No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8731/2012
1/ 2
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PENGKAJIAN LUKA
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8731/2012
2/2
Pelaksanaan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/ 8732/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8732/2012
No Revisi
1
Halaman
2/2
12. Spuit
13. Kassa non adherent (tulle)
14. Korentang
15. Cairan desinfeksi (bethadine)
16. Nacl 0,9%
17. Sabun antiseptik (savlon 1 :30)
Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan (bila
sadar)
Pelaksanaan :
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8733/2012
1/3
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Gangren adalah jaringan nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh
adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga
suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang
memanjang; perlukaan (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar);
proses degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan metabolik diabetes
mellitus.
Perawatan luka gangren adalah mencuci luka dengan cairan NaCl 0,9%
yang dilakukan minimal 2 kali sehari
1. Untuk membuang jaringan nekrosis, cairan luka yang berlebihan, sisa
balutan yang digunakan dan sisa metabolik tubuh pada permukaan
luka.
2. Mempercepat proses penyembuhan luka
3. Menghindari infeksi lebih lanjut
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
PERSIAPAN :
A. Persiapan alat
a. Alat Steril (bak instrument berisi) :
1. Pinset anatomi 2 buah
2. Pinset chirurgis 2 buah
3. Klem arteri 1 buah
4. Gunting jaringan 1 buah
5. Klem kocher 1 buah
6. Kassa dan deppers steril
7. Kom kecil 2 buah
8. Bengkok steril 1 buah
9. Verban gulung steril
10. Handschoon
5
RSMH Palembang
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8733/2012
2/3
RSMH Palembang
PROSEDUR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8733/2012
3/3
EVALUASI :
Observasi luka setiap mengganti balutan, dan jaga balutan luka agar tetap
kering.
Jika luka masih banyak pus, lakukan perawatan luka minimal 2 kali sehari
(pagi dan sore hari)
UNIT TERKAIT
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8734/2012
1/3
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
RSMH Palembang
PROSEDUR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8734/2012
2/3
RSMH Palembang
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8734/2012
3/3
f.
PROSEDUR
Tutup kasa yang basah dengan satu lapis kasa kering dan plester
dengan baik mencegah bakteri masuk kedalam balutan yang
lembab.
16. Bila menggunakan obat antiseptik :
a. Luka dalam : berikan salep antiseptik pada tangan dengan sarung
tangan dominan dan oleskan secara merata salep disekitar luka
(hindari penyebaran kontaminasi bila area terinfeksi).
b. Salep antiseptik menyebabkan iritasi jaringan minimal. Semua
permukaan luka harus tertutup untuk mengontrol pertumbuhan
bakteri secara efektif.
c. Pasang bantalan kasa steril diatas luka dan plester dengan kuat
17. Bila menggunakan agen hidrogel :
a. Tutup permukaan luka dengan hidrogel menggunakan aplikator
steril atau sarung tangan.
b. Mempertahankan kelembapan luka sambil mengabsorbsi
kelebihan drainage.
c. Pasang kasa kering diatas gel untuk menutupi luka
18. Ubah posisi klien dengan nyaman, (lurus, miring kanan, miring kiri)
setiap 2 jam sekali.
19. Meletakkan alat-alat yang telah selesai dipergunakan kedalam bengkok
yang berisi dengan larutan desinfektan.
20. Alat-alat dibereskan, dicuci, disterilkan dan dikembalikan ketempatnya
semula.
21. Masukkan sampah infeksius ke dalam kantong kuning
22. Perawat melepas handschoon dan cuci tangan kembali dilakukan
dengan benar.
EVALUASI :
1. Catat penampilan luka dan perawatan (tipe agen topikal yang
digunakan, balutan yang digunakan dan respon klien pada catatan
perawatan).
2. Observasi dasar dan infeksi berikutnya menunjukkan kemajuan
penyembuhan perawatan.
DOKUMENTASI :
1. Dokumentasi
adanya
penyimpangan
penampilan
luka
Penyimpangan kondisi dapat mengindikasikan kebutuhan untuk terapi
tambahan.
2. Catat respon klien dan tindakan yang dilakukan pada dokumentasi
asuhan keperawatan
UNIT TERKAIT
NEKROTOMI
10
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8735/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
NEKROTOMI
11
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8735/2012
Halaman
2/2
On steril
1. Gunting verband
2. Kom berisi larutan disinfektan
3. Hypafix
4. Tempat sampah : medis dan non medis
5. App
PROSEDUR
Pelaksanaan :
1. Pasien diberitahu
2. Cucitangan
3. Siapkan alat-alat
4. Atur posisi klien
5. Lakukan pencucian luka/perawatan luka
6. Luka dicuci dengan antiseptik (savlon 1:30)
7. Bilas dengan cairan steril (Nacl 0,9%)
8. Lakukan evaluasi luka bila ada luka nekrotik lakukan nekrotomi
9. Gunting dari pinggir bagian yang nekrotik, atau sayat dengan
menggunakan skapel mess hingga keseluruh bagian nekrotik hilang
10. Perhatikan/awasi adanya perdarahan
11. Bilas dengan cairan Nacl
12. Luka dilakukan perawatan terbuka atau tertutup sesuai dengan
kondisi
13. Setelah selesai pasien dirapikan kembali.
14. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ditempat semula
15. Perawat cuci tangan kembali.
UNIT TERKAIT
ANGKAT JAHITAN
12
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8736/2012
1/2
RSMH Palembang
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Dilakukan pada :
1. Pasien dengan luka operasi hari ke VII post operasi
2. Pasien dengan indikasi luka kering, tidak terbuka lagi
Persiapan alat
Bak steril berisi ;
1. Pinset cirurgis 1 buah
2. Gunting AJ 1 buah
3. Kassa
4. Bethadine
5. Cairan Nacl 0,9%
6. Sarung tangan
7. Plester
8. Alas perlak
Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi supine (terlentang)/disesuaikan dengan
letak luka
ANGKAT JAHITAN
13
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8736/2012
2/2
Pelaksanaan :
1. Pasien diberitahu
2. Cucitangan
3. Siapkan alat-alat
4. Atur posisi klien
5. Buka penutup luka (verband)
6. Bersihkan area sekitar luka jahitan dengan cairan Nacl 0,9%
7. Tarik simpul benang dengan pinset menggunakan tangan kiri lalu
tangan kanan menggunting benang jahitan. Kemudian tarik seluruh
benang.
8. Lakukan satu persatu secara perlahan.
9. Bersihkan luka dengan bethadine.
10. Tutup luka dengan kassa steril, kemudian plester
11. Setelah selesai pasien dirapikan kembali.
12. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ditempat semula
13. Perawat cuci tangan kembali.
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi
ANGKAT DRAIN
14
No Dokumentasi :
No Revisi
RSMH Palembang
YM.01.11/II.3.3/8737/2012
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Dilakukan pada :
1. Pasien dengan luka operasi yang terpasang selang drainage
2. Cairan luka sudah kering/sudah tidak berproduksi lagi
Persiapan alat
1. Spuit 5 cc/10 cc/ disesuaikan dengan ukuran selang yang dipakai
2. Klem steril 1 buah
3. Gunting steril 1 buah
4. Kassa steril
5. Bethadine
6. Sarung tangan steril
7. Plester
8. Alas perlak
Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi supine (terlentang)/disesuaikan
dengan letak luka
ANGKAT DRAIN
15
No Dokumentasi :
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
YM.01.11/II.3.3/8737/2012
No Revisi
1
Halaman
2/2
Pelaksanaan :
1. Pasien diberitahu
2. Cucitangan
3. Siapkan alat-alat
4. Atur posisi klien
5. Buka penutup luka (verband)
6. Klem dibagian pangkal selang (10 cm dari kulit)
7. Gunting selang drainage pada bagian yang tidak di klem
8. Masukkan spuit, lepaskan klem, lalu sedot cairan sisadengan spuit
sampai habis/tidak ada lagi cairan yang keluar
9. Tarik perlahan selang drainage
10. Tekan luka bekas selang drainage, pastikan cairan tidak keluar lagi
11. Bersihkan luka bekas selang drainage dengan betahadine
12. Tutup luka dengan kasa steril kemudian plester
13. Setelah selesai pasien dirapikan kembali.
14. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ditempat semula
15. Perawat cuci tangan kembali.
No Dokumentasi :
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Revisi
1
1/1
YM.01.11/II.3.3/8738/2012
Tanggal Terbit :
Halaman
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
17
PERAWATAN TRAKSI
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8739/2012
1/1
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
PENGKAJIAN STOMA
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8740/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Dilakukan pada :
1. Pasien dengan luka operasi colostomy
Persiapan alat :
1. Kantong stoma
2. Gunting
3. Alat pengukur stoma
4. Sampiran
5. Kassa
6. Nacl 0,9%
7. Kantong sampah
8. Bengkok
9. Perlak
19
PENGKAJIAN STOMA
No Dokumentasi :
RSMH Palembang
YM.01.11/II.3.3/8740/2012
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Revisi
1
Halaman
2/2
Pelaksanaan :
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat-alat kepasien
3. Pasang sampiran
4. Perawat cuci tangan
5. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6. Pasang perlak dibagian tubuh yang terdapat stoma
7. Lepaskan kantong stoma yang lama (jika sudah terpakai) dan buang
kekantong sampah
8. Lihat tipe stoma :
Tipe stoma berdasarkan lokasi : ileostomy dan colostomy
(descending colostomy, tranverse colostomy, sigmoid colostomy)
Tipe stoma berdasarkan konstruksi stoma : loop stoma, end
stoma, double barrel stoma.
9. Ukur diameter dan tinggi stoma
10. Observasi warna stoma
11. Observasi output stoma dan konsistensi eluaran yang dihasilkan
stoma
12. Observasi gangguan kulit sekitar stoma
13. Observasi jika ada komplikasi stoma seperti : prolapse, peristomal
hernia, stenosis, nekrosis, flush dan lain-lain
14. Stoma dan kulit sekitar stoma dibersihkan
15. Pilih kantong yang sesuai dengan struktur tubuh, output dan
kemampuan pasien
Jenis jenis kantong
One-piece closed system
One-piece drainable
Two-piece closed system
Two-piece drainable
Belt/ikat penggang
Convex
16. Pasang kantong stoma (lihat SOP pemasangan kantong)
17. Kaji respon pasien
18. Buka sarung tangan dan masker
19. Rapikan pasien
20. Buka sampiran
21. Rapikan alat
22. Cucitangan
23. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi
20
IRIGASI STOMA
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8741/2012
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No Revisi
1
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
IRIGASI STOMA
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8741/2012
2/2
Persiapan pasien :
1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedure dan tujuan
tindakan
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan dan jaga privasi
3. Pasien dalam keadaan duduk dikloset
4. Isi kantong irigasi dengan air yang tersedia(air hangat/air khusus
untuk irigasi) dan gantung pada tempat yang tinggi (tiang
infus/dinding sekitar 45-50cm)
5. Alirkan air kedalam selang, hindari adanya udara dalam selang
6. Siapkan untuk memulai irigasi kolostomi
7. Lepaskan kantung kolostomi dan masukkan kedalam kantong plastik
yang sudah disediakan
8. Pasang plastik irigasi dan masukkan ujung selang kedalam stoma
9. Letakkan plastik irigasi kedalam kloset untuk memfasilitasi
pengeluaran kedalam kloset
10. Memberi jelly pada kateter dan memasukkan ke stoma dengan cermat
(tidak boleh lebih dari 8 cm)
11. Alirkan air dengan aliran yang cukup (10-15 menit), lambatkan aliran
jika terdapat tanda-tanda kram abdomen
12. Klem kateter dan tutup stoma 15-290 menit
13. Satu jam kemudian pengeluaran akan terjadi, biarkan samapi semua
feses keluar
14. Bersihkan area stma dengan sabun lembut dan air
15. Pasang kembali kantung stoma (lihat SOP perawatan stoma)
16. Catat tindakan yang dilakukan dan perhatikan warna dan kondisi
stoma dan kulit peristoma, catat warna, konsistensi dan jumlah feses
yang keluar.
17. Rapikan alat dan cuci tangan
22
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8742/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :
1. Alat-alat steril
Pinset anatomis 2 buah
Kassa kering dan kom tertutup secukupnya
Kassa disinfektan dalam kom tertutup 5-10 helai
Sarung tangan 1 pasang
Stoma bag
Korentang/forcep
2. Alat-alat tidak steril
Gunting verband 1 buah
Pengalas
Kom kecil 1 buah
Nierbeken 2 buah
Nacl 0,9%
Sabun antisepik
Sarung tangan 1 pasang
Masker
Kantong lastik/baskomuntuk tempat sampah
23
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8742/2012
No Revisi
1
Halaman
2/2
Persiapan pasien :
1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedure dan tujuan
tindakan
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Pelaksanaan
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat-alat kepasien
3. Pasang sampiran
4. Perawat cuci tangan
5. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
7. Letakkan pengalas dibawah area stoma
8. Letakkan nierbeken didekat pasien
9. Buka stoma bag lama (hati-hati jangan sampai menyentuh stoma)
dengan menggunakan pinset natomis, buang stoma bag bekas
kedalam nierbeken
10. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari stoma (lihat SOP
pengkajian stoma)
11. Bersihkan stoma dengan sabun cair antiseptik, mulai dari pusat luka
kearah keluar secara perlahan-lahan karena luka setelah operasi
terdapat sedikit edema
12. Bersihkan stoma dengan kassa disinfektan mulai dari pusat luka
kearah keluar
13. Buka sarung tangan masukkan ke nierbeken
14. Pasang sarung tangan steril
15. Lakukan perawatan luka jika terdapat luka laparatomi (lihat SOP
perawatan luka)
16. Bersihkan stoma dengan kassa disinfektan, mulai dari pusat luka
kearah keluar secara perlahan-lahan.
17. Tutup stoma dengan stoma bag
18. Buka sarung tangan, masukkan kedalam nierbeken
19. Buka masker, atur dan rapikan posisi klien
20. Buka sampiran
21. Evaluasi keadaan pasien
22. Rapikan peralatan dan cuci tangan
23. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Selama perawatan lingkungan harus selalu bersih
2. Sirkulasi udara harus diperhatikan
3. Jaga privasi pasien dan jangan memperlihatkan sikap yang
menyinggung pasien
4. Pertahankan teknik aseptik selama tindakan
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, IRJ, Farmasi
24
PERAWATAN BIDAI
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8743/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PERAWATAN BIDAI
No Dokumentasi :
RSMH Palembang
YM.01.11/II.3.38743/2012
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Revisi
1
Halaman
2/2
10. Bidai harus melewati sendi proksimal dan sendi distal pada tulang
yang patah
11. Bila sendi yang cedera lakukan pembidaian pada tulang proksimal
dan distal.
12. Bila ekstremitas sangat bengkak, cynotik, nadi distal tidak teraba,
realignment deformitas dengan melakukan tarikan (gentle traction)
sebelum memasang bidai.
13. Lapisi bidai dengan bahan lunak dengan ikatan jangan terlalu
keras/longgar dan jumlah ikatannya cukup
14. Berikan padding (bantalan) pada tulang yang menonjol
15. Lakukan penilaian nadi, sensasi dan gerakan distal pada tempat yang
fraktur.
26
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8744/2012
1/2
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
27
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8744/2012
2/2
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
28
2.
3.
4.
5.
6.
7.
UNIT TERKAIT
29
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8746/2012
1/3
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
INDIKASI
30
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8746/2012
2/3
PERSIAPAN ALAT
1. Sumber cahaya / light source
2. Gastrointestinal fiberskop
3. Unit suksion
4. Penyangga mulut ( mouth piece )
5. Kamera
6. Forsep Biopsy ( bila perlu )
7. Oksigen set
8. Handuk kecil
8. Tissue
9.
Bengkok
PERSIAPAN ( LANJUTAN )
10. Gunting Perban
11. Kassa steril
12. Kapas antiseptic
13. Spuit 20 cc (1 buah) ; 2,5 cc (2 buah)
14. Botol kecil bertutup berisi formalin 10%
15. Tiang infuse dan peralatan infuse lengkap ( sesuai kebutuhan )
16. Karet pembendung
II. PERSIAPAN OBAT
1. Penenang (valium, diazepam, dormicum)
2. Buscopan (1 amp), Xylocain spray 10%
3. Sulfas atropine 0,25 mg
III. PERSIAPAN PASIEN
1. Mental
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari pemeriksaan
sekaligus mendapatkan persetujuan/ izin tindakan/ informed
concernt ( lihat lampiran 2)
2. Fisik
Memastikan bahwa pasien sedang puasa, minimal 6 jam sebelum
pemeriksaan
Mengukur dan mencatat hasil observasi keadaan fisik pasien (tanda
vital)
PELAKSANAAN :
1. Mengucapakan salam teraupetik
2. Menjelaskan ulang kepada pasien/ keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
3. Menanggalkan gigi palsu dan kacamata (bila ada)
4. Cuci tangan
5. Menyemprotkan Xyloxain Spray 10% ke dalam orofaring
kegiatan/
31
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8746/2012
3/3
UNIT
TERKAIT
32
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8747/2012
1/3
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
INDIKASI
PROSEDUR
PERSIAPAN :
I. PERSIAPAN ALAT
1. Sumber cahaya / light source
2. JF Duodenoskop
3. Unit suksion
4. Penyangga mulut ( mouth piece )
5. Kamera polaroid, Film Rontgen
33
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8747/2012
2/3
6. Kateter ukuran 5 Fr
7. Oksigen set
8. Sarung tangan
9. Baju apron
PERSIAPAN ALAT (LANJUTAN):
10. Baju khusus untuk pasien
11. Kapas antiseptic
12. Spuit 20 cc (3 buah) ; 2,5 cc (3 buah)
II. PERSIAPAN OBAT
1. Pethidin injeksi
2. Valium / Dormicum injeksi
3. Buscopan Injeksi
4. Gascon
5. Anezate
6. Xylocain Spray 10%
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8747/2012
3/3
UNIT
TERKAIT
35
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8748/2012
1/3
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
INDIKASI
36
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8748/2012
2/3
PERSIAPAN :
I. PERSIAPAN ALAT
1. Sumber cahaya / light source
2. Gastro intestinal fiberskop ( instrument chanel 3,2 mm )
3. Unit suksion
4. Mouth Suksion
5. Penyangga mulut ( mouth piece )
6. Kanul skleroterapi
7. Kamera dan Film ( bila perlu )
8. Teching fiberskop ( bila perlu )
7. Oksigen set
8. Bengkok
9. Kassa dan tissue
10. Handuk kecil
11. Spuit 20 cc (3 buah) ; 2,5 cc (3 buah)
II. PERSIAPAN OBAT
1. Sulfas Atropine 0,25 mg (1 amp)
4. Valium 10 mg (1 amp)
2. Buscopan 20 mg (1 amp)
5. Aquadest
3. Etoksisklero 1%,2%,3% (diencerkan) 6. Xylocain Spray 10%
III. PERSIAPAN PASIEN
1. Mental
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari pemeriksaan
sekaligus mendapatkan persetujuan/ izin tindakan/ informed
consent
2. Fisik
a. Memastikan bahwa pasien sedang puasa, minimal 6-8 jam
sebelum pemeriksaan, kecuali pendarahan akut
b. Menilai darah Hb, masa pendarahan, masa waktu pembekuan,
waktu protrombin dan trombosit sebagai bahan pertimbangan
untuk tindakan lanjutan
c. Menilai tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran pasien
d. Memasang infuse ( bila perlu)
PELAKSANAAN :
1. Mengucapkan salam teraupetik
2. Menjelaskan ulang kepada pasien/ keluarga tentang kegiatan/
tindakan yang akan dilakukan
3. Menanggalkan gigi palsu dan kacamata (bila ada)
4. Mencuci tangan
5. Menyemprotkan Xyloxain Spray 10% ke dalam orofaring
6. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kiri
7. Memberikan suntikan premedikasi (Sulfas Atropin 0,25% +
Buscopan 20 mg, Diazepam 10 mg atau sesuai program dokter)
8. Perawat dan dokter memakai sarung tangan
9. Menghubungkan skop dengan sumber cahaya dan suction,
37
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8748/2012
3/3
38
CARA MENGGUNAKAN
T R E AD M I LL
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8749/2012
1/1
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Salah satu pemeriksaan dengan teknik non invasif yakni tes yang
dilakukan di atas sebuah jentera ban berjalan dengan pemberian beban
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
CARA MENGGUNAKAN
ECHO CARDIOGRAF
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8750/2012
1/1
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
40
CARA MENGGUNAKAN
ELEKTRO KARDIOGRAF
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8751/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
41
CARA MENGGUNAKAN
ELEKTRO KARDIOGRAF
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8751/2012
1/2
PROSEDUR
MANUAL :
1. Pindahkan tombol lead sesuai yang diinginkan untuk ECG
2. Buat pencatatan ECG secara berurutan : Sadapan I, II, II, aVR,
aVL, aVF s.d V6
3. Setelah selesai pencatatan pindahkan lagi ke kalibrasi
4. Catat di pinggir kiri ke atas kertas ECG : nama, umum, tanggal,
jam. Sedangkan nama petugas yang membuat rekaman dicatat
pada bagian kiri bawah
5. Setelah itu matikan mesin ECG
6. Rapihkan pasien dan bereskan alat
7. Setelah selesai, cabut kabel dari sumber listrik
8. Alat-alat dibersihkan dan siap untuk dipakai lagi
9. Dokumentasikan tindakan
UNIT
TERKAIT
42
CARA MENGGUNAKAN
DEFFEBRILATOR ( DC SHOK )
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8752/2012
1/1
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
43
CARA PENGOPERASIAN
HOLTER MONITORING
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8753/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Alat perekam jantung dalam waktu lebih kurang 24 jam secara terus
menerus dengan alat perekam (analyzer) yang digerkkan oleh baterai,
kemudian dihubungkan dengan pasien yang memakai elektrode dan
alat tersebut tertempel pada pasien.
1. Aritmia berbagai jenis : sick sinus syndrome, bradiaritmia,
takiaritmia, gangguan konduksi, syndrome WPW
2. Iskemia miokar : prinzmetal angina, angina pectoris, lainnya
3. Lain-lain : Evaluasi obat anti aritmia dan anti angina, evaluasi pacu
jantung buatan, tindakan lanjut infark miokar akut, analisis keluhan
yang sulit diterangkan, misalnya : dizziness, effort, intolerance.
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
CARA PENGOPERASIAN :
1. Pasang ECG lead pada pasien sesuai dengan posisi ( 7 channel )
2. Hubungkan leads pasien dengan Holter Monitoring, lalu
pasangkan Compact flash ke dalam control lalu pasang baterai
( perhatikan kutub (+) dan (-) ) ; Holter siap digunakan
3. Manual pembacaan data :
a. Pilih menu Holter
b. Select menu New Patient kemudian isi datanya ( Start
time, last name, DOB, dsb )
c. Lepaskan baterai dari Holter, lepaskan compact flash
d. Masukkan compact flash dengan posisi lubang jarusm
44
CARA PENGOPERASIAN
HOLTER MONITORING
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8753/2012
1/2
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
45
CARA MENGGUNAKAN
OXYMETRI
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8754/2012
1/1
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
CARA PENGGUNAAN :
1. Alirkan listrik ke alat (sebaiknya selalu terpasang walaupun alat
sedang tak terpasang)
2. Hidupkan power pada alat
3. Test dahulu pada jari kita dengan menyambungkan alat ke salah
satu jari kita, sebaiknya ibu jari, dengan cara lampu yang menyala
berada di kuku/ punggung jari. Bila diyakini bekerja dengan baik,
sambungkan ke ibu jari pasien
4. Tunggu gambaran yang terlihat pada alat, saturasi O2 dan health
rate
5. Tentukan Low and Upper alarm, sesuai dengan yang diinginkan
6. Pulse rate saturasi O2 akan terlihat di layer monitor
UNIT TERKAIT
46
CARA MENGGUNAKAN
BED SIDE MONITOR
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8755/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
CARA PENGGUNAAN :
1. Sambungkan alat ke sumber listrik
2. Tekan tombol power On
3. Posisi tidur pasien, sebaiknya datar (flat) keculai pasien khusus,
bersihkan daerah yang akan dipasang penghantar (elektrode)
dengan alkohol sampai bersih
4. Pasang arde alat ke masa, beri jelly pada daerah yang akan dipasang
penghantar (elektrode)
5. Pasang penghantar (elektrode) sesuai pada tempatnya :
6. Pasang monitor saturasi O2 pada jari kaki/ tangan pasien
7. Pasang monitor suhu pada daerah axila, boleh kiri atau kanan sesuai
dengan posisi monitor
8. Tunggu sampai gambaran keadaan pasien yang dimonitor ada di
layar monitor
47
CARA MENGGUNAKAN
BED SIDE MONITOR
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8755/2012
2/2
CARA PENGGUNAAN :
9. Tekan tombol data pasien, lalu isi dengan data pasien yang
dipasang monitor
10. Isi alarm kontrol pada mesin dengan menekan tombol alarm
kontrol sesuai dengan keadaan pasien yang tergambar di layar
monitor
11. Pastikan alat berfungsi dengan baik
UNIT
TERKAIT
48
CARA MENGGUNAKAN
SYRINGE PUMP
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8756/2012
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal Terbit
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
49
CARA MENGGUNAKAN
SYRINGE PUMP
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8756/2012
2/2
PROSEDUR
CARA PENGGUNAAN :
11. Tekan tombol powre, tekan F (Function), tekan C (clear)
12. Atur jumlah tetesan yang akan diberikan ke dalam 1 menit atau 1
jam atau sesuai kebutuhan
13. Kemudian tekan tombol start
14. Jika habis, alarm akan berbunyi
15. Observasi kondisi pasien
16. Setelah selesai, rapihkan alat.
17. Buang sampah pada tempatnya medis dan non medis
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan tindakan dengan tanggal, nama, dan parafCuci
tangan
20. Dokumentasikan tindakan dengan tanggal, nama, dan paraf
UNIT TERKAIT
50
CARA MENGGUNAKAN
INFUSION PUMP
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8757/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
CARA PENGGUNAAN :
1. Sambungkan mesin ke sumber listrik
2. Tekan tombol power On
3. Jika menggunakan infusomat
a. Siapkan cairan infus yang akan digunakan, lalu
sambungkan dengan infus, pasangkan penjepit dari alat
ke tabung monitor tetesan infus, masukkan selang infus
ke infusion pump sesuai dengan tanda yang terdapat
pada infus set
b. Tentukan jumlah cairan yang akan ditentukan dalam 1
jam atau dapat juga dengan menentukan jumlah tetesan
yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan infusomat
c. Lalu tekan tombol start
4. Jikan menggunakan alat terumo
a. Siapkan cairan infus yang digunakan lalu sambungkan
dengan infus set
51
CARA MENGGUNAKAN
INFUSION PUMP
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8757/2012
2/2
IRD, ICU/ICCU, NICU, PICU, Cath Lab, Inst. Anak, Kardologi, Divisi
Jantung, Sarana, Farmasi, Fasilitas Medis
52
CARA MELAKUKAN
I N T U B AS I
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8758/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
tindakan
intubasi
guna
53
CARA MELAKUKAN
I N T U B AS I
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8758/2012
2/2
UNIT TERKAIT
54
CARA MELAKUKAN
E K S T U BAS I
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8759/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Memberitahukan tindakan
Cuci tangan
Pakai sarung tangan
Menghisap sekresi sebelum dilakukan ekstubasi
Mengempiskan Cuff ETT
Melepaskan Cuff ETT
Memberikan terapi oksigen sesuai program
Membersihkan plester dengan bensin/kapas alkohol
Memberitahukan tindakan sudah dilakukan
Observasi respon pasien
55
CARA MELAKUKAN
E K S T U BAS I
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8759/2012
2/2
PERSIAPAN PASIEN :
11.
12.
13.
14.
UNIT TERKAIT
56
CARA MENGGUNAKAN
V E N T I LAT O R
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8760/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien atau keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur sesuai kondisi pasien
PELAKSANAAN :
1. Monitor kelemahan otot-otot respirasi
2. Monitor kelemahan (impending) tespirasi
3. Konsultasikan dengan tim kesehatan lain dalam penggunaan
57
CARA MENGGUNAKAN
V E N T I LAT O R
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8760/2012
2/2
PELAKSANAAN (LANJUTAN ) :
1. mode di ventilator
2. Instruksikan pada klien dan keluarga mengenai akibat atau
rasanya penggunaan ventilator mekanik
3. Monitor secara rutin penggunaan ventilator
4. Monitor peningkatan tekanan inspirasi
5. Pastikan alarm ventilator dalam posisi menyala
6. Berikan sedatif, analgetik narkotik, bila perlu
7. Monitor efektifitas ventilasi mekanik pada status psiologik/
fisiologik pasien
8. Lakukan tindakan dengan tenang
9. Cek seluruh konektor ventilator secara teratur
10. Kosongkan air dari selang bila perlu
11. Pastikan perubahan sirkuit ventilator tiap 24 jam bila perlu
gunakan prosedur aseptik
12. Matikan alarm ventilator selama penghisapan untuk menurunkan
frekuensi/ alarm kekeliruan
13. Monitor tekanan ventilator dan bunyi nafas
14. Selama penghisapan, stop pemberian NGT 30-60 menit setelah
fisioterapi dada
15. Monitor perkembangan pasien saat terpasang ventilator dan
lakukan perubahan sesuai instruksi
16. Posisikan agar ventilasi/ perfusi terfasilitasi
17. Kolaborasi dokter untuk menggunakan CPAP dan PPE untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolar
18. Lakukan fisioterapi dada
19. Lakukan suction berdasarkan dengan adanya bunyi yang janggal,
peningkatan tekanan ventilasi
20. Berikan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
21. Lakukan oral care secara teratur
22. Monitor efek perubahan ventilator setelah oksigenasi (misalnya
kadar AGD, SaO2, CO2, tidal akhir)
23. Monitor derajat dari shunt, kapasitas vital, V2/V1, MVV,
kekuatan inspirasi, FEV, untuk kesiapan menyapih dari ventilator
mekanik beradasarkan pada protap
58
H AE M O D I ALI S A
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8761/2012
1/1
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tatalaksana menjalankan
penggunaan alat
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
mesin
HD
sesuai
dengan
prosedur
59
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8762/2012
1/4
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PERSIAPAN ADMINISTRASI :
1. Informed Consent
2. Slip tindakan
3. Pemeriksaan penunjang : EKG, Rontgen, Laboratorium, Echo,
Treadmill test.
60
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8762/2012
2/4
PELAKSANAAN :
I. SEBELUM TINDAKAN
PERSIAPAN CATH
24. Laboratorium lengkap : ureum, creatinin, bleeding time, clothing
time
25. Foto Thorax
26. Terapi anti platelets : aspilets/ ascardia/ aspirin distop satu hari
sebelum cath
27. Pasien :
a. Tidak usah puasa, cukur daerah inguinal/ pubis
b. Surat izin tindakan
c. Pasang infuse emergensi di lengan kiri (dextrose 5%)
Cek KU, TD, N
28. Ruang cath Laboratorium
d. Emergency trolley
e. DC Shock & air viva
f. O2
g. ECG
29. Obat-obatan yang harus ada di trolley :
Avli, SA, Oradexon, Isoptin, Lanoxin, Lasix, Perimperan,
Xyloxcard 100, Xylocard 500, Dopamin, Dobojuecy, Adalat/
Nefedifine, Isoket/ Nitrat, Dormicum/ Valium, obat oral (Cedocard,
Nitrobat, Adalat 5/10), Xylocaian 2% FL, Heparin FL
PERSIAPAN CATH (LANJUTAN ) :
30. Disposible 10 cc, 5 cc, 2,5 cc, 1 cc
31. Infus set
32. Abbocath, threeway stop cok
33. Kapas alkohol
34. Kassa steril, gunting, plester
INSTRUMEN SET STERIL DI ATAS MEJA :
1. Waskom besar yang dibungkus dengan duk besar yang dipakai
nantinya jadi alas meja instrumen berisi :
h. Kom besar satu
i. Kom sedang satu
j. Kom kecil satu
k. Klem sedang satu
l. Jas operasi dua
m. Duk kecil satu
n. Duk bolong besar satu
o. Duk sedang satu
p. Kassa steril satu
61
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8762/2012
3/4
62
PROSEDUR
UNIT
TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8762/2012
4/4
Catatan :
- Hati-hati adanya emboli pusing, mual, gelap hati-hati
Vagal Reflex
- Semua prosedur dalam report dan record ( tercatat dan
terekam)
II. SESUDAH TINDAKAN
1. Observasi tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama, selanjutnya
setiap 30 menit sampai stabil
2. Observasi daerah penusukkan terhadap perdarahan atau hematoma,
selanjutnya setiap 30 menit sampai stabil
3. Berikan nutrisi sesuai diet
4. Anjurkan pasien minum banyak ( 1,5 s.d 2 liter pada 6-8 jam )
5. Observasi tanda-tana reaksi alergi
6. Bila tindakan melalui daerah brachialis, pasien disitirahatkan di
tempat tidur selama 4-6 jam. Immobilisasi tangan yang ditusuk
selama 9 jam, bila perlu pasang bidai
7. Bila tindakan melalui daerah femoralis, immobilisai 8-12 jam,
letakkan bantal pasir selama 4-6 jam
III. SETELAH PROSEDUR
1. Rapihkan semua alat-alat dan kateter di dalam waskom dan dicuci/
direndam, injektor dilepas dan dibersihkan.
2. Rapihkan pasien dari bekas darah/ bethadin. Lepaskan semua cheest
lead dan cabut introducer sheath dengan baik dan benar.
3. Lakukan kompressi pada proximal tusukan arteri selama 15 30.
Lanjutkan dengan elastic verband atau bantal pasir 1 Kg 8-10 jam.
4. Istirahatkan kaki yang ditusuk selama > 12 jam
5. Observasi perdarahan bila terjadi perdarahan ditandai dengan adanya
haematoma atau kassa penutup luka basah dengan darah, maka
lakukan lagi kompressi seperti semula/ awal.
MANAGEMENT :
1. Alkes Habis Pakai
2. Obat-obat dan alat-alat farmasi : Obat FR, kontras, Infus, Spuit
3. Alat tenun, instrumen set, baju duk, handshoon, masker, dll
4. Alat kedokteran/ mesin-mesin :
a. Cine, Video, CD Tajarno, Processing, dll
b. Report, Record, CD
PERSONAL :
1. Operator satu orang
2. Asisten Operator satu orang
3. Perawat dua orang
a. Satu mempersiapkan alat
b. Satu mempersiapkan pasien
4. Teknisi dua orang
a. Cine, Video, CD
b. Report, Record, CD
c. Manager satu orang ( perawat )
Ruang Laboratorium kateterisasi, Kardiologi, Divisi jantung, Radiologi,
Farmasi, Fasilitas Medis
63
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8763/2012
1/3
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
64
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8763/2012
2/3
3. Non steril :
a.
Masker
b.
Bengkok 1 bh
c.
Korentang dalam tempatnya
d.
Mistar untuk mengukur tekanan LCS
e.
Gunting Pleister
f.
Yodium
g.
Alkohol 70%
h.
Larutan None/Pandi
i.
Bila perlu obat penenang
II. K L I E N
Atur posisi klien dengan punggung terbuka :
1.
Identifikasi pasien
2.
Baju ditarik ke atas, celana/ kain ditarik ke bawah
3.
Posisi klien miring di tepi tempat tidur yang rata yaitu
kepala dan tubuh dibengkokkan ke dua paha
III.
1.
2.
3.
ADMINISTRASI
Siapkan formulir izin tindakan
Siapkan formulir laboratorium
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
P E LAK S AN AAN
1. Beri salam teraupetik
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan
4. Petugas cuci tangan sebelum membantu pelaksanaan tindakan
5. Petugas (perawat dan dokter) memasang handscoon
6. Siapkan bengkok 1 bh
7. Siapkan dan berikan pada dokter : alat-alat, cairan untuk
desinfektan (kapas lidi, alkohol, yodium, kain kassa)
8. Desinfeksi daerah punggung area L3-L4 dan sekitarnya
9. Pasang doek lobang
10. Spinal needle diberikan dalam keadaan steril (bila dispossible
dibuka dulu)
11. Dokter segera melaksanakan pungsi pada daerah L3-L4
12. Perawat mempersiapkan/ memberikan botol berisi larutan none/
pandi
13. Botol steril disiapkan untuk tempat cairan LCS
14. Lumbal pungsi selesai diberikan kain kassa steril untuk menutup
bekas tusukan (sudah diberi bethadin)
15. Perawat memberi plester pada kain kassa tersebut
16. Alat-alat dibereskan
17. Buang sampah pada tempatnya medis dan non medis
18. Klien dimiringkan/ ditelungkupkan + 4 jam
65
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8763/2012
3/3
PROSEDUR
19. Beri tahu tindakan sudah dilakukan. Dalam tempo 24 jam, klien
bed rest total tanpa bantal (posisi telentang)
20. Kirimkan cairan ke laboratorium, tidak boleh lebih dari 1 jam sudah
diperiksa
21. Observasi keadaan umum. Bila ada kelainan lapor ke dokter
UNIT
TERKAIT
Inst. Anak, Inst. Non Bedah Ruang Neurology, Farmasi, Fasilitas Medis
66
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8764/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Pelaksanaan:
1. Klien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Informed consent
67
PROSEDUR
UNIT
TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8764/2012
2/2
Lanjutan:
3. Pasang sampiran
4. Klien dalam posisi duduk, tangan pada daerah yang akan ditusuk
diangkat di atas kepala sambil memiringkan kepalanya ke sebelah
yang ditusuk.
5. Dokter cuci tangan dan memasang sarung tangan
6. Bagian yang di tusuk di beri yodium lalu dengan alkohol
7. Duk bolong dipasang
8. Lakukan anastesi lokal
9. Tusukkan semprit dengan jarum diantara tulang iga dengan posisi
menghisap , sehingga bila jarum mencapai cairan, maka cairan akan
mengalir segera kedalam semprit
10. Cairan ditampung untuk pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
11. Bekas tusukan diberi salep povidon-iodium dan ditutup dengan kassa
steril
12. Buang sampah sesuai dengan medis dan non medis serta benda tajam
13. Observasi respon pasien dan tanda-tanda vital
14. Beritahukan tindakan selesai dilakukan
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan, waktu, nama, dan
paragraf
Inst. Anak, Inst. Non Bedah Ruang Neurology, Farmasi, Fasilitas Medis
68
PENGOPEASIAN
I N K U B AT O R
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8765/2012
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal terbit :
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Temperatures
Median
35,5
34,9
34,0
Range
( C )
0,5
0,5
0,5
69
PENGOPEASIAN
I N K U B AT O R
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8765/2012
2/2
PROSEDUR
2.000
2.500
3.000
3.500
33,5
33,2
33,0
32,8
0,5
0,6
1,0
1,2
4.000
32,6
1,4
UNIT
TERKAIT
Median
33,4
32,7
32,4
32,3
32,2
32,1
32,1
C
Range Median Range
0,6
34,3
0,4
0,9
33,7
0,5
0,9
33,5
0,5
0,9
33,5
0,5
0,9
33,5
0,5
0,9
33,5
0,5
0,9
33,5
0,5
Over 36 wk gestation
and > 2.500 g
Median
33,0
32,4
31,9
31,5
31,2
30,9
30,8
C
Range
1,0
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,4
32,1
0,9
33,5
0,5
30,6
1,4
32,1
0,9
33,5
0,5
30,4
1,4
10
32,1
0,9
33,5
0,5
30,2
1,5
11
32,1
0,9
33,5
0,5
29,9
1,5
12
32,1
0,9
33,5
0,5
29,5
1,6
13
32,1
0,9
33,5
0,5
29,2
1,6
14
32,1
0,9
33,5
0,6
15
32,0
0,9
33,3
0,7
4 wk
31,7
1,1
32,9
0,8
5 wk
31,1
1,1
32,1
0,7
6 wk
30,6
1,1
31,8
0,6
7 wk
30,1
1,1
31,1
0,6
70
T I N DAK AN
PHOTO THERAPY
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8766/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
71
T I N DAK AN
PHOTO THERAPY
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8766/2012
2/2
PELAKSANAAN LANJUTAN:
8. Beritahu keluarga tindakan sudah dilakukan
9. Cuci tangan
10. Catat jam, tanggal, tindakan dan hasil pengamatan
UNIT TERKAIT
72
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8767/2012
1/3
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
73
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8767/2012
2/3
74
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8767/2012
3/3
PERHATIAN
-
UNIT TERKAIT
75
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8768/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
76
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8768/2012
2/2
Bantal pasir
7. Bengkok
8. Korentang dalam tempatnya
6.
PERSIAPAN PASIEN :
Mengadakan pendekatan kepada keluarga dan memberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Pasien diberi tahu dan dibawa ke kamar tindakan
2. Bila fungsi dilakukan pada tulang Tibia, pasien dibaringkan
terlentang
3. Lutut yang akan difungsi diganjal dengan bantal pasir
4. Cuci tangan sebelum tindakan
5. Permukaan kulit daerah yang akan difungsi didesinfeksi
6. Spuit diisi dengan Novocain 2% untuk anestesi lokal, sesuai
kebutuhan
7. Selanjutnya pelaksanaan dilakukan oleh dokter
8. Setelah dokter berhasil memasukkan jarum pungsi ke dalam tulang,
mandarin dicabut, jarung pungsi disambung dengan spuit 10 cc,
lalu sumsum tulang diisap secukupnya, dan jarum dicabut
9. Bekas tusukan segera diberi yodium, dan tutup dengan kain kassa
steril dan diplester
10. Sumsum tulang yang sudah diambli, dioleskan pada objek glass,
lalu kirim ke laboratorium, sebelumnya diberi etiket (label)
11. Selama dilakukan fungsi perawat tetap mendampingi
12. Beritahu tindakan sudah selesai dilakukan
13. Buang sampah pada tempatnya, medis, non medis dan benda tajam
14. Pasien dirapikan
15. Cuci tangan
16. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula
17. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukanm disertai waktu,
nama dan paraf
UNIT TERKAIT
77
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8769/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
Mempersiapkan
pasien
DESFERRIOXAMIN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
untuk
tindakan
pemberian
obat
78
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8769/2012
2/2
PROSEDUR
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. Semua alat dan obat disiapkan
3. Penderita dan orang tua pasien diberi tahu
4. Penderita tidur terlentang, pakaian daerah perut dibuka
5. Cek alat dan obat yang akan dipasang
6. Tusukkan jarum wing needle dengan cara penyuntikkan sub cutan
posisi jarum menurut alur kulit
7. Piksasi dengan plester
8. Kemudian hidupkan dengan alat syringe deriven yang sudah ada
baterai
9. Kemudian atur dan jalankan (cairan obatnya) sesuai kebutuhan --3 jam
10. Sebaiknya pengobatan diberikan 5 hari berturut-turut
11. Alat-alat dirapihkan
12. Pasien dirapihkan
13. Dokumentasikan tindakan beri waktu nama dan paraf
UNIT TERKAIT
79
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8770/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
80
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8770/2012
2/2
6.
7.
8.
9.
Pasien dirapihkan
Keluarga diberi tindakan sudah dilakukan
Alat-alat dirapihkan
Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
Fasilitas Medis,
81
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8771/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PERSIAPAN ALAT :
- Baki berisi alat-alat steril :
1. 2 pasang sarung tangan
2. 2 pasang Duk Bolong
3. Jarum tap lengkap dengan mandrinnya ( sama dengan jarum
lumbal fungsi )
4. Kain pengalas
5. Kain kassa
6. Lidi kapas
7. 2 bh Botol kecil steril
8. 4 bh tabung ( 2 bh tabung berisi cairan none, 2 bh berisi cairan
pandy )
- Baki berisi alat-alat non steril :
1. Alkohol 70% dalam tempatnya
2. Yodium tincture 25 atau betadine 105
3. lampu spritus dan korek api
82
PROSEDUR
UNIT
TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8771/2012
2/2
83
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8772/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PERSIAPAN PASIEN :
Sebelum tindakan pasein dianjurkan untuk minum air putih sebanyak 2
gelas. Bila ada terasa untuk berkemih untuk menahan dulu
PELAKSANAAN :
1. Satu jam setelah minum, pasien ditanya apakah kandung
kemihnya terasa penuh
2. Bila sudah terasa penuh, lapor ke dokter
3. Keluarga diberi tahu tindakan yang akan dilakukan
84
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8772/2012
2/2
4.
5.
6.
7.
8.
Fasilitas Medis,
85
PENGAMBILAN
DARAH ASTRUP
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8773/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
86
PENGAMBILAN
DARAH ASTRUP
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8773/2012
2/2
PROSEDUR
PELAKSANAAN (LANJUTAN):
5. Udara dikeluarkan dari spuit, jarum ditusukkan posisi tengah
lurus sampai menembus arteri. Bila penghisap terdorong ke atas
oleh tekanan dari darah arteri, penghisap tidak boleh ditarik.
6. Setelah jumlah darah cukup, jarum dicabut dan bekas tusukan
ditekan dengan kapas alkohol selama 5 menit kemudian
diplester
7. Udara dalam spuit dikeluarkan, ujung jarum ditutup dengan
gabus
8. Spuit yang berisi darah diberi etiket lengkap bersama formulir
lengkap dikirim ke laboratorium
9. Beritahu tindakan telah selesai
10. Pasien dirapikan
11. Alat-alat dirapikan
12. Buang sampah pada tempatnya; medis, non medis dan benda
tajam
13. Perawat cuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
UNIT TERKAIT
87
PEMASANGAN
INFUSE WING NEEDLE
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8774/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Standar Infus
Cairan yang diperlukan (dextrose)
Infus set, jarum bersayap
Kapas dan alkohol 70%
Kassa steril, plester
Gunting
Pengalas infus
Bengkok
PELAKSANAAN :
1. Keluarga diberi tahu tindakan yang akan dilakukan
2. Perawat cuci tangan
3. Siapkan area yang akan dipasang
88
PEMASANGAN
INFUSE WING NEEDLE
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8774/2012
2/2
PROSEDUR
PELAKSANAAN (LANJUTAN):
4. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan
5. Menusukkan infus set ke dalam botol infus
6. Keluarkan udara dari selang infus
7. Menentukan vena yang akan ditusuk
8. Pasang pengalas
9. Pasang handscoon
10. Desinfeksi area yang akan ditusuk
11. Meminta bantuan 1 orang perawat untuk melakukan fiksasi
12. Menusuk jarum pada vena yang telah ditentukan
13. Menutup bagian yang telah ditusuk dengan kassa steril
14. Menghitung jumlah tetesan sesuai kebutuhan
15. Memperhatikan reaksi pasien
16. Buang sampah pada tempatnya; medis, non medis dan benda
tajam
17. Beri tanggal pemasangan dan paraf pada selang infus
18. Beritahu keluarga tindakan telah selesai dilakukan
19. Alat-alat dibereskan
20. Perawat cuci tangan
21. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
UNIT
TERKAIT
89
PEMBERIAN
SUNTIKAN ATS
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8775/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
90
PEMBERIAN
SUNTIKAN ATS
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8775/2012
2/2
UNIT TERKAIT
91
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8776/2012
1/2
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Dilakukan pada :
1. Pasien dengan lubang buatan dinding anterior trakhea
Persiapan :
Persiapan alat :
1. Oksigen
2. Suction cath
3. Trakeostomi dressing set
a. Kassa
b. Pinset cirurgis 2 buah
c. Kom kecil 2 buah
d. Nacl 0,9% atau bethadine
e. Handscoon
f. Gunting
g. Twillape (tali)
h. Sikat kecil
i. Coten tip applicators
Persiapan pasien
1. Jelaskan prosedure dan sensasi yang akan dialami klien
2. Atur posisi klien senyaman mungkin
3. Buang dressing yang kotor
4. Bersihkan daerah trach site dengan Nacl 0,9%
5. Ganti dressing baru dengan kassa betadine, diusahan tetap kering
untuk mencegah infeksi
92
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8776/2012
2/2
Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan.
2. Iner tube (kanul dalam) minimal 1x sehari untuk melihat adanya
kerak dan bersihkan dengan sabun cair dan air hangat yang
mengalir (bila perlu gunakan sikat kecil) bila sekret kental dan
timbul kerak bersihkan dengan natrium bikarbonat kemudian bilas
dengan air hangat yang mengalir.
3. Gunakan suction catheter dengan ukuran separuh lebih kecil dari
separuh ukuran lubang tube.
4. Masukkan kembali iner tube (kanul dalam).
5. Kaji klien dan kemanan tube.
6. Setelah selesai pasien dirapikan kembali.
7. Peralatan dibersihkan dan dikemabalikan ditempat semula
8. Perawat cuci tangan kembali.
93
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8777/2012
2/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
94
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8777/2012
Halaman
2/3
B. Evaluasi psikososial
1. Pengetahuan tentang penyakitnya (kanker) dan pengobatannya
(kemoterapi) rasa cemas dan takut
2. Pengalamn pertama kemoterapi
3. Support sistem dari orang-orang terdekat
4. Informed consent
5. Batasi pengunjung
6. Pertahankan personal hygiene
C. Pendidikan klien dan keluarga, pengertian, kesediaan dukungan
moral dan dana
D. Hindari makan dan minum 1-2 jam sebelum dan sesudah
kemoterapi
E. Pemeriksaan vital sign
F. Pemberian cairan infuse dan premedikasi kemoterapi jam
sebelum dilakukan kemoterapi.
II. Perawatan Penderita Setelah Kemoterapi
A. Mual dan Muntah
1. Hindari makan 12 jam post kemoterapi
2. Makan dalam porsi kecil dan sering (5-6x/hari)
3. Makan lambat-lambat
4. Hindari makanan yang manis, berlemak, asin, berbau tajam
5. Minuman yang cukup agar tubuh tidak kurang cairan lebih
kurang 2500-3000 cc/hari.
6. Hindari makanan yang terlalu panas/dingin saat dimakan
7. Pemeberian obat anti emetik
B. Stomatitis
1. Pilih makanan lunak/lembek yang tidak terlalu merangsang
mulut misalnya milk shake
2. Menggosok gigi setiap habis makan menggunakan sikat gigi
berbulu lembut
3. Hindari penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol
4. Lakukan oral hygiene dengan normal salin, air matang,
betadine gangle
5. Beri mycostatin untuk 1x hari setelah makan dan sebelum
tidur
C. Diare
1. Minumair lebih kurang 2500-3000cc/hari dan makan lunak
seperti : pisang, bubur dan roti
2. Makan dengan diet rendah serat tinggi kalori dan protein
95
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8777/2012
Halaman
3/3
D. Konstipasi
1. Makan makanan yang mangandung tinggi serat seperti sayur
dan buah-buahan.
2. Minum lebih kurang 2500-3000 cc/hari
PROSEDUR
E. Alopecia
1. Pilih model rambut pendek supaya kerontokan tidak terlalu
menyolok.
2. Gunakan scarf, topi, selendang, sorban, rambut palsu untuk
menutupi kerontokan rambut.
3. Lindungi kepala dari sinar matahari
4. Rawat kulit kepala dan rambut dengan lembut dan hati-hati
hindari pewarna rambut, hair spray, dan cat rambut
5. Gunakan shampoo yang berprotein dan kondisioner
6. Jangan terlalu sering mencuci rambut
7. Hindari pengeriting rambut
8. Gunakan sisir yang renggang
F. Resiko terjadi infeksi
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Monitor keadaan lekosit
3. Gunakan teknik aseptik antiseptik dalam malakukan tindakan
4. Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan
5. Jaga kebersihan lingkungan
UNIT TERKAIT
96
YM.01.11/II.3.3/8778/2012
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
97
FLEET ENEMA
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8779/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Fleet Enema adalah obat yang digunakan sebagai pencahar, dengan tujuan
membersihkan colon baik untuk pengobatan maupun persiapan untuk
tindakan operasi.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
98
FLEET ENEMA
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8779/2012
2/2
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Cara Kerja :
1. Siapkan alat alat.
2. Cuci tangan.
3. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Siapkan pasien pada posisi SIMS/miring ke kiri atau posisi genu
pectoral/posisi bersujud.
5. Memasang handscoen.
6. Memasukkan fleet enema 1 (satu) tube dengan cara menyemprotkan
ke dalam anus pasien sampai habis.
7. Proses memasukkan fleet enema akan lebih mudah bila pasien
dalam keadaan mengejan seperti pada waktu BAB agar otot di
sekitar anus relaksasi.
8. Jangan memaksakan memasukkan ujung enema ke dalam rektum
karena dapat melukainya.
9. Biarkan pasien dalam posisi tersebut 2 5 menit.
10. Bila sudah selesai alat alat dan pasien dibereskan.
11. Cuci tangan.
12. Dokumentasi hasil tindakan dan respon pasien.
Perhatian :
1.
Jangan digunakan pada anak anak usia < 12 tahun.
2.
Jangan digunakan apabila dehidrasi atau selama lebih dari 3 hari
tanpa konsultasi dokter.
3.
Kadar Ca, Fosfat, K dan Na harus dimonitor dengan teliti.
4.
Keseimbangan elektrolit tubuh yang terganggu harus segera
dikoreksi dengan penggantian cairan yang tepat.
5.
Menggunakan enema lebih dari satu botol dalam waktu 24 jam
dapat berbahaya.
6.
Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan produk ini
apabila pasien :
a. Sedang diet rendah natrium.
b. Menderita gangguan ginjal.
c. Sedang hamil atau menyusui bayi.
7.
Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat
pencahar
apabila pasien :
a.
Mengalami mual, muntah atau nyeri abdominal.
b.
Mengalami perubahan kebiasaan buang air besar secara tiba
tiba dan berlangsung lebih dari dua minggu.
c.
Sudah menggunakan pencahar lebih dari satu minggu.
8.
Hentikan penggunaan produk ini dan konsultasikan dengan
dokter apabila pasien :
a.
Mengalami perdarahan rektal.
b.
Tidak mengalami pergerakan dalam usus setelah pemberian
enema.
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Farmasi
99
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8780/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Persiapan alat
1. Oksigen set
2. Nebulizer set
3. Cairan normal saline dan obat yang akan dipakai (vasodilator)
4. Spuit 5 atau 10 cc.
5. Mouth piece / sungkup
6. Bengkok
B. Persiapan klien
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
3. Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering dalam posisi
semifowler, jaga privasi.
100
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8780/2012
2/2
RSMH Palembang
PELAKSANAAN :
PROSEDUR
1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pengobatan khususnya pada
klien yang menggunakan bronkodilator.
2. Petugas mencuci tangan dengan benar
3. Nebulizer diisi obat (sesuai program pengobatan) dan cairan normal
salin 4-6cc.
4. Hidupkan nebulizer kemudian hubungkan nebulizer dan selangnya
ke flow meter oksigen dan set aliran pada 4-5 liter/menit, atau ke
kompresor udara.
5. Instruksikan klien untuk buang nafas.
6. Minta klien untuk mengambil nafas dalam melalui mouth
piece/sungkup, tahan nafas beberapa saat kemudian buang nafas
melalui hidung.
7. Observasi pengembangan paru / dada klien.
8. Minta klien untuk bernafas perlahan-lahan dan dalam setelah seluruh
obat diuapkan.
9. Selesai tindakan, anjurkan klien untuk batuk setelah tarik nafas
dalam beberapa kali (teknik batuk efektif).
10. Pasien dan alat - alat dirapikan.
11. Petugas mencuci tangan.
EVALUASI :
Mengkaji pola nafas klien.
DOKUMENTASI :
Catat respon klien dan tindakan yang telah dilakukan pada dokumentasi
asuhan keperawatan .
UNIT TERKAIT
Farmasi, Sarana, Fasilitas Medis, Seluruh Instalasi Rawat Inap, dan IRD
101
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8781/2012
1/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PERSIAPAN :
PROSEDUR
A. Persiapan alat
1. Glukometer (alat pengecek BSS)
2. Jarum penusuk (lanset) sekali pakai dan steril
3. Kapas Alkohol
4. Test Trip yang tidak kadaluarsa
5. Handschoon
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8781/2012
2/2
RSMH Palembang
B. Persiapan klien
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
103
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8782/2012
1/5
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
104
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8782/2012
2/5
RSMH Palembang
PERSIAPAN :
PROSEDUR
A. Persiapan alat
1. Stopwatch bila perlu
2. Handuk / tissue
3. Sampiran bila perlu
B. Persiapan klien
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
3. Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan perawat atau
petugas rehabilitasi medis (posisi awal sebelum dan sesudah
gerakan)
4. Buka bagian tubuh yang akan digerakkan.
5. Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada masing
masing sisi tubuh
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
2. Letakkan alat ke dekat klien
3. Memasang sampiran bila perlu
4. Pilih jenis ROM yang akan dilakukan. Jika ROM aktif, klien
melakukannya secara mandiri. Jika ROM pasif, klien dibantu oleh
perawat atau petugas rehabilitasi medis.
5. Mulai dilakukan ROM dan instruksikan klien untuk melakukan apa
yang diinstruksikan atau bantu klien untuk melakukannya
6. Gerakan Bahu :
Mulai masing-masing gerakan dari lengan di sisi klien.
Pegang lengan di bawah siku dengan tangan kiri perawat dan pegang
pergelangan tangan klien dengan tangan kanan perawat.
a. Fleksi dan ekstensi bahu
Gerakkan lengan ke atas menuju kepala tempat tidur,kemudian
kembalikan ke posisi sebelumnya.
b. Abduksi bahu.
Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala klien
sampai tangan di atas kepala.
c. Adduksi bahu.
Gerakkan lengan klien ke atas tubuhnya sampai tangan yang
bersangkutan menyentuh tangan pada sisi di sebelahnya.
d. Rotasikan
bahu
internal
dan
eksternal.
Letakkan lengan di samping tubuh klien sejajar dengan bahu.
Siku membentuk sudut 90 dengan kasur. Gerakkan lengan ke
bawah hingga telapak tangan menyentuh kasur, kemudian
gerakkan ke atas hingga punggung tangan menyentuh tempat
tidur.
105
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8782/2012
3/5
RSMH Palembang
PROSEDUR
7. Gerakan Siku :
a. Fleksi dan ekstensi siku
Bengkokkan siku hingga jari-jari tangan-menyentuh dagu, lalu
luruskan kembali ke tempat semula
b. Pronasi dan supinasi siku
Genggam tangan klien seperti orang yang sedang berjabat tangan.
Kemudian putar telapak tangan klien ke bawah dan ke atas,
pastikan terjadi pergerakan siku, bukan bahu.
8. Gerakan Pergelangan Tangan dan Telapak Tangan :
a. Fleksi pergelangan tangan
Genggam telapak dengan satu tangan, tangan yang lainnya
menyangga lengan bawah.Kemudian bengkokkan pergelangan
tangan ke depan.
b. Ekstensi pergelangan tangan
Dari posisi fleksi, tegakkan kembali pergelangan tangan ke posisi
semula.
c. Fleksi radial / radial devition (abduksi)
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari.
d. Fleksi ulnar/ulnar deviation (adduksi).
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral ke arah jari
kelima.
9. Gerakan Jari-Jari Tangan
a. Fleksi.
Bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari ke arah telapak tangan
(tangan menggenggam).
b. Ekstensi.
Dari posisi fleksi, kembalikan ke posisi semula (buka genggama
tangan).
c. Hiperekstensi.
Bengkokkan jari-jari t-angan ke belakang sejauh mungkin.
d. Abduksi.
Buka dan pisahkan jari-jari tangan.
e. Adduksi.
Dari posisi abduksi, kembalikan ke posisi semula.
f. Oposisi
Sentuhkan masing-masing jari tangan dengan ibu jari.
10. Gerakan Pinggul dan Lutut
Untuk melakukan gerakan ini, letakkan satu tangan di bawah lutut
klien dan tangan yang lainnya di bawah mata kaki klien.
a. FIeksi
dan
ekstensi
lutut
dan
pinggul.
Angkat kaki dan bengkokkan lutut. Gerakkan lutut ke atas
menuju dada sejauh mungkin. KembaIikan lutut ke bawah,
tegakkan lutut, rendahkan kaki sampai pada kasur.
b. Abduksi
dan
adduksi
kaki.
Gerakkan kaki ke samping menjauhi klien. Kemudian
kembalikan melintas di atas kaki yang lainnya.
c. Rotasi pinggul internal dan eksternal.
Putar kaki ke dalam, kemudian keluar.
106
No Revisi
Halaman
4/5
1
11. Gerakan Telapak Kaki dan Pergelangan Kaki
a. Dorsofleksi telapak kaki.
Letakkan satu tangan di bawah tumit. Lalu tekan kaki klien
dengan lengan Perawat untuk menggerakkannya ke arah kaki.
b. Fleksi plantar telapak kaki.
Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainnya
berada pada tumit.Kemudian dorong telapak kaki menjauh dari
kaki.
c. Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki
Letakkan satu tangan pada punggung kaki klien, letakkan tangan
yang lainnya pada pergelangan kaki. Kemudian bengkokkan jarijari ke bawah. Kembalikan lagi pada posisi semula.
d. Inversi dan eversi telapak kaki
Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnya di
atas punggung kaki.Kemudian putar teIapak kaki ke dalam,
kemudian ke luar.
12. Gerakan leher
Ambil bantal di bawah kepala klien.
a. Fleksi dan ekstensi leher.
Letakkan satu tangan di bawah kepala klien, dan tangan yang
lainnya di atas dagu klien. Gerakkan kepala kedepan sampai
menyentuh dada, kemudian kembalikan ke posisi sernula tanpa
disangga oleh bantal.
b. Fleksi lateral leher
Letakkan kedua tangan pada pipi klien.Kemudian gerakkan
kepala kiien ke arah kanan dan kiri.
13. Gerakan hiperekstensi
Bantu klien untuk berubah pada posisi pronasi di sisi tempat tidur
dekat dengan perawat.
a. Hiperekstensi leher
Letakkan satu tangan di atas dahi, tangan yang lainnya pada
kepala bagian belakang. Gerakkan kepala kebelakang
b. Hiperekstensi bahu
Letakkan satu tangan di atas lainnya di bawah siku klien. Tarik
lengan atas keatas dan kebelakang.
c. Hiperekstensi pinggul.
Letakkan satu tangan di atas pinggul. Tangan yang lainnya
menyangga kaki bagian bawah. Gerakkan kaki ke belakang dari
persendian pinggul
14. Kembalikan pada posisi awal setelah masing-masing gerakan.
Ulangi masing-masing gerakari 3 kali.
15. Rapikan klien, tempat tidur, alat-alat dan ruangan
16. Cuci tangan kembali dilakukan dengan benar.
YM.01.11/II.3.3/8782/2012
PROSEDUR
107
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8782/2012
4/5
RSMH Palembang
PROSEDUR
EVALUASI :
1. Selama latihan pergerakan, kaji kemampuan untuk mentoleransi
gerakan; rentang gerak (ROM) dari masing-masing perserudian yang
bersangkutan.
2. Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan ketahanan tubuh
klien terhadap latihan.
DOKUMENTASI :
1. Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak diharapkan atau
perubahan pada pergerakan klien, misalnya adanya kekakuan dan
kontraktur.
2. Catat respon klien dan tindakan yang dilakukan pada dokumentasi
asuhan keperawatan
UNIT TERKAIT
108
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8783/2012
1/3
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
SECARA BERTAHAP
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8783/2012
2/3
RSMH Palembang
PERSIAPAN :
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Persiapan alat
Bantal
Tongkat atau kruk bila perlu
Persiapan klien
Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
2. Dekatkan alat-alat yang diperlukan
3. Membantu mobilisasi untuk posisi bebaring telentang :
a. Posisikan kepala, leher dan punggung klien lurus
b. Letakkan bantal dibawah bahu dan lengan yang lemah secara
hati-hati, sehingga bahu terangkat keatas dengan lengan agak
ditinggikan
c. Letakkan juga bantal dibawah pangkal paha yang lemah dengan
posisi kaki agak memutar kearah dalam dan lutut agak sedikit
ditekuk
4. Membantu mobilisasi untuk posisi berbaring ke sisi yang lemah
a. Lengan yang lemah menghadap ke depan, pastikan bahwa bahu
klien tidak memutar secara berlebihan
b. Kaki yang lemah agak ditekuk, kai yang sehat menyilang diatas
kaki yang lemah dengan diganjal bantal.
5. Membantu mobilisasi untuk posisi berbaring ke sisi yang sehat
a. Bahu yang lemah harus menghadap kedepan, lengan yang lemah
posisinya memeluk bantal dengan siku diluruskan
b. Kaki yang lemah dposisikan didepan, bagian bawah paha dan
tungkai diganjal bantal, dan lutut agak ditekuk
6. Membantu mobilisasi untuk posisi duduk
a. Tempatkan klien pada posisi terlentang
b. Tinggikan bagian kepala tempat tidur atau susun bantal sebagai
penyangga tubuh klien
c. Perawat menghadap ketempat tidur
d. Tempatkan kaki meregang dengan satu kaki lebih dekat ketempat
tidur dibanding kaki yang lain
e. Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien di bawah bahu,
yang menyokong kepala dan tulang belakang
f. Tempatkan tangan yang lain di permukaan tempat tidur
g. Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan
perawat dari kaki depan ke kaki belakang
No Dokumentasi :
RSMH Palembang
No Revisi
Halaman
3/3
1
h. Dorong dengan arah berlawanan tempat tidur dengan
menggunakan lengan yang ditempatkan di tempat tidur
i. Turunkan kepala klien di tempat tidur atau pada bantal
penyanggah
7. Membantu mobilisasi untuk posisi berjalan
a. Posisikan klien pada posisi duduk terlebih dahulu
b. Minta klien untuk meletakkan tangan disamping badan atau
memegang telapak tangan perawat.
c. Berdiri disamping klien dan pegang telapak dan lengan tangan
pada bahu klien.
d. Bantu klien untuk berjalan, gunakan tongkat atau kruk jika
diperlukan
8. Rapikan klien setiap setelah melakukan prosedur mobilisasi klien
9. Cuci tangan kembali dilakukan dengan benar
YM.01.11/II.3.3/8783/2012
PROSEDUR
EVALUASI :
1. Observasi respon klien pada saat berganti posisi, terutama saat
berdiri dari tempat tidur (frekuensi nadi dan tanda hipotensi
ortostatik)
2. Mengkaji kenyamanan klien
DOKUMENTASI :
1. Catat prosedur; termasuk posisi yang ditetapkan, kondisi kulit,
gerakan sendi, kemampuan klien membantu bergerak, dan
kenyamanan klien.
2. Catat tindakan dan respons klien dalam dokumentasi asuhan
keperawatan
UNIT TERKAIT
111
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8784/2012
1/2
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERSIAPAN :
PROSEDUR
A. Persiapan alat
1. Cairan infus sesuai therapy
2. Jam tangan / arloji yang ada detiknya / sekon
3. Cairan infus, diperiksa dengan teliti jenis dan tanggal kadaluarsa
B. Persiapan klien
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
3. Lingkungan disiapkan untuk menjaga privasi klien
112
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8784/2012
2/2
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
2. Alat alat didekatkan dengan pasien
3. Pastikan cairan infus yang akan diganti tersisa sedikit pada leher
botol
4. Aliran infus dihentikan dengan cara menurunkan pengatur tetesan
infus
5. Cairan yang baru, diambil lalu dibuka penutupnya
6. Infus set dicabut atau dilepas dari cairan infus yang lama
7. Infus set dihubungkan dengan cairan infus yang baru secara tepat
dan cepat tanpa menyentuh ujungnya
8. Cairan infus yang baru digantungkan di standar infus
9. Periksa ada tidaknya udara pada selang infus
10. Atur jumlah tetesan infus dengan cara:
a. Jam tangan / arloji diletakkan sejajar dengan reservoir tetesan
infus
b. Pengatur tetesan dibuka secara perlahan lahan
c. Tetesan infus dihitung selama 1 menit
d. Jumlah tetesan infus dipastikan sesuai dengan program
11. Tetesan / aliran infus dipastikan mengalir lancar
12. Label dipasang pada botol cairan (tanggal,jam, botol/kolf keberapa)
13. Perawat merapikan kembali klien
14. Cuci tangan dilakukan kembali dengan benar
EVALUASI :
Periksa kelancaran infus dan kecepatan tetesan secara berkala
DOKUMENTASI :
Catat respon klien dan tindakan yang telah dilakukan pada dokumentasi
asuhan keperawatan
UNIT TERKAIT
Seluruh Instalasi Rawat Inap, IRD, Farmasi, Sarana dan Fasilitas Medis
113
PENATALAKSANAAN PEMBERIAN
TRANSFUSI DARAH
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8785/2012
1/3
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari
seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).
1.
2.
3.
4.
PERSIAPAN :
A. Persiapan alat
1. Termometer
2. Sarung tangan / Handshcoon
3. Spuit 3cc 2 buah
4. Kapas alkohol
5. Cairan NaCl 0,9% (untuk sebelum dan sesudah pemberian
transfusi)
6. Bengkok
7. Formulir observasi transfusi
8. Formulir informed concern pemberian transfusi
9. Kantong darah
PENATALAKSANAAN PEMBERIAN
114
TRANSFUSI DARAH
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8785/2012
2/3
RSMH Palembang
PROSEDUR
B. Persiapan Obat
1. Obat Anti Allergenik (Dexamethasone 1 amp)
2. Obat Anti Histmin (Dipenhidramine 1 amp)
C. Persiapan klien
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
3. Ukur vital sign dan pastikan klien tidak dalam keadaan demam
4. Tentukan apakah klien pernah mendapatkan transfusi
sebelumnya dan catatan reaksi ,jika ada.
5. Minta klien untuk melaporkan gejala berikut: Menggigil, sakit
kepala, gatal dan kemerahan dengan segera.
6. Pastikan bahwa klien telah menandatangani format persetujuan /
informed concern.
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan dilakukan dengan benar
2. Letakkan alat-alat ke dekat klien
3. Gunakan sarung tangan / handschoon.
4. Pastikan jalur IV menggunakan selang infus yang mempunyai filter
(transfusi set) untuk menghalangi bekuan fibrin dan partikel debris
lainnya
5. Dengan perawat yang lain, identifikasi kebenaran produk darah dan
klien :
a. Periksa kompatibilitas informasi pada kantong itu sendiri.
b. Untuk darah lengkap, periksa golongan ABO dan tipe RH pada
catatan klien.
c. Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter.
d. Periksa tanggal kadaluarsa pada kantong darah.
e. Periksa darah terhadap adanya bekuan / gumpalan darah.
f. Tanyakan nama klien dan periksa / cocokkan dengan nama yang
tertera pada tempat tidur.Memasukkan obat yang telah disiapkan
melalui intravena (premedikasi) untuk mengurangi reaksi alergi
6. Utamakan / isi jalur IV dengan 0,9 % normal saline, minimal
sebanyak 100cc
7. Ganti botol cairan infus dengan kantong darah yang telah disiapkan,
lalu digantung pada standar infus
8. Mulai transfusi dengan lambat melalui tetesan pertama pada filter
(transfusi set).
9. Atur kecepatan tetesan 2 ml/menit pada 15 menit pertama transfusi
dan dianjurkann untuk tetap bersama klien. Jika ditemukan adanya
reaksi, hentikan transfusi, ganti jalur IV dengan cairan NaCl 0,9%
secara lambat dan beritahu dokter dan bank darah.
PENATALAKSANAAN PEMBERIAN
TRANSFUSI DARAH
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
RSMH Palembang
115
YM.01.11/II.3.3/8785/2012
3/3
UNIT TERKAIT
116
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8786/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PROSEDUR
Melakukan pertolongan persalinan pada ibu dengan posisi janin letak belakang
kepala
1. Agar persalinan berlangsung dengan lancar
2. Mencegah komplikasi akibat persalinan terhadap bayi dan ibu
117
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8786/2012
2/2
Melakukan dokumentasi
Kamar bersalin
118
PEMERIKSAAN LEOPOLD
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8787/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pemeriksaan leopold
2. Memperkenalkan diri
Alat
Catatan keperawatan
Alat tenun dan sebuah bantal
119
PEMERIKSAAN LEOPOLD
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8787/2012
RSMH Palembang
PROSEDUR
2/2
PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
UNIT TERKAIT
Halaman
120
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8788/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PROSEDUR
Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam memeriksa denyut jantung
janin
2. Memperkenalkan diri
Alat
Pinards stetoskop
121
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8788/2012
2/2
RSMH Palembang
PROSEDUR
PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
UNIT TERKAIT
122
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8789/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam melakukan pemeriksaan
dalam
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Sarung tangan
2. Kapas DTT/steril
3. Bengkok
123
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8789/2012
2/2
UNIT TERKAIT
124
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8790/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
Sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan asuhan
persalinan kala I fase laten
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Doopler
2. Handscoon
3. Kapas sublimat
125
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8790/2012
2/2
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Bengkok
Larutan klorin 0,5 %
Jam atau stopwatch
USG
Termometer
Tensimeter
Stetoskop
PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
UNIT TERKAIT
126
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8791/2012
1/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Bidan
2. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan asuhan
persalinan kala I fase aktif
3. Memperkenalkan diri
Alat
1.
2.
3.
Doopler
Handscoon
Kapas sublimat
127
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8791/2012
2/2
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Bengkok
Larutan klorin 0,5 %
Jam atau stopwatch
USG
Termometer
Tensimeter
Stetoskop
11.
12.
13.
14.
15.
Partus set
Alat Resusitasi bayi
Obat-obat paket partus
Kapas DTT/steril
Pakaian ibu dan bayi
PELAKSANAAN
1. Bidan mencuci tangan sebelum menyentuh ibu
2.
Memastikan ibu sudah dalam keadaan inpartu fase aktif
3.
Memantau kemajuan persalinan menggunakan partograf
4.
Menyiapkan perlengkapan partus
5.
Memberikan dukungan emosional
6.
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi jika memungkinkan
7.
Memberikan asupan cairan dan nutrisi
8.
Memperhatikan kenyamanan ibu
9.
Melakukan universal precaution
10.
Melakukan dokumentasi
UNIT TERKAIT
128
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8792/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Memberikan asuhan pada ibu saat pembukaan lengkap sampai bayi lahir
Sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan
PROSEDUR
Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan asuhan
persalinan normal kala II
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Sarung tangan
2. Kapas sublimat
3. Bengkok
4. Larutan klorin 0,5 %
5. Partus set
6. Spuit 5 cc
7. Spuit 3 cc
8. Kapas DTT/steril
9. Alat resusitasi bayi
10. Heacting set
11. Pakaian bayi
12. Kasa DTT/steril
13. Penjepit/pengikat tali pusat
14. Alat pelindung diri
15. Duk
16. Handuk
129
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8792/2012
2/2
PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
UNIT TERKAIT
130
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8793/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan manajemen
aktif kala III
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Handscoon
2. Kapas sublimat
3. Bengkok
131
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8793/2012
2/2
4.
5.
6.
7.
8.
PELAKSANAAN
1. Injeksi oksitosin 10 IU IM di paha ibu
2. Lakukan penegangan tali pusat terkendali
3. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan
4. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang telah disediakan
5. Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase uterus selama 15 detik
sampai uterus berkontraksi. Jika setelah 15 detik uterus belum
berkontraksi, lakukan langkah-langkah penatalaksanaan atonia uteri
6. Periksa kedua sisi plasenta, maternal maupun fetal dan pastikan plasenta
dan selaput ketuban utuh
7. Evaluasi kemungkinan laserasi pada jalan lahir, lakukan penjahitan bila
terjadi laserasi
8. Pastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan
9. Ajarkan ibu untuk melakukan masase uteri dan menilai kontraksi rahim
10. Rapikan alat-alat habis pakai, masukkan dalam tempat sampah khusus.
Alat-alat tidak habis pakai direndam dalam larutan klorin selama 10
menit
11. Bersihkan ibu dari semua kotoran, ganti pakaian ibu dengan yang bersih
12. Dekontaminasi tempat tidur dengan larutan klorin 0,5 %, lap dengan air
bersih
UNIT TERKAIT
132
PEMANTAUAN KALA IV
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8794/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
Untuk memastikan ibu dalam kondisi stabil/baik
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan pemantauan
kala IV
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Handscoon
2. Kapas sublimat
3. Bengkok
4. Larutan klorin 0,5 %
133
PEMANTAUAN KALA IV
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8794/2012
2/2
5. Termometer
6. Tensimeter
7. Stetoskop
PELAKSANAAN
9. Pantau keadaan umum ibu : tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri,
kontraksi rahim, kandung kemih, perdarahan setiap 15 menit dalam 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam ke 2
10. Pantau suhu ibu 1 kali pada jam pertama dan 1 kali pada jam ke 2
11. Dokumentasikan hasil pemeriksaan pada lembar belakang partograf
12. Anjurkan ibu berkemih dalam 2-4 jam pertama
13. Anjurkan ibu tetap memberikan ASI pada bayi setiap waktu sesuai
dengan keinginan bayi
14. Ingatkan ibu untuk selalu melakukan masase rahim dan menyampaikan
pada bidan jika ada keluhan dan perdarahan serta kontraksi rahim yang
lembek
UNIT TERKAIT
134
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8795/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
Untuk memastikan ibu dalam kondisi stabil/baik
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan pemantauan
kala IV
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Handscoon
2. Kapas sublimat
3. Bengkok
4. Larutan klorin 0,5 %
135
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8795/2012
2/2
5. Termometer
6. Tensimeter
7. Stetoskop
PELAKSANAAN
1. Pantau keadaan umum ibu : tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri,
kontraksi rahim, kandung kemih, perdarahan setiap 15 menit dalam 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam ke 2
2. Pantau suhu ibu 1 kali pada jam pertama dan 1 kali pada jam ke 2
3. Dokumentasikan hasil pemeriksaan pada lembar belakang partograf
4. Anjurkan ibu berkemih dalam 2-4 jam pertama
5. Anjurkan ibu tetap memberikan ASI pada bayi setiap waktu sesuai
dengan keinginan bayi
6. Ingatkan ibu untuk selalu melakukan masase rahim dan menyampaikan
pada bidan jika ada keluhan dan perdarahan serta kontraksi rahim yang
lembek
UNIT TERKAIT
136
PERAWATAN PERINEUM
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8796/2012
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1
Asuhan yang diberikan dalam melakukan perawatan vulva dan perineum sesudah
postpartum
Untuk menjaga kebersihan vulva dan perineum serta mencegah terjadinya infeksi
PROSEDUR
Bidan
1. Mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam melakukan perawatan
vulva dan perineum post partum
2. Memperkenalkan diri
Alat
1. Kasa steril
2. Air sabun/larutan steril
3. Perlak
4. Pinset
5. Bengkok
137
PERAWATAN PERINEUM
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8796/2012
2/2
PROSEDUR
PELAKSANAAN
i.
j.
k.
l.
m.
n.
UNIT TERKAIT
138
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8797/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Pemberian identitas/pengenal diri pada bayi baru lahir di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Petugas
Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan rawat gabung
Alat/Sarana
Tempat tidur bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu
139
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8797/2012
2/2
RSMH Palembang
PROSEDUR
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.
UNIT TERKAIT
140
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8798/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Tindakan segera setelah bayi lahir dengan meletakkan bayi menempel di dada
ibu lalu dibiarkan merayap mencari puting kemudian menyusu sampai puas
berlangsung dalam 1 jam pertama sejak bayi lahir
1. Mencegah 22% kematian neonatal
2. Merangsang produksi ASI
3. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif
4. Meningkatkan lamanya bayi disusui
PERSIAPAN :
Pasien : Pasien diberikan penjelasan tentang Inisiasi Menyusui Dini
PROSEDUR
Petugas
:
Menyiapkan petugas yang mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam
pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini
141
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8798/2012
Halaman
2/2
PELAKSANAAN :
1. Lakukan penilaian awal (nilai bugar) dalam 30 detik pertama segera setelah
lahir
2. Letakkan bayi segera diatas perut ibunya, jepit dan potong tali pusat
3. Balikkan badan bayi lalu dekapkan badan bayi skin to skin contact ke dada
ibu lalu selimuti badan bagian atas/punggung bayi dengan handuk.
4. Tutup kepala bayi dengan topi untuk mencegah hipotermia
5. Beri kesempatan bayi mencari dan menghisap putting sampai 1 jam
6. Motivasi ibu untuk terus mendekap atau memeluk bayi
7. Mengobservasi keadaan bayi selama Inisiasi Menyusui Dini
8. Bayi telah mencapai putting dan menyusu kolostrum lalu dilanjutkan
dengan perawatan bayi baru lahir
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Ikutsertakan suami untuk mendampingi ibu dan bayinya
2. Beri kesempatan kepada ayah bayi untuk menyentuh dan mendoakan
bayi
UNIT TERKAIT
142
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8799/2012
1/3
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Pemeriksaan fisik yang dilakukan secara sistematis pada seluruh anggota tubuh
bayi baru lahir
Sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan
PROSEDUR
Alat
1. Alat penilaian vital sign
2. Penghisap lendir (dee lee)
3. Timbangan bayi/pengukur panjang badan
4. Pita pengukur
5. Popok/selimut bayi
6. Alkohol 70% dalam tempatnya
7. Betadine dalam tempatnya
8. Kassa steril dalam tempatnya
9. Korentang dalam tempatnya
143
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8799/2012
2/3
PELAKSANAAN
1. Mengobservasi keadaan umum bayi :
a) Kondisi bayi secara umum
b) Warna kulit dan bibir
c) Tangis bayi
d) Postur dan gerakan
e) Tonus otot dan kesadaran
f) Verniks casiosa
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a) Frekuensi nafas
b) Frekuensi jantung
c) Suhu tubuh
2. Pengukuran panjang badan dan berat badan
3. Pemeriksaan fisik meliputi :
a. Kepala
a) Ubun-ubun
b) Sutura, moulase
c) Pembengkakan/cekung
d) Lingkar kepala
e) Caput sucsadeneum, cephal hematom
b Telinga
Periksa dalam hubungan letak telinga dengan mata dan kepala
c. Mata : tanda-tanda infeksi
d. Hidung dan Mulut
a) Bibir dan langit-langit
b) Periksa adanya sumbing
c) Reflek hisap
d) Trush (bercak pada lidah dalam mulut)
e) Membran mukosa mulut
e. Dada
a) Bentuk
b) Bunyi nafas
c) Bunyi jantung
d) Puting susu
f. Bahu, Lengan, Tangan, dan Kaki
b.Gerakan
c. Jumlah jari
g. Perut, Punggung, Anus
a) Kondisi tali pusat : perdarahan, tanda infeksi, kulit sekitar tali
pusat
b) Penonjolan sekitar tali pusat pada waktu menangis
c) Terdapat anus/imperforata
d) Distensi abdomen
e) Gastrokisis atau omfalokel
f) Spina bifida
144
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8799/2012
3/3
h.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Kelamin Laki-laki
d.Dua testis dalam skrotum
e. Penis berlubang pada ujung
i. Kelamin Perempuan
f. Vagina berlubang
g.Uretra berlubang
h.Terdapat labia mayora dan minora
j. Urine dan Tinja
i. Frekuensi BAB dan BAK
j. Mekonium
k. Pengkajian Reflek Bayi Baru Lahir
k.Sucking
l. Rooting
m. Gerakan
n.Graps
o.Babinski
p.Moro
q.Tonic neck
r. Startle
3. Memberikan konseling pada ibu
a. Perawatan bayi
a.
Kehangatan bayi
b.
Pemberian ASI
c.
Perawatan tali pusat
b. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
d.
Kesulitan pemberian ASI, sulit menghisap atau hisapan
lemah
e.
Kesulitan bernafas
f.
Letargi
g.
Warna abnormal
h.
Suhu
i.
Gangguan gastrointestinal
j.
Mata bengkak atau mengeluarkan cairan
145
RAWAT GABUNG
RSMH Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8800/2012
1/2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan,
kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.
PROSEDUR
Petugas
Rasio petugas dengan pasien 1 : 6
Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan RG
Ruangan :
Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m
Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)
146
RAWAT GABUNG
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8800/2012
2/2
Alat/Sarana :
Lemari pakaian, tempat mandi bayi dan perlengkapannya, tempat cuci
tangan ibu, kamar mandi, sarana penghubung, petunjuk/sarana perawatan
payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang
sederhana, perlengkapan perawatan bayi
Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu, rak
bayi, tempat tidur anak 40 x 60 cm, tempat tidur ibu 90 x 200 cm tinggi 90
cm
Model Pengaturan
Satu kamar dengan satu ibu dan anaknya
Empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang
lain bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan
tempat tidurnya
Beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca
yang kedap udara
Model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama
Bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.
UNIT TERKAIT
147
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8801/2012
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal terbit
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
Alat kontrasepsi yang dibuat dari penelitian dengan atau tanpa metal steroid
yang ditempatkan didalam rahim
Mencegah pertemuan sperma dan sel telur
PROSEDUR
Alat :
- Spekulum cocor bebek
- Tenakulum
- Sonde uterus
- Penser klem
- Korentang
- Gunting benang
- Kom kecil
- Sarung tangan
- Cairan antiseptik
- Kassa steril
- Lampu sorot
- AKDR (Copet T 380 A)
Petugas :
- Siapkan alat-alat
- Cuci tangan
- Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
148
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
2/2
YM.01.11/II.3.3/8801/2012
PELAKSANAAN :
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
B. PENCABUTAN AKDR
Pasien
:
Pasien dalam keadaan posisi litotomi
Alat :
-
Ekstraktor AKDR
Klem pean lurus panjang (22 cm)
Petugas :
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Masukkan spekulum untuk melihat servik dan benang AKDR
2. Bersihkan servik dan vagina dengan larutan antiseptik 2-3 kali
3. Anjurkan pasien untuk menarik nafas panjang
4. Jepit benang AKDR dekat servik dengan menggunakan klem lurus dengan
pelan-pelan
5. Bila benang AKDR tidak tampak, masukkan pencabut AKDR (ekstraktor
AKDR) ke dalam kavum uteri untuk menjepit benang/AKDR itu sendiri
6. Tarik AKDR secara hati-hati sambil memutar pencabut AKDR
UNIT TERKAIT
149
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8802/2012
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Revisi
Halaman
1/3
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1
Tanggal terbit
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
TUJUAN
KEBIJAKAN
Alat kontrasepsi yang terbuat dari silicon berisi hormone levono gestrol yang
tertanam dibawah kulit
Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
impalantasi
Menekan orulasi
Membuat lendir serviks menjadi kental
PROSEDUR
Alat :
Batang implant
Duk bokong steril
Kom steril untuk implant
Satu pasang sarung tangan
Larutan disinfektan (betadine)
Obat anestesi lokal ( lidokain 1%)
Larutan klorin 0,5%
Spuit 5-10 cc dan jarum no.22
Trokard no.10 dan mandrin (pendorong)
Skalpel mes
150
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8802/2012
2/3
Petugas :
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
151
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8802/2012
3/3
B. PENCABUTAN IMPLANT
Pasien
:
Pasien dalam keadaan posisi terlentang
Alat :
Duk bolong steril
Satu pasang sarung tangan
Larutan disinfektan (betadine)
Obat anestesi lokal ( lidokain 1%)
Larutan klorin 0,5%
Spuit 3-5 cc
Klem U
Klem pean lengkung
Pinset anatomis
Bak instrument
Korentang
Plester dan kassa steril
Skalpel mes
Petugas :
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Disinfeksi tempat yang akan diinsisi, pasang duk bolong steril
2. Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan dilakukan
(0,5 cm)
3. Lakukan iinsisi melintang 4 mm di ujung bawah kapsul (0,5 mm) dengan
skalpel
4. Cabut kapsul yang mudah teraba dari luar dengan menggunakan klem
5. Dorong kapsul ke arah luar dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak
6. Masukkan klem melalui ujung luka insisi, jepitkan mengarah ke kulit
sampai di ujung kapsul
7. Cabut kapsul satu persatu sampai dengan selesai
8. apabila sulit dibersihkan, maka buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul
dengan menggosok-gosok kassa steril untuk menentukan kapsul, kermudian
sayat dengan skalpel secara hati-hati untuk mencegah terpotongnya kapsul
9. Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem, sampai
dengan ujung kapsul terangkat semua
10.Observasi perdarahan dan berikan obat analgetik
11.Insisi ditutup dengan plester dan kassa steril.
UNIT TERKAIT
152
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8803/2012
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal terbit
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
153
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8803/2012
2/2
3.4 Apabila bayi kembar (>2), jumlah gelang ibu sama dengan
jumlah bayi yang dilahirkan dan disesuaikan dengan jenis
kelamin bayi.
4. Memasang gelang tersebut pada pergelangan tangan kanan bayi dan
pada pergelangan tangan kiri ibu dengan kunci mati.
5. Bila bayi tidak punya ekstremitas atas/tangan kanan, gelang bisa
dipasang pada tangan kiri atau pada kaki.
6. Bila ibu tidak punya ektremitas atas/tangan kiri, gelang bisa
dipasang pada tangan kanan atau pada kaki.
7. Bila bayi/ibu tidak punya ekstremitas atas dan bawah, identitas
dapat dberikan/ ditempel di dada dengan menggunakan plester
yang sudah diberi identitas bayi.
8. Membuat cap jempol ibu pada form RM, setelah persalinan.
9. Membuat cap kaki kiri dan kanan bayi pada form RM
10. Memberi tanda di box bayi/inkubator sesuai dengan jenis kelamin
bayi, biru untuk bayi laki-laki dan merah jambu untuk bayi
perempuan.
11. Bidan/perawat kamar bersalin mencatat identitas bayi baru lahir ke
dalam buku register persalinan dan nomor RM pada berkas RM
bayi.
12. Bidan/perawat kamar bersalin mencatat dalam buku register
persalinan dan memberikan nomor RM untuk bayi.
13. Bidan/perawat kamar bersalin membuat Surat Keterangan Lahir
sesuai jenis kelamin bayi dan ditandatangani oleh dokter/bidan
penolong persalinan.
14. Bidan/perawat memberikan Surat Keterangan Lahir kepada ibu
bayi/keluarga, untuk bayi dengan jenis kelamin perempuan Surat
Keterangan Lahir berwarna merah muda, sedangkan untuk bayi
dengan jenis kelamin laki-laki berwarna biru muda.
154
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8804/2012
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
155
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman :
YM.01.11/II.3.3/8804/2012
2/2
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
Unit Terkait
Mencuci tangan
Memasang APD (handscone)
Berikan sedative dengan diazepam dengan dosis 0.5/ kg BB/ iv.
Berikan suntikan Vitamin K 5mg/i.m 12 jam sebelumnya
Anak ditidurkan telungkup
Dengan aplikator ditentukan lokalisasi dengan membuat 3 garis;
1. Melalui processus dorsalis vertebrae lumbalis.
2. Dari batas iga bawah (Vert Torakal XII) pada bidang yang sama
3. Melalui kista iliaka, dengan bantuan urogram dapat ditentukan
sebuah titik dikutub bawah ginjal yang akan dibiopsi. Titik ini dapat
ditentukan dengan mengukur jarak pada urogram:
3.1. Jarak tegak lurus pada garis yang menghubungkan processus
Spinalis
3.2. Jarak ke kristal iliaka superior
3.3. Jarak ke ujung iga bawah / vertebrata thorakal XII
Dilakukan tindakan aseptik antiseptik pada daerah lumbal sekitar lokasi
biopsi dengan kelengkapan steril
Tutup dengan duk steril yang berlubang
Berikan anestesi lokal pada daerah tusukan dengan lidokain 1% atau
novokain 2% secara bertahap
Dibuat tusukan pemandu dengan mandrin untuk menentukan arah dan
kedalaman ginjal yang di biopsi, penderita disuruh menarik nafas dalam
beberapa kali, bila jarum telah mengenai ginjal maka jarum akan ikut
bergerak pada pernafasan.
Tusukkan jarum biopsi yang telah dibuat pembatas dengan aplikator
kecil sesuai dengan kedalaman ginjal.
Buat tekanan negative pada spuit yang telah dilengkapi dengan jarum
biopsi sambil melakukan tusukan dan dicabut dengan cepat
Masukkan hasil biopsi jaringan ginjal pada botol yang telah disediakan
dan berisi larutan pengawet serta kirim ke bagian patologi anatomi.
Meninformasikan kepada orang tua pasien bahwa tindakan telah selesai
dilakukan
Membuangan sampah medis non medis sesuai tempatya.
Mencuci tangan.
Membersihkan dan mengembalikan alat sesuai tempatnya.
Pasien dibawa ke bangsal dan tirah baring dengan posisi telungkup
Memonitoring tanda- tanda vital (TD, Nadi, RR), dan urine.
Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan : waktu pelaksanaan,
nama dan paraf perawat yang melaksanakan tindakan
156
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8805/2012
Tanggal Terbit :
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
III. Cara Kerja
1. Mengecek program terapi medic
2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Melakukan evaluasi / validasi
4. Memberitahu Orang tua pasien prosedur yang akan dilakukan
5. Menyiapkan kondisi lingkungan yang nyaman
157
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman :
YM.01.11/II.3.3/8805/2012
2/2
6. Mencuci tangan
7. Memasang APD (handscone)
8. Tempat tusukan : sela iga 9 atau 10, linea aksilaris anterioratau mid
aksilaris. Daerah tusukan sebaiknya di superior dari iga yang di
bawahnya untuk menghindari arteri intercostal
9. Daerah pungsi dibersihkan dengan aseptic antiseptic, kemudian
ditutup dengan duk berlubang
10. lakukan dengan anestesi local dengan lidokain 1-2% 1-2 cc pada
kulit dan jaringan subkutis
11. Buat insisi kecil pada lokasi tempat tusukan
12. Isi semprit 10 atau 20 ml dengan isotonic salin 3-5 ml
13. Kulit dan jaringan subkutan ditusuk dengan jarum dan stylet
sedalam 3-5 mm dari kulit. Bersihkan jarum dengan
menyemprotkan 0,3 - 0,5 ml saline
14. Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam 3-4 kali dan suruh
pasien untuk menahan napas pada ekspirasi maksimum
15. Dengan memberikan tekanan negatif (2-3 ml vacuum) masukkan
jarum biopsi ke hati dan tarik. Prosedur ini dilakukan sebaiknya
kurang dari 1 detik
16. Masukkan jaringan hepar ke dalam botol berisi formalin dan kirim
ke PA
17. Dalamnya penetrasi atau tusukan bervariasi, pada umumnya sekitar
3,5-5 cm pada bayi dan 7 cm pada anak yang lebih besar. Tekanan
negatif harus dipertahankan
18. Meninformasikan kepada orang tua pasien bahwa tindakan telah
selesai dilakukan
19. Membuangan sampah medis non medis sesuai tempatya.
20. Mencuci tangan.
21. Membersihkan dan mengembalikan alat sesuai tempatnya.
22. Pasien dibawa ke bangsal dan tirah baring dengan posisi telungkup
23. Memonitoring tanda- tanda vital (TD, Nadi, RR), dan urine.
24. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan : waktu pelaksanaan,
nama dan paraf perawat yang melaksanakan tindakan.
IV. Pengawasan
Setelah biopsi selesai, pasien harus tetap pada posisi right lateral
decubitus selama 2-3 jam dan bed rest 24 jam setelah prosedur.
Monitoring vital sign tiap jam selama 24 jam setelah prosedur biopsi.
Unit Terkait
158
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8806/2012
Tanggal Terbit :
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Langkah-langkah :
1. Mengecek program terapi medic
2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Melakukan evaluasi / validasi
4. Memberitahu orang tua pasien prosedur yang akan dilakukan
5. Menyiapkan kondisi lingkungan yang nyaman
6. Mencuci tangan
7. Memasang APD
8. Menyalakan alat ultrasonografi
9. Baringkan pasien di tempat tidur dengan posisi terlentang dan
buka pakaian atas pasien sehingga bagian perut terbuka
10. Dinding perut diberi jelly secukupnya
11. Dokter
melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat
Ultrasonografi
159
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman :
2/2
1
12. Setelah selesai, bersihkan perut pasien dari jelly. Pakaian pasien
dirapikan kembali.
13. Meninformasikan kepada orang tua pasien bahwa tindakan telah
selesai dilakukan
14. Membuangan sampah medis non medis sesuai tempatya.
15. Matikan peralatan USG, membersihkan dan mengembalikan alat
sesuai tempatnya.
16. Mencuci tangan
17. Memonitoring tanda- tanda vital (TD, Nadi, RR), dan urine.
18. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan : waktu pelaksanaan,
nama dan paraf perawat yang melaksanakan tindakan.
YM.01.11/II.3.3/8806/2012
PROSEDUR
Unit Terkait
160
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8807/2012
Tanggal Terbit :
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Pemberian obat-obat khemotherapy yang bertujuan untuk membunuh selsel kangker dan menekan pertumbuhan sel-sel kangker.
1. Membunuh sel-sel kangker.
2. Menekan pertumbuhan sel-sel kangker.
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
Persiapan alat :
1. Dalam ruangan tindakan hanya ada 1 pasien yang akan menjalani
tindakan.
2. Ruangan tindakan harus dilengkapi kotak emergency dan tabung
oksigen.
3. Obat-obat khemotherapy
4. Spuit 10 cc
5. Spuit 5 cc
6. Wing needle no.25
7. Kapas alcohol
8. Kasa steril
9. Betadine cair
10. Plester
11. Hand scoond.
12. Kotak emergency :
a. NaCL 0,9% 100 cc
b. Dexamethasone ampul
c. Adrenaline ampul
d. SA ampul
e. Avil ampul
f. Kassa steril
g. Betadine 10 cc
h. Spuit 1,3,5 dan 10 cc.
161
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman :
YM.01.11/II.3.3/8807/2012
2/2
Persiapan pasien :
Memberi penjelasan mengenai tujuan, prosedur, manfaat, efek samping,
hal-hal yang harus diperhatikan pada saat khemotherapy.
Langkah-langkah :
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Perawat dan dokter mencuci tangan
3. Perawat dan dokter menggunakan alat pelindung diri (handscone,
masker penutup)
4. Perawat menyiapkan pasien, khemotherapy infus, dan protocol
khemotherapy.
5. Dokter mencocokkan nama pasien dengan protocol dan obat
khemotherapy .
6. Perawat melakukan tindakan aseptic dan antiseptic
7. Perawat memasukkan wing needle kedalam vena dilanjutkan dengan
pemberian NaCL0,9%
8. Dokter
memberikan
obat
khemotherapy
dengan
cara
menyambungkannya ke wing needle.
9. Setelah selesai pemberian khemotherapy, daerah bekas tusukan wing
needle diberi kassa batadine dan plester.
10. Merapikan pasien
11. Merapikan dan membersihkan alat-alat khemotherapy
12. Perawat dan Dokter cuci tangan.
13. Observasi dan monitor pasien bila diperlukan.
Unit Terkait
162
M E N G G AN T I
PAK AI AN B AY I
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8808/2012
1/1
RSMH Palembang
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
1.
PROSEDUR
PERSIAPAN ALAT :
a. Perlengkapan pakaian bayi ( popok, gurita, baju )
c. Kain pengalas bayi
d. Kapas pembersih cebok dan tempat kapas motor
e. Minyak bayi, waslap air hangat dalam tempatnya
f. Ember tertutup untuk pakaian kotor
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
UNIT TERKAIT
163
MEMBERI
M I N U M B AYI
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
YM.01.11/II.3.3/8809/2012
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1
Tanggal terbit :
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
NIP 19540425 198211 1 001
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
164
MEMBERI
M I N U M B AYI
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8809/2012
RSMH Palembang
PROSEDUR
Halaman
2/2
PELAKSANAAN LANJUTAN:
Menggunakan sendok/ pipet
Perawat cuci tangan
Memakai celemek dan masker
Memasang alas dada bayi
Bayi dipangku perawat, kepala lebih tinggi dari badan
Memeriksa suhu susu dengan meneteskan susu pada punggung
tangan
9. Meminumkan susu sesendok demi sesendok secara pelan-pelan
10. Selesai pemberian, bayi diberi air putih secukupnya untuk membilas
sisa susu dalam mulut
11. Mulut bayi dilap dengan alas dada
12. Bayi ditengkurapkan di bahu perawat sembari ditepuk-tepuk sekitar
punggung sampai sendawa
13. Bayi dirapihkan
14. Bayi dimiringkan dengan posisi menghadap ke kanan
15. Perawat cuci tangan
16. Perawat mencatat jumlah susu yang habis diminum bayi
17. Alat-alat dirapihkan
4.
5.
6.
7.
8.
UNIT TERKAIT
165
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8810/2012
Tanggal Terbit :
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
B. Pasien
1.Penjelasan :
a.
Tujuan pemeriksaan
b.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat
perekaman
2.
Dinding dada pasien harus terbuka.
166
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman :
YM.01.11/II.3.3/8810/2012
2/2
Unit Terkait
167
MANAJEMEN ANSIETAS
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8811/2012
1/1
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
168
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8812/2012
1/2
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
169
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman :
YM.01.11/II.3.3/8812/2012
2/2
UNIT TERKAIT
170
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8813/2012
1/2
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan terhadap pasien yang datang ke
instalasi gawat darurat dengan kondisi mengancam jiwa.
TUJUAN
Menjelaskan tahapan untuk melakukan tindakan yang tepat dan cepat di instalasi
gawat darurat.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Semua pasien gawat darurat akan diterima dan dilayani di instalasi gawat
darurat, apabila pasien tidak memerlukan rawat inap (masalah kegawat
daruratannya teratasi ) maka, pasien diberikan resep obat hanya untuk satu
hari selanjutnya pasien diberi surat pengantar ke instalasi rawat jalan untuk
control ulang ataupun tindakan selanjutnya.
171
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman :
YM.01.11/II.3.3/8813/2012
2/2
ureum, kreatinin dan AGD bila dicurigai adanya trauma tumpul thorax.
- Lakukan X Ray yang diperlukan
- Pasien dikonsulkan ke dokter konsultan sesuai dengan masalah kegawat
daruratannya.
- Persiapan melakukan RJP bila terdapat tanda-tanda kegagalan pernafasan
dan sirkulasi.
- Penatalaksanaan selanjutnya di sesuaikan SPO masing-masing.
PROSEDUR
3.
UNIT TERKAIT
PELAYANAN PASIEN
172
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8814/2012
1/1
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Pelayanan pasien pasien tidak gawat tidak darurat adalah pelayanan terhadap
pasien yang datang ke instalasi gawat darurat dengan kondisi yang tidak
mengancam jiwa.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Pasien yang telah diseleksi ternyata keadaannya tidak gawat darurat dapat
diarahkan langsung ke poliklinik
2. Pasien tetap dilayani pada shift sore , malam dan hari libur,
3. Pasien didaftar dan dicatat dalam buku administrasi kunjungan pasien oleh
petugas dan dibuatkan kartu merah.
4. Pasien diperiksa di ruangan P3
5. Pasien mendapat resep obat untuk 1 (satu) hari.
6. Selanjutnya pasien diberikan penjelasan tentang keadaan penyakitnya
7. Pasien di sarankan untuk kontrol di poliklinik pada pagi hari ( jam kerja )
dengan melengkapi persyaratan yang berlaku ( askes atau askeskin ).
8. Pasien menyelesaikan administrasi pembayaran di loket mobilisasi dana
9. Setelah selesai administrasi, pasien diperbolehkan pulang
10. Perawat melepaskan gelang identitas pasien
UNIT TERKAIT
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8816/2012
1/1
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Pasien dengan Death Of Arrival (DOA) adalah pasien yang dinyatakan sudah
meninggal sewaktu tiba di Rumah Sakit.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
174
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8817/2012
1/3
Terbit Tanggal
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Adalah tahapan yang harus dilalui oleh pasien yang masuk untuk dirawat
di Ruang Rawat Inap.
1. Melaksanakan tertib administrasi
2. Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait
3. Agar pasien cepat dan tepat mendapat pelayanan
4. Untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
A. PASIEN YANG MASUK MELALUI IRD ( EMERGENCY )
1. Petugas IRD melaporkan pasien dengan indikasi rawat inap ke
petugas informasi, petugas informasi menghubungi perawat ruangan,
akan ada pasien baru sesuai nomor bed yang kosong pada SIM RS
Rawat Inap.
2. Perawat ruangan melakukan koordinasi dengan perawat IRD dan
petugas informasi.
3. Perawat ruangan menyiapkan bed yang dimaksud / bed siap pakai,
4. Perawat ruangan menerima pasien yang diantar oleh petugas IRD,
5. Perawat memindahkan pasien dari brankart / rest tool ketempat tidur
yang sudah disiapkan,
6. Evaluasi semua terapi yang sudah diberikan atur tetesan infus,
oksigen dan lain-lain,
7. Serah terima pasien dan kelengkapan status beserta askep, KIM, kartu
kendali dengan petugas IRD, (ruangan berhak meminta kelengkapan
status, askep, KIM dan kartu kendali).
8. Perawat memperkenalkan diri
9. Lakukan pengkajian keperawatan dan implementasi keperawatan
mandiri sesuai masalah keperawatan utama.
10. Perawat menjelaskan tata tertib dan mengorientasikan lingkungan
ruangan pada pasien dan keluarga.
175
RSMH Palembang
PROSEDUR
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8817/2012
2/3
176
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT
TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8817/2012
3/3
177
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8818/2012
1/2
Terbit Tanggal
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh pasien yang selesai diberi
pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit, sesuai dangan kategori
kepulangannya.
1. Untuk ketertiban Administrasi
2. Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait
3. Untuk memberikan pelayanan terbaik
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
A. DOKTER
1. Kategori Pasien Pulang / Keluar Rumah Sakit :
a. Pasien Pulang Sembuh / kontrol atas instruksi dokter yang
merawat
- Membuatkan surat kontrol
- Resep pulang
- Kelengkapan status / resume pasien pulang
b. Pasien Pulang Paksa atau pasien pulang atas permintaan sendiri
Ada pernyataan pulang paksa ditangatangani oleh keluarga
pasien dan dokter yang merawat
Jika diperlukan dibuatkan surat kontrol dan resep pulang
Status lengkap / resume lengkap
c. Pulang Meninggal
Keterangan meninggal ditandatangani oleh dokter yang
merawat / dokter jaga
Resume pasien / status lengkap
d. Dirujuk ke Rumah Sakit Vertikal
Surat rujukan
Surat pengantar lengkap dengan data yang dibutuhkan
178
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8818/2012
2/2
B. PERAWAT
1. Perawat ruangan / zaal menyiapkan berkas administrasi :
a. Kartu kendali
b. Semua slip tindakan dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap
pasien.
c. Formulir obat-obatan / alat kesehatan.
d. Surat perawatan (status pasien).
e. Resume Keperwatan dan Discharge Planing.
2. Perawat ruangan bila sudah melengkapi berkas administrasi
melimpahkan ke TU Rawat pasien/TU Ruangan (untuk seluruh
pasien) ke Unit Dose untuk menutup formulir SPH (surat pengakuan
hutang), pemakaian obat dan alat kesehatan.
3. Perawat ruangan menerima faktur bahwa urusan administrasi selesai /
surat pernyataan dari bagian mobilisasi dana, kemudian pasien dapat
dipulangkan.
C. TU RAWAT INAP
1. TU. Rawat inap/TU Ruangan ke Petugas Unit Dose untuk menutup
biaya pemakaian obat, alat kesehatan. Petugas Unit Dose
menandatangani dan memberikan stempel pada lembar rincian biaya
obat.
2. TU Rawat inap/TU Ruangan membawa berkas yang sudah lengkap
(rincian biaya obat, slip-slip tindakan) ke central billing untuk
dilakukan verifikasi dan ditandatangani petugas verifikasi.
3. Selanjutnya untuk pasien umum, perusahaan, muba semesta selisih
bayar, askes sosial & askes in health kemudian diserahkan kepada
petugas mobilisasi dana.
4. Untuk pasien Jamkesmas, Jamsoskes, Muba Semesta ke rekam medik
guna dilakukan coding.
5. Petugas Mobilisasi Dana memanggil pasien/keluarga berdasarkan
faktur yang ada dan diberikan penjelasan tentang biaya yang timbul
selama dirawat.
6. Petugas Mobilisasi Dana memberikan slip pembayaran TU Rawat
inap/TU Ruangan untuk pembayaran di Bank yang ditunjuk.
7. Pasien/Keluarga Pasien membawa kembali faktur satu lembar dan
perintah pulang dari Mob. Dana untuk ruangan sedangkan kwitansi
asli diambil oleh Pasien/Keluarga Pasien.
UNIT
TERKAIT
1. Instalasi Farmasi
2. Sub Bagian Mobilisasi Dana
179
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8819/2012
1/2
Terbit Tanggal
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT
TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8819/2012
2/2
181
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8820/2012
1/2
Terbit Tanggal
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
182
PROSEDUR
UNIT
TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8820/2012
2/2
183
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8821/2012
1/1
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tanggal Terbit :
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
184
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8822/2012
1/1
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Unit Terkait
Adalah tahapan yang harus dilalui oleh pasien yang masuk untuk dirawat
di Ruang Rawat Inap dan Ruang Perawatan Intensif
1. Melaksanakan tertib administrasi
2. Sebagai pedoman kerja untuk bagian terkait
3. Agar pasien cepat dan tepat mendapat pelayanan
4. Untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Nomor UK.01.12/II/1906/2012
A. Ruang Perawatan- Ruang Perawatan Intensif.
1. Perawat ruangan menyiapkan pasien untuk dipindahkan ke ruang
perawatan intensif beserta status, KIM, kartu kendali, Askep, hasil
konsul rawat inap yang sudah di ACC)
2. Konfirmasi tempat dengan petugas ruang perawatan intensif
3. Perawat ruang perawatan intensif menkonfirmasi ke petugas
informasi
4. Petugas ruang rawat inap memindahkan pasien dari ruang perawatan
ke ruang perawatan intensif.
5. Petugas ruang rawat inap dan perawat ruang perawatan intensif
melakukan serah terima pasien beserta status, KIM, kartu kendali,
Askep, hasil konsul rawat inap yang sudah di ACC)
b. Ruang Perawatan Intensif - Ruang Perawatan
1. Perawat ruangan intensif melakukan konfirmasi tempat ke ruang
perawatan.
2. Petugas ruang intensif menyiapkan pasien untuk dipindahkan ke
ruang perawatan beserta status, KIM, kartu kendali, Askep, hasil
konsul rawat inap yang sudah di ACC).
3. Petugas ruangan menkonfirmasi ke petugas informasi.
4. Petugas ruang intensif memindahkan pasien ke ruang perawatan.
5. Petugas ruang rawat inap dan perawat ruang perawatan intensif
melakukan serah terima pasien beserta status, KIM, kartu kendali,
Askep, hasil konsul rawat inap yang sudah di ACC).
Instalasi Humas dan Pemasaran, Instalasi TU Rawat Pasien
185
MANAJEMEN KONFLIK
DI RUANGAN PERAWATAN
RSMH
Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8823/2012
1/2
Terbit Tanggal
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. PERAWAT
1. Perawat mengidentifikasi, mengklarifikasi dan menganalisa
permasalahan.
2. Perawat melakukan tindak lanjut / berkoordinasi dengan pihak terkait.
3. Perawat melakukan koordinasi dengan atasan langsung di ruangan
(perawat shif berkoordinasi dengan pengawas) jika permasalahan
belum terselesaikan.
4. Membuat laporan tertulis terkait permasalahan dan ditanda tangani
perawat jaga dan diketahui oleh atasan langsung.
5. Membuat laporan kronologis jika diperlukan dan diketahui oleh
atasan langsung.
186
MANAJEMEN KONFLIK
DI RUANGAN PERAWATAN
RSMH
Palembang
PROSEDUR
UNIT
TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8823/2012
2/2
PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP)
DAN ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB
187
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8824/2012
1/1
Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Perawat/bidan mendokumentasikan :
1.
Hasil pengkajian
2.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan
3.
Rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan,
4.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
5.
Hasil evaluasi dan catatan perkembangan
6.
Resume keperawatan dan rencana pemulangan pasien
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8825/2012
1/1
Terbit Tanggal
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
189
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8826/2012
1/2
Terbit Tanggal :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
190
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT
TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
YM.01.11/II.3.3/8826/2012
Halaman
2/2
191
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8827/2012
1/3
Terbit Tanggal :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Tahap Persiapan :
PROSEDUR
192
PROSEDUR
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8827/2012
2/3
Jumlah pasien
Tahap Pelaksanaan
1. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga).
2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
3. Kepala ruangan membuka acara timbang terima
4. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanggung jawab, dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah
di timbangterimakan dan berhak menayakan hal-hal yang kurang
jelas.
5. Kepala ruangan/ PP menanyakan kebutuhan dasar pasien.
6.
193
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8827/2012
3/3
Tahap Penutup
PROSEDUR
1. Diskusi
2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada
timbang terima yang ditandatangani oleh perawat pelaksana yang jaga
saat itu dan perawat pelaksana yang jaga berikutnya diketahui oleh
kepala ruangan
3. Ditutup oleh kepala ruangan.
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas pasien dan diagnosa medis
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaboratif
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan
selanjutnya,
misalnya
operasi,
pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin
UNIT
TERKAIT
a.
b.
Selanjutnya, petugas shift berikutnya beserta ketua tim (jika shift pagi)
berkumpul diruang konferensi (nurse station) untuk berdiskusi
masalah yang belum teratasi dan membuat rencana / intervensi yang
tepat, terutama pada pasien dengan kasus yang memerlukan perhatian
ekstra.
c.
PENDIDIKAN KEPERAWATAN
BERJENJANG DAN BERKELANJUTAN
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8828/2012
1/3
Terbit Tanggal :
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. KM. Yamin Alsoph, Sp. B (K) Onk
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
195
PENDIDIKAN KEPERAWATAN
BERJENJANG DAN BERKELANJUTAN
RSMH Palembang
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8828/2012
2/3
PROSEDUR
2.
3.
4.
5.
6.
196
PENDIDIKAN KEPERAWATAN
BERJENJANG DAN BERKELANJUTAN
RSMH Palembang
PROSEDUR
UNIT
TERKAIT
No Dokumentasi :
No Revisi
Halaman
YM.01.11/II.3.3/8828/2012
3/3
197