif sesuai dengan program
pengobatan
4. Menghisap sekresi sebelum dan selama tindakan intubasi
5. Masukkan Mandrin ke dalam ETT
6. Dokter melakukan intubasi
7. Mengisi Cuff pipa Endo Trachea Tube sesudah dokter melakukan
intubasi
PELAKSANAAN (LANJUTAN):
8. Melakukan nafas buatan menggunakan air pipa (bagging)
sebelum dan sesudah intubasi pada saat dokter melakukan
pemeriksaan auskultasi
9. Melakukan pemasangan gudel dan di fiksasi
10. Melakukan fiksasi NTT diantara bibir dan lubang hidung
11. Melakukan fiksasi OTT pipi kiri/ kanan
12. Observasi pasien
13. Buang sampah pada tempatnya medis dan non medis
14. Rapikan alat-alat
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

UNIT TERKAIT

IRD, ICU/ICCU, NICU, PICU, Cath Lab, IBS, Kardologi, Divisi


Jantung, Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis

54

CARA MELAKUKAN
E K S T U BAS I
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8759/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Menyiapkan pasien dan alat untuk Tindakan Ekstubasi


Sebagai acuan langkah-langkah dalam menyiapkan alat dan pasien
untuk tindakan Ekstubai
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien atau keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Mengajarkan cara pengeluaran sputum yang efektif
PROSEDUR KERJA TINDAKAN EKSTUBASI :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Memberitahukan tindakan
Cuci tangan
Pakai sarung tangan
Menghisap sekresi sebelum dilakukan ekstubasi
Mengempiskan Cuff ETT
Melepaskan Cuff ETT
Memberikan terapi oksigen sesuai program
Membersihkan plester dengan bensin/kapas alkohol
Memberitahukan tindakan sudah dilakukan
Observasi respon pasien

55

CARA MELAKUKAN
E K S T U BAS I
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8759/2012

2/2

PERSIAPAN PASIEN :
11.
12.
13.
14.

UNIT TERKAIT

Buang sampah pada tempatnya medis dan non medis


Rapikan alat-alat kembalikan pada tempatnya
Cuci tangan
Dokumentasikan tindakan

IRD, ICU/ICCU, NICU, PICU, Cath Lab, Kardologi, Divisi Jantung,


Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis

56

CARA MENGGUNAKAN
V E N T I LAT O R
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8760/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Melakukan pemasangan ventilator guna memberikan oksigen dengan


memakai alat nafas buatan

TUJUAN

Sebagai acuan langkah-langkah dalam melakukan pemasangan


ventilator

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN ALAT :
1.
2.
3.
4.
5.

Ventilator lengkap dan siap pakai


Siprometer
Air pipa (ambu bag)
Set penghisap sekresi
Cuff Inflator atau spuit 10 cc

PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien atau keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur sesuai kondisi pasien
PELAKSANAAN :
1. Monitor kelemahan otot-otot respirasi
2. Monitor kelemahan (impending) tespirasi
3. Konsultasikan dengan tim kesehatan lain dalam penggunaan

57

CARA MENGGUNAKAN
V E N T I LAT O R
RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8760/2012

2/2

PELAKSANAAN (LANJUTAN ) :

1. mode di ventilator
2. Instruksikan pada klien dan keluarga mengenai akibat atau
rasanya penggunaan ventilator mekanik
3. Monitor secara rutin penggunaan ventilator
4. Monitor peningkatan tekanan inspirasi
5. Pastikan alarm ventilator dalam posisi menyala
6. Berikan sedatif, analgetik narkotik, bila perlu
7. Monitor efektifitas ventilasi mekanik pada status psiologik/
fisiologik pasien
8. Lakukan tindakan dengan tenang
9. Cek seluruh konektor ventilator secara teratur
10. Kosongkan air dari selang bila perlu
11. Pastikan perubahan sirkuit ventilator tiap 24 jam bila perlu
gunakan prosedur aseptik
12. Matikan alarm ventilator selama penghisapan untuk menurunkan
frekuensi/ alarm kekeliruan
13. Monitor tekanan ventilator dan bunyi nafas
14. Selama penghisapan, stop pemberian NGT 30-60 menit setelah
fisioterapi dada
15. Monitor perkembangan pasien saat terpasang ventilator dan
lakukan perubahan sesuai instruksi
16. Posisikan agar ventilasi/ perfusi terfasilitasi
17. Kolaborasi dokter untuk menggunakan CPAP dan PPE untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolar
18. Lakukan fisioterapi dada
19. Lakukan suction berdasarkan dengan adanya bunyi yang janggal,
peningkatan tekanan ventilasi
20. Berikan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
21. Lakukan oral care secara teratur
22. Monitor efek perubahan ventilator setelah oksigenasi (misalnya
kadar AGD, SaO2, CO2, tidal akhir)
23. Monitor derajat dari shunt, kapasitas vital, V2/V1, MVV,
kekuatan inspirasi, FEV, untuk kesiapan menyapih dari ventilator
mekanik beradasarkan pada protap

ICU/ICCU, NICU, PICU, Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis

58

H AE M O D I ALI S A
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8761/2012

1/1

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

Tatalaksana menjalankan
penggunaan alat

TUJUAN

1. Keamanan dalam pemakaian alat terjamin


2. Menghindari kesalahan dalam pengoperasian
3. Efektifitas dalam pengoperasian alat

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

mesin

HD

sesuai

dengan

prosedur

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
CARA PENGGUNAAN :
1. Hidupkan listrik
2. Hidupkan mesin Reverse Osmosis ( R.O )
3. Buka kran air yang menuju ke mesin HD
4. Hidupkan mesin HD
5. Apakah mesin dalam posisi acetat atau dalam posisi Bictat
6. Kalau HD pakai acetat, posisi mesin harus dirubah ke posisi
di acetat. Kalau HD pakai bicnat, posisi mesin harus dirubah ke
posisi bicnat
7. Hubungkan selang kecairan dialisat misalnya cairan acetat
8. Air bersama-sama dengan dialisat mengalir ke dalam mesin dan
secara otomatis mesin mengatur sedemikian hingga conductivity
terpenuhi
9. Jika lampu-lampu conductivity temperatur sudah mati, mesin siap
untuk diapakai

Ruang Haemodialisa, Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis, logistik

59

PENATALAKSANAAN PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH


KATETERISASI JANTUNG
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8762/2012

1/4

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Melakukan perawatan pasien sebelum dan sesudah kateterisasi jantung

TUJUAN

1. Untuk menilai ruang jantung, katup, pembuluh besar jantung dan


arteri koroner
2. Agar pasien dan keluarga mengerti apa yang harus dilakukan
sebelum dan sesudah kateterisasi jantung

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN PASIEN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ganti baju operasi


Cukur di daerah pubis
Ukur tinggi badan dan berat badan, pasang kateter urine
Persiapan mental
Pasang IV line (lengan kiri)
Premedikasi : Paradrill dan Dexamethason 1 amp

PERSIAPAN ADMINISTRASI :
1. Informed Consent
2. Slip tindakan
3. Pemeriksaan penunjang : EKG, Rontgen, Laboratorium, Echo,
Treadmill test.

60

PENATALAKSANAAN PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH


KATETERISASI JANTUNG
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8762/2012

2/4

PELAKSANAAN :
I. SEBELUM TINDAKAN
PERSIAPAN CATH
24. Laboratorium lengkap : ureum, creatinin, bleeding time, clothing
time
25. Foto Thorax
26. Terapi anti platelets : aspilets/ ascardia/ aspirin distop satu hari
sebelum cath
27. Pasien :
a. Tidak usah puasa, cukur daerah inguinal/ pubis
b. Surat izin tindakan
c. Pasang infuse emergensi di lengan kiri (dextrose 5%)
Cek KU, TD, N
28. Ruang cath Laboratorium
d. Emergency trolley
e. DC Shock & air viva
f. O2
g. ECG
29. Obat-obatan yang harus ada di trolley :
Avli, SA, Oradexon, Isoptin, Lanoxin, Lasix, Perimperan,
Xyloxcard 100, Xylocard 500, Dopamin, Dobojuecy, Adalat/
Nefedifine, Isoket/ Nitrat, Dormicum/ Valium, obat oral (Cedocard,
Nitrobat, Adalat 5/10), Xylocaian 2% FL, Heparin FL
PERSIAPAN CATH (LANJUTAN ) :
30. Disposible 10 cc, 5 cc, 2,5 cc, 1 cc
31. Infus set
32. Abbocath, threeway stop cok
33. Kapas alkohol
34. Kassa steril, gunting, plester
INSTRUMEN SET STERIL DI ATAS MEJA :
1. Waskom besar yang dibungkus dengan duk besar yang dipakai
nantinya jadi alas meja instrumen berisi :
h. Kom besar satu
i. Kom sedang satu
j. Kom kecil satu
k. Klem sedang satu
l. Jas operasi dua
m. Duk kecil satu
n. Duk bolong besar satu
o. Duk sedang satu
p. Kassa steril satu

61

PENATALAKSANAAN PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH


KATETERISASI JANTUNG
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8762/2012

3/4

2. Setelah instrumen dibuka isi kom :


a. Disposible spuit 10 cc 2 bh
b. Disposible spuit 5 cc 1 bh
c. Kom besar isi cairan Dextrose 5% (oplos Dex. 5% dengan 2500
in Heparin/ Kolf)
d. Kom sedang isi dengan Xylocain 1 % ( xylocain 2% = 5 cc +
NaCl 0,9 % 5 cc) sebanyak 10 cc
e. Hand Schoond dua pcs
f. Mata pisau yang tajam, Injektor set
g. Arteri needle G 16, triway stop cock, rotator
h. Introducer sheat 7 F, connecting calculator
i. Guide wire 0,35 150 cm
j. Kateter-kateter diagnostic (JL, JR, Pig)
k. Zat kontras disiapkan di kom sedang yang tadi bekas dipakai
untuk Xylocain 1% setelah kom dibersihkan dulu
l. Waskom besar isi dengan cairan Aquadest untuk spulling/ bilas
alat-alat/ kateter yang disteril basah ataupun setelah diapakai
agar dalam kateter tidak clotting/ tersumbat
3. Setelah semua siap, masukkan pasien ke tempat tidur :
a. Pasang ECG monitoring
b. Veneous line lancar
c. O2 bila perlu
d. Premedikasi dengan Avil Ice + Penenang
e. Pastikan semua alat-alat Ready to use
f. Tutup screen, bukakan baju psaien agar asisten operator
melakukan desinfeksi inguinal dengan bethadin
g. Berikan Heparin 2.500 iu ke dalam spuit 5 cc dan
diencerkan jadi 2 cc ( oleh Asisten Apoteker )
4. Observasi selama prosedur
a. ECG Aritmia VT.VF DC & Th/ HR SB
Th/& TDM
b. Pressure Hyper Adalat, Nitrat
Hypo SA, Effortil, Dopamin
c. Keluhan pasien/ KU :
Sesak O2
: Bisa berupa Decomp atau Acute
Ischemic
Sakit Demam : Bisa di Jantung Perhatikan ECG
pressure & Th atau
Bisa di Inguinal tambah Xylocain
1%
Bisa di ujung kaki Observasi
pulsasi
Dorsalis pedis

62

PENATALAKSANAAN PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH


KATETERISASI JANTUNG
RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT
TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8762/2012

4/4

Catatan :
- Hati-hati adanya emboli pusing, mual, gelap hati-hati
Vagal Reflex
- Semua prosedur dalam report dan record ( tercatat dan
terekam)
II. SESUDAH TINDAKAN
1. Observasi tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama, selanjutnya
setiap 30 menit sampai stabil
2. Observasi daerah penusukkan terhadap perdarahan atau hematoma,
selanjutnya setiap 30 menit sampai stabil
3. Berikan nutrisi sesuai diet
4. Anjurkan pasien minum banyak ( 1,5 s.d 2 liter pada 6-8 jam )
5. Observasi tanda-tana reaksi alergi
6. Bila tindakan melalui daerah brachialis, pasien disitirahatkan di
tempat tidur selama 4-6 jam. Immobilisasi tangan yang ditusuk
selama 9 jam, bila perlu pasang bidai
7. Bila tindakan melalui daerah femoralis, immobilisai 8-12 jam,
letakkan bantal pasir selama 4-6 jam
III. SETELAH PROSEDUR
1. Rapihkan semua alat-alat dan kateter di dalam waskom dan dicuci/
direndam, injektor dilepas dan dibersihkan.
2. Rapihkan pasien dari bekas darah/ bethadin. Lepaskan semua cheest
lead dan cabut introducer sheath dengan baik dan benar.
3. Lakukan kompressi pada proximal tusukan arteri selama 15 30.
Lanjutkan dengan elastic verband atau bantal pasir 1 Kg 8-10 jam.
4. Istirahatkan kaki yang ditusuk selama > 12 jam
5. Observasi perdarahan bila terjadi perdarahan ditandai dengan adanya
haematoma atau kassa penutup luka basah dengan darah, maka
lakukan lagi kompressi seperti semula/ awal.
MANAGEMENT :
1. Alkes Habis Pakai
2. Obat-obat dan alat-alat farmasi : Obat FR, kontras, Infus, Spuit
3. Alat tenun, instrumen set, baju duk, handshoon, masker, dll
4. Alat kedokteran/ mesin-mesin :
a. Cine, Video, CD Tajarno, Processing, dll
b. Report, Record, CD
PERSONAL :
1. Operator satu orang
2. Asisten Operator satu orang
3. Perawat dua orang
a. Satu mempersiapkan alat
b. Satu mempersiapkan pasien
4. Teknisi dua orang
a. Cine, Video, CD
b. Report, Record, CD
c. Manager satu orang ( perawat )
Ruang Laboratorium kateterisasi, Kardiologi, Divisi jantung, Radiologi,
Farmasi, Fasilitas Medis
63

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


LUMBAL PUNGSI
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8763/2012

1/3

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Mempersiapkan pasien untuk tindakan lumbal pungsi sesuai prosedur


dan menentukan diagnosa penyakit
1. Sebagai acuan langkah-langkah dalam menyiapkan tindakan lumbal
pungsi
2. Menghilangkan rasa takut, cemas pada pasien sehingga tindakan
terlaksana dengan baik
3. Mendapatkan bahan pemeriksaan untuk membantu diagnosa
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
SIFAT LCS NORMAL :
1. Warna jernih
2. Tekanan 15-18 mm Hg
3. Protein 20-40 mg%
4. Glukosa 40-80 mg%
5. NaCl 720-750 mg%
6. Jumlah sel : tidak lebih dari 10 mm, sel terdiri dari leukosit
PERSIAPAN :
I. A L A T
1. Steril :
a. Jarum lumbal dewasa no.20
b. Manometer untuk mengukur tekanan liquor
c. Kain kassa, kapas lidi
d. Doek lubang
e. Hand schoond
f. Botol 2 bh
g. Spuit 3 cc & 5 cc

64

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


LUMBAL PUNGSI
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8763/2012

2/3

3. Non steril :
a.
Masker
b.
Bengkok 1 bh
c.
Korentang dalam tempatnya
d.
Mistar untuk mengukur tekanan LCS
e.
Gunting Pleister
f.
Yodium
g.
Alkohol 70%
h.
Larutan None/Pandi
i.
Bila perlu obat penenang
II. K L I E N
Atur posisi klien dengan punggung terbuka :
1.
Identifikasi pasien
2.
Baju ditarik ke atas, celana/ kain ditarik ke bawah
3.
Posisi klien miring di tepi tempat tidur yang rata yaitu
kepala dan tubuh dibengkokkan ke dua paha
III.
1.
2.
3.

ADMINISTRASI
Siapkan formulir izin tindakan
Siapkan formulir laboratorium
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

P E LAK S AN AAN
1. Beri salam teraupetik
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan
4. Petugas cuci tangan sebelum membantu pelaksanaan tindakan
5. Petugas (perawat dan dokter) memasang handscoon
6. Siapkan bengkok 1 bh
7. Siapkan dan berikan pada dokter : alat-alat, cairan untuk
desinfektan (kapas lidi, alkohol, yodium, kain kassa)
8. Desinfeksi daerah punggung area L3-L4 dan sekitarnya
9. Pasang doek lobang
10. Spinal needle diberikan dalam keadaan steril (bila dispossible
dibuka dulu)
11. Dokter segera melaksanakan pungsi pada daerah L3-L4
12. Perawat mempersiapkan/ memberikan botol berisi larutan none/
pandi
13. Botol steril disiapkan untuk tempat cairan LCS
14. Lumbal pungsi selesai diberikan kain kassa steril untuk menutup
bekas tusukan (sudah diberi bethadin)
15. Perawat memberi plester pada kain kassa tersebut
16. Alat-alat dibereskan
17. Buang sampah pada tempatnya medis dan non medis
18. Klien dimiringkan/ ditelungkupkan + 4 jam
65

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


LUMBAL PUNGSI
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8763/2012

3/3

PROSEDUR
19. Beri tahu tindakan sudah dilakukan. Dalam tempo 24 jam, klien
bed rest total tanpa bantal (posisi telentang)
20. Kirimkan cairan ke laboratorium, tidak boleh lebih dari 1 jam sudah
diperiksa
21. Observasi keadaan umum. Bila ada kelainan lapor ke dokter

UNIT
TERKAIT

Inst. Anak, Inst. Non Bedah Ruang Neurology, Farmasi, Fasilitas Medis

66

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN


PUNGSI PLEURA
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8764/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Menusukkan jarum pleura ke dalam rongga pleura pada garis scapular


antara kosta VII dan kosta VIII untuk mengeluarkan cairan yang ada
di rongga pleura dengan mempergunakan semprit.
1. Mengurangi sesak napas
2. Memberi pengobatan
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Nomor UK.01.12/II/1906/2012
Persiapan alat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Jarum pungsi pleura


Spuit 20 cc, Abbocath no. 14
Kassa steril, Arteri klem
Sarung tangan , Duk bolong
Korentang ,Yodium
Alkohol dalam botol
Kapas alkohol, Bengkok pengalas
Plester, Gunting perband
Sablon/Lysol

Pelaksanaan:
1. Klien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Informed consent

67

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PEMERIKSAAN PUNGSI


PLEURA
RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT
TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8764/2012

2/2

Lanjutan:
3. Pasang sampiran
4. Klien dalam posisi duduk, tangan pada daerah yang akan ditusuk
diangkat di atas kepala sambil memiringkan kepalanya ke sebelah
yang ditusuk.
5. Dokter cuci tangan dan memasang sarung tangan
6. Bagian yang di tusuk di beri yodium lalu dengan alkohol
7. Duk bolong dipasang
8. Lakukan anastesi lokal
9. Tusukkan semprit dengan jarum diantara tulang iga dengan posisi
menghisap , sehingga bila jarum mencapai cairan, maka cairan akan
mengalir segera kedalam semprit
10. Cairan ditampung untuk pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
11. Bekas tusukan diberi salep povidon-iodium dan ditutup dengan kassa
steril
12. Buang sampah sesuai dengan medis dan non medis serta benda tajam
13. Observasi respon pasien dan tanda-tanda vital
14. Beritahukan tindakan selesai dilakukan
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan, waktu, nama, dan
paragraf

Inst. Anak, Inst. Non Bedah Ruang Neurology, Farmasi, Fasilitas Medis

68

PENGOPEASIAN
I N K U B AT O R
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8765/2012

1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal terbit :
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN
TUJUAN

Pengoperasian alat khusus untuk perawatan bayi intensif


1. Perawatan bayi premature, post operasi
2. Hipotermia

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.

Sambungkan stop kontak ke sumber listrik 220 volt


Tekan tombol On
Tunggu selama + 10 menit untuk kalibrasi monitor suhu inkubator
Setelah keluar angka, atur suhu sesuai dengan tabel berat badan
bayi
5. Bila alarm pada suhu, tekan gambar lonceng
6. Bila alarm pada H2O, lihat aqua di belakang inkubator apakah
airnya sudah habis
7. Air selalu terisi bila inkubator dihidupkan
Birth Weight
( gram )
500
1.000
1.500

Temperatures
Median
35,5
34,9
34,0

Range
( C )
0,5
0,5
0,5

69

PENGOPEASIAN
I N K U B AT O R
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8765/2012

2/2

PROSEDUR

2.000
2.500
3.000
3.500

33,5
33,2
33,0
32,8

0,5
0,6
1,0
1,2

4.000

32,6

1,4

Temperatures According to Age


Birth
Weight
1501 2500 gr
UNDER 1500 gr
C
Age(da)
1
2
3
4
5
6
7

UNIT
TERKAIT

Median
33,4
32,7
32,4
32,3
32,2
32,1
32,1

C
Range Median Range
0,6
34,3
0,4
0,9
33,7
0,5
0,9
33,5
0,5
0,9
33,5
0,5
0,9
33,5
0,5
0,9
33,5
0,5
0,9
33,5
0,5

Over 36 wk gestation
and > 2.500 g
Median
33,0
32,4
31,9
31,5
31,2
30,9
30,8

C
Range
1,0
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,4

32,1

0,9

33,5

0,5

30,6

1,4

32,1

0,9

33,5

0,5

30,4

1,4

10

32,1

0,9

33,5

0,5

30,2

1,5

11

32,1

0,9

33,5

0,5

29,9

1,5

12

32,1

0,9

33,5

0,5

29,5

1,6

13

32,1

0,9

33,5

0,5

29,2

1,6

14

32,1

0,9

33,5

0,6

15

32,0

0,9

33,3

0,7

4 wk

31,7

1,1

32,9

0,8

5 wk

31,1

1,1

32,1

0,7

6 wk

30,6

1,1

31,8

0,6

7 wk

30,1

1,1

31,1

0,6

Inst. Anak, Ruang NICU dan Neonatus, Farmasi, Fasilitas Medis

70

T I N DAK AN
PHOTO THERAPY
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8766/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Memberikan salah satu pengobatan/ tindakan untuk mengurangi,


menurunkan kadar bilirubin dalam darah

TUJUAN

Sebagai acuan langkah-langkah dalam merawat bayi dengan photo


therapy

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN ALAT :
1. Lampu neon/ Photo Therapy
2. Tempat tidur bayi dengan peralatan
3. Kain kassa
4. Plester
5. Kain penutup tempat tidur
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menjelaskan kepada keluarga tindakan yang akan dilakukan


Cuci tangan
Buka dan lepaskan pakaian bayi
Tidurkan bayi di tempat tidur
Mata ditutup dengan kain kassa
Lampu dihidupkan dan diarahkan pada tempat tidur jarak 75-100
cm
7. Observasi respon bayi

71

T I N DAK AN
PHOTO THERAPY
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8766/2012

2/2

PELAKSANAAN LANJUTAN:
8. Beritahu keluarga tindakan sudah dilakukan
9. Cuci tangan
10. Catat jam, tanggal, tindakan dan hasil pengamatan

UNIT TERKAIT

Instalasi Anak, Inst. Kebidanan, IRNA Utama, Sarana, Fasilitas Medis

72

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


TRANSFUSI DARAH TUKAR ( EXCHANGE TRANSFUSION )
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8767/2012

1/3

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

Mempersiapkan pasien untuk tindakan mengeluarkan darah dari tubuh


pasien untuk ditukar dengan darah donor ( mengganti darah yang tidak
sesuai )
1. Sebagai acuan langkah-langkah dalam menyiapkan tindakan
Transfusi darah tukar
2. Menghilangkan rasa takut, cemas pada pasien sehingga tindakan
terlaksana dengan baik
3. Mencegah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN ALAT :
-

Baki berisi alat-alat steril :


1. 2 pasang sarung tangan
2. 1 set perlengkapan vena sectie
3. 2 pasang kateter polythylene
4. 2 bh triople way ( stop cock three way )
5. 1 bh spuit 2,5 cc, 1 bh spuit 5 cc dan 2 bh spuit 20 cc
6. 1 bh kom kecil
7. 1 bh knop sonde
8. 4 bh botol kecil untuk pemeriksaan
9. Lidi, kapas, kain kassa
10. Duk Bolong

73

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


TRANSFUSI DARAH TUKAR ( EXCHANGE TRANSFUSION )
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8767/2012

2/3

- Baki berisi alat-alat non steril :


1. 2 pasang infuse set steril
2. Cairan infus yang diperlukan dan NaCl Fisiologis
3. Obat-obatan antara lain : Heparin, Calsium Glukonas 10%
4. Bengkok
5. Alkohol 70% dalam tempatnya
6. Yodium tincture 1% dan betadine 10%
7. 1 bh botol kosong tempat darah yang dibuang
8. Alat resusitasi lengkap
9. Oksigen lengkap siap pakai
10. Thermometer
11. Stetoscope
12. Lampu pemanas
13. Darah yang akan diberikan sesuai dengan golongannya
14. Kertas dan alat tulis
PERSIAPAN PASIEN
1. Mengadakan pendekatan pada keluarga untuk memberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Membuat izin tertulis dari orang tua pasien
3. 3 4 Jam sebelum pelaksanaan, pasien dipuasakan
4. Menyiapkan hasil pemeriksaan laboratorium meliputi :
- Kadar bilirubin
- Hb
- Golongan adarah
- Coomb tes
- Kadar G6PD
5. Persiapan perawat : Mengenakan barak cshort
P E LAK S AN AAN
1. Pasien disiapkan di kamar tindakan aseptic
2. Lampu pemanas dipasang dan diarahkan ke pasien
3. Setelah dokter siap, pasien ditidurkan terlentang dan pakaian daerah
perut dibuka
4. Selama tindakan berlangsung, perawat melakukan observasi tandatanda vital dan keadaan umum pasien
5. Setelah transfusi tukar selesai dilakukan, pasien dirapikan dan
langsung dibawa kembali ke ruang semula
6. Peralatan dibereskan

74

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


TRANSFUSI DARAH TUKAR ( EXCHANGE TRANSFUSION )
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8767/2012

3/3

PERAWATAN PASCA TRANSFUSI


1.
2.
3.
4.
5.

Awasi keadaan umum pasien, antara lain :


Tali pusat dikompres dengan NaCl
Awasi perdarahan pada tali pusat
Kadar Hb dan billiburin diperiksa setiap 12 jam
Berikan obat-obatan sesuai program

PERHATIAN
-

UNIT TERKAIT

Semua tindakan harus dilakukan secara aseptic dan antiseptic


Jaga pasien jangan sampai kedinginan
Pada formulir permintaan darah harus ditulis jelas untuk transfusi
tukar
4 jam sebelum tindakan dilakukan, biasanya pasien diberi infuse
plasma
Banyak darah yang dilekuarkan 190 cc/Kg BB dan yang
dimasukkan 170 cc/kg BB
Bila tali pusat sudah kering dan tidak dapat dipakai lagi, maka vena
spehena magma pada femoralis dapat digunakan

Inst. Anak, Inst. Kebidanan, IRNA Utama, Farmasi

75

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


PUNGSI SUMSUM TULANG ( BMP )
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8768/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Mempersiapkan pasien untuk tindakan Pungsi Sumsum tulang ( BMP)


agar terlaksana dengan baik dan lancar
1. Agar rasa takut dan cemas pasien hilang
2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan dan menegakkan
diagnosa penyakit
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN ALAT :
- Baki berisi alat-alat steril :
1.
2.
3.
4.
5.

2 pasang sarung tangan


Duk Bolong
Spuit 5 cc dan 10 cc
1 set jarum fungsi khusus untuk BMP
8 bh objek glass

- Baki berisi alat-alat non steril :


1. Alkohol 70%
2. Yodium 1%
3. Bethadine 10%
4. Novoain 2%
5. Plester dan gunting verband

76

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


FUNGSI SUMSUM TULANG ( BMP )
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8768/2012

2/2

Bantal pasir
7. Bengkok
8. Korentang dalam tempatnya

6.

PERSIAPAN PASIEN :
Mengadakan pendekatan kepada keluarga dan memberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Pasien diberi tahu dan dibawa ke kamar tindakan
2. Bila fungsi dilakukan pada tulang Tibia, pasien dibaringkan
terlentang
3. Lutut yang akan difungsi diganjal dengan bantal pasir
4. Cuci tangan sebelum tindakan
5. Permukaan kulit daerah yang akan difungsi didesinfeksi
6. Spuit diisi dengan Novocain 2% untuk anestesi lokal, sesuai
kebutuhan
7. Selanjutnya pelaksanaan dilakukan oleh dokter
8. Setelah dokter berhasil memasukkan jarum pungsi ke dalam tulang,
mandarin dicabut, jarung pungsi disambung dengan spuit 10 cc,
lalu sumsum tulang diisap secukupnya, dan jarum dicabut
9. Bekas tusukan segera diberi yodium, dan tutup dengan kain kassa
steril dan diplester
10. Sumsum tulang yang sudah diambli, dioleskan pada objek glass,
lalu kirim ke laboratorium, sebelumnya diberi etiket (label)
11. Selama dilakukan fungsi perawat tetap mendampingi
12. Beritahu tindakan sudah selesai dilakukan
13. Buang sampah pada tempatnya, medis, non medis dan benda tajam
14. Pasien dirapikan
15. Cuci tangan
16. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula
17. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukanm disertai waktu,
nama dan paraf

UNIT TERKAIT

Inst. Anak, Inst. Kebidanan, IRNA Utama, Farmasi

77

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


PEMBERIAN DYSPERAL
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8769/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Mempersiapkan
pasien
DESFERRIOXAMIN

TUJUAN

Untuk mencegah penimbunan Ferum (Fe) pada jaringan tubuh akibat


transfusi yang sering dilakukan pada pasien thalasemia

KEBIJAKAN

PROSEDUR

untuk

tindakan

pemberian

obat

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN ALAT :
1. Spuit 5 cc dan 10 cc
2. Wing needle no. 25/ no. 23
3. Baterai 1 bh ( yang terbaru dan bagus mutunya )
4. Obat dysperal 5 mg/ 10 mg ( sesuai kebutuhan )
5. Alat syringe pump ( syringe deriven )
PERSIAPAN PASIEN :
Mengadakan pendekatan kepada keluarga dan memberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan

78

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


PEMBERIAN DYSPERAL
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8769/2012

2/2

PROSEDUR

PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. Semua alat dan obat disiapkan
3. Penderita dan orang tua pasien diberi tahu
4. Penderita tidur terlentang, pakaian daerah perut dibuka
5. Cek alat dan obat yang akan dipasang
6. Tusukkan jarum wing needle dengan cara penyuntikkan sub cutan
posisi jarum menurut alur kulit
7. Piksasi dengan plester
8. Kemudian hidupkan dengan alat syringe deriven yang sudah ada
baterai
9. Kemudian atur dan jalankan (cairan obatnya) sesuai kebutuhan --3 jam
10. Sebaiknya pengobatan diberikan 5 hari berturut-turut
11. Alat-alat dirapihkan
12. Pasien dirapihkan
13. Dokumentasikan tindakan beri waktu nama dan paraf

UNIT TERKAIT

Instalasi Anak, Inst. Kebidanan, IRNA Utama, Inst. Pel. Darah,


Fasilitas Medis, Farmasi, PMI

79

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


TRANSLUMINASI
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8770/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

Mempersiapkan pasien untuk melihat rongga sub dural dengan


menggunakan cahaya lampu trans iluminasi
1. Membantu mempersiapkan alat agar tindakan berjalan lancer
2. Mengurangi rasa cemas dan takut pasien
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN ALAT :
Lampu trans iluminasi yang telah siap pakai di kamar khusus (gelap)
PERSIAPAN PASIEN :
1. Mengadakan pendekatan kepada keluarga dan memberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Pada rambut pasien yang lebat, dicukur dahulu pada daerah sub
dural
PELAKSANAAN :
1. Pasien dibedong dan dibawa ke kamar khusus (gelap)
2. Posisi kepala dihadapkan ke depan dokter
3. Pegang kedua rahang pasien agar kepala tidak bergerak
4. Selanjutnya pelaksanaan tindakan dilakukan dokter
5. Dokter menempelkan lampu pada daerah sub dural sambil melihat
hasilnya

80

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


TRANSLUMINASI
RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8770/2012

2/2

6.
7.
8.
9.

Pasien dirapihkan
Keluarga diberi tindakan sudah dilakukan
Alat-alat dirapihkan
Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

Instalasi Anak, Inst. Kebidanan, IRNA Utama,


Farmasi

Fasilitas Medis,

81

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


SUBDURAL TAP
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8771/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Mempersiapkan alat untuk tindakan mengeluarkan cairan dari rongga


subdural

TUJUAN

1. Membantu mempersiapkan alat agar tindakan berjalan lancar


2. Mengurangi rasa cemas dan takut pasien

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

PROSEDUR

PERSIAPAN ALAT :
- Baki berisi alat-alat steril :
1. 2 pasang sarung tangan
2. 2 pasang Duk Bolong
3. Jarum tap lengkap dengan mandrinnya ( sama dengan jarum
lumbal fungsi )
4. Kain pengalas
5. Kain kassa
6. Lidi kapas
7. 2 bh Botol kecil steril
8. 4 bh tabung ( 2 bh tabung berisi cairan none, 2 bh berisi cairan
pandy )
- Baki berisi alat-alat non steril :
1. Alkohol 70% dalam tempatnya
2. Yodium tincture 25 atau betadine 105
3. lampu spritus dan korek api

82

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


SUBDURAL TAP
RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT
TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8771/2012

2/2

4. Plester lebar 4 cm atau lebih


5. Gunting verband
6. Bengkok
PERSIAPAN PASIEN :
Mengadakan pendekatan kepada keluarga dan memberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Rambut pada daerah ubun-ubun dicukur sampai bersih 30 menit
sebelum tindakan daerah ubun dikompres dengan kasa Pasien
dibedong, lalu dibawa ke kamar tindakan
2. Dokter dan perawat cuci tangan, kemudian dokter memakai sarung
tangan
3. Pasien dibaringkan terlentang dengan posisi kepala dihadapkan ke
kedepan dokter
4. Pasang kain pengalas di bawah kepala pasien
5. Bengkok didekatkan pada pasien
6. Perawat berada dikiri kanan pasien sambil memgang kepala dan
badan, agar tidak dapat bergerak
7. Kemudian kompres di ubun-ubun diangkat oleh perawat
8. Pasang duk bolong pada daerah ubun-ubun, kedua jari dan telunjuk
perawat memegang duk tsb, agar tidak lepas dan tidak menutupi
hidung pasien
9. Dokter melakukan desinfektan pada permukaan kulit yang akan
ditusuk
10. Pada sub dural tap, dipergunakan 2 jarum fungsi untuk masingmasing penusukkan ubun-ubun sebelah kiri dan kanan
11. Selanjutnya dokter menusukkan jarum fungsi pada ubun-ubun kiri
dan kanan secara bergantian
12. Cairan yang keluar pada tiap penusukkan ditampung pada tabung
yang berisi cairan none dan pandy. Selebihnya ditampung dalam
botol steril, kemudian diberi etiket yang lengkap dan jelas : nama
pasien, tanggal pengambilan, ruang rawat, cairan dari ubun kiri dan
kanan, lalu segera dikirm ke laboratorium
13. Setelah cairan dianggap cukup, dokter mencabut jarum
14. Bekas tusukan segera ditekan dengan kapas yodium agak lama agar
tidak terjadi pembengkakkan
15. Kemudian tutup dengan kassa steril diberi plester lebar dari pelipis
kiri ke pelipis kanan sebanyak 3 lapis atau lebih
16. Buang sampah pada tempatnya; medis, non medis dan benda tajam
17. Pasien dirapikan
18. Keluarga pasien diberi tindakan sudah selesai dilakukan
19. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula
20. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
Inst. Anak, Inst. Kebidanan, IRNA Utama, Farmasi, Fasilitas Medis

83

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


SUPRA PUBIKUM PUNGSI ( SPP )
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8772/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Mempersiapkan pasien untuk tindakan pengambilan urine melalui


pungsi kandung kemih

TUJUAN

1. Untuk mendapatkan urine murni sebagai bahan biakan


2. Sebagai acuan dan langkah-langkah dalam melakukan tindakan

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN ALAT :
1.
2.
3.
4.

2 gelas air minum


Spuit steril 10 cc lengkap dengan jarumnya
Kapas alkohol
Botol steril

PERSIAPAN PASIEN :
Sebelum tindakan pasein dianjurkan untuk minum air putih sebanyak 2
gelas. Bila ada terasa untuk berkemih untuk menahan dulu
PELAKSANAAN :
1. Satu jam setelah minum, pasien ditanya apakah kandung
kemihnya terasa penuh
2. Bila sudah terasa penuh, lapor ke dokter
3. Keluarga diberi tahu tindakan yang akan dilakukan

84

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN


SUPRA PUBIKUM PUNGSI ( SPP )
RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8772/2012

2/2

4.
5.
6.
7.
8.

Anak dibaringkan telentang


Pakaian bawahnya dibuka
Dokter melaksanakan pungsi
Setelah pasien dirapihkan, alat dibereskan
Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

Instalasi Anak, Inst. Kebidanan, IRNA Utama,


Farmasi

Fasilitas Medis,

85

PENGAMBILAN
DARAH ASTRUP
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8773/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Pengambilan darah astrup ( arteri ) untuk menegakkan diagnosa medis

TUJUAN

Sebagai acuan dan langkah-langkah dalam pengambilan darah astrup

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN ALAT :
Baki berisi :
1. Spuit 2 cc berisi heparin 0,1 cc
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3. Kain pengalas
4. Gabus kecil
5. Bengkok
6. Plester
7. Gunting Verband
PELAKSANAAN :
1. Beri salam teraupetik dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Perawat cuci tangan
3. Pasang kain pengalas pada daerah yang akan ditusuk
4. Arteri diraba, bila sudah jelas, didesinfeksi dengan kapas alkohol
tunggu kering

86

PENGAMBILAN
DARAH ASTRUP
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8773/2012

2/2

PROSEDUR

PELAKSANAAN (LANJUTAN):
5. Udara dikeluarkan dari spuit, jarum ditusukkan posisi tengah
lurus sampai menembus arteri. Bila penghisap terdorong ke atas
oleh tekanan dari darah arteri, penghisap tidak boleh ditarik.
6. Setelah jumlah darah cukup, jarum dicabut dan bekas tusukan
ditekan dengan kapas alkohol selama 5 menit kemudian
diplester
7. Udara dalam spuit dikeluarkan, ujung jarum ditutup dengan
gabus
8. Spuit yang berisi darah diberi etiket lengkap bersama formulir
lengkap dikirim ke laboratorium
9. Beritahu tindakan telah selesai
10. Pasien dirapikan
11. Alat-alat dirapikan
12. Buang sampah pada tempatnya; medis, non medis dan benda
tajam
13. Perawat cuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

UNIT TERKAIT

Instalasi Anak, Inst. Kebidanan, IRD, IRNA Utama, ICU/ICCU,


Laboratorium, Farmasi

87

PEMASANGAN
INFUSE WING NEEDLE
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8774/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Memberikan cairan vena dengan memakai wing needle

TUJUAN

Sebagai acuan langkah-langkah dalam memberikan cairan vena dengan


wing needle

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN ALAT :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Standar Infus
Cairan yang diperlukan (dextrose)
Infus set, jarum bersayap
Kapas dan alkohol 70%
Kassa steril, plester
Gunting
Pengalas infus
Bengkok

PELAKSANAAN :
1. Keluarga diberi tahu tindakan yang akan dilakukan
2. Perawat cuci tangan
3. Siapkan area yang akan dipasang

88

PEMASANGAN
INFUSE WING NEEDLE
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8774/2012

2/2

PROSEDUR
PELAKSANAAN (LANJUTAN):
4. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan
5. Menusukkan infus set ke dalam botol infus
6. Keluarkan udara dari selang infus
7. Menentukan vena yang akan ditusuk
8. Pasang pengalas
9. Pasang handscoon
10. Desinfeksi area yang akan ditusuk
11. Meminta bantuan 1 orang perawat untuk melakukan fiksasi
12. Menusuk jarum pada vena yang telah ditentukan
13. Menutup bagian yang telah ditusuk dengan kassa steril
14. Menghitung jumlah tetesan sesuai kebutuhan
15. Memperhatikan reaksi pasien
16. Buang sampah pada tempatnya; medis, non medis dan benda
tajam
17. Beri tanggal pemasangan dan paraf pada selang infus
18. Beritahu keluarga tindakan telah selesai dilakukan
19. Alat-alat dibereskan
20. Perawat cuci tangan
21. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

UNIT
TERKAIT

Instalasi Anak, Inst. Kebidanan, IRD, IRNA Utama, Farmasi

89

PEMBERIAN
SUNTIKAN ATS
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8775/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Mempersiapkan pasien untuk pemberian suntikkan vaksin yang


digunakan untuk mengobati pasien yang terkena tetanus, baik pada
anak atau bayi

TUJUAN

Untuk menetralisir toxin (racun) yang dikeluarkan oleh bakteri


clostridium tetani

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN :
Terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui ATS (+) atau (-)
PELAKSANAAN:
1.
2.
3.
4.

Beritahu keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan


Cuci tangan
Pakai sarung tangan
Lakukan tindakan:

90

PEMBERIAN
SUNTIKAN ATS
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8775/2012

2/2

BILA ATS (-) :


PROSEDUR
5. ATS 20.000 unit --------------- 2 hari berturut-turut
6. Hari ke-1 : ATS 20.000 unit diencerkan 20 kali dengan NaCl
0,9% diberi per drip
7. Hari ke-2 : ATS 20.000 unit ----- Intra Muskular ( I,M )
BILA ATS (+) atau ADS (+) :
Diberikan secara BESREDKA :
Hari ke-1 :
- 0,1 cc serum diencerkan dengan NaCl 0,9% 0,9 cc (dijadikan
1 cc), suntikkan secara Sub Cutan ( SC ) . Tunggu 30 menit,
bila tidak ada reaksi, lanjutkan
-

0,5 cc serum diencerkan dengan NaCl 0,9% 1,5 cc (dijadikan


2 cc), suntikkan Sub Cutan ( SC ) 0,1 cc. Tunggu 30 menit,
bila tidak ada reaksi, lanjutkan
Ambil 0,5 cc dari 1,9 cc inj SC, tunggu 15 menit, bila tidak
ada reaksi, lanjutkan
Ambil 0,5 cc serum dari yang asli tanpa campuran, Inj SC.
Bila reaksi negatif langsung Inj Intra Vena.

8. Evaluasi respon pasien


9. Beritahu tindakan telah selesai dilakukan
10. Buang sampah pada tempatnya; medis, non medis dan benda
tajam
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan

UNIT TERKAIT

Instalasi Anak, Inst. Kebidanan, IRD, IRNA Utama, Farmasi

91

PERAWATAN PASCA TRAKEOSTOMI


No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8776/2012

1/2

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Memberikan perawatan pada lubang buatan pada dinding anterior depan


1.
2.

Membersihkan sekret pada lubang buatan anterior trachea


Mencagah infeksi.
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

Dilakukan pada :
1. Pasien dengan lubang buatan dinding anterior trakhea
Persiapan :
Persiapan alat :
1. Oksigen
2. Suction cath
3. Trakeostomi dressing set
a. Kassa
b. Pinset cirurgis 2 buah
c. Kom kecil 2 buah
d. Nacl 0,9% atau bethadine
e. Handscoon
f. Gunting
g. Twillape (tali)
h. Sikat kecil
i. Coten tip applicators
Persiapan pasien
1. Jelaskan prosedure dan sensasi yang akan dialami klien
2. Atur posisi klien senyaman mungkin
3. Buang dressing yang kotor
4. Bersihkan daerah trach site dengan Nacl 0,9%
5. Ganti dressing baru dengan kassa betadine, diusahan tetap kering
untuk mencegah infeksi

92

PERAWATAN PASCA TRAKEOSTOMI

RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8776/2012

2/2

Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan.
2. Iner tube (kanul dalam) minimal 1x sehari untuk melihat adanya
kerak dan bersihkan dengan sabun cair dan air hangat yang
mengalir (bila perlu gunakan sikat kecil) bila sekret kental dan
timbul kerak bersihkan dengan natrium bikarbonat kemudian bilas
dengan air hangat yang mengalir.
3. Gunakan suction catheter dengan ukuran separuh lebih kecil dari
separuh ukuran lubang tube.
4. Masukkan kembali iner tube (kanul dalam).
5. Kaji klien dan kemanan tube.
6. Setelah selesai pasien dirapikan kembali.
7. Peralatan dibersihkan dan dikemabalikan ditempat semula
8. Perawat cuci tangan kembali.

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

93

PERAWATAN PASIEN PRA KEMOTERAPI


DAN PASKA KEMOTERAPI
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8777/2012

2/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

Mempersiapkan pasien yang akan di kemoterapi dan yang selesai


kemoterapi

TUJUAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

PROSEDUR

I. Perawatan Penderita Sebelum Kemoterapi


A. Evaluasi fisik
1. Riwayat adanya alergi
2. Pemeriksaan sistem
- Fungsi hematopoetik : hasil laboratorium
- Fungsi neurologi : peripenal neuropati, gangguan eliminasi
- Keadaan rongga mulut dan kulit : mukositis di mulut,
nasofaring, oesophagus, rectum, anus dan stoma
- Fungsi kardiovaskuler : AKG, Echo, pemeriksaan enzim,
elektrolit
- Fungsi perkemihan : hasil pemeriksaan BUN, CCT, kreatinin,
asam urat, elektrolit, urine, sistitis dan elektrolit.
- Fungsi saluran cerna : hasil pemeriksaan protein total,
albumin, anoreksia, mual, muntah, hepatotoksik
- Berat badan dan tinggi badan
- Jadwal pemberian obat kemoterapi

94

PERAWATAN PASIEN PRA KEMOTERAPI


DAN PASKA KEMOTERAPI

RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8777/2012

Halaman
2/3

B. Evaluasi psikososial
1. Pengetahuan tentang penyakitnya (kanker) dan pengobatannya
(kemoterapi) rasa cemas dan takut
2. Pengalamn pertama kemoterapi
3. Support sistem dari orang-orang terdekat
4. Informed consent
5. Batasi pengunjung
6. Pertahankan personal hygiene
C. Pendidikan klien dan keluarga, pengertian, kesediaan dukungan
moral dan dana
D. Hindari makan dan minum 1-2 jam sebelum dan sesudah
kemoterapi
E. Pemeriksaan vital sign
F. Pemberian cairan infuse dan premedikasi kemoterapi jam
sebelum dilakukan kemoterapi.
II. Perawatan Penderita Setelah Kemoterapi
A. Mual dan Muntah
1. Hindari makan 12 jam post kemoterapi
2. Makan dalam porsi kecil dan sering (5-6x/hari)
3. Makan lambat-lambat
4. Hindari makanan yang manis, berlemak, asin, berbau tajam
5. Minuman yang cukup agar tubuh tidak kurang cairan lebih
kurang 2500-3000 cc/hari.
6. Hindari makanan yang terlalu panas/dingin saat dimakan
7. Pemeberian obat anti emetik
B. Stomatitis
1. Pilih makanan lunak/lembek yang tidak terlalu merangsang
mulut misalnya milk shake
2. Menggosok gigi setiap habis makan menggunakan sikat gigi
berbulu lembut
3. Hindari penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol
4. Lakukan oral hygiene dengan normal salin, air matang,
betadine gangle
5. Beri mycostatin untuk 1x hari setelah makan dan sebelum
tidur
C. Diare
1. Minumair lebih kurang 2500-3000cc/hari dan makan lunak
seperti : pisang, bubur dan roti
2. Makan dengan diet rendah serat tinggi kalori dan protein

95

PERAWATAN PASIEN PRA KEMOTERAPI


DAN PASKA KEMOTERAPI

RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8777/2012

Halaman
3/3

D. Konstipasi
1. Makan makanan yang mangandung tinggi serat seperti sayur
dan buah-buahan.
2. Minum lebih kurang 2500-3000 cc/hari
PROSEDUR

E. Alopecia
1. Pilih model rambut pendek supaya kerontokan tidak terlalu
menyolok.
2. Gunakan scarf, topi, selendang, sorban, rambut palsu untuk
menutupi kerontokan rambut.
3. Lindungi kepala dari sinar matahari
4. Rawat kulit kepala dan rambut dengan lembut dan hati-hati
hindari pewarna rambut, hair spray, dan cat rambut
5. Gunakan shampoo yang berprotein dan kondisioner
6. Jangan terlalu sering mencuci rambut
7. Hindari pengeriting rambut
8. Gunakan sisir yang renggang
F. Resiko terjadi infeksi
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Monitor keadaan lekosit
3. Gunakan teknik aseptik antiseptik dalam malakukan tindakan
4. Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan
5. Jaga kebersihan lingkungan

UNIT TERKAIT

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

96

PERAWATAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE)


No Dokumentasi :
RSMH Palembang

YM.01.11/II.3.3/8778/2012

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

No Revisi

Halaman

1/1
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

Memantau, menjaga, mempertahankan selang WSD/chest tube agar tetap


berfungsi dengan baik.

TUJUAN

1. Menjaga selang tetap terpasang pada posisinya


2. Memantau agar fungsi selang WSD tetap baik ntuk mengeluarkan
cairan
3. Mencegah infeksi disekitar jaringan kulit yang dipasang selang WSD

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
Dilakukan pada : Pasien yang terpasang selang WSD
Persiapan
Persiapan alat :
1. Kassa steril
2. Bethadine
3. Pinset
4. Plester
5. Sarung tangan
6. Alas perlak
Persiapan pasien : pasien diberikan penjelasan mengenai hal-hal yang
akan dilakukan
Pelaksanaan
1. Perawat cucitangan, kemudian memakai sarung tangan
2. Pantau seleang WSD jangan sampai ada flag yang menempel pada
selang yang dapat menghambat kelancaran cairan yang keluar
3. Observasi warna, kekeruhan, jumlah serta jenis cairan yang keluar
dari selang WSD
4. Buka kassa penutup/verband pada ujung selang WSD
5. Bersihkan kulit disekitar area yang terpasang selang WSD dengan
betahdine
6. Tutup ujung selang tube dengan kassa steril kemudian plester.
7. Perawat cuci tangan
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

97

FLEET ENEMA

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8779/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

Fleet Enema adalah obat yang digunakan sebagai pencahar, dengan tujuan
membersihkan colon baik untuk pengobatan maupun persiapan untuk
tindakan operasi.

TUJUAN

Meringankan gangguan konstipasi yang datang sewaktu waktu atau


sebagai pencahar sebelum pemeriksaan rektal.

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
1. Alat
Troli berisi :
a. Bengkok.
b. Sarung tangan.
c. Kassa.
d. Perlak.
e. Urinal.
f. Pispot.
g. Air untuk membersihkan BAB.
2.
Pasien : Penjelasan tentang tindakan.
3.
Lingkungan : Skerem (bila pasien tidak sendirian).

98

FLEET ENEMA

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8779/2012

2/2

RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Cara Kerja :
1. Siapkan alat alat.
2. Cuci tangan.
3. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Siapkan pasien pada posisi SIMS/miring ke kiri atau posisi genu
pectoral/posisi bersujud.
5. Memasang handscoen.
6. Memasukkan fleet enema 1 (satu) tube dengan cara menyemprotkan
ke dalam anus pasien sampai habis.
7. Proses memasukkan fleet enema akan lebih mudah bila pasien
dalam keadaan mengejan seperti pada waktu BAB agar otot di
sekitar anus relaksasi.
8. Jangan memaksakan memasukkan ujung enema ke dalam rektum
karena dapat melukainya.
9. Biarkan pasien dalam posisi tersebut 2 5 menit.
10. Bila sudah selesai alat alat dan pasien dibereskan.
11. Cuci tangan.
12. Dokumentasi hasil tindakan dan respon pasien.
Perhatian :
1.
Jangan digunakan pada anak anak usia < 12 tahun.
2.
Jangan digunakan apabila dehidrasi atau selama lebih dari 3 hari
tanpa konsultasi dokter.
3.
Kadar Ca, Fosfat, K dan Na harus dimonitor dengan teliti.
4.
Keseimbangan elektrolit tubuh yang terganggu harus segera
dikoreksi dengan penggantian cairan yang tepat.
5.
Menggunakan enema lebih dari satu botol dalam waktu 24 jam
dapat berbahaya.
6.
Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan produk ini
apabila pasien :
a. Sedang diet rendah natrium.
b. Menderita gangguan ginjal.
c. Sedang hamil atau menyusui bayi.
7.
Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat
pencahar
apabila pasien :
a.
Mengalami mual, muntah atau nyeri abdominal.
b.
Mengalami perubahan kebiasaan buang air besar secara tiba
tiba dan berlangsung lebih dari dua minggu.
c.
Sudah menggunakan pencahar lebih dari satu minggu.
8.
Hentikan penggunaan produk ini dan konsultasikan dengan
dokter apabila pasien :
a.
Mengalami perdarahan rektal.
b.
Tidak mengalami pergerakan dalam usus setelah pemberian
enema.
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Farmasi

99

PENATALAKSANAAN PEMBERIAN NEBULIZER

RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8780/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

NIP 19540425 198211 1 001


Memberikan Nebulizer adalah memberikan campuran zat aerosol dalam
partikel udara dengan tekanan udara.
Untuk memberikan obat melalui nafas spontan klien, terutama pada klien
sesak nafas..
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN :

PROSEDUR

A. Persiapan alat
1. Oksigen set
2. Nebulizer set
3. Cairan normal saline dan obat yang akan dipakai (vasodilator)
4. Spuit 5 atau 10 cc.
5. Mouth piece / sungkup
6. Bengkok
B. Persiapan klien
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
3. Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering dalam posisi
semifowler, jaga privasi.

100

PENATALAKSANAAN PEMBERIAN NEBULIZER


No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8780/2012

2/2

RSMH Palembang

PELAKSANAAN :
PROSEDUR
1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pengobatan khususnya pada
klien yang menggunakan bronkodilator.
2. Petugas mencuci tangan dengan benar
3. Nebulizer diisi obat (sesuai program pengobatan) dan cairan normal
salin 4-6cc.
4. Hidupkan nebulizer kemudian hubungkan nebulizer dan selangnya
ke flow meter oksigen dan set aliran pada 4-5 liter/menit, atau ke
kompresor udara.
5. Instruksikan klien untuk buang nafas.
6. Minta klien untuk mengambil nafas dalam melalui mouth
piece/sungkup, tahan nafas beberapa saat kemudian buang nafas
melalui hidung.
7. Observasi pengembangan paru / dada klien.
8. Minta klien untuk bernafas perlahan-lahan dan dalam setelah seluruh
obat diuapkan.
9. Selesai tindakan, anjurkan klien untuk batuk setelah tarik nafas
dalam beberapa kali (teknik batuk efektif).
10. Pasien dan alat - alat dirapikan.
11. Petugas mencuci tangan.
EVALUASI :
Mengkaji pola nafas klien.
DOKUMENTASI :
Catat respon klien dan tindakan yang telah dilakukan pada dokumentasi
asuhan keperawatan .

UNIT TERKAIT

Farmasi, Sarana, Fasilitas Medis, Seluruh Instalasi Rawat Inap, dan IRD

101

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN BSS


(GULA DARAH SEWAKTU)
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8781/2012

1/2

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN
Pemeriksaan BSS (Blood Sugar Several) adalah pengukuran kandungan
gula darah dalam darah yang dilakukan sewaktu-waktu
1.
TUJUAN
2.
3.
4.
5.
KEBIJAKAN

Untuk mengetahui gula darah pada klien dengan tanda-tanda


hypoglikemi, seperti keluar keringat dingin, gemetar, dll
Untuk klien dengan penurunan kesadaran
Untuk klien dengan tanda-tanda syok
Untuk menegakkan diagnosa
Untuk mengontrol gula darah pada klien diabetes
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

PERSIAPAN :
PROSEDUR

A. Persiapan alat
1. Glukometer (alat pengecek BSS)
2. Jarum penusuk (lanset) sekali pakai dan steril
3. Kapas Alkohol
4. Test Trip yang tidak kadaluarsa
5. Handschoon

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN BSS


102

(GULA DARAH SEWAKTU)


No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8781/2012

2/2

RSMH Palembang

B. Persiapan klien
PROSEDUR

1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut


2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
2. Letakkan alat-alat kedekat klien
3. Gunakan handschoon
4. Posisikan ujung jari yang akan ditusuk, sebaiknya menggunakan jari
yang berbeda-beda agar tidak menimbulkan pengerasan kulit.
Jempol dan kelingking sebaiknya tidak digunakan untuk
pengambilan sample (gunakan jari tengah, jari manis atau telunjuk).
5. Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol untuk
menghindari infeksi dengan sekali usap.
6. Tusukkan jarum keujung jari, lap darah pertama yang keluar dengan
kapas dan biarkan bulatan kecil darah terbentuk diujung jari. Tekan
pelan jari untuk membantu mengeluarkan darah tetapi jangan terlalu
kuat agar sample tidak bercampur dengan cairan otot sehingga
mengacaukan hasil pengukuran.
7. Bila darah tidak cukup keluar, tusuk jarum dijari yang kedua
8. Masukkan test trip ke alat pengukur (glukometer).
9. Tempelkan ujung test trip ke bulatan darah sampai terbasahi merata.
Jangan meneteskan darah ke test trip dan jangan terlalu keras
menempelkan test trip. Bila sample darah sudah memadai maka alat
akan mulai mengukur (waktu pengukuran terlihat di display dalam
hitungan mundur)
10. Tempelkan kapas alkohol ke ujung jari yang ditusuk untuk
menghentikan perdarahan
11. Lihat hasil pengukuran di glukometer.
12. Rapikan alat-alat
13. Cuci tangan kembali dilakukan dengan benar
EVALUASI :
Bila angka hasil pengukuran sangat tinggi atau rendah perlu mengulangi
pengukuran untuk memastikan hasil pengukuran.
DOKUMENTASI :
Catat respon klien, tindakan dan hasilnya yang telah dilakukan di
asuhan keperawatan

UNIT TERKAIT

Seluruh Instalasi Rawat Inap Kecuali Anak - Anak, Fasilitas Medis,


Sarana, Farmasi.

103

PENATALAKSANAAN LATIHAN RENTANG GERAK /


ROM (RANGE OF MOTION)
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8782/2012

1/5

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

NIP 19540425 198211 1 001


Latihan rentang gerak (ROM) merupakan latihan gerak isotonik (terjadi
kontraksi dan pergerakan otot) yang dilakukan klien dengan
menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai dengan rentang
geraknya yang normal.
1. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot.
2. Mempertahankan fungsi kardiorespiratori.
3. Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian.
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
JENIS LATIHAN RENTANG GERAK (ROM) :

PROSEDUR

1. Latihan rentang gerak aktif (ROM aktif)


Perawat atau petugas rehabilitasi medis memberikan bimbingan dan
instruksi atau motivasi kepada klien untuk menggerakkan persendianpersendian tubuh sesuai dengan rentang geraknya masing-masing
2. Latihan rentang gerak pasif (ROM pasif)
Perawat atau petugas rehabilitasi medis yang menggerakkan
persendian
klien
sesuai
dengan
rentang
geraknya.

104

PENATALAKSANAAN LATIHAN RENTANG GERAK /


ROM (RANGE OF MOTION)
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8782/2012

2/5

RSMH Palembang

PERSIAPAN :
PROSEDUR

A. Persiapan alat
1. Stopwatch bila perlu
2. Handuk / tissue
3. Sampiran bila perlu
B. Persiapan klien
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
3. Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan perawat atau
petugas rehabilitasi medis (posisi awal sebelum dan sesudah
gerakan)
4. Buka bagian tubuh yang akan digerakkan.
5. Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada masing
masing sisi tubuh
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
2. Letakkan alat ke dekat klien
3. Memasang sampiran bila perlu
4. Pilih jenis ROM yang akan dilakukan. Jika ROM aktif, klien
melakukannya secara mandiri. Jika ROM pasif, klien dibantu oleh
perawat atau petugas rehabilitasi medis.
5. Mulai dilakukan ROM dan instruksikan klien untuk melakukan apa
yang diinstruksikan atau bantu klien untuk melakukannya
6. Gerakan Bahu :
Mulai masing-masing gerakan dari lengan di sisi klien.
Pegang lengan di bawah siku dengan tangan kiri perawat dan pegang
pergelangan tangan klien dengan tangan kanan perawat.
a. Fleksi dan ekstensi bahu
Gerakkan lengan ke atas menuju kepala tempat tidur,kemudian
kembalikan ke posisi sebelumnya.
b. Abduksi bahu.
Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala klien
sampai tangan di atas kepala.
c. Adduksi bahu.
Gerakkan lengan klien ke atas tubuhnya sampai tangan yang
bersangkutan menyentuh tangan pada sisi di sebelahnya.
d. Rotasikan
bahu
internal
dan
eksternal.
Letakkan lengan di samping tubuh klien sejajar dengan bahu.
Siku membentuk sudut 90 dengan kasur. Gerakkan lengan ke
bawah hingga telapak tangan menyentuh kasur, kemudian
gerakkan ke atas hingga punggung tangan menyentuh tempat
tidur.

105

PENATALAKSANAAN LATIHAN RENTANG GERAK /


ROM (RANGE OF MOTION)
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8782/2012

3/5

RSMH Palembang

PROSEDUR

7. Gerakan Siku :
a. Fleksi dan ekstensi siku
Bengkokkan siku hingga jari-jari tangan-menyentuh dagu, lalu
luruskan kembali ke tempat semula
b. Pronasi dan supinasi siku
Genggam tangan klien seperti orang yang sedang berjabat tangan.
Kemudian putar telapak tangan klien ke bawah dan ke atas,
pastikan terjadi pergerakan siku, bukan bahu.
8. Gerakan Pergelangan Tangan dan Telapak Tangan :
a. Fleksi pergelangan tangan
Genggam telapak dengan satu tangan, tangan yang lainnya
menyangga lengan bawah.Kemudian bengkokkan pergelangan
tangan ke depan.
b. Ekstensi pergelangan tangan
Dari posisi fleksi, tegakkan kembali pergelangan tangan ke posisi
semula.
c. Fleksi radial / radial devition (abduksi)
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari.
d. Fleksi ulnar/ulnar deviation (adduksi).
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral ke arah jari
kelima.
9. Gerakan Jari-Jari Tangan
a. Fleksi.
Bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari ke arah telapak tangan
(tangan menggenggam).
b. Ekstensi.
Dari posisi fleksi, kembalikan ke posisi semula (buka genggama
tangan).
c. Hiperekstensi.
Bengkokkan jari-jari t-angan ke belakang sejauh mungkin.
d. Abduksi.
Buka dan pisahkan jari-jari tangan.
e. Adduksi.
Dari posisi abduksi, kembalikan ke posisi semula.
f. Oposisi
Sentuhkan masing-masing jari tangan dengan ibu jari.
10. Gerakan Pinggul dan Lutut
Untuk melakukan gerakan ini, letakkan satu tangan di bawah lutut
klien dan tangan yang lainnya di bawah mata kaki klien.
a. FIeksi
dan
ekstensi
lutut
dan
pinggul.
Angkat kaki dan bengkokkan lutut. Gerakkan lutut ke atas
menuju dada sejauh mungkin. KembaIikan lutut ke bawah,
tegakkan lutut, rendahkan kaki sampai pada kasur.
b. Abduksi
dan
adduksi
kaki.
Gerakkan kaki ke samping menjauhi klien. Kemudian
kembalikan melintas di atas kaki yang lainnya.
c. Rotasi pinggul internal dan eksternal.
Putar kaki ke dalam, kemudian keluar.

106

PENATALAKSANAAN LATIHAN RENTANG GERAK /


ROM (RANGE OF MOTION)
No Dokumentasi :
RSMH Palembang

No Revisi

Halaman

4/5
1
11. Gerakan Telapak Kaki dan Pergelangan Kaki
a. Dorsofleksi telapak kaki.
Letakkan satu tangan di bawah tumit. Lalu tekan kaki klien
dengan lengan Perawat untuk menggerakkannya ke arah kaki.
b. Fleksi plantar telapak kaki.
Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainnya
berada pada tumit.Kemudian dorong telapak kaki menjauh dari
kaki.
c. Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki
Letakkan satu tangan pada punggung kaki klien, letakkan tangan
yang lainnya pada pergelangan kaki. Kemudian bengkokkan jarijari ke bawah. Kembalikan lagi pada posisi semula.
d. Inversi dan eversi telapak kaki
Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnya di
atas punggung kaki.Kemudian putar teIapak kaki ke dalam,
kemudian ke luar.
12. Gerakan leher
Ambil bantal di bawah kepala klien.
a. Fleksi dan ekstensi leher.
Letakkan satu tangan di bawah kepala klien, dan tangan yang
lainnya di atas dagu klien. Gerakkan kepala kedepan sampai
menyentuh dada, kemudian kembalikan ke posisi sernula tanpa
disangga oleh bantal.
b. Fleksi lateral leher
Letakkan kedua tangan pada pipi klien.Kemudian gerakkan
kepala kiien ke arah kanan dan kiri.
13. Gerakan hiperekstensi
Bantu klien untuk berubah pada posisi pronasi di sisi tempat tidur
dekat dengan perawat.
a. Hiperekstensi leher
Letakkan satu tangan di atas dahi, tangan yang lainnya pada
kepala bagian belakang. Gerakkan kepala kebelakang
b. Hiperekstensi bahu
Letakkan satu tangan di atas lainnya di bawah siku klien. Tarik
lengan atas keatas dan kebelakang.
c. Hiperekstensi pinggul.
Letakkan satu tangan di atas pinggul. Tangan yang lainnya
menyangga kaki bagian bawah. Gerakkan kaki ke belakang dari
persendian pinggul
14. Kembalikan pada posisi awal setelah masing-masing gerakan.
Ulangi masing-masing gerakari 3 kali.
15. Rapikan klien, tempat tidur, alat-alat dan ruangan
16. Cuci tangan kembali dilakukan dengan benar.
YM.01.11/II.3.3/8782/2012

PROSEDUR

107

PENATALAKSANAAN LATIHAN RENTANG GERAK /


ROM (RANGE OF MOTION)
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8782/2012

4/5

RSMH Palembang

PROSEDUR

EVALUASI :
1. Selama latihan pergerakan, kaji kemampuan untuk mentoleransi
gerakan; rentang gerak (ROM) dari masing-masing perserudian yang
bersangkutan.
2. Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan ketahanan tubuh
klien terhadap latihan.
DOKUMENTASI :
1. Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak diharapkan atau
perubahan pada pergerakan klien, misalnya adanya kekakuan dan
kontraktur.
2. Catat respon klien dan tindakan yang dilakukan pada dokumentasi
asuhan keperawatan

UNIT TERKAIT

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Fasilitas Medis, dan Sarana

108

PENATALAKSANAAN MEMBANTU MOBILISASI KLIEN


SECARA BERTAHAP
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8783/2012

1/3

Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

NIP 19540425 198211 1 001


Membantu klien yang mengalami pembatasan gerak atau keterbatasan fisik
dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan
berjalan.
1. Mempertahankan fungsi tubuh
2. Memperlancar peredaran darah sehingga dapat mencegah terjadinya
luka akibat penekanan
3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4. Mempertahankan tonus otot
5. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin
6. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga klien dapat kembali
normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
7. Mencegah drop foot
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
Mobilisasi secara bertahap terdiri dari :
1. Mobilisasi ditempat tidur
- Posisi telentang
- Posisi berbaring ke sisi yang lemah
- Posisi berbaring ke sisi yang sehat
- Duduk
2. Berjalan

PENATALAKSANAAN MEMBANTU MOBILISASI KLIEN


109

SECARA BERTAHAP
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8783/2012

2/3

RSMH Palembang

PERSIAPAN :
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Persiapan alat
Bantal
Tongkat atau kruk bila perlu
Persiapan klien
Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien

PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
2. Dekatkan alat-alat yang diperlukan
3. Membantu mobilisasi untuk posisi bebaring telentang :
a. Posisikan kepala, leher dan punggung klien lurus
b. Letakkan bantal dibawah bahu dan lengan yang lemah secara
hati-hati, sehingga bahu terangkat keatas dengan lengan agak
ditinggikan
c. Letakkan juga bantal dibawah pangkal paha yang lemah dengan
posisi kaki agak memutar kearah dalam dan lutut agak sedikit
ditekuk
4. Membantu mobilisasi untuk posisi berbaring ke sisi yang lemah
a. Lengan yang lemah menghadap ke depan, pastikan bahwa bahu
klien tidak memutar secara berlebihan
b. Kaki yang lemah agak ditekuk, kai yang sehat menyilang diatas
kaki yang lemah dengan diganjal bantal.
5. Membantu mobilisasi untuk posisi berbaring ke sisi yang sehat
a. Bahu yang lemah harus menghadap kedepan, lengan yang lemah
posisinya memeluk bantal dengan siku diluruskan
b. Kaki yang lemah dposisikan didepan, bagian bawah paha dan
tungkai diganjal bantal, dan lutut agak ditekuk
6. Membantu mobilisasi untuk posisi duduk
a. Tempatkan klien pada posisi terlentang
b. Tinggikan bagian kepala tempat tidur atau susun bantal sebagai
penyangga tubuh klien
c. Perawat menghadap ketempat tidur
d. Tempatkan kaki meregang dengan satu kaki lebih dekat ketempat
tidur dibanding kaki yang lain
e. Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien di bawah bahu,
yang menyokong kepala dan tulang belakang
f. Tempatkan tangan yang lain di permukaan tempat tidur
g. Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan
perawat dari kaki depan ke kaki belakang

PENATALAKSANAAN MEMBANTU MOBILISASI KLIEN


SECARA BERTAHAP
110

No Dokumentasi :
RSMH Palembang

No Revisi

Halaman

3/3
1
h. Dorong dengan arah berlawanan tempat tidur dengan
menggunakan lengan yang ditempatkan di tempat tidur
i. Turunkan kepala klien di tempat tidur atau pada bantal
penyanggah
7. Membantu mobilisasi untuk posisi berjalan
a. Posisikan klien pada posisi duduk terlebih dahulu
b. Minta klien untuk meletakkan tangan disamping badan atau
memegang telapak tangan perawat.
c. Berdiri disamping klien dan pegang telapak dan lengan tangan
pada bahu klien.
d. Bantu klien untuk berjalan, gunakan tongkat atau kruk jika
diperlukan
8. Rapikan klien setiap setelah melakukan prosedur mobilisasi klien
9. Cuci tangan kembali dilakukan dengan benar
YM.01.11/II.3.3/8783/2012

PROSEDUR

EVALUASI :
1. Observasi respon klien pada saat berganti posisi, terutama saat
berdiri dari tempat tidur (frekuensi nadi dan tanda hipotensi
ortostatik)
2. Mengkaji kenyamanan klien

DOKUMENTASI :
1. Catat prosedur; termasuk posisi yang ditetapkan, kondisi kulit,
gerakan sendi, kemampuan klien membantu bergerak, dan
kenyamanan klien.
2. Catat tindakan dan respons klien dalam dokumentasi asuhan
keperawatan

UNIT TERKAIT

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Fasilitas Medis, dan Sarana

111

PENATALAKSANAAN PENGGANTIAN CAIRAN INFUS


RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8784/2012

1/2

Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

NIP 19540425 198211 1 001


Penggantian cairan infus adalah mengganti cairan infus klien yang
terpasang sekarang dengan yang baru sesuai program therapy guna
memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
1.
2.
3.
4.

Pemenuhan cairan tubuh


Kasus kehilangan banyak cairan tubuh
Pemberian nutrisi parenteral
Upaya profilaksasi pada klien yang tidak stabil
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

PERSIAPAN :

PROSEDUR

A. Persiapan alat
1. Cairan infus sesuai therapy
2. Jam tangan / arloji yang ada detiknya / sekon
3. Cairan infus, diperiksa dengan teliti jenis dan tanggal kadaluarsa
B. Persiapan klien
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
3. Lingkungan disiapkan untuk menjaga privasi klien

112

PENATALAKSANAAN PENGGANTIAN CAIRAN INFUS

RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8784/2012

2/2

PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
2. Alat alat didekatkan dengan pasien
3. Pastikan cairan infus yang akan diganti tersisa sedikit pada leher
botol
4. Aliran infus dihentikan dengan cara menurunkan pengatur tetesan
infus
5. Cairan yang baru, diambil lalu dibuka penutupnya
6. Infus set dicabut atau dilepas dari cairan infus yang lama
7. Infus set dihubungkan dengan cairan infus yang baru secara tepat
dan cepat tanpa menyentuh ujungnya
8. Cairan infus yang baru digantungkan di standar infus
9. Periksa ada tidaknya udara pada selang infus
10. Atur jumlah tetesan infus dengan cara:
a. Jam tangan / arloji diletakkan sejajar dengan reservoir tetesan
infus
b. Pengatur tetesan dibuka secara perlahan lahan
c. Tetesan infus dihitung selama 1 menit
d. Jumlah tetesan infus dipastikan sesuai dengan program
11. Tetesan / aliran infus dipastikan mengalir lancar
12. Label dipasang pada botol cairan (tanggal,jam, botol/kolf keberapa)
13. Perawat merapikan kembali klien
14. Cuci tangan dilakukan kembali dengan benar
EVALUASI :
Periksa kelancaran infus dan kecepatan tetesan secara berkala
DOKUMENTASI :
Catat respon klien dan tindakan yang telah dilakukan pada dokumentasi
asuhan keperawatan

UNIT TERKAIT

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Farmasi, Sarana dan Fasilitas Medis

113

PENATALAKSANAAN PEMBERIAN
TRANSFUSI DARAH
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8785/2012

1/3

Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari
seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).
1.
2.
3.
4.

Meningkatkan oksigenasi jaringan


Memperbaiki volume darah tubuh
Memperbaiki kekebalan
Memperbaiki masalah pembekuan (hemostatis)
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

PERSIAPAN :
A. Persiapan alat
1. Termometer
2. Sarung tangan / Handshcoon
3. Spuit 3cc 2 buah
4. Kapas alkohol
5. Cairan NaCl 0,9% (untuk sebelum dan sesudah pemberian
transfusi)
6. Bengkok
7. Formulir observasi transfusi
8. Formulir informed concern pemberian transfusi
9. Kantong darah

PENATALAKSANAAN PEMBERIAN
114

TRANSFUSI DARAH
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8785/2012

2/3

RSMH Palembang

PROSEDUR

B. Persiapan Obat
1. Obat Anti Allergenik (Dexamethasone 1 amp)
2. Obat Anti Histmin (Dipenhidramine 1 amp)
C. Persiapan klien
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
3. Ukur vital sign dan pastikan klien tidak dalam keadaan demam
4. Tentukan apakah klien pernah mendapatkan transfusi
sebelumnya dan catatan reaksi ,jika ada.
5. Minta klien untuk melaporkan gejala berikut: Menggigil, sakit
kepala, gatal dan kemerahan dengan segera.
6. Pastikan bahwa klien telah menandatangani format persetujuan /
informed concern.
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
2. Letakkan alat-alat ke dekat klien
3. Gunakan sarung tangan / handschoon.
4. Pastikan jalur IV menggunakan selang infus yang mempunyai filter
(transfusi set) untuk menghalangi bekuan fibrin dan partikel debris
lainnya
5. Dengan perawat yang lain, identifikasi kebenaran produk darah dan
klien :
a. Periksa kompatibilitas informasi pada kantong itu sendiri.
b. Untuk darah lengkap, periksa golongan ABO dan tipe RH pada
catatan klien.
c. Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter.
d. Periksa tanggal kadaluarsa pada kantong darah.
e. Periksa darah terhadap adanya bekuan / gumpalan darah.
f. Tanyakan nama klien dan periksa / cocokkan dengan nama yang
tertera pada tempat tidur.Memasukkan obat yang telah disiapkan
melalui intravena (premedikasi) untuk mengurangi reaksi alergi
6. Utamakan / isi jalur IV dengan 0,9 % normal saline, minimal
sebanyak 100cc
7. Ganti botol cairan infus dengan kantong darah yang telah disiapkan,
lalu digantung pada standar infus
8. Mulai transfusi dengan lambat melalui tetesan pertama pada filter
(transfusi set).
9. Atur kecepatan tetesan 2 ml/menit pada 15 menit pertama transfusi
dan dianjurkann untuk tetap bersama klien. Jika ditemukan adanya
reaksi, hentikan transfusi, ganti jalur IV dengan cairan NaCl 0,9%
secara lambat dan beritahu dokter dan bank darah.

PENATALAKSANAAN PEMBERIAN
TRANSFUSI DARAH
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

RSMH Palembang

115

YM.01.11/II.3.3/8785/2012

3/3

10. Monitor tanda-tanda vital :


PROSEDUR

a) Dapatkan tanda vital klien setiap 5 menit selama 15 menit


pertama transfusi
b) Observasi klien terhadap adanya kemerahan, ruam kulit, gatal,
dispnea, bintik-bintik merah di kulit.
13. Lepaskan dan buang sarung tangan.
14. Cuci tangan dengan benar
15. Jika tranfusi telah habis, bersihkan selang transfusi dengan cairan
NaCl 0,9% fisiologis sampai darah benar-benar bersih.
EVALUASI :
Lanjutkan mengobservasi terhadap reaksi samping / efek samping
transfusi.
DOKUMENTASI :
Catat pemberian darah dan produk darah pada dokumentasi asuhan
keperawatan.
PERHATIAN :
1. Darah dihangatkan terlebih dahulu. Hal ini bisa dilakukan dengan
menggunakan air hangat pada suhu 37oC 39 oC karena jika lebih
dari 40oC maka eritrosit akan rusak. Atau bisa juga dihangatkan pada
suhu kamar.
2. Laju transfusi tergantung pada status kardiopulmoner resipien. Jika
normal, maka dapat diberikan 10 15 ml/kg/BB dalam waktu 2 4
jam. Tetapi jika terdapat gagal jantung yang mengancam, maka tidak
boleh ditransfusikan melebihi 2 ml/kg/BB.
3. Karena darah adalah medium kultur yang ideal untuk bakteri,
sebaiknya transfusi satu unit darah tidak boleh melewati 5 jam
karena meningkatnya resiko proliferasi bakteri.

UNIT TERKAIT

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Ruang Operasi, Farmasi, Sarana,


Unit Pelayanan Darah, Laboratorium dan Fasilitas Medis

116

ASUHAN PERSALINAN NORMAL


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8786/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

Melakukan pertolongan persalinan pada ibu dengan posisi janin letak belakang
kepala
1. Agar persalinan berlangsung dengan lancar
2. Mencegah komplikasi akibat persalinan terhadap bayi dan ibu

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1. Persiapan alat :
Alat partus set dan set jahit
Alat resusitasi bayi
Obat-obat paket partus
Perlengkapan pencegahan infeksi
Perlengkapan pakaian ibu dan bayi
2. Persiapan klien:
memberikan dukungan emosional kepada klien dalam menghadapi proses
persalinan
3. Penatalaksanaan:

Penolong mencuci tangan sebelum menyentuh klien

Kenalkan diri penolong kepada klien

Memastikan ibu sudah dalam keadaan inpartu

Memastikan bunyi jantung janin 120-160 x/menit

Memastikan kontraksi teratur dan adekuat

Menyiapkan semua perlengkapan partus

117

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

RSMH Palembang
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8786/2012

2/2

Memberikan dukungan emosional


Menganjurkan ibu untuk mobilisasi, jika memungkinkan
Memberikan asupan cairan dan nutrisi
Menganjurkan ibu untuk berkemih paling sedikit setiap 2 jam
Menjaga lingkungan tetap bersih
Melakukan pemeriksaan CTG dan memastikan bayi dalam
keadaan baik

Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan periksa


dalam setiap 4 jam atau jika ada indikasi

Melakukan dokumentasi

Kamar bersalin

118

PEMERIKSAAN LEOPOLD
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8787/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui presentasi janin, dan kedudukan


janin dalam rahim
Sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan

TUJUAN
KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Pasien
Ibu diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan

PROSEDUR

Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pemeriksaan leopold
2. Memperkenalkan diri
Alat
Catatan keperawatan
Alat tenun dan sebuah bantal

119

PEMERIKSAAN LEOPOLD
No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8787/2012

RSMH Palembang

PROSEDUR

2/2

PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.

5.

6.

7.

8.

UNIT TERKAIT

Halaman

Berikan salam, panggil klien dengan namanya


Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga
Pastikan privasi klien terjaga
Melakukan manuver Leopold I
a. Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
b. Letakkan kedua belah telapak tangan di bagian fundus uteri klien
c. Lakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari untuk
menentukan apa yang ada di bagian uteri
d. Tentukan apa yang ada di bagian fundus uteri
Melakukan manuver Leopold II
a. Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
b. Letakkan kedua belah telapak tangan di sisi abdomen klien
c. Pertahankan letak uterus dengan menggunakan tangan yang satu
d. Gunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi uterus di sisi
yang lain
e. Tentukan dimana letak punggung janin
f. Jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan
Melakukan manuver Leopold III
a. Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
b. Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua sisi abdomen
klien tepat di atas simphisis
c. Menentukan bagian apa yang terdapat pada simphisis
Melakukan manuver Leopold IV
a. Posisi pemeriksa menghadap kaki klien
b. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan ke arah pintu atas panggul
c. Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksa divergen,
sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka
tangan pemeriksa konvergen
d. Menentukan bagian terbawah janin dan seberapa jauh janin masuk
ke dalam PAP
Dokumentasikan seluruh tindakan

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

120

PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8788/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin


Untuk memantau keadaan janin

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Pasien
Ibu diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan

PROSEDUR

Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam memeriksa denyut jantung
janin
2. Memperkenalkan diri
Alat
Pinards stetoskop

121

PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN


No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8788/2012

2/2

RSMH Palembang

PROSEDUR

PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.

Berikan salam, panggil klien dengan namanya


Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga
Pastikan privasi klien terjaga
Tentukan lokasi untuk mendengarkan DJJ dengan posisi punggung janin
atau pada area garis tengah fundus 2-3 cm di atas simphisis pubis terus ke
arah kuadran bawah kiri
5. Letakkan fetoskop atau pinards stetoskop di area yang telah ditentukan
untuk mendengarkan DJJ
6. Hitung DJJ
7. Dokumentasikan seluruh tindakan

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

122

MELAKUKAN PEMERIKSAAN DALAM


(VAGINAL TOUCHER)
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8789/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

Pemeriksaan dengan memasukkan jari ke dalam vagina untuk mengetahui


keadaan yang ada dalam organ tersebut
Untuk mengetahui atau menilai keadaan genitalia interna, kemajuan persalinan
dan posisi janin

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Pasien
1. Ibu diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Ibu diminta mengosongkan kandung kemih
3. Ibu dalam posisi dorsal recumbent

PROSEDUR

Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam melakukan pemeriksaan
dalam
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Sarung tangan
2. Kapas DTT/steril
3. Bengkok

123

MELAKUKAN PEMERIKSAAN DALAM


(VAGINAL TOUCHER)
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8789/2012

2/2

4. Larutan klorin 0,5 %


5. Tempat sampah
6. Korentang
PELAKSANAAN
1. Alat-alat disiapkan dan didekatkan ke ibu
2. Mencuci tangan
3.
Memakai sarung tangan
4.
Bersihkan labia mayora kiri dan kanan
dengan arah dke ari atas ke bawah dengan kapas, satu kali pakai
kemudian di buang ke bengkok
5. Bersihkan labia minora kiri dan kanan, vestibulum dan terakhir perineum
6. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri membuka labia mayora dan labia minora
7. Minta ibu menarik napas panjang, lalu masukkan jari tengah disusul jari
telunjuk tangan kanan ke dalam vagina sampai mencapai mulut serviks
8. Lakukan penilaian secara menyeluruh
9. Setelah selesai melakukan penilaian, keluarkan jari secara perlahan-lahan
sambil ibu diminta menarik napas panjang
10.Lepaskan sarung tangan dalam posisi terbalik dan direndam dalam larutan
klorin
11. Mencuci tangan
12.Jelaskan pada ibu dan keluarganya hasil pemeriksaan
13.Dokumentasikan hasil pemeriksaan
14.Laporkan hasil pemeriksaan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Jaga privasi ibu
2. Periksa dalam dilakukan jika ada indikasi

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

124

ASUHAN PERSALINAN KALA I FASE LATEN


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8790/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


Asuhan yang diberikan kepada ibu sejak inpartu sampai pembukaan 3 cm

PENGERTIAN
Sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan

TUJUAN
KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Pasien
1. Ibu diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dalam menghadapi proses
persalinan

PROSEDUR

Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan asuhan
persalinan kala I fase laten
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Doopler
2. Handscoon
3. Kapas sublimat

125

ASUHAN PERSALINAN KALA I FASE LATEN

RSMH Palembang
PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8790/2012

2/2

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Bengkok
Larutan klorin 0,5 %
Jam atau stopwatch
USG
Termometer
Tensimeter
Stetoskop

PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Bidan mencuci tangan sebelum menyentuh ibu


Memastikan ibu sudah dalam keadaan inpartu fase laten
Memastikan DJJ 120-160 kali permenit dengan menggunakan doopler
Memastikan kontraksi teratur dan adekuat
Menyiapkan semua peralatan partus
Memberikan dukungan emosional
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi jika memungkinkan
Memberikan asupan cairan dan nutrisi
Menganjurkan ibu untuk berkemih paling sedikit setiap 2 jam
Menjaga lingkungan tetap bersih
Melakukan pemeriksaan USG dan memastikan bayi dalam keadaan baik
Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan pemeriksaan dalam
setiap 4 jam
13. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien
14. Melakukan dokumentasi

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

126

ASUHAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF


RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8791/2012

1/2

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

Asuhan yang diberikan kepada ibu inpartu dengan pembukaan 4 cm sampai


dengan pembukaan lengkap
Sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan

TUJUAN
KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Pasien
1. Ibu diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dalam menghadapi proses
persalinan

PROSEDUR

Bidan
2. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan asuhan
persalinan kala I fase aktif
3. Memperkenalkan diri
Alat
1.
2.
3.

Doopler
Handscoon
Kapas sublimat

127

ASUHAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

RSMH Palembang
PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8791/2012

2/2

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Bengkok
Larutan klorin 0,5 %
Jam atau stopwatch
USG
Termometer
Tensimeter
Stetoskop

11.
12.
13.
14.
15.

Partus set
Alat Resusitasi bayi
Obat-obat paket partus
Kapas DTT/steril
Pakaian ibu dan bayi

PELAKSANAAN
1. Bidan mencuci tangan sebelum menyentuh ibu
2.
Memastikan ibu sudah dalam keadaan inpartu fase aktif
3.
Memantau kemajuan persalinan menggunakan partograf
4.
Menyiapkan perlengkapan partus
5.
Memberikan dukungan emosional
6.
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi jika memungkinkan
7.
Memberikan asupan cairan dan nutrisi
8.
Memperhatikan kenyamanan ibu
9.
Melakukan universal precaution
10.
Melakukan dokumentasi

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

128

ASUHAN PERSALINAN NORMAL KALA II


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8792/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Memberikan asuhan pada ibu saat pembukaan lengkap sampai bayi lahir
Sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Pasien
Ibu diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan

PROSEDUR

Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan asuhan
persalinan normal kala II
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Sarung tangan
2. Kapas sublimat
3. Bengkok
4. Larutan klorin 0,5 %
5. Partus set
6. Spuit 5 cc
7. Spuit 3 cc
8. Kapas DTT/steril
9. Alat resusitasi bayi
10. Heacting set
11. Pakaian bayi
12. Kasa DTT/steril
13. Penjepit/pengikat tali pusat
14. Alat pelindung diri
15. Duk
16. Handuk

129

ASUHAN PERSALINAN NORMAL KALA II

RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8792/2012

2/2

PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

UNIT TERKAIT

Melihat tanda dan gejala kala II


Memastikan kelengkapan peralatan dan obat-obatan esensial
Memakai perlengkapan pelindung diri
Mencuci tangan sesuai prosedur
Memakai sarung tangan steril
Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
Mencuci tangan di dalam larutan klorin dan melepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik
Mendengar DJJ setiap his hilang dan memastikannya dalam keadaan
normal yaitu 120-160 kali permenit
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya dan
membantu ibu memiliih posisi yang nyaman. Jika ibu memiliih posisi
telentang tidak boleh lebih dari 10 menit
Membimbing ibu mengedan saat ada dorongan ingin meneran
Bila memungkinkan, libatkan keluarga dalam proses persalinan
Tetap menjaga privasi ibu
Memberi dukungan dan support atas usaha ibu untuk meneran
Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu
Memastikan kandung kemih kosong, bila memungkinkan bantu ibu
berkemih sendiri di kamar mandi, jika tidak memungkinkan lakukan
kateterisasi
Saat diameter kepala bayi sudah tampak 5-6 cm, meletakkan handuk yang
bersih dan kering di atas perut ibu, memasang duk atau underpad di
bawah bokong ibu
Memakai sarung tangan steril pada ke 2 tangan
Meminta ibu meneran
Melindungi perineum dengan 1 tangan yang dilapisi duk, tangan yang
lain menahan kepala bayi agar tetap dalam keadaan fleksi
Setelah kepala lahir, seka muka, mulut dan hidung bayi dengan kasa
Periksa ada tidaknya lilitan tali pusat. Jika terdapat lilitan tali pusat dan
longgar, lepaskan lewat kepala bayi. Jika erat, klem tali pusat di dua
tempat, potong di antara ke 2 klem tersebut

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

130

MANAJEMEN AKTIF KALA III


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8793/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


Memberikan asuhan aktif kala III untuk mencegah perdarahan post partum

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

1. Mempercepat pelepasan dan pengeluaran plasenta


2. Mencegah perdarahan post partum
3. Mempersingkat kala III

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Pasien
Ibu diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan

PROSEDUR

Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan manajemen
aktif kala III
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Handscoon
2. Kapas sublimat
3. Bengkok

131

MANAJEMEN AKTIF KALA III

RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8793/2012

2/2

4.
5.
6.
7.
8.

Larutan klorin 0,5 %


Klem
Oksitosin ampul
Spuit 3 cc
Kapas DTT/steril

PELAKSANAAN
1. Injeksi oksitosin 10 IU IM di paha ibu
2. Lakukan penegangan tali pusat terkendali
3. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan
4. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang telah disediakan
5. Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase uterus selama 15 detik
sampai uterus berkontraksi. Jika setelah 15 detik uterus belum
berkontraksi, lakukan langkah-langkah penatalaksanaan atonia uteri
6. Periksa kedua sisi plasenta, maternal maupun fetal dan pastikan plasenta
dan selaput ketuban utuh
7. Evaluasi kemungkinan laserasi pada jalan lahir, lakukan penjahitan bila
terjadi laserasi
8. Pastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan
9. Ajarkan ibu untuk melakukan masase uteri dan menilai kontraksi rahim
10. Rapikan alat-alat habis pakai, masukkan dalam tempat sampah khusus.
Alat-alat tidak habis pakai direndam dalam larutan klorin selama 10
menit
11. Bersihkan ibu dari semua kotoran, ganti pakaian ibu dengan yang bersih
12. Dekontaminasi tempat tidur dengan larutan klorin 0,5 %, lap dengan air
bersih

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

132

PEMANTAUAN KALA IV
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8794/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


Asuhan yang diberikan kepada ibu sampai dengan 2 jam post partum

PENGERTIAN
Untuk memastikan ibu dalam kondisi stabil/baik

TUJUAN
KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Pasien
Ibu diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan

PROSEDUR

Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan pemantauan
kala IV
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Handscoon
2. Kapas sublimat
3. Bengkok
4. Larutan klorin 0,5 %

133

PEMANTAUAN KALA IV

RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8794/2012

2/2

5. Termometer
6. Tensimeter
7. Stetoskop
PELAKSANAAN
9. Pantau keadaan umum ibu : tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri,
kontraksi rahim, kandung kemih, perdarahan setiap 15 menit dalam 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam ke 2
10. Pantau suhu ibu 1 kali pada jam pertama dan 1 kali pada jam ke 2
11. Dokumentasikan hasil pemeriksaan pada lembar belakang partograf
12. Anjurkan ibu berkemih dalam 2-4 jam pertama
13. Anjurkan ibu tetap memberikan ASI pada bayi setiap waktu sesuai
dengan keinginan bayi
14. Ingatkan ibu untuk selalu melakukan masase rahim dan menyampaikan
pada bidan jika ada keluhan dan perdarahan serta kontraksi rahim yang
lembek

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

134

MENGUKUR FUNDUS UTERI


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8795/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


Asuhan yang diberikan kepada ibu untuk menilai tinggi fundus uteri

PENGERTIAN
Untuk memastikan ibu dalam kondisi stabil/baik

TUJUAN
KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Pasien
Ibu diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan

PROSEDUR

Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan pemantauan
kala IV
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Handscoon
2. Kapas sublimat
3. Bengkok
4. Larutan klorin 0,5 %

135

MENGUKUR FUNDUS UTERI

RSMH Palembang
PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8795/2012

2/2

5. Termometer
6. Tensimeter
7. Stetoskop
PELAKSANAAN
1. Pantau keadaan umum ibu : tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri,
kontraksi rahim, kandung kemih, perdarahan setiap 15 menit dalam 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam ke 2
2. Pantau suhu ibu 1 kali pada jam pertama dan 1 kali pada jam ke 2
3. Dokumentasikan hasil pemeriksaan pada lembar belakang partograf
4. Anjurkan ibu berkemih dalam 2-4 jam pertama
5. Anjurkan ibu tetap memberikan ASI pada bayi setiap waktu sesuai
dengan keinginan bayi
6. Ingatkan ibu untuk selalu melakukan masase rahim dan menyampaikan
pada bidan jika ada keluhan dan perdarahan serta kontraksi rahim yang
lembek

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

136

PERAWATAN PERINEUM
RSMH Palembang

No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8796/2012

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

No Revisi

Halaman

1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Asuhan yang diberikan dalam melakukan perawatan vulva dan perineum sesudah
postpartum
Untuk menjaga kebersihan vulva dan perineum serta mencegah terjadinya infeksi

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Pasien
Ibu diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan

PROSEDUR

Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam melakukan perawatan
vulva dan perineum post partum
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Kasa steril
2. Air sabun/larutan steril
3. Perlak
4. Pinset
5. Bengkok

137

PERAWATAN PERINEUM

RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8796/2012

2/2

PROSEDUR
PELAKSANAAN
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Berikan salam, panggil klien dengan namanya


Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga
Pastikan privasi klien terjaga
Letakkan pengalas di bawah bokong klien
Membersihkan area perineum
Mengambil kasa steril dengan pinset kemudian masukkan ke dalam
larutan steril/sabun
o. Membasuhkan kasa steril tersebut ke area perineum dari arah depan ke
belakang
p. Melalukan hal tersebut hingga area perineum bersih
q. Mengamati ada tidaknya tanda-tanda infeksi di sekitar area tersebut

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

138

IDENTIFIKASI BAYI BARU LAHIR


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8797/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

Pemberian identitas/pengenal diri pada bayi baru lahir di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin

TUJUAN

1. Memberikan identifikasi agar bayi tidak tertukar selama perawatan


2. Mencegah terjadinya kesalahan prosedur
3. Orang tua dan keluarga bayi segera mengetahui bila ada kelainan bawaan bayi

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN :
Pasien
:
Ibu diberi penjelasan tentang rawat gabung

PROSEDUR

Petugas
Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan rawat gabung
Alat/Sarana
Tempat tidur bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu

139

IDENTIFIKASI BAYI BARU LAHIR


No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8797/2012

2/2

RSMH Palembang

PROSEDUR

PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.

UNIT TERKAIT

Bayi diletakkan dekat dengan ibunya


Awasi keadaan umum dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal
Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara
Mencatat keadaan bayi sehari-hari
Konseling tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan
payudara, cara memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan bayi
bermasalah

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

140

INISIASI MENYUSU DINI


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8798/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Tindakan segera setelah bayi lahir dengan meletakkan bayi menempel di dada
ibu lalu dibiarkan merayap mencari puting kemudian menyusu sampai puas
berlangsung dalam 1 jam pertama sejak bayi lahir
1. Mencegah 22% kematian neonatal
2. Merangsang produksi ASI
3. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif
4. Meningkatkan lamanya bayi disusui

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

PERSIAPAN :
Pasien : Pasien diberikan penjelasan tentang Inisiasi Menyusui Dini

PROSEDUR

Petugas
:
Menyiapkan petugas yang mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam
pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini

141

INISIASI MENYUSU DINI


RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8798/2012

Halaman
2/2

PELAKSANAAN :
1. Lakukan penilaian awal (nilai bugar) dalam 30 detik pertama segera setelah
lahir
2. Letakkan bayi segera diatas perut ibunya, jepit dan potong tali pusat
3. Balikkan badan bayi lalu dekapkan badan bayi skin to skin contact ke dada
ibu lalu selimuti badan bagian atas/punggung bayi dengan handuk.
4. Tutup kepala bayi dengan topi untuk mencegah hipotermia
5. Beri kesempatan bayi mencari dan menghisap putting sampai 1 jam
6. Motivasi ibu untuk terus mendekap atau memeluk bayi
7. Mengobservasi keadaan bayi selama Inisiasi Menyusui Dini
8. Bayi telah mencapai putting dan menyusu kolostrum lalu dilanjutkan
dengan perawatan bayi baru lahir
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Ikutsertakan suami untuk mendampingi ibu dan bayinya
2. Beri kesempatan kepada ayah bayi untuk menyentuh dan mendoakan
bayi

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Irna Anak

142

PEMERIKSAAN FISIK DAN KONSELING PADA BAYI


BARU LAHIR NORMAL
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8799/2012

1/3

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Pemeriksaan fisik yang dilakukan secara sistematis pada seluruh anggota tubuh
bayi baru lahir
Sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN
Bidan
Mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam melakukan pemeriksaan fisik
dan konseling pada bayi baru lahir normal

PROSEDUR

Alat
1. Alat penilaian vital sign
2. Penghisap lendir (dee lee)
3. Timbangan bayi/pengukur panjang badan
4. Pita pengukur
5. Popok/selimut bayi
6. Alkohol 70% dalam tempatnya
7. Betadine dalam tempatnya
8. Kassa steril dalam tempatnya
9. Korentang dalam tempatnya

143

PEMERIKSAAN FISIK DAN KONSELING PADA BAYI


BARU LAHIR NORMAL
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8799/2012

2/3

PELAKSANAAN
1. Mengobservasi keadaan umum bayi :
a) Kondisi bayi secara umum
b) Warna kulit dan bibir
c) Tangis bayi
d) Postur dan gerakan
e) Tonus otot dan kesadaran
f) Verniks casiosa
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a) Frekuensi nafas
b) Frekuensi jantung
c) Suhu tubuh
2. Pengukuran panjang badan dan berat badan
3. Pemeriksaan fisik meliputi :
a. Kepala
a) Ubun-ubun
b) Sutura, moulase
c) Pembengkakan/cekung
d) Lingkar kepala
e) Caput sucsadeneum, cephal hematom
b Telinga
Periksa dalam hubungan letak telinga dengan mata dan kepala
c. Mata : tanda-tanda infeksi
d. Hidung dan Mulut
a) Bibir dan langit-langit
b) Periksa adanya sumbing
c) Reflek hisap
d) Trush (bercak pada lidah dalam mulut)
e) Membran mukosa mulut
e. Dada
a) Bentuk
b) Bunyi nafas
c) Bunyi jantung
d) Puting susu
f. Bahu, Lengan, Tangan, dan Kaki
b.Gerakan
c. Jumlah jari
g. Perut, Punggung, Anus
a) Kondisi tali pusat : perdarahan, tanda infeksi, kulit sekitar tali
pusat
b) Penonjolan sekitar tali pusat pada waktu menangis
c) Terdapat anus/imperforata
d) Distensi abdomen
e) Gastrokisis atau omfalokel
f) Spina bifida

144

PEMERIKSAAN FISIK DAN KONSELING PADA BAYI


BARU LAHIR NORMAL
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8799/2012

3/3

h.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Kelamin Laki-laki
d.Dua testis dalam skrotum
e. Penis berlubang pada ujung
i. Kelamin Perempuan
f. Vagina berlubang
g.Uretra berlubang
h.Terdapat labia mayora dan minora
j. Urine dan Tinja
i. Frekuensi BAB dan BAK
j. Mekonium
k. Pengkajian Reflek Bayi Baru Lahir
k.Sucking
l. Rooting
m. Gerakan
n.Graps
o.Babinski
p.Moro
q.Tonic neck
r. Startle
3. Memberikan konseling pada ibu
a. Perawatan bayi
a.
Kehangatan bayi
b.
Pemberian ASI
c.
Perawatan tali pusat
b. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
d.
Kesulitan pemberian ASI, sulit menghisap atau hisapan
lemah
e.
Kesulitan bernafas
f.
Letargi
g.
Warna abnormal
h.
Suhu
i.
Gangguan gastrointestinal
j.
Mata bengkak atau mengeluarkan cairan

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

145

RAWAT GABUNG
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8800/2012

1/2

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan,
kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.

1. Memberikan bantuan emosional


2. Penggunaan ASI
3. Pencegahan infeksi
4. Pendidikan kesehatan
5. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN :
Pasien
:
Ibu diberi penjelasan tentang rawat gabung

PROSEDUR

Petugas
Rasio petugas dengan pasien 1 : 6
Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan RG
Ruangan :
Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m
Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)

146

RAWAT GABUNG

RSMH Palembang
PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8800/2012

2/2

Alat/Sarana :
Lemari pakaian, tempat mandi bayi dan perlengkapannya, tempat cuci
tangan ibu, kamar mandi, sarana penghubung, petunjuk/sarana perawatan
payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang
sederhana, perlengkapan perawatan bayi
Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu, rak
bayi, tempat tidur anak 40 x 60 cm, tempat tidur ibu 90 x 200 cm tinggi 90
cm
Model Pengaturan
Satu kamar dengan satu ibu dan anaknya
Empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang
lain bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan
tempat tidurnya
Beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca
yang kedap udara
Model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama
Bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.

Bayi diletakkan dekat dengan ibunya


Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal
Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara
Mencatat keadaan bayi sehari-hari
KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara,
cara memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan diare
6. Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Irna Anak

147

KONTRASEPSI (PEMASANGAN DAN PENCABUTAN)


AKDR
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8801/2012

1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal terbit
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Alat kontrasepsi yang dibuat dari penelitian dengan atau tanpa metal steroid
yang ditempatkan didalam rahim
Mencegah pertemuan sperma dan sel telur

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN :
A. PEMASANGAN AKDR
Pasien :
Pasien dalam keadaan posisi litotomi

PROSEDUR

Alat :
- Spekulum cocor bebek
- Tenakulum
- Sonde uterus
- Penser klem
- Korentang
- Gunting benang
- Kom kecil
- Sarung tangan
- Cairan antiseptik
- Kassa steril
- Lampu sorot
- AKDR (Copet T 380 A)
Petugas :
- Siapkan alat-alat
- Cuci tangan
- Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan

148

KONTRASEPSI (PEMASANGAN DAN PENCABUTAN)


AKDR
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

2/2

YM.01.11/II.3.3/8801/2012
PELAKSANAAN :

PROSEDUR

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Pastikan kandung kemih kosong


Pakai sarung tangan dan lakukan pemeriksaan dalam
Pasang spekulum, bersihkan vagina dan servik dengan antiseptik
Masukkan sonde uterus ke dalam cavum uteri untuk mengetahui posisi
dan kedalaman uterus
Pasang tenakulum pada porsio jam 10/2 untuk menjepit servik dan
vagina menjadi lurus
Masukkan tabung inserter AKDR ke dalam kanalis servikalis secara
horizontal, tanda biru menyentuh servik
Pegang dan tahan pendorong dengan satu tangan sedangkan tangan yang
lain menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong
Keluarkan pendorong dari tabung inserter, dorong kembali tabung
inserter dengan hati-hati sampai dengan terasa ada tahanan fundus
Tarik keluar tabung inserter, potong benang 3-4 cm dari porsio (OUE)
Lepaskan tenakulum, spekulum, sarung tangan, celupkan ke dalam
klorin 0,5% selama 10 menit
Bersihkan dan rapikan peralatan
Beri analgetik dan antibiotik
Berikan penjelasan tanda bahaya dan anjurkan pasien kontrol ulang 1
minggu kemudian

B. PENCABUTAN AKDR
Pasien
:
Pasien dalam keadaan posisi litotomi
Alat :
-

Ekstraktor AKDR
Klem pean lurus panjang (22 cm)

Petugas :
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Masukkan spekulum untuk melihat servik dan benang AKDR
2. Bersihkan servik dan vagina dengan larutan antiseptik 2-3 kali
3. Anjurkan pasien untuk menarik nafas panjang
4. Jepit benang AKDR dekat servik dengan menggunakan klem lurus dengan
pelan-pelan
5. Bila benang AKDR tidak tampak, masukkan pencabut AKDR (ekstraktor
AKDR) ke dalam kavum uteri untuk menjepit benang/AKDR itu sendiri
6. Tarik AKDR secara hati-hati sambil memutar pencabut AKDR

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

149

KONTRASEPSI (PEMASANGAN DAN PENCABUTAN)


IMPLANT

RSMH Palembang

No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8802/2012

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Revisi

Halaman

1/3
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1

Tanggal terbit
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Alat kontrasepsi yang terbuat dari silicon berisi hormone levono gestrol yang
tertanam dibawah kulit
Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
impalantasi
Menekan orulasi
Membuat lendir serviks menjadi kental

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN :
A. PEMASANGAN IMPLANT
Pasien
:
Pasien dalam keadaan posisi terlentang

PROSEDUR

Alat :
Batang implant
Duk bokong steril
Kom steril untuk implant
Satu pasang sarung tangan
Larutan disinfektan (betadine)
Obat anestesi lokal ( lidokain 1%)
Larutan klorin 0,5%
Spuit 5-10 cc dan jarum no.22
Trokard no.10 dan mandrin (pendorong)
Skalpel mes

150

KONTRASEPSI (PEMASANGAN DAN PENCABUTAN)


IMPLANT
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8802/2012

2/3

Kassa pembalut, kassa steril dan plester


Korentang
Bak instrumen steril
Spidol

Petugas :
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Tentukan tempat pemasangan dan beri tanda


Cuci tangan kembali
Masukkan lidokain ke dalam spuit, simpan dalam bak instrumen
Buka alat instrumen
Letakkan implant ke dalam mangkok
Pakai sarung tangan
Lakukan disinfeksi 8-13 cm di lengan atas sekitar siku
Tutup dengan duk bolong
Lakukan anestesi lokal sekitar 4 cm dari siku
Pegang skalpel mes untuk membuat insisi dangkal sampai menembus kulit
Masukkan trokard dengan ujung mengarah ke atas tepat di bawah kulit
sampai dengan tanda 1
Masukkan kapsul implant ke dalam trokard, dorong perlahan-lahan sampai
di ujung trokard
Menarik trokard ke luar sampai di batas ujung 2
Raba ujung kapsul dan pastikan kapsul sudah masuk
Pindahkan trokard/geser tanpa mencabut trokard untuk memasukkan
implant selanjutnya
Lanjutkan pemasangan implant sampai dengan seluruh implant terpasang
Posisi kapsul seperti kipas
Pastikan kapsul implant sudah terpasang seluruhnya
Cabut trokard dan letakkan pada larutan klorin 0,5%
Temukan kedua sisi luka dengan menggunakan plester dan kassa steril
Periksa 15-20 menit apakah ada perdarahan, tutup dengan pembalut.

151

KONTRASEPSI (PEMASANGAN DAN PENCABUTAN)


IMPLANT
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8802/2012

3/3

B. PENCABUTAN IMPLANT
Pasien
:
Pasien dalam keadaan posisi terlentang
Alat :
Duk bolong steril
Satu pasang sarung tangan
Larutan disinfektan (betadine)
Obat anestesi lokal ( lidokain 1%)
Larutan klorin 0,5%
Spuit 3-5 cc
Klem U
Klem pean lengkung
Pinset anatomis
Bak instrument
Korentang
Plester dan kassa steril
Skalpel mes
Petugas :
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Disinfeksi tempat yang akan diinsisi, pasang duk bolong steril
2. Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan dilakukan
(0,5 cm)
3. Lakukan iinsisi melintang 4 mm di ujung bawah kapsul (0,5 mm) dengan
skalpel
4. Cabut kapsul yang mudah teraba dari luar dengan menggunakan klem
5. Dorong kapsul ke arah luar dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak
6. Masukkan klem melalui ujung luka insisi, jepitkan mengarah ke kulit
sampai di ujung kapsul
7. Cabut kapsul satu persatu sampai dengan selesai
8. apabila sulit dibersihkan, maka buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul
dengan menggosok-gosok kassa steril untuk menentukan kapsul, kermudian
sayat dengan skalpel secara hati-hati untuk mencegah terpotongnya kapsul
9. Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem, sampai
dengan ujung kapsul terangkat semua
10.Observasi perdarahan dan berikan obat analgetik
11.Insisi ditutup dengan plester dan kassa steril.

UNIT TERKAIT

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

152

SERAH TERIMA BAYI PULANG


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8803/2012

1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal terbit
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Kegiatan penyerahan bayi dari Petugas Rumah Sakit kepada Ibu/Orang


Tua Bayi dengan menggunakan Berita Acara/Dokumen Khusus Serah
Terima Bayi yang dilengkapi dengan Idenetitas Bayi yang benar
1. Mencegah tertukarnya/hilangnya bayi
2. Menyerahkan dan mengalihkan tanggugng jawab terhadap bayi kepada
yang berhak menerima (orang tua/ibu/ahli waris)
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1. Perawat/bidan yang membantu persalinan memastikan nama lengkap
bayi/ibu bayi dan nomor RM.
2. Menuliskan identitas pada label bayi dan label gelang ibu.
3. Memasang label yang telah ditulis nama ibu, jenis kelamin bayi dan
nomor RM bayi pada gelang bayi dan ibu.
3.1 Untuk bayi laki-laki.gelang warna biru
3.2 Untuk bayi perempuan. Gelang warna merah muda
3.3 Warna gelang ibu disesuaikan dengan jenis kelamin bayi

153

SERAH TERIMA BAYI PULANG

RSMH Palembang
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8803/2012

2/2

3.4 Apabila bayi kembar (>2), jumlah gelang ibu sama dengan
jumlah bayi yang dilahirkan dan disesuaikan dengan jenis
kelamin bayi.
4. Memasang gelang tersebut pada pergelangan tangan kanan bayi dan
pada pergelangan tangan kiri ibu dengan kunci mati.
5. Bila bayi tidak punya ekstremitas atas/tangan kanan, gelang bisa
dipasang pada tangan kiri atau pada kaki.
6. Bila ibu tidak punya ektremitas atas/tangan kiri, gelang bisa
dipasang pada tangan kanan atau pada kaki.
7. Bila bayi/ibu tidak punya ekstremitas atas dan bawah, identitas
dapat dberikan/ ditempel di dada dengan menggunakan plester
yang sudah diberi identitas bayi.
8. Membuat cap jempol ibu pada form RM, setelah persalinan.
9. Membuat cap kaki kiri dan kanan bayi pada form RM
10. Memberi tanda di box bayi/inkubator sesuai dengan jenis kelamin
bayi, biru untuk bayi laki-laki dan merah jambu untuk bayi
perempuan.
11. Bidan/perawat kamar bersalin mencatat identitas bayi baru lahir ke
dalam buku register persalinan dan nomor RM pada berkas RM
bayi.
12. Bidan/perawat kamar bersalin mencatat dalam buku register
persalinan dan memberikan nomor RM untuk bayi.
13. Bidan/perawat kamar bersalin membuat Surat Keterangan Lahir
sesuai jenis kelamin bayi dan ditandatangani oleh dokter/bidan
penolong persalinan.
14. Bidan/perawat memberikan Surat Keterangan Lahir kepada ibu
bayi/keluarga, untuk bayi dengan jenis kelamin perempuan Surat
Keterangan Lahir berwarna merah muda, sedangkan untuk bayi
dengan jenis kelamin laki-laki berwarna biru muda.

Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan

154

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


ASISTENSI BIOPSI GINJAL PADA ANAK
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8804/2012

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

Halaman
1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Suatu prosedur pengambilan sampel jaringan ginjal untuk pemeriksaan


mikroskopis yang berguna mendiagnosa, memonitor atau mengobati suatu
gangguan ginjal.
1.

Untuk menegakkan diagnosa penyakit/ kelainan pada ginjal,


mengevaluasi prognosis/ beratnya penyakit dan reversibilitas serta
respon pengobatan.
2.
Menentukan apakah sel-sel kanker terdapat pada jaringan ginjal.
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
I. Persiapan
a. Berikan penjelasan tindakan kepada orangtua penderita.
b. Permintaan izin tertulis atas tindakan invasif yang dilakukan.
c. Siapkan formulir permintaan pemeriksaan patologi anatomi.
d. Hasil gambaran radiologist (BNO-IVP) penderita / urogram.
e. Tentukan garis-garis perkiraan lokasi penusukan pada foto rontgen
yang telah dibuat / urogram.
II. Alat- Alat
a. Steril : kelengkapan steril, jarum biopsi modifikasi Franklin / Vim
Silverman, handscoon, cairan NaCl fisiologis.
b. Tak steril : nampan, botol berisi larutan pengawet (formalin),
bantal pasir.
c. Obat-obatan : lidokain 1% atau Novocain 2%, Vitamin K,
diazepam
III. Cara Kerja
a. Mengecek program terapi medic
b. Mengucapkan salam terapeutik
c. Melakukan evaluasi / validasi
d. Memberitahu orang tua pasien prosedur yang akan dilakukan
e. Menyiapkan kondisi lingkungan yang nyaman

155

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


ASISTENSI BIOPSI GINJAL PADA ANAK
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman :

YM.01.11/II.3.3/8804/2012

2/2

f.
g.
h.
i.
j.
k.

l.
m.
n.
o.

p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.

Unit Terkait

Mencuci tangan
Memasang APD (handscone)
Berikan sedative dengan diazepam dengan dosis 0.5/ kg BB/ iv.
Berikan suntikan Vitamin K 5mg/i.m 12 jam sebelumnya
Anak ditidurkan telungkup
Dengan aplikator ditentukan lokalisasi dengan membuat 3 garis;
1. Melalui processus dorsalis vertebrae lumbalis.
2. Dari batas iga bawah (Vert Torakal XII) pada bidang yang sama
3. Melalui kista iliaka, dengan bantuan urogram dapat ditentukan
sebuah titik dikutub bawah ginjal yang akan dibiopsi. Titik ini dapat
ditentukan dengan mengukur jarak pada urogram:
3.1. Jarak tegak lurus pada garis yang menghubungkan processus
Spinalis
3.2. Jarak ke kristal iliaka superior
3.3. Jarak ke ujung iga bawah / vertebrata thorakal XII
Dilakukan tindakan aseptik antiseptik pada daerah lumbal sekitar lokasi
biopsi dengan kelengkapan steril
Tutup dengan duk steril yang berlubang
Berikan anestesi lokal pada daerah tusukan dengan lidokain 1% atau
novokain 2% secara bertahap
Dibuat tusukan pemandu dengan mandrin untuk menentukan arah dan
kedalaman ginjal yang di biopsi, penderita disuruh menarik nafas dalam
beberapa kali, bila jarum telah mengenai ginjal maka jarum akan ikut
bergerak pada pernafasan.
Tusukkan jarum biopsi yang telah dibuat pembatas dengan aplikator
kecil sesuai dengan kedalaman ginjal.
Buat tekanan negative pada spuit yang telah dilengkapi dengan jarum
biopsi sambil melakukan tusukan dan dicabut dengan cepat
Masukkan hasil biopsi jaringan ginjal pada botol yang telah disediakan
dan berisi larutan pengawet serta kirim ke bagian patologi anatomi.
Meninformasikan kepada orang tua pasien bahwa tindakan telah selesai
dilakukan
Membuangan sampah medis non medis sesuai tempatya.
Mencuci tangan.
Membersihkan dan mengembalikan alat sesuai tempatnya.
Pasien dibawa ke bangsal dan tirah baring dengan posisi telungkup
Memonitoring tanda- tanda vital (TD, Nadi, RR), dan urine.
Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan : waktu pelaksanaan,
nama dan paraf perawat yang melaksanakan tindakan

Intalasi kesehatan Anak dan Departemen Patologi Anatomi

156

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


ASISTENSI BIOPSI HATI PADA ANAK
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8805/2012

Tanggal Terbit :

Halaman
1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Suatu prosedur pengambilan sampel jaringan hati untuk kemudian


dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang berguna mendiagnosa,
memonitor, atau mengobati gangguan hati.
1. Untuk menegakkan diagnosis pasti suatu penyakit hati
2. Menentukan keparahan dan kronisitas hepatitis
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
I. Persiapan
1. Penjelasan kepada orang tua
2. Surat izin tindakan dari orang tua
3. Pemeriksaan waktu pendarahan
II. Alat alat
1. Jarum pungsi dan semprit 10 atau 20 ml
2. Semprit 3 cc
3. Sarung tangan
4. Duk lubang steril
5. Anestesi local lidokain 1-2% sebanyak 2 ml
6. Betadine dan alcohol untuk antiseptic
7. NaCl 0,9%
8. Botol berisi formalin

PROSEDUR
III. Cara Kerja
1. Mengecek program terapi medic
2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Melakukan evaluasi / validasi
4. Memberitahu Orang tua pasien prosedur yang akan dilakukan
5. Menyiapkan kondisi lingkungan yang nyaman

157

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


ASISTENSI BIOPSI HATI PADA ANAK
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman :

YM.01.11/II.3.3/8805/2012

2/2

6. Mencuci tangan
7. Memasang APD (handscone)
8. Tempat tusukan : sela iga 9 atau 10, linea aksilaris anterioratau mid
aksilaris. Daerah tusukan sebaiknya di superior dari iga yang di
bawahnya untuk menghindari arteri intercostal
9. Daerah pungsi dibersihkan dengan aseptic antiseptic, kemudian
ditutup dengan duk berlubang
10. lakukan dengan anestesi local dengan lidokain 1-2% 1-2 cc pada
kulit dan jaringan subkutis
11. Buat insisi kecil pada lokasi tempat tusukan
12. Isi semprit 10 atau 20 ml dengan isotonic salin 3-5 ml
13. Kulit dan jaringan subkutan ditusuk dengan jarum dan stylet
sedalam 3-5 mm dari kulit. Bersihkan jarum dengan
menyemprotkan 0,3 - 0,5 ml saline
14. Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam 3-4 kali dan suruh
pasien untuk menahan napas pada ekspirasi maksimum
15. Dengan memberikan tekanan negatif (2-3 ml vacuum) masukkan
jarum biopsi ke hati dan tarik. Prosedur ini dilakukan sebaiknya
kurang dari 1 detik
16. Masukkan jaringan hepar ke dalam botol berisi formalin dan kirim
ke PA
17. Dalamnya penetrasi atau tusukan bervariasi, pada umumnya sekitar
3,5-5 cm pada bayi dan 7 cm pada anak yang lebih besar. Tekanan
negatif harus dipertahankan
18. Meninformasikan kepada orang tua pasien bahwa tindakan telah
selesai dilakukan
19. Membuangan sampah medis non medis sesuai tempatya.
20. Mencuci tangan.
21. Membersihkan dan mengembalikan alat sesuai tempatnya.
22. Pasien dibawa ke bangsal dan tirah baring dengan posisi telungkup
23. Memonitoring tanda- tanda vital (TD, Nadi, RR), dan urine.
24. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan : waktu pelaksanaan,
nama dan paraf perawat yang melaksanakan tindakan.
IV. Pengawasan
Setelah biopsi selesai, pasien harus tetap pada posisi right lateral
decubitus selama 2-3 jam dan bed rest 24 jam setelah prosedur.
Monitoring vital sign tiap jam selama 24 jam setelah prosedur biopsi.

Unit Terkait

Instalasi Kesehatan Anak dan Departemen Patologi Anatomi

158

ASISTENSI PEMERIKSAAN USG ABDOMEN PADA ANAK


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8806/2012

Tanggal Terbit :

Halaman
1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Pemeriksaan menggunakan peralatan ultrasonic pada rongga abdomen


beserta organ-organ didalamnya secara melintang tegak lurus, oblig sesuai
kebutuhan.
Untuk menentukan diagnosa sonogram pada rongga abdomen beserta
organ-organ didalamnya.
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
Persiapan pasien :
Puasa minimal 6 jam sebelum pemeriksaan.

PROSEDUR

Langkah-langkah :
1. Mengecek program terapi medic
2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Melakukan evaluasi / validasi
4. Memberitahu orang tua pasien prosedur yang akan dilakukan
5. Menyiapkan kondisi lingkungan yang nyaman
6. Mencuci tangan
7. Memasang APD
8. Menyalakan alat ultrasonografi
9. Baringkan pasien di tempat tidur dengan posisi terlentang dan
buka pakaian atas pasien sehingga bagian perut terbuka
10. Dinding perut diberi jelly secukupnya
11. Dokter
melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat
Ultrasonografi

159

ASISTENSI PEMERIKSAAN USG ABDOMEN PADA ANAK


RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman :

2/2
1
12. Setelah selesai, bersihkan perut pasien dari jelly. Pakaian pasien
dirapikan kembali.
13. Meninformasikan kepada orang tua pasien bahwa tindakan telah
selesai dilakukan
14. Membuangan sampah medis non medis sesuai tempatya.
15. Matikan peralatan USG, membersihkan dan mengembalikan alat
sesuai tempatnya.
16. Mencuci tangan
17. Memonitoring tanda- tanda vital (TD, Nadi, RR), dan urine.
18. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan : waktu pelaksanaan,
nama dan paraf perawat yang melaksanakan tindakan.

YM.01.11/II.3.3/8806/2012
PROSEDUR

Unit Terkait

Instalasi Kesehatan Anak

160

ASISTENSI KHEMOTHERAPY PADA ANAK


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8807/2012

Tanggal Terbit :

Halaman
1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Pemberian obat-obat khemotherapy yang bertujuan untuk membunuh selsel kangker dan menekan pertumbuhan sel-sel kangker.
1. Membunuh sel-sel kangker.
2. Menekan pertumbuhan sel-sel kangker.
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
Persiapan alat :
1. Dalam ruangan tindakan hanya ada 1 pasien yang akan menjalani
tindakan.
2. Ruangan tindakan harus dilengkapi kotak emergency dan tabung
oksigen.
3. Obat-obat khemotherapy
4. Spuit 10 cc
5. Spuit 5 cc
6. Wing needle no.25
7. Kapas alcohol
8. Kasa steril
9. Betadine cair
10. Plester
11. Hand scoond.
12. Kotak emergency :
a. NaCL 0,9% 100 cc
b. Dexamethasone ampul
c. Adrenaline ampul
d. SA ampul
e. Avil ampul
f. Kassa steril
g. Betadine 10 cc
h. Spuit 1,3,5 dan 10 cc.
161

ASISTENSI KHEMOTHERAPY PADA ANAK


RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman :

YM.01.11/II.3.3/8807/2012

2/2

Persiapan pasien :
Memberi penjelasan mengenai tujuan, prosedur, manfaat, efek samping,
hal-hal yang harus diperhatikan pada saat khemotherapy.
Langkah-langkah :
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Perawat dan dokter mencuci tangan
3. Perawat dan dokter menggunakan alat pelindung diri (handscone,
masker penutup)
4. Perawat menyiapkan pasien, khemotherapy infus, dan protocol
khemotherapy.
5. Dokter mencocokkan nama pasien dengan protocol dan obat
khemotherapy .
6. Perawat melakukan tindakan aseptic dan antiseptic
7. Perawat memasukkan wing needle kedalam vena dilanjutkan dengan
pemberian NaCL0,9%
8. Dokter
memberikan
obat
khemotherapy
dengan
cara
menyambungkannya ke wing needle.
9. Setelah selesai pemberian khemotherapy, daerah bekas tusukan wing
needle diberi kassa batadine dan plester.
10. Merapikan pasien
11. Merapikan dan membersihkan alat-alat khemotherapy
12. Perawat dan Dokter cuci tangan.
13. Observasi dan monitor pasien bila diperlukan.

Unit Terkait

Instalasi Kesehatan Anak

162

M E N G G AN T I
PAK AI AN B AY I
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8808/2012

1/1

RSMH Palembang

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

Mengganti pakain bayi yang kotor


Sebagai acuan langkah-langkah dalam mengganti pakaian bayi
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

KEBIJAKAN
1.

PROSEDUR

PERSIAPAN ALAT :
a. Perlengkapan pakaian bayi ( popok, gurita, baju )
c. Kain pengalas bayi
d. Kapas pembersih cebok dan tempat kapas motor
e. Minyak bayi, waslap air hangat dalam tempatnya
f. Ember tertutup untuk pakaian kotor
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.

Keluarga diberi penjelasn tindakan yang akan dilakukan


Perawat memakai pakaian khusus
Popok basah/ kotor dilepaskan/ dibuka
Bokong bayi dibersihkan dengan kapas pembersih, kemudian di
lap dengan waslap hangat, kemudian dikeringkan dan olesi baby
oil
5. Pasang popok bersih dan bila perlu baju diganti
6. Bayi dirapihkan, baringkan kembali dalam posisi sesuai
kebutuhan
Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan kembalikan ke tempat
semua

UNIT TERKAIT

Instalasi Anak, Inst. Kebidanan, Wassry

163

MEMBERI
M I N U M B AYI
RSMH Palembang

No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8809/2012
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Revisi

Halaman

1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1

Tanggal terbit :
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Memberi minum bayi sesuai prosedur untuk memnuhi kebutuhan


nutrisi

TUJUAN

Sebagai acuan langkah-langkah dalam memberi minum pada bayi

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PELAKSANAAN :
PERSIAPAN ALAT :
Menggunakan Pipet atau Sendok
3.
4.
5.
6.

Pipet/ sendok teh dalam keadaan bersih


Susu/ minum yang diperlukan dalam tempatnya
Air matang dalam tempatnya
Alas dada

Menyusukan bayi langsung pada ibunya ( ASI )


1. Kapas bulat yang direndam di dalam air masak
2. Bengkok untuk tempat kapas kotor

164

MEMBERI
M I N U M B AYI
No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8809/2012

RSMH Palembang

PROSEDUR

Halaman
2/2

PELAKSANAAN LANJUTAN:
Menggunakan sendok/ pipet
Perawat cuci tangan
Memakai celemek dan masker
Memasang alas dada bayi
Bayi dipangku perawat, kepala lebih tinggi dari badan
Memeriksa suhu susu dengan meneteskan susu pada punggung
tangan
9. Meminumkan susu sesendok demi sesendok secara pelan-pelan
10. Selesai pemberian, bayi diberi air putih secukupnya untuk membilas
sisa susu dalam mulut
11. Mulut bayi dilap dengan alas dada
12. Bayi ditengkurapkan di bahu perawat sembari ditepuk-tepuk sekitar
punggung sampai sendawa
13. Bayi dirapihkan
14. Bayi dimiringkan dengan posisi menghadap ke kanan
15. Perawat cuci tangan
16. Perawat mencatat jumlah susu yang habis diminum bayi
17. Alat-alat dirapihkan
4.
5.
6.
7.
8.

UNIT TERKAIT

Instalasi Anak (neonatus), Inst. Kebidanan, Inst. Gizi

165

PEREKAMAN EKG PADA ANAK


RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8810/2012

Tanggal Terbit :

Halaman
1/2

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

Salah satu prosedur tindakan diagnostic untuk merekam aktivitas listrik


jantung

TUJUAN

Untuk merekam aktivitas listrik pada jantung.

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
I. Persiapan
A. Alat :
1. Mesin EKG yang dilengkapi :
a) Kabel untuk sumber listrik
b) Kabel untuk bumi (ground)
c) Kabel elektroda ekstremitas dan dada
d) Plat elektroda ekstremitas / karet pengikat
e) Balon penghisap elektroda dada
2. Jelly EKG
3. Kertas tissue
4. Kapas alcohol
5. Spidol (untuk perekaman EKG serial)
6. Kertas EKG

PROSEDUR

B. Pasien
1.Penjelasan :
a.
Tujuan pemeriksaan
b.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat
perekaman
2.
Dinding dada pasien harus terbuka.

166

PEREKAMAN EKG PADA ANAK


RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman :

YM.01.11/II.3.3/8810/2012

2/2

II. Cara kerja :


1) Menyiapkan alat
2) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada orang tua pasien
3) Mencuci tangan
4) Nyalakan mesin EKG
5) Baringkan pasien ditempat tidur,tangan dan kaki tidak saling
bersentuhan
6) Bersihkan dada,kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas
alcohol
7) Keempat elektroda ekstremitas diberi jelly
8) Pasang keempat elektroda ekstremitas tersebut pada kedua
pergelangan tangan dan kaki
9) Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi untuk elektroda V1 S/D V6
10) Pasang elektroda dada dengan menekan karet penghisapnya
11) Setelah selesai semua elektroda dilepas
12) Bersihkan jelly dari tubuh pasien
13) Beritahu orang tua pasien bahwa perekaman sudah selesai
14) Merapikan pasien
15) Matikan mesin EKG
16) Catat :
- Nama pasien
- Umur
- Jam,tanggal,bulan dan tahun perekaman
- Nama masing-masing lead
- Nama perekam
17) Bersihkan dan rapikan alat-alat
18) Mencuci tangan

Unit Terkait

Instalasi Kesehatan Anak

167

MANAJEMEN ANSIETAS

RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8811/2012

1/1

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

Metode untuk membantu pasien/klien mengatasi ansietasnya (kecemasan)

TUJUAN

1. Perawat mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik


manajemen ansietas.
2. Perawat mampu memilih teknik manajemen ansietas yang tepat

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1.

PROSEDUR

1. Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)


2. Motivasi klien untuk menjelaskan kondisi ansietas yang dirasakan
dan tentukan penyebab ansietas (bila teridentifikasi)
3. Tentukan tingkatan ansietas (ringan, sedang, berat, panik)
4. Monitor tanda-tanda vital
5. Kaji kebutuhan rasa aman klien
6. Berikan komunikasi terapetik : ekspresi perasaan
7. Bimbing klien untuk latihan teknik relaksasi : relaksasi otot rangka :
nafas dalam
8. Bimbing klien untuk teknik reduksi stress
9. Berikan penjelasan informasi tentang penyebab ansietas
10. Bimbing pasien untuk terapi religi
a. Ibadah
b. Meningkatkan kesadaran religi (dalam bentuk motivasi)
NB : Manajemen ansietas efektif untuk ansietas ringan sedang. Untuk
ansietas berat dan panik , selain manajemen ansietas diatas
dilakukan juga terapi farmakologi dan terapi psikologi

UNIT TERKAIT

Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

168

ALUR PASIEN MASUK KE INSTALASI


GAWAT DARURAT
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8812/2012

1/2

Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

Prosedur alur penanganan pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat

TUJUAN

Untuk memberikan pelayanan pasien secara cepat, sistematis dan terintegrasi

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1. Semua pasien dengan kasus gawat darurat harus terlebih dahulu diperiksa oleh
dokter triase untuk seleksi penderita berdasarkan tingkat kegawat daruratan
2. Keluarga pasien menuju ke tempat pendaftaran untuk mendaftarkan data diri
pasien pada petugas untuk dibuatkan kartu merah
3. Pasien mendapat pemeriksaan dari dokter triase kemudian pasien dirawat
berdasarkan klasifikasi penderita misalnya :
Pasien Gawat Darurat ( Label Merah / P1)
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat / akan menjadi gawat /
cacat bila tidak mendapat pertolongan secepatnya
Pasien Gawat Tidak Darurat ( Label Kuning/ P2 )
Pasien dalam keadaan gawat tapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya
: kanker stadium lanjut.
Pasien Darurat Tidak Gawat ( Label Kuning/ P2 )
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya misalnya : luka sayat dangkal
Pasien tidak gawat tidak darurat ( Label Hijau / P3)

169

ALUR PASIEN MASUK KE INSTALASI


RAWAT DARURAT
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman :

YM.01.11/II.3.3/8812/2012

2/2

Misalnya penderita dengan TBC kult, dsb.


4. Setelah dilakukan diagnosa awal oleh dokter triase lalu dilakukan labelisasi
5. Pasien diantar keruangan sesuai label untuk mendapatkan pelayanan berdasarkan
klasifikasi penderita.
6. Pasien dipasang gelang yang tertulis identitas pasien terdiri dari : Nama lengkap
( minimal 2 suku kata ), tanggal lahir, No.Medical Record, tanggal masuk IGD.
7. Perawat menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tujuan dari pemasangan
gelang
8. Dokter atau perawat jaga melakukan tindakan pelayanan misalnya : pasang infus
dan lain sebagainya serta pemeriksaan laboratorium bila memang diperlukan.
9. Setelah diperiksa, pasien akan mendapatkan resep obat untuk 1 (satu) hari
10. Selanjutnya pasien diberikan penjelasan tentang penyakitnya apakah perlu
dirawat inap atau rawat jalan.
Catatan :
Pasien yang telah diseleksi ternyata keadaanya tidak gawat darurat tetap dilayani
pada sore dan malam hari, pada pagi hari pasien dikirim ke Instalasi Rawat Jalan dan
akan diberikan kartu kontrol.

UNIT TERKAIT

Instalasi Gawat Darurat


Instalasi Rawat Jalan
Departemen yang terkait
Bagian yang terkait

170

PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT


RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8813/2012

1/2

Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan terhadap pasien yang datang ke
instalasi gawat darurat dengan kondisi mengancam jiwa.

TUJUAN

Menjelaskan tahapan untuk melakukan tindakan yang tepat dan cepat di instalasi
gawat darurat.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1.

Semua pasien gawat darurat akan diterima dan dilayani di instalasi gawat
darurat, apabila pasien tidak memerlukan rawat inap (masalah kegawat
daruratannya teratasi ) maka, pasien diberikan resep obat hanya untuk satu
hari selanjutnya pasien diberi surat pengantar ke instalasi rawat jalan untuk
control ulang ataupun tindakan selanjutnya.

2. Pasien tak sadar dengan trauma :


- Di berikan oksigen sesuai kebutuhan :
. Nasal oksigen : 4 5 lt/mt
. Face mask rebreathing : 10-12 lt/mt
- Pasang Oro Pharingeal Airway
- Infus Ringer Lactat hangat :
. Dewasa : 2 liter
. Anak : 1 liter
- Pasang Neck Collar apabila ada cedera pada bahu ke atas.
- Pasang kateter dan NGT.
- Suction bila terdapat cairan, lendir ataupun darah pada jalan pernafasan.
- Periksa laboratorium : Hb, Leukosit, trombosit, hematokrit, GDS,

171

PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT


RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman :

YM.01.11/II.3.3/8813/2012

2/2

ureum, kreatinin dan AGD bila dicurigai adanya trauma tumpul thorax.
- Lakukan X Ray yang diperlukan
- Pasien dikonsulkan ke dokter konsultan sesuai dengan masalah kegawat
daruratannya.
- Persiapan melakukan RJP bila terdapat tanda-tanda kegagalan pernafasan
dan sirkulasi.
- Penatalaksanaan selanjutnya di sesuaikan SPO masing-masing.

PROSEDUR

3.

UNIT TERKAIT

Pasien tak sadar non trauma :


- Diberikan Oksigen :
. Nasal oksigen : 4-5 lt/mt
. Face mask rebreathing : 10-12 lt/mt
- Pasang infus sesuai kebutuhan.
- Pasang kateter dan NGT
- Lakukan pemeriksaan EKG :
. untuk pasien diatas 40 tahun.
. untuk pasien dibawah 40 tahun sesuai indikasi.
- Periksa laboratorium : Hb, Leukosit, trombosit, LED,
hematokrit,
GDS, ureum, kreatinin, natrium, kalium.
- Pasien dikonsulkan ke dokter konsultan sesuai dengan masalah kegawat
daruratannya.
- Persiapan melakukan RJP bila terdapat tanda-tanda kegagalan pernafasan
dan sirkulasi.
- Penatalaksanaan selanjutnya disesuaikan SPO masing-masing.
-

Instalasi Gawat Darurat


Instalasi Rawat Jalan
Departemen yang terkait
Bagian yang terkait

PELAYANAN PASIEN
172

TIDAK GAWAT TIDAK DARURAT

RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8814/2012

1/1

Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

Pelayanan pasien pasien tidak gawat tidak darurat adalah pelayanan terhadap
pasien yang datang ke instalasi gawat darurat dengan kondisi yang tidak
mengancam jiwa.

TUJUAN

Menjelaskan tahapan untuk melakukan tindakan di instalasi gawat darurat.

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

PROSEDUR

1. Pasien yang telah diseleksi ternyata keadaannya tidak gawat darurat dapat
diarahkan langsung ke poliklinik
2. Pasien tetap dilayani pada shift sore , malam dan hari libur,
3. Pasien didaftar dan dicatat dalam buku administrasi kunjungan pasien oleh
petugas dan dibuatkan kartu merah.
4. Pasien diperiksa di ruangan P3
5. Pasien mendapat resep obat untuk 1 (satu) hari.
6. Selanjutnya pasien diberikan penjelasan tentang keadaan penyakitnya
7. Pasien di sarankan untuk kontrol di poliklinik pada pagi hari ( jam kerja )
dengan melengkapi persyaratan yang berlaku ( askes atau askeskin ).
8. Pasien menyelesaikan administrasi pembayaran di loket mobilisasi dana
9. Setelah selesai administrasi, pasien diperbolehkan pulang
10. Perawat melepaskan gelang identitas pasien

UNIT TERKAIT

Instalasi Gawat Darurat


Instalasi Rawat Jalan
Departemen yang terkait
Bagian yang terkait

PENANGANAN PASIEN DENGAN


DEATH OF ARRIVAL
173

RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8816/2012

1/1

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

Pasien dengan Death Of Arrival (DOA) adalah pasien yang dinyatakan sudah
meninggal sewaktu tiba di Rumah Sakit.

TUJUAN

Memberikan pelayanan awal pengurusan jenazah


Melaksanakan tertib administrasi

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1. Pasien tiba di triase, diperiksa oleh dokter triase
2. Bila pasien dinyatakan sudah meninggal jenazah langsung dibawa ke kamar
resusitasi.
3. Dokter memeriksa tanda-tanda vital dan rekaman EKG sebagai data medis
bahwa pasien sudah meninggal dunia.
4. Pengantar pasien mendaftar di pendaftaran IGD
5. Status dilengkapi oleh dokter jaga mengenai laporan kematian
6. Perawat melakukan perawatan jenazah
7. Pembuatan surat kematian (rangkap 2) oleh dokter.
8. Keluarga pasien mengurus administrasi di kasir IGD
9. Jenazah boleh dibawa pulang oleh keluarga
10. Setelah lebih kurang 2 jam jenazah belum di bawa keluarga maka, jenazah
dapat di kirim ke kamar jenazah
Instalasi Gawat Darurat
Rekam Medik IRD
Unit Pemulasaran Jenazah

174

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8817/2012

1/3

Terbit Tanggal

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Adalah tahapan yang harus dilalui oleh pasien yang masuk untuk dirawat
di Ruang Rawat Inap.
1. Melaksanakan tertib administrasi
2. Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait
3. Agar pasien cepat dan tepat mendapat pelayanan
4. Untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
A. PASIEN YANG MASUK MELALUI IRD ( EMERGENCY )
1. Petugas IRD melaporkan pasien dengan indikasi rawat inap ke
petugas informasi, petugas informasi menghubungi perawat ruangan,
akan ada pasien baru sesuai nomor bed yang kosong pada SIM RS
Rawat Inap.
2. Perawat ruangan melakukan koordinasi dengan perawat IRD dan
petugas informasi.
3. Perawat ruangan menyiapkan bed yang dimaksud / bed siap pakai,
4. Perawat ruangan menerima pasien yang diantar oleh petugas IRD,
5. Perawat memindahkan pasien dari brankart / rest tool ketempat tidur
yang sudah disiapkan,
6. Evaluasi semua terapi yang sudah diberikan atur tetesan infus,
oksigen dan lain-lain,
7. Serah terima pasien dan kelengkapan status beserta askep, KIM, kartu
kendali dengan petugas IRD, (ruangan berhak meminta kelengkapan
status, askep, KIM dan kartu kendali).
8. Perawat memperkenalkan diri
9. Lakukan pengkajian keperawatan dan implementasi keperawatan
mandiri sesuai masalah keperawatan utama.
10. Perawat menjelaskan tata tertib dan mengorientasikan lingkungan
ruangan pada pasien dan keluarga.

175

RSMH Palembang

PROSEDUR

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8817/2012

2/3

11. Lapor ke dokter Jaga,


12. Bagi pasien yang memilih dokter harus menandatangani perjanjian,
pernyataan pilih dokter ( lapor dokter yang dipilih ),
13. Perawat mendampingi dokter visite dan mencatat semua program
teraphy,
14. Perawat melaksanakan asuhan keperawatan dan program teraphy
medis.
15. Petugas TU Rawat mengurus jaminan pasien :
- Jaminan Askes 3x24 jam
- Jamkesmas, Jamsoskes, dan Muba Semesta dalam waktu 2x24
jam
- Jamsostek dalam waktu 3x24 jam dan memperbaharui setiap 3
hari.
- Untuk pasien umum dimintakan DP ( Down Payment ) sesuai
peraturan RSMH.
*Nb : Pasien boleh ditempatkan di bed cadangan / boleh juga pada bed tetap.
B. PASIEN YANG MASUK MELALUI POLI RAWAT JALAN /
GRAHA SPESIALIS
1. Petugas informasi menghubungi petugas ruangan, akan ada pasien
baru sesuai Nomor Bed yang kosong pada SIM RS Rawat Inap.
2. Petugas ruangan menyiapkan bed yang dimaksud / bed siap pakai,
3. Pasien dan Keluarga datang keruangan perawatan dengan membawa
surat perintah masuk Rumah Sakit / surat perawatan, status, KIM,
kendali dan kelengkapan administrasi lain,
4. Perawat ruangan menerima dan menempatkan pasien sesuai dengan
tempat tidur yang telah disiapkan,
5. Perawat memperkenalkan diri
6. Lakukan pengkajian keperawatan dan implementasi keperawatan
mandiri sesuai masalah keperawatan utama.
7. Perawat menjelaskan tata tertib dan mengorientasikan lingkungan
ruangan pada pasien dan keluarga
8. Lapor Dokter Jaga,
9. Bagi pasien yang memilih Dokter harus menandatangani perjanjian
pernyataan pilih Dokter ( lapor dokter yang pilih ),
10. Perawat mendampingi dokter visite dan mencatat semua program
teraphy,
11. Perawat melaksanakan asuhan keperawatan dan program teraphy
medis.

176

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT
TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8817/2012

3/3

12. Petugas TU Rawat mengurus jaminan pasien :


- Jaminan Askes 3x24 jam
- Jamkesmas, Jamsoskes, dan Muba Semesta dalam waktu 2x24
jam
- Jamsostek dalam waktu 3x24 jam dan memperbaharui setiap 3
hari.
- Untuk pasien umum dimintakan DP ( Down Payment ) sesuai
peraturan RSMH.

1) Instalasi Rawat Darurat


2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Humas dan Pemasaran
4)Instalasi TU Rawat Pasien

177

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PASIEN KELUAR / PULANG
DARI RUANG RAWAT INAP
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8818/2012

1/2

Terbit Tanggal

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh pasien yang selesai diberi
pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit, sesuai dangan kategori
kepulangannya.
1. Untuk ketertiban Administrasi
2. Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait
3. Untuk memberikan pelayanan terbaik
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
A. DOKTER
1. Kategori Pasien Pulang / Keluar Rumah Sakit :
a. Pasien Pulang Sembuh / kontrol atas instruksi dokter yang
merawat
- Membuatkan surat kontrol
- Resep pulang
- Kelengkapan status / resume pasien pulang
b. Pasien Pulang Paksa atau pasien pulang atas permintaan sendiri
Ada pernyataan pulang paksa ditangatangani oleh keluarga
pasien dan dokter yang merawat
Jika diperlukan dibuatkan surat kontrol dan resep pulang
Status lengkap / resume lengkap
c. Pulang Meninggal
Keterangan meninggal ditandatangani oleh dokter yang
merawat / dokter jaga
Resume pasien / status lengkap
d. Dirujuk ke Rumah Sakit Vertikal
Surat rujukan
Surat pengantar lengkap dengan data yang dibutuhkan
178

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PASIEN KELUAR / PULANG
DARI RUANG RAWAT INAP
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8818/2012

2/2

B. PERAWAT
1. Perawat ruangan / zaal menyiapkan berkas administrasi :
a. Kartu kendali
b. Semua slip tindakan dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap
pasien.
c. Formulir obat-obatan / alat kesehatan.
d. Surat perawatan (status pasien).
e. Resume Keperwatan dan Discharge Planing.
2. Perawat ruangan bila sudah melengkapi berkas administrasi
melimpahkan ke TU Rawat pasien/TU Ruangan (untuk seluruh
pasien) ke Unit Dose untuk menutup formulir SPH (surat pengakuan
hutang), pemakaian obat dan alat kesehatan.
3. Perawat ruangan menerima faktur bahwa urusan administrasi selesai /
surat pernyataan dari bagian mobilisasi dana, kemudian pasien dapat
dipulangkan.
C. TU RAWAT INAP
1. TU. Rawat inap/TU Ruangan ke Petugas Unit Dose untuk menutup
biaya pemakaian obat, alat kesehatan. Petugas Unit Dose
menandatangani dan memberikan stempel pada lembar rincian biaya
obat.
2. TU Rawat inap/TU Ruangan membawa berkas yang sudah lengkap
(rincian biaya obat, slip-slip tindakan) ke central billing untuk
dilakukan verifikasi dan ditandatangani petugas verifikasi.
3. Selanjutnya untuk pasien umum, perusahaan, muba semesta selisih
bayar, askes sosial & askes in health kemudian diserahkan kepada
petugas mobilisasi dana.
4. Untuk pasien Jamkesmas, Jamsoskes, Muba Semesta ke rekam medik
guna dilakukan coding.
5. Petugas Mobilisasi Dana memanggil pasien/keluarga berdasarkan
faktur yang ada dan diberikan penjelasan tentang biaya yang timbul
selama dirawat.
6. Petugas Mobilisasi Dana memberikan slip pembayaran TU Rawat
inap/TU Ruangan untuk pembayaran di Bank yang ditunjuk.
7. Pasien/Keluarga Pasien membawa kembali faktur satu lembar dan
perintah pulang dari Mob. Dana untuk ruangan sedangkan kwitansi
asli diambil oleh Pasien/Keluarga Pasien.

UNIT
TERKAIT

1. Instalasi Farmasi
2. Sub Bagian Mobilisasi Dana

179

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMINDAHAN PASIEN (RUJUK) KE RS YANG LEBIH TINGGI
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8819/2012

1/2

Terbit Tanggal

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Prosedur pelayanan petugas kesehatan / perawat terhadap Pasien yang akan


dirujuk ke RS yang lebih tinggi dengan menggunakan komunikasi terapeutik,
etika yang baik dan mengutamakan keamanan, keselamatan serta kepuasan
Pasien, menyiapkan obat-obatan, surat rujukan.
1. Memberikan informasi kepada Pasien tentang prosedur yang harus dilalui
untuk membawa Pasien yang dirujuk ke RS yang lebih tinggi.
2. Mencegah terjadinya kekeliruan dan permasalahan yang timbul dalam
pemindahan Pasien ke RS yang lebih tinggi.
3. Sebagai alat pengendalian dan pelayanan terhadap Pasien.

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

1. Dokter menyatakan Pasien akan dirujuk ke RS yang lebih tinggi.


2. Dokter membuat surat rujukan didampingi perawat berdasarkan datadata di status Pasien.
3. Surat ditandatangani dan di cap RS.
4. Perawat memeriksa kembali jumlah biaya dan kelengkapan slip dalam
kim bersama petugas TU (tata usaha).
4. Perawat meminta petugas apotek untuk menutup permintaan obat dan
merekap jumlah biaya obat yang diambil.
5. Perawat menginformasikan kepada Pasien dan keluarga berap besar biaya
perawatan, dan bila keluarga menyerahkan uang kepada perawat harus
disaksikan perawat lain, petugas TU dan keluarga lainnya dalam
menghitung yang diberikan keluarga Pasien.
6. Petugas TU membayarkan jumlah perawatan di loket pembayaran dan
membawa kwitansi resmi.
7. Perawat memeriksa kelengkapan obat, hasil pemeriksaan, surat rujukan.
8. Perawat menyerahkan kwitansi pembayaran, obat, hasil pemeriksaan,
surat rujukan kepada keluarga Pasien dan ditulis di buku dan
180

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMINDAHAN PASIEN (RUJUK) KE RS YANG LEBIH TINGGI

RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT
TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8819/2012

2/2

ditandatangani oleh keluarga.


9. Perawat menanyakan bila keluarga ada yang ingin ditanyakan lagi.
10. Perawat membantu keluarga untuk mengganti pakaian Pasien dan
memeriksa kembali bila ada barang yang ketinggalan.
11. Perawat/prakarya mengantar Pasien dengan kursi roda sampai
kendaraan, bila Pasien akan langsung naek pesawat maka perawat
mengantar Pasien sampai bandara menggunakan ambulance.
NB : 1. Bagi Pasien menggunakan asuransi, maka perawat harus meminta
dokter untuk mengisi dan menandatangani asuransi.
2. Bagi Pasien askes maka penutupan obat dilakukan di apotek askes.
Dirujuk ke Rumah Sakit Vertikal
Surat rujukan
Surat pengantar lengkap dengan data yang dibutuhkan
Departemen : Administrasi
Farmasi
Instalasi

: Instalasi Rawat Inap Utama

181

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PASIEN PINDAH RUANGAN
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8820/2012

1/2

Terbit Tanggal

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Prosedur pelayanan petugas kesehatan / perawat terhadap Pasien yang akan


pindah ruangan dengan menggunakan komunikasi terapeutik, etika yang baik
dan mengutamakan keamanan, keselamatan serta kepuasan Pasien,
menyiapkan obat-obatan, surat pindah dan hasil pemeriksaan.
1. Memindahkan Pasien ke ruangan lain dengan aman.
2. Mencegah terjadinya kekeliruan dan permasalahan yang timbul dalam
pemindahan Pasien.
3. Sebagai alat pengendalian dan pelayanan terhadap Pasien.
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1. Menanyakan kembali kepada Pasien dan keluarga apakah Pasien benarbenar mau pindah ruangan.
2. Perawat menanyakan ke perawat ruangan yang akan ditempati Pasien
apakah ada kamar kosong. Bila ada perawat menanyakan informasi
biaya dan fasilitas ruangan di sana.
3. Perawat menginformasikan kepada Pasien dan keluarga tentang biaya dan
fasilitas di ruangan yang akan ditempati, biaya perawatan akan di klaim
bila Pasien pulang dan memperbolehkan keluarga melihat ruangnya.
4. Bila keluarga setuju maka perawat memeriksa kembali kelengkapan slip
dalam kim, status, kartu berobat emergency, obat-obatan, hasil
pemeriksaan, slip pindah dan askep Pasien.
5. Perawat membantu keluarga untuk mengganti pakaian Pasien dan
memeriksa kembali bila ada barang yang ketinggalan.
6. Perawat dan prakarya membawa Pasien dengan kursi roda atau brankar ke
ruangan yang akan ditempati.

182

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PASIEN PINDAH RUANGAN
RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT
TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8820/2012

2/2

7. Perawat menyerahkan kepada perawat ruangan kim, status, kartu


berobat emergency, obat-obatan, hasil pemeriksaan, slip pindah dan
askep Pasien.
8. Perawat menginformasikan kepada perawat ruangan tentang order dokter,
obat-obatan, tindakan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan
kepada Pasien.
Departemen : Administrasi
Farmasi
Instalasi Rawat Inap yang ditempati Pasien sekarang
Instalasi

: Instalasi Rawat Inap Utama

183

ALUR MASUK KELUAR PASIEN


KE KAMAR OPERASI
RSMH Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8821/2012

1/1

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal Terbit :

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tahap-tahap yang harus dilalui oleh pasien untuk masuk-keluar


ruangan Ok/kamar operasi
1. Agar tertib
2. Sebagai pedoman kerja perawat
3. Untuk memberikan pelayan yang baik bagi pasien

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin


Palembang Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1. Perawat ruangan memberitahukan pasien untuk diantar keruang
OK
2. Perawat menyiapkan pasien dengan memakaikan pakaian operasi.
3. Evaluasi semua persiapan operasi yang telah dilaksanakan satu
hari sebelumnya seperti : vital sign, pasien dalam keadaan puasa,
persiapan darah dan surat izin operasi/inform consent
4. Pasien tidak diperbolehkan memakai :gigi palsu, perhiasan dan
make up
5. Perawat mengantar pasien ke OK dengan menggunakan
brankar/rest tool dengan mambawa status, KIM, kendali, rontgen,
ekg, obat-obatan yang diperlukan
6. Serah terima pasien, kelengkapan status, KIM, kendali, rontgen,
obat-obatan yang diperlukan dengna petugas OK dengan
menggunakan buku operan
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi

184

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERPINDAHAN PASIEN RUANG RAWAT INAP PASIEN DAN
PASIEN RUANGAN PERAWATAN INTENSIF
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8822/2012

1/1

Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk


NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Unit Terkait

Adalah tahapan yang harus dilalui oleh pasien yang masuk untuk dirawat
di Ruang Rawat Inap dan Ruang Perawatan Intensif
1. Melaksanakan tertib administrasi
2. Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait
3. Agar pasien cepat dan tepat mendapat pelayanan
4. Untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
A. Ruang Perawatan- Ruang Perawatan Intensif.
1. Perawat ruangan menyiapkan pasien untuk dipindahkan ke ruang
perawatan intensif beserta status, KIM, kartu kendali, Askep, hasil
konsul rawat inap yang sudah di ACC)
2. Konfirmasi tempat dengan petugas ruang perawatan intensif
3. Perawat ruang perawatan intensif menkonfirmasi ke petugas
informasi
4. Petugas ruang rawat inap memindahkan pasien dari ruang perawatan
ke ruang perawatan intensif.
5. Petugas ruang rawat inap dan perawat ruang perawatan intensif
melakukan serah terima pasien beserta status, KIM, kartu kendali,
Askep, hasil konsul rawat inap yang sudah di ACC)
b. Ruang Perawatan Intensif - Ruang Perawatan
1. Perawat ruangan intensif melakukan konfirmasi tempat ke ruang
perawatan.
2. Petugas ruang intensif menyiapkan pasien untuk dipindahkan ke
ruang perawatan beserta status, KIM, kartu kendali, Askep, hasil
konsul rawat inap yang sudah di ACC).
3. Petugas ruangan menkonfirmasi ke petugas informasi.
4. Petugas ruang intensif memindahkan pasien ke ruang perawatan.
5. Petugas ruang rawat inap dan perawat ruang perawatan intensif
melakukan serah terima pasien beserta status, KIM, kartu kendali,
Askep, hasil konsul rawat inap yang sudah di ACC).
Instalasi Humas dan Pemasaran, Instalasi TU Rawat Pasien

185

MANAJEMEN KONFLIK
DI RUANGAN PERAWATAN
RSMH
Palembang
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8823/2012

1/2

Terbit Tanggal

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Suatu kebijakan yang mengatur tentang pelaksanaan pengambilan


keputusan yang tepat dan benar dalam penanganan konflik di ruangan
perawatan.
1.
2.
3.
4.

Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait dalam penyelesaian konflik


Untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu
Agar pasien cepat dan tepat mendapat pelayanan
Melaksanakan tertib administrasi
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

A. PERAWAT
1. Perawat mengidentifikasi, mengklarifikasi dan menganalisa
permasalahan.
2. Perawat melakukan tindak lanjut / berkoordinasi dengan pihak terkait.
3. Perawat melakukan koordinasi dengan atasan langsung di ruangan
(perawat shif berkoordinasi dengan pengawas) jika permasalahan
belum terselesaikan.
4. Membuat laporan tertulis terkait permasalahan dan ditanda tangani
perawat jaga dan diketahui oleh atasan langsung.
5. Membuat laporan kronologis jika diperlukan dan diketahui oleh
atasan langsung.

186

MANAJEMEN KONFLIK
DI RUANGAN PERAWATAN
RSMH
Palembang

PROSEDUR

UNIT
TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8823/2012

2/2

B. ATASAN LANGSUNG (KEPALA RUANGAN, KEPALA


INSTALASI)
1. Menganalisa masalah dan tindakan penyelesaian yang telah
dilakukan.
2. Melakukan tindak lanjut dan mengkoordinasikan ke pihak terkait.
3. Melakukan evaluasi terhadap masalah yang ada dan tindakan
penyelesaian yang telah dilakukan.
4. Membuat laporan tertulis terkait masalah dan tindakan yang diambil.
Departemen
Intalasi Rawat Inap
Intalasi Rawat Jalan

PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP)
DAN ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB

187

RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8824/2012

1/1

Tanggal terbit

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001


PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Suatu proses pendokumentasian asuhan keperawatan/asuhan kebidanan


sesuai dengan format rekam medik rumah sakit.
1.
2.
3.
4.
5.

Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait


Untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu
Agar pasien cepat dan tepat mendapat pelayanan
Melaksanakan tertib administrasi
Sebagai dasar aspek legal dan etik dalam pemberian pelayanan

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012

Perawat/bidan mendokumentasikan :
1.
Hasil pengkajian
2.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan
3.
Rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan,
4.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
5.
Hasil evaluasi dan catatan perkembangan
6.
Resume keperawatan dan rencana pemulangan pasien

Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral


Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rekam Medik.
UNIT TERKAIT

PROSES BIMBINGAN KLINIK


PRAKTIKAN PERAWAT DAN BIDAN
DI RUANG PERAWATAN
188

RSMH Palembang
No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8825/2012

1/1

Terbit Tanggal

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Peraturan tentang proses bimbingan klinik praktikan perawat dan bidan


di ruang perawatan.
1.
2.
3.
4.

Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait


Untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu
Melaksanakan tertib administrasi
Agar pasien mendapat pelayanan cepat, tepat dan aman
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

1. Menerima dan mengorientasikan lingkungan, kegiatan rutin, metode


penugasan, struktur tim yang ada di ruangan.
2. Melakukan pre conference awal sesuai kompetensi.
3. Melakukan pre conference dan post conference rutin.
4. Melakukan bedsite teaching tindakan yang menjadi kompetensi
praktikan.
5. Melakukan ronde keperawatan sesuai kompetensi.
6. Melakukan post conference akhir.
7. Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab shift untuk
pengawasan dan bimbingan.
8. Melakukan seminar keperawatan/kebidanan sesuai dengan program.

Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral


Instalasi Rawat Inap, Instalasi Diklat, Bidang Diklit.
KOMUNIKASI PERAWAT DAN DOKTER

189

RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8826/2012

1/2

Terbit Tanggal :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

Suatu kebijakan yang mengatur tentang pelaksanaan komunikasi antara


perawat dan dokter dalam memberikan pelayanan prima kepada pasien.
1.
2.
3.
4.

Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait


Untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu
Agar pasien cepat dan tepat mendapat pelayanan
Melaksanakan tertib administrasi

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERAWAT

PROSEDUR

1. Perawat ruangan melakukan pengkajian keperawatan dan


mendokumentasikan : keluhan dan pemeriksaan fisik.
2. Perawat melakukan implementasi keperawatan mandiri sesuai
keluhan utama.
3. Perawat menginformasikan kepada tim medis (situation, basic,
action. recomendation) :
a. Identitas Pasien
b. Keluhan dan pemeriksaan fisik
c. Tindakan mandiri yang telah dilakukan
d. Konfirmasi visite/advis selanjutnya.
4. Perawat mengingatkan tim medis untuk membuat catatan program
teraphy pada status pasien.
5. Perawat ruangan mencatat program terapy tim medis pada catatan
perawat/bidan, menuliskan nama dokter, perawat, waktu dan cara
dilaksanakannya komunikasi (komunikasi via telpon).

KOMUNIKASI PERAWAT DAN DOKTER

190

RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT
TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

YM.01.11/II.3.3/8826/2012

Halaman
2/2

6. Perawat melaksanakan program terapi sesuai kolaborasi.


7. Perawat mengevaluasi dan membuat catatan perkembangan terhadap
asuhan dan program terapi medis yang telah diberikan.
8. Perawat mengkomunikasikan kembali perkembangan pasien kepada
tim medis.
Departemen
Intalasi Rawat Inap
Intalasi Rawat Jalan

191

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


TIMBANG TERIMA DI RUANG PERAWATAN
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8827/2012

1/3

Terbit Tanggal :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Kegiatan berkesinambungan dari proses asuhan keperawatan yang


dilakukan dengan memberikan informasi kepada perawat dari satu shif ke
shif lainnya.
1.
2.
3.
4.

Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait


Untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu
Melaksanakan tertib administrasi
Agar pasien mendapat pelayanan cepat, tepat dan aman
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012

Tahap Persiapan :
PROSEDUR

1. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift/ operan, diikuti


oleh semua perawat dan mahasiswa yang berpraktek (jika ada).
Bersama kepala ruangan dan atau penanggung jawab mengadakan
serah terima tugas setiap pergantian dinas.
2. Petugas shift yang akan menggantikan petugas shift sebelumnya
datang paling lambat 15 menit sebelum timbang terima dilakukan.
3. Petugas shift dan perawat pelaksana berkumpul di ruang konferensi
(Nurse Station).
4. Melakukan doa bersama
5. Prinsip timbang terima semua pasien baru masuk dan pasien
dilakukan timbang terima khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/ dapat teratasi serta yag membutuhkan
observasi.

192

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


TIMBANG TERIMA DI RUANG PERAWATAN
RSMH Palembang

PROSEDUR

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8827/2012

2/3

6. PP menyampaikan timbang terima pada PP berikutnya, hal yang perlu


disampaikan dalam timbang terima:
-

Jumlah pasien

Identitas klien dan diagnosis medis

Data (keluhan/subjektif dan objektif)

Masalah keperawatan yang masuh muncul

Intervensi kolaboratif dan dependen

Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan


(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan lain-lain)

Tahap Pelaksanaan
1. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga).
2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
3. Kepala ruangan membuka acara timbang terima
4. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanggung jawab, dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah
di timbangterimakan dan berhak menayakan hal-hal yang kurang
jelas.
5. Kepala ruangan/ PP menanyakan kebutuhan dasar pasien.
6.

Penyampaian yang jelas, singkat, dan padat.

7. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh


terhadap masalah keperawatan, kebutuhan, dan tindakan yang telah/
belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya selama masa
perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan
oleh petugas berikutnya.
9. Lama timbang terima untuk pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit

193

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


TIMBANG TERIMA DI RUANG PERAWATAN
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8827/2012

3/3

Tahap Penutup
PROSEDUR
1. Diskusi
2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada
timbang terima yang ditandatangani oleh perawat pelaksana yang jaga
saat itu dan perawat pelaksana yang jaga berikutnya diketahui oleh
kepala ruangan
3. Ditutup oleh kepala ruangan.
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas pasien dan diagnosa medis
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaboratif
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan
selanjutnya,
misalnya
operasi,
pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin

UNIT
TERKAIT

a.

Ronde keperawatan: mengunjungi pasien secara bersama-sama.


Petugas shift sebelumnya bertanggung jawab menjelaskan kondisi,
kemajuan dan kebutuhan pasien yang telah, sedang dan akan
dilakukan. Lama ronde/ timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih
dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan
yang lengkap dan rinci.

b.

Selanjutnya, petugas shift berikutnya beserta ketua tim (jika shift pagi)
berkumpul diruang konferensi (nurse station) untuk berdiskusi
masalah yang belum teratasi dan membuat rencana / intervensi yang
tepat, terutama pada pasien dengan kasus yang memerlukan perhatian
ekstra.

c.

Timbang terima dilengkapi dengan tanda tangan petugas shift


sebelumnya dan petugas shift pengganti.

1. Instalasi Humas dan Pemasaran


2. Instalasi TU Rawat Pasien
194

PENDIDIKAN KEPERAWATAN
BERJENJANG DAN BERKELANJUTAN
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8828/2012

1/3

Terbit Tanggal :

Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk

NIP 19540425 198211 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

Suatu kebijakan yang mengatur tentang pengembangan dan pendidikan


staf keperawatan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap serta
keterampilan dalam rangka pengembangan karier.
1. Agar semua tenaga keperawatan dapat meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan sesuai dengan standar.
2. Agar tenaga perawat dapat meningkatkan kualitas mutu pelayanan.

KEBIJAKAN

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Nomor UK.01.12/II/1906/2012
1.

PROSEDUR

Bagi staf keperawatan yang berminat mengikuti Diklat, harus


memenuhi persyaratan yang berlaku di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang :
a. Telah mempunyai masa kerja 3 (tiga) tahun setelah
pengangkatan sebagai PNS di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang. Untuk PNS Pindahan mempunyai masa kerja 2 (dua)
tahun sejak di RSUP Dr. Mohammad Hoesin.
b. Untuk PNS yang telah melaksanakan tugas belajar, mempunyai
kesempatan melanjutkan tugas belajar ke jenjang pendidikan
selanjutnya dengan perhitungan waktu 2 n + 1 (n = lama tahun
pendidikan).
c. Untuk yang izin belajar mempunyai kesempatan melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya dengan masa pengabdian
3 tahun.
d. Selama bekerja di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
menunjukkan konduite dan prestasi yang baik dengan nilai DP3
baik sekurang kurangnya nilai 76 (tujuh puluh enam).
e. Batas maksimal usia 45 (empat puluh lima) tahun.
f. Jenis pendidikan dan pelatihan yang akan diikuti dalam jalur
keperawatan.

195

PENDIDIKAN KEPERAWATAN
BERJENJANG DAN BERKELANJUTAN
RSMH Palembang

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8828/2012

2/3

g. Perguruan Tinggi yang diminati PTN/Politeknik Kementerian


Kesehatan atau PTS yang terakreditasi minimal B.
h. Bagi yang berminat melanjutkan ke Strata 1 (S1) Keperawatan,
diwajibkan mengambil profesi Ners (jika tidak maka ijazah S1
Keperawatan tidak bisa digunakan untuk penyesuaian).
i. Untuk perawat yang mengambil profesi ners harus bersedia
melepaskan jabatannya dan tidak menuntut jabatan setelah lulus
pendidikan.

PROSEDUR

2.

Sebelum mendaftar untuk mengikuti tes seleksi pada perguruan


tinggi yang dituju, mengajukan surat permohonan tertulis untuk izin
mengikuti tes seleksi kepada Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang. Setelah memenuhi persyaratan yang
direkomendasikan oleh Kepala Ruangan, Kepala Instalasi dan Kepala
Bidang pelayanan Keperawatan.

3.

Bagi yang telah lulus tes seleksi, mengajukan surat permohonan


tertulis izin mengikuti pendidikan pada perguruan tinggi yang
dimaksud kepada Direktur Utama dengan melampirkan surat tanda
bukti lulus seleksi.

4.

Melapor ke Bagian Diklit RSUP Dr. Mohammad Hoesin


Palembang untuk penerbitan surat izin belajar/surat tugas belajar untuk
proses selanjutnya.

5.

Kemudian berkas yang telah disetujui di fotocopy 1 berkas dan


diserahkan kepada bidang keperawatan.

6.

Menandatangani surat perjanjian untuk mematuhi syarat dan


ketentuan yang berlaku di RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang :
Tentang Pembiayaan :
a. Bagi yang izin belajar, tidak menuntut bantuan biaya pendidikan
dari Instansi.
b. Bagi yang tugas belajar, pendanaan pendidikan disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku.
c. Bagi yang izin belajar, tidak mengganggu tugas dinas dan bagi
yang tugas belajar bersedia melepaskan jabatannya dan tidak
menuntut jabatan setelah lulus pendidikan.
d. Bagi yang telah lulus tes dan mengundurkan diri atas kemauan
sendiri, maka tidak diberi kesempatan lagi selama 2 (dua) tahun.

196

PENDIDIKAN KEPERAWATAN
BERJENJANG DAN BERKELANJUTAN
RSMH Palembang

PROSEDUR

UNIT
TERKAIT

No Dokumentasi :

No Revisi

Halaman

YM.01.11/II.3.3/8828/2012

3/3

e. Bagi yang telah mendapat kesempatan mengikuti pendidikan,


setelah lulus, kembali harus melaksanakan wajib kerja di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang sekurang kurangnya minimal
selama 2n + 1 (n = lama tahun pendidikan).
f. Khusus bagi tugas belajar, wajib melaporkan kemajuan
pendidikannya secara berkala (setiap semester) kepada Direktur
Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
g. Bagi yang telah menyelesaikan pendidikan, wajib membuat laporan
dan menyerahkan surat bukti tanda lulus dan transkrip nilai kepada
Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Bidang Pelayanan Keperawatan, Komite Keperawatan, Bagian SDM,
Bagian Pendidikan dan Penelitian, Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi
Dana, Instalasi Pendidikan dan Pelatihan, Instalasi pelayanan keperawatan.

197

Anda mungkin juga menyukai