1 sen 1945
5 sen 1945
10 sen 1945
1/2 rupaih 1945
1 rupiah 1945
10 rupiah 1945
10 sen 1947
25 sen 1957
5 rupiah 1947
25 rupiah 1947
100 rupiah 1947
5 rupiah 1950
10 rupiah 1950
1 rupiah 1951
10 rupiah 1952
25 rupiah 1952
1 rupiah 1953
1 rupiah 1956
25 rupiah 1957
50 rupiah 1957
5 rupiah 1959
1.000 rupiah 1959
1 rupiah 1960
2 1/2 rupiah 1961
10 rupiah 1963
10 sen 1964
1 Sen - 1964
1 Sen
10 Sen 1964
50 Sen
Rp 1
Rp 1 - 1956
Rp 1 - 1961
Rp 1 Koin
Rp ½
Rp 2 ½ - 1936
Rp 2 ½ - 1951
Rp 5 - 1947
Rp 5 - 1952
Rp 5 dan Rp 10
Rp 10
Rp 10 - 1945
Rp 25 - 1947
Rp 50 - 1960
Rp 75
Rp 100 – 1977
Rp 100 – 1984
Rp 100 – 1992
Rp 400
Rp 500 -1952
Rp 500 – 1982
Rp 500 - 1982
Rp 500 – 1988
Rp 500 - 1992
Rp 600 - 1948
Rp 1.000 - 1952
Rp 1.000 - 1980
Rp 1.000 - 1987
Rp 1.000 - 1992
Rp 5.000 - 1980
Rp 5.000 - 1986
Rp 5.000 - 1992
Rp 10.000 - 1985
Rp 10.000 - 1998
Rp 20.000 - 1992
Rp 20.000 - 1995
Rp 20.000 - 1998
Rp 50.000 - 1993 khusus
Rp 50.000 - 1993
Rp 50.000 - 1995
Rp 50.000 - 1995
Rp 100.000 - 1999
Rp 2.000 - 2009
Rp 5.000 - 2009
Rp 10.000 - 2009
Rp 10.000 - 2010
Rp 50.000 - 2005
Uang logam ini adalah pecahan paling kecil dari keseluruhan uang logam yang pernah dibuat
oleh pemerintah Indobesia. Dibuat tahun 1952 dengan bahan aluminium.
Kalau dilihat penampakannya, bentuknya bulat dan ada bolong / lubang di tengahnya. Pada salah
satu sisinya bergambar bunga dengan disertai nominal 1 sen, sedang sisi lainnya ada tulisan
huruf arab berbunyi Indonesia.
2. Pecahan 5 sen
Penampakan dari uang logam dengan nilai 5 sen ini gambarnya mirip dengan gambar di atas.
Bedanya cuma terdapat di tulisan nominalnya. Untuk tahun keluarnya ada dua jenis, emisi 1951
dan 1954. Terbuat dari bahan aluminium
3. Pecahan 10 sen
Untuk pecahan senilai 10 sen ini bentuknya sudah mulai beda dengan uang logam sebelumnya.
Sudah tidak ada lagi lubang di tengahnya. Namun pada emisi 1951 masih terdapat tulisan
arabnya. Sedangkan 2 emisi lainnya yaitu tahun 1954 dan 1957 sudah mulai menggunakan huruf
latin untuk menuliskan nama “Indonesia”nya.
Kalau diperhatikan, gambar ketiganya tidak ada bedanya. Bagian sisi bergambar burung garuda,
bagian sisi lainnya bertuliskan nominal 10 sen bagian tengah dan dikelilingi tulusan Indonesia
serta tahun keluarnya. Untuk bahan pembuatnya masih sama menggunakan aluminium
4. Pecahan 25 sen
Bahan pembuatnya masih menggunakan aluminium juga. Soal gambarnya, bila harus
dideskripsikan penjelasannya hampir sama dengan pecahan 10 sen. Perbedaan yang paling
mencolok hanya terdapat pada tulisan nominal dan tahun emisinya. Tahun emisi uang logam
Indonesia senilai 25 sen ini terdiri dari tahun 1952, 1955 dan 1957.
5. Pecahan 50 sen
Pecahan uang logam indonesia dengan nominal 50 sen terdiri dari 2 jenis.
Seri ini terdiri dari 4 emisi yaitu 1952, 1954, 1955 dan 1957.
Kalau dilihat dari penampakan gambarnya bagian salah satu sisi bergambar pahlawan
Diponegoro (yaiyalah makanya dinamakan seri diponegoro). Sedangkan sisi sebaliknya hampir
tidak ada bedanya dengan pexahan-pecahan sebelumnya yang lebih dulu kita bahas di atas,
bedanya cuma terdapat di tulisan nominalnya saja.
Terbuat dari aluminium dengan tahun emisi 1958, 1959 dan 1961. Penampakan gambarnya lihat
saja gambarnya berikut ini (saya sudah mulai capek mengetik, hehe)
6. Pecahan 1 rupiah
Uang logam indonesia pecahan satu rupiah hanya terdiri dari satu tahun emisi saja yaitu tahun
1970.
Sedangkan gambarnya tidak terdapat burung garuda. Di sana hanya ada burung yang saya sendiri
tidak tau namanya hihi. Di atas burung tersebut tertulis nominal Rp1. Sedangkan kalau dibalik
akan tampak sisi lainnya yang bertuliskan 1 rupuah dan dikelilingi tulisan BANK INDONESIA
beserta tahun emisinya, 1970.
7. Pecahan 2 rupiah
Uang logam pecahan ini juga terdiri satu emisi saja yaitu 1970. Bahan pemvuatnya dari
aluminium. Sedangkan gambarnya, ada bunga dan padi di sana. Desain sebenarnya hampir mirip
dengan pecahan 1 rupiah di atas.
8. Pecahan 5 rupiah
Kepingan uang koin ini terbuat dari aluminium dan hanya mempunyai tahun emisi satu kali saja
yaitu tahun 1970.
Sisi depan tampak gambar seekor burung dengan ekor panjang dan bawahnya tertera nilai
nominalnya. Sisi sebaliknya desainnya hampir mirip dengan pecahan 1 dan 2 rupiah di atas.
Bagian sisi depan tedapat gambar keluarga berencana dengan ayah dan ibu beserta 2 anak.
Mereka saling bergandengan dan bagian tepinya dikelilingi gambar padi dan bunga kapas serta
bagian luarnya ada terdapat tulisan KELUARGA BERENCANA – MENUJU
KESEJAHTERAAN RAKYAT.
Terbuat dari aluminium dengan banyak tahun emisi. Emisi pertama tahun 1974 tercetak dengan
ukuran lebih besar. Sedangkan emisi berikutnya yakni tahun , 1995 dan 1996 tercetak dengan
ukuran lebih kecil.
9. Pecahan 10 rupiah
Gambarnya tidak jauh beda dengan yang logam yang lebih dulu telah keluar dengan nominal
yang lebih kecil.
Dinamakan pecahan 10 rupah kuningan karena bahan uang logam ini terbuat dari kuningan.
Gambar salah satu sisinya tidak beda dengan yang berbahan nickel di atas. Namun bagian sisi
lainnya tampak beda karena uang dengan emisi yang kali ini terlaksana pada tahun 1974 ini
bergambar Tabanas.
Desain dan gambarnya sama persis dengan yang berbahan kuningan. Bedanya ada di tahun
emisinya karena uang logam 10 rupiah yang bahan pembuatnya dari aluminium ini di keluarkan
pemerintah pada tahun 1979.
10. Pecahan 25 rupiah
Bagian sisi belajang desainnya mirip dengan pecahan-pecahan sebelumnya. Bagian depannya
juga tidak beda jauh, terdapat burung dan bawahnya tertera jumlah nominalnya, 25 rupiah
Gambar depan tampak buah pala bersebelahan dengan tulisan Rp25 sebagai nilai dari uang
tersebut. Sedangkan bagian belakangnnya ada gambar lambang negara kita, burung garuda. Di
bawah burung garuda tertulis tahun emisi dan bagian lebih bawahnya lagi terdapat tulisan BANK
INDONESIA selaku pihak yang berwenang mengeluarkan uang di negeri ini.
Emisi hanya satu kali saja yaitu di tahun 1971. Pada uang logam indobesia senilai 50 rupuah ini
bagian depan tampak gamvar burung candrawasih sedangkan belakangnya bergambar seperti
berikut ini.
Tahun emisinya 3 variasi yaitu 1999, 2001 dan 2002. Soal gambar, bagian depan ada burung
kepodang sedangkan bagian belakang persis seperti pecahan 50 rupiah yang berbahan kuningan
di atas.
12. Pecahan 100 rupiah
Uang logam dengan pecahan senilai 100 rupiah yang pertama kali muncul tahun (emisi) 1973
berbahan nickel dan kepingannya agak tebal dan berat.
Tampak depan bergambar rumah gadang dan bagian belakang desainnya hampir mirip seperti
pecahan 50 nickel.
Bagian depan sama-sama menggunakan gambar rumah gadang, namun sisi belakangnya beda.
Yang ini menggunakan gambar kelir.
Pada uang logam pecahan 100 rupiah dengan bahan logam bentuknya lebih kecil bila
dibandingkan dengan yang berbahan nickel. Untuk yang berbahan kuningan ini tahun emisinya
lumayan banyak, 8 kali yaitu 1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997 dan 1998.
Bagian depan bergambar karapan sapi sedangkan belakang gambar garuda. Pada bagian pingiran
dari kedua sisi terdapat desain-desain membentuk sudut segi delapan. Meskipun begitu, uang ini
masih bulat bentuknya.
Tahun emisi: 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004 dan 2005.
Saya pernah mengalami saat masih uang logam ini masih banyak beredar. Menurut saya sendiri
versi alumunium ini adalah uang logam 100 rupiah paling jelek bila dibandingkan dengan desain
yang berbahan nickel maupun kuningan. Gak tau kenapa bagi saya uang ini terasa sangat ringan
dan terkesan agak ‘murahan’. Tapi biar bagaimanapun saya orang Indonesia, harus mencintai
rupiah hehe.
Kembali ke bahasan. Uang bagan alumunium ini bergambar burung kakak tua raja pada bagian
depan. Sedangkan belakangnya bergambar burung garuda.
Saya juga mengalami era di mana uang dengan emisi yang hanya satu kali 2003 ini. Pada saat
uang ini baru beredar, saya merasa uang ini benar-benar aneh. Bukan aneh bentuk, desain, atau
gambarnya. Tapi terasa aneh pada nominalnya. Buat saya uang koin dengan pecahan 200 rupiag
adalah nominal yang tanggung/ganjal.
Dan saya ingat betul, uang ini pada bagian depan bergambar burung jalak bali, sedangkan
belakangnya garuda.
Uang logam senilai 500 rupiah berbahan kuningan (alumunium-perunggu) yang tahun emisinya
1991 dan 1992 ini menurut saya desain uang yang paling cantik. Bagian depan bergambar bunga
melati dan belakangnya burung garuda. Yang membuatnya tampak cantik adalah bagian-bagian
pinggiran yang membentuk 8 sudut (seperti pada pecahan 100 di atas) tapi pada uang 500 rupiah
ini membentuk lengkungan di tiap-tiap sisi antar sudut.
Kemudian pada tahun 1997, 2000, 2001, 2002, 2003 muncul lagi uang 500 rupuah dengan desain
baru. Kali ini juga sama-sama cantik, yaitu angka nominalnya dicetak lebih besar. Desain
modern sih kalau saya bilang.
b. Pecahan 500 rupiah alumunium
Meskipun uang 500 rupuah logam yang berbahan alumunium ini sama-sama bergambar bunga
melati dan tahun keluarnya lebih baru, yaitu tahun 2003, namun bagi saya desainnya kalah bagus
dari yang berbahan kuningan. Mungkin bahan juga mempengaruhinya kali.
Kalau dilihat dari bahannya, uang logam indonesia dengan nominal 1.000 rupiah inilah yang
paling unik. Pasalnya uang ini terbuat dari dua bahan metal yaitu copper-nickel (tembaga-nikel)
dan bagian tengah dari bahan brass (kuningan). Maka dari itulah disebut bi-metal. Bagian luar
dari logam nickel, sedangkan dalamnya dari kuningan. Biar lebih jelas, silakan lihat gambar
berikut.
Tahun emisi: 1993, 1994, 1995, 1996, 1997 dan 2000. Bagian depannya bergambar pojon kelapa
sawit, sedangkan sisi bagian belakang bergambar burung garuda.
Uang pecahan rupiah senilai 1.000 terbaru terbuat dari bahan nikel. tahun emisinya 2010. Bagian
muka bergambar burung garuda disertai tulisan angka 1.000 dengan ukuran yang lumayan besar
(hampir mirip desain 500 rupiah yang di atas saya bilang modern), sedangkan belakangnya
bergambar alat musik angklung dengan background Gedung Sate Bandung.
Begitulah daftar uang koin atau logam Indonesia dari awal masa kemerdekaannya sampi
sekarang yang terbaru. Uang-uang yang saya sampaikan diatas adalah uang yang resmi dan sah
untuk pembayaran jual beli dan sebagainya. Selain yang itu, sebenarnya ada uang logam lainnya
yang terbuat dari perak dan emas. Pecahannya pun beragam, ada 250 rupiah, 750 rupiah, 2000
rupiah, 5000 rupiah, 10000 rupiah, bahkan ada yang 850 ribu rupiah. Namun uang jenis ini
dicetak dengan jumlah terbatas dan digunakan hanya untuk uang peringatan, bukan untuk
pembayaran.