Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TRANSAKSI

KEUANGAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : NURLELA
KELAS : XI PM 5

SMK WAHIDIN CIREBON

TUGAS PENGANTAR
AKUNTANSI

DISUSUN OLEH :
LAELATUL FAJRIAH
KELAS : XI PM 1

SMK WAHIDIN CIREBON

Uang Logam Indonesia


Sejak kemerdekaan kita, Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk
pecahan uang logam, ada yang terbuat dari nickel, kuningan, alumunium
bahkan yang terbaru berbahan bimetal. Secara keseluruhan Indonesia
memiliki 15 jenis pecahan dari yang terkecil yaitu 1 sen s/d yang terbesar
1000 rupiah.
Pecahan-pecahan tersebut adalah:
1. 1 sen
2. 5 sen
3. 10 sen
4. 25 sen
5. 50 sen (2 jenis)
6. 1 rupiah
7. 2 rupiah
8. 5 rupiah (3 jenis)
9. 10 rupiah (3 jenis)
10. 25 rupiah (2 jenis)
11. 50 rupiah (3 jenis)
12. 100 rupiah (4 jenis)
13. 200 rupiah
14. 500 rupiah (2 jenis)
15. 1000 rupiah ( 2 jenis)

Uang logam Indonesia (27 jenis)


Dari ke 27 jenis pecahan tersebut, plus satu lagi yang baru saja diedarkan
yaitu Rp.1000 emisi 2010, terdapat lebih banyak lagi variasi emisi tahun,
total semuanya terdapat 78 variasi emisi. Untuk mengumpulkan semuanya
tidaklah mudah. Ada emisi-emisi tertentu yang sangat sukar ditemukan baik
dalam kondisi biasa apalagi dalam kondisi UNC.
PECAHAN 1 SEN
Merupakan uang logam dengan pecahan terkecil yang pernah dikeluarkan
oleh pemerintah Indonesia, berbahan alumunium dan bertahun 1952. Harga
menurut katalog untuk kondisi UNC sekitar Rp. 10.000,- perkeping

Pecahan 1 sen 1952

PECAHAN 5 SEN
Juga terbuat dari alumunium dan mempunyai 2 variasi emisi yaitu 1951 dan
1954, harga Rp. 5000 perkeping UNC.

Pecahan 5 sen emisi 1951 dan 1954


PECAHAN 10 SEN
Terbuat dari alumunium, mempunyai 3 variasi emisi yaitu 1951, 1954 dan
1957. Harga ketiga variasi ini sekitar Rp. 5000 perkeping UNC.

Pecahan 10 sen variasi emisi lengkap, 1951, 1954 dan 1957


PECAHAN 25 SEN
Berbahan alumunium dan mempunyai 3 variasi emisi: 1952, 1955 dan 1957.
Harga sekitar Rp. 5000 perkeping UNC.

Pecahan 25 sen variasi emisi lengkap


PECAHAN 50 SEN

Terdapat 2 jenis pecahan 50 sen yang pernah dikeluarkan oleh Indonesia


yaitu:
1. PECAHAN 50 SEN DIPONEGORO
Terdiri dari 4 variasi emisi yaitu 1952, 1954, 1955 dan 1957, emisi 1954
adalah yang terlangka dan bernilai sekitar Rp. 50.000 perkeping, sedangkan
yang lainnya sekitar Rp. 5000.

Pecahan 50 sen Diponegoro variasi emisi lengkap


2. PECAHAN 50 SEN ALUMUNIUM
Mempunyai 3 variasi emisi, 1958, 1959 dan 1961, Harga ketiga variasi
kurang lebih sama yaitu Rp. 5000 perkeping UNC.

Pecahan 50 sen variasi emisi lengkap

PECAHAN 1 RUPIAH
Hanya ada satu macam saja, yaitu emisi 1970 dan terbuat dari alumunium.
Harga hanya beberapa ribu rupiah saja perkepingnya.

Pecahan 1 rupiah 1970


PECAHAN 2 RUPIAH
Juga hanya ada satu macam, terbuat dari alumunium emisi 1970, harga
sekitar Rp. 2000 perkeping.

Pecahan 2 rupiah 1970


PECAHAN 5 RUPIAH
1. PECAHAN 5 RUPIAH BURUNG
Terbuat dari alumunium bertahun 1970, harga menurut katalog sekitar Rp.
8000 perkeping UNC.

Pecahan 5 rupiah 1970


2. PECAHAN 5 RUPIAH KELUARGA BERENCANA (KB)
Disebut juga sebagai 5 rupiah KB (besar), bertahun 1974, harga sekitar Rp.
3.000 perkeping.

Pecahan 5 rupiah 1974 KB (besar)


Emisi berikutnya mempunyai bentuk lebih kecil sehingga sering disebut
sebagai KB (kecil), terbuat dari alumunium dan bertahun 1979, 1995 dan
1996, kedua emisi terakhir lebih langka sehingga bernilai jual sedikit lebih
tinggi yaitu sekitar Rp. 6.000,- untuk kondisi UNC.

Pecahan 5 rupiah KB (kecil) variasi emisi lengkap


PECAHAN 10 RUPIAH
1. PECAHAN 10 RUPIAH NICKEL
Hanya terdiri satu emisi yaitu tahun 1971, harga jual sekitar Rp. 4000 - Rp.
5000 perkeping.

Pecahan 10 rupiah 1971


2. PECAHAN 10 RUPIAH KUNINGAN
Bergambar Tabanas dan hanya terdiri dari satu emisi yaitu 1974, harga
sekitar Rp. 5000.

Pecahan 10 rupiah 1974


3. PECAHAN 10 RUPIAH ALUMUNIUM
Juga bergambar Tabanas dan bertahun 1979, harga juga sekitar Rp. 5.000
perkeping.

Pecahan 10 rupiah 1979

PECAHAN 25 RUPIAH
1. PECAHAN 25 RUPIAH NICKEL
Bergambar burung dan bertahun 1971, harga Rp. 5000 perkeping.

Pecahan 25 rupiah 1971


2. PECAHAN 25 RUPIAH ALUMUNIUM
Bergambar buah pala dan mempunyai 6 tahun variasi emisi yaitu 1991,
1992, 1993, 1994, 1995 dan 1996. Yang tersulit adalah emisi 1993. Harga
jual sekitar Rp. 1000 perkeping.

Pecahan 25 rupiah variasi emisi lengkap


PECAHAN 50 RUPIAH
1. PECAHAN 50 RUPIAH NICKEL
Bergambar burung cendrawasih, terbuat dari nickel dan hanya terdiri dari
satu emisi yaitu 1971, bernilai jual sekitar Rp. 5000 perkeping.

Pecahan 50 rupiah 1971


2. PECAHAN 50 RUPIAH KUNINGAN
Bergambar komodo, terbuat dari kuningan dan terdiri dari 8 variasi emisi
1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996 dan 1998. Emisi tersulit adalah 1997.
Uang logam ini masih dipergunakan sebagai alat pembayaran yang sah.

Pecahan 50 rupiah kuningan emisi lengkap


3. PECAHAN 50 RUPIAH ALUMUNIUM
Bergambar burung Kepodang, terbuat dari alumunium dan terdiri dari 3
emisi yaitu 1999, 2001 dan 2002.

Pecahan 50 rupiah alumunium variasi emisi lengkap


PECAHAN 100 RUPIAH
Sejak tahun 1973 Bank Indonesia telah mengeluarkan berbagai macam
pecahan 100 rupiah, dimulai dengan pecahan 100 rupiah berbahan nickel
dan berukuran besar dengan gambar rumah gadang (sering disebut sebagai
100 tebal), lalu digantikan pecahan yang lebih tipis (100 tipis) sampai yang
terakhir terbuat dari bahan aluminium.
1. PECAHAN 100 RUPIAH NICKEL (TEBAL)
Terbuat dari nickel, hanya terdapat satu variasi saja yaitu tahun 1973, harga
berkisar dari Rp. 1000 s/d Rp. 10.000 perkeping tergantung kualitasnya.

Pecahan 100 rupiah 1973 tebal


2. PECAHAN 100 RUPIAH NICKEL (TIPIS)
Lebih tipis dibandingkan pendahulunya, juga terbuat dari nickel, emisi 1978,
harga lebih murah sedikit bila dibandingkan dengan yang tebal.

Pecahan 100 rupiah 1978 tipis


3. PECAHAN 100 RUPIAH KUNINGAN
Bergambar karapan sapi dan terdapat 8 tahun emisi yaitu 1991, 1992,
1993, 1994, 1995, 1996, 1997 dan 1998. Masih relatif mudah ditemukan.

Pecahan 100 kuningan


Pecahan 100 rupiah kuningan variasi emisi lengkap 1991 s/d 1998
4. PECAHAN 100 RUPIAH ALUMUNIUM
Bergambar burung Kakatua Raja, dan memiliki 7 tahun emisi,
yaitu 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004 dan 2005. Masih berlaku sebagai
alat pembayaran yang sah.

Pecahan 100 rupiah aluminium

Pecahan 100 rupiah variasi emisi lengkap 1999 s/d 2005


PECAHAN 200 RUPIAH
Terbuat dari alumunium, bergambar Jalak Bali dan hanya terdiri dari satu
emisi yaitu tahun 2003. Juga masih dipergunakan sebagai alat pembayaran.

Pecahan 200 rupiah alumunium emisi 2003


PECAHAN 500 RUPIAH

1. PECAHAN 500 RUPIAH KUNINGAN


Terbuat dari bahan kuningan (aluminium-perunggu) dengan gambar bunga
melati dan angka Rp.500 kecil di bagian bawah.

Pecahan 500 rupiah kuningan variasi emisi 1991 dan 1992


Emisi-emisi tahun berikutnya mempunyai gambar muka yang berbeda,
bunga melatinya menjadi kecil dan angka 500 rupiahnya menjadi besar

Pecahan 500 rupiah kuningan variasi emisi 1997, 2000, 2001, 2002, 2003
2. PECAHAN 500 RUPIAH ALUMUNIUM
Bergambar bunga melati dan Garuda Pancasila beserta tahun emisi yaitu
2003.

Pecahan 500 rupiah alumunium emisi 2003


PECAHAN 1000 RUPIAH BIMETAL
Terbuat dari 2 macam logam (metal) sehingga di sebut bimetal. Bagian
cincin terbuat dari campuran copper-nickel (tembaga-nikel) dan bagian
tengah dari bahan brass (kuningan).
Satu sisi bergambar kelapa sawit dan sisi lainnya bergambar Garuda
Pancasila dengan tahun penerbitan. Terdapat 6 tahun emisi yaitu 1993,
1994, 1995, 1996, 1997 dan 2000

Pecahan 1000 rupiah bimetal variasi emisi lengkap


PECAHAN 1000 RUPIAH (BARU)

Pada bulan Juli 2010, Bank Indonesia mengeluarkan pecahan 1000 rupiah
baru berbahan Nickel Plated Steel (NPS). Mari kita lihat bentuknya

1000 Rupiah yang diedarkan mulai Juli 2010


Uang-uang logam ini merupakan uang logam yang dipergunakan sebagai
alat pembayaran yang sah, tetapi selain uang-uang tersebut di atas, Bank
Indonesia juga mengeluarkan uang-uang logam yang terbuat dari perak dan
emas dengan pecahan yang beragam seperti 250 rupiah, 750 rupiah, 2000
rupiah, 5000 rupiah, 10000 rupiah, bahkan ada yang 850 ribu rupiah. Uang
logam jenis ini merupakan uang logam peringatan, dikeluarkan dalam
jumlah amat terbatas dan mempunyai nilai koleksi yang sangat tinggi. Kita
akan membahas uang-uang logam edisi khusus ini dilain kesempatan.

Uang kertas Republik Indonesia


Setelah kita membahas di info uang kuno 22 yang lalu, tentang uang muntbiljet yang
bukan dikeluarkan oleh pihak Javasche Bank, ternyata uang kertas negara kitapun
semasa Orde Lama juga mengikuti aturan tersebut.

Republik Indonesia Serikat


Pemerintah RIS mengeluarkan uang kertasnya yang pertama dan terakhir terdiri dari
pecahan yang bernilai 5 dan 10 rupiah dengan tanggal emisi 1 Djanuari 1950. Uang RIS
yang dikeluarkan untuk mengganti uang ORI dan ORIDA ini dicetak di Thomas De La
Rue (London) yang pada waktu tersebut memiliki mutu setaraf dengan mata uang di
negara maju.

Seri RIS 1950


Uang kertas RIS ditandatangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Menteri
Keuangan RIS. Tetapi uang kertas ini tidak berumur panjang, karena pada tanggal 17
Agustus 1950 riwayat RIS berakhir dan digantikan oleh Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Republik Indonesia

Sebagai pengganti seri RIS, pemerintah NKRI pada tahun 1951 mengedarkan emisi
pertama uang kertasnya yang terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah (seri Pemandangan
Alam I) yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan Mr. Sjafruddin Prawiranegara
(Kabinet Natsir). Seri yang dicetak oleh Security Banknote Company (Amerika Serikat)
ini pada bagian belakang pecahan 2,5 rupiahnya terdapat gambar lambang negara kita
Garuda Pancasila yang baru untuk pertama kalinya dicantumkan di uang kertas.

Seri Pemandangan Alam I (1951)


Kedua seri di atas memang tidak dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI), karena pada
saat tersebut Bank Indonesia belum terbentuk. Tetapi setelah Bank Indonesia berdiri
tahun 1953 tenyata masih terdapat beberapa jenis uang kertas yang tidak dikeluarkan
oleh BI melainkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Uang kertas yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia memiliki beberapa
ciri yang mirip dengan muntbiljet nya pemerintah Hindia Belanda:
1. Hanya terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah
2. Bertulisan REPUBLIK INDONESIA (bukan Bank Indonesia)
3. Tidak memiliki tanda air (watermark) kecuali pada emisi 1964
4. Ditandatangani oleh Menteri Keuangan
Mari kita lihat jenis-jenis uang kertas tersebut
Seri Pemandangan Alam 1953

Ditandatangani oleh Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumongan (3 April 1952 - 30 Juli


1953) sebagai Menteri Keuangan pada kabinet Wilopo. Uang ini memiliki gambar yang
sama dengan seri sebelumnya dan juga dicetak oleh Security Banknote Company. Yang

menjadi perhatian adalah 2 huruf pada nomor serinya merupakan lanjutan dari seri
Pemandangan Alam I.
Seri Suku Bangsa I 1954

.Seri yang terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah ini ditandatangani oleh Dr. Ong Eng Die
yang menjabat Menteri Keuangan semasa kabinet Ali Sastroaidjojo I dari tanggal 30
Juli 1953 sampai dengan 12 Agustus 1955. Uang yang dicetak oleh Pertjetakan
Kebajoran NV ini tidak memiliki tanda air sebagai pengaman dan sampai saat ini masih
bisa ditemukan dalam jumlah sangat banyak.
Seri Sukubangsa II 1956

.
Seri ini memiliki gambar yang serupa dengan seri sebelumnya, tetapi ditandatangani
oleh Mr. Jusuf Wibisono yang menjabat sebagai Menteri Keuangan kabinet Ali
Sastroamidjojo II dari tanggal 24 Maret 1956 sampai dengan 9 April 1957.
Seri Sandang Pangan I 1960

Seri yang terdiri dari 2 pecahan ini dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran yang sudah
berubah status badan hukumnya dari NV menjadi PT. Tanda tangan oleh Ir. H. Djuanda
Kartawidjaja sebagai Menteri Keuangan kabinet Kerja I dan Kerja II (10 Juli 1959 - 1
Juli 1960). Pada masa Kabinet Kerja I inilah dikeluarkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang No 2 tahun 1959 pada tanggal 24 Agustus 1959 yang
menetapkan penurunan nilai uang kertas pecahan 500 dan 1000 rupiah seri Hewan
(1957) menjadi tinggal 10% saja dari nilai semula. Untuk lengkapnya silahkan baca Info
Uang Kuno 14.
Seri Sandang Pangan II 1961

Seri ini ditandatangani oleh R.M. Notohamiprodjo sebagai Menteri Keuangan kabinet
Kerja II dan III menggantikan Ir. H. Djuanda K. Seri yang terdiri dari 2 pecahan ini
dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran yang statusnya sudah berubah lagi dari PT menjadi
PN (Perusahaan Negara) berdasarkan PP no 34/1960 tertanggal 3 Juni 1960.
Seri Soekarno Borneo 1961

Seri yang terdiri dari 2 pecahan ini rencananya diedarkan untuk wilayah Kalimantan
Utara semasa konfrontasi dengan Malaysia. Berikut cuplikan situasi saat itu yang saya
kutip dari Kompasiana:
Inilah propaganda Pendiri Republik Indonesia Soekarno terhadap Malaysia. Rupanya
arogansi Malaysia tidak hanya terjadi sekarang saja, tetapi sejak jaman Soekarno.
Malaysia sudah sering bertindak tidak simpati terhadap Indonesia, hingga Soekarno
marah besar
Mengapa Soekarno marah?
Pada 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. Kalimantan yang menjadi
bagian Indonesia, terletak di selatan Kalimantan. Di utara adalah Kerajaan Brunei dan
dua koloni Inggris, Sarawak dan Borneo Utara, yang kemudian dinamakan Sabah

(Negara bagian Malaysia). Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di Asia
Tenggara, Inggris rupanya mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan
Semenanjung Malaya, Federasi Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia.
.Tentu saja, rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia. Karena Presiden
Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi
Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini. Sehingga mengancam
kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Filipina juga membuat klaim yang sama atas
Sabah, dengan alasan daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui
Kesultanan Sulu.
.
.Seri Soekarno 1964
.Seri 1964 ini berbeda dibandingkan seri-seri sebelumnya karena memiliki tanda air
Garuda Pancasila. Selain itu juga memiliki beberapa variasi nomor seri dan pencetak.
Ditandatangani oleh Mr. Sumarno SH sebagai Menteri Keuangan pada kabinet Kerja IV
(13 November 1963 sd 27 Agustus 1964).

Seri Soekarno Irian Barat 1961

.Setelah Irian Barat menjadi bagian dari RI pada tanggal 1 Mei 1963, pemerintah pusat
segera mencetak dan mengedarkan uang kertas seri Irian Barat untuk digunakan sebagai
pengganti mata uang gulden Nederlands Nieuw Guinea yang bergambar Ratu Juliana.
Yang menarik terdapat perbedaan kurs antara rupiah Irian Barat dengan rupiah RI yaitu
1 rupiah IB sama dengan 10 rupiah RI. Kedua pecahan Irian Barat ini ditandatangani
oleh Menteri Keuangan R.M Notohamiprodjo dan bergambar sama dengan seri Borneo
.

Seri Soekarno Riau 1961

.
Bergambar sama seperti seri Borneo dan Irian Barat, seri Riau yang diedarkan 15
Oktober 1963 ini digunakan sebagai pengganti dollar Malaya yang sebelumnya berlaku
juga di Riau, Singapura dan British North Borneo. Seri ini hanya berlaku sebentar saja,
karena pada 1 Juli 1964 pemerintah memberlakukan rupiah sebagaimana berlaku di
wilayah-wilayah RI lainnya. Seri ini juga ditandatangani oleh Mr. R.M.
Notohamiprodjo.
Pada masa Orde Baru, semua uang kertas dimulai dari seri Sudirman 1968 sampai
dengan saat ini diedarkan hanya oleh Bank Indonesia. Tidak ada lagi uang kertas
pecahan kecil yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI. Tanda tanganpun tidak ada lagi
oleh Menteri Keuangan melainkan oleh gubernur dan direktur BI. Pada katalog KUKI
perbedaan uang Pemerintah RI dengan BI tidak dipisahkan, tetapi pada katalog Pick
(Standard Catalog of World Paper Money) dengan jelas dipisahkan, karena itu sistem
penomoran KUKI berbeda bila dibandingkan dengan Pick.

Anda mungkin juga menyukai